Share

Bab 23

Malam ini, saat tinggal aku dan Ayah yang mengobrol. Aku coba tanya soal pernyataan Ayah tadi. Tadi tak sempat kutanyakan, karena ada Zain. Mas Mondi sudah lebih dulu tidur, capek katanya. Kami ngobrol berdua di teras rumah.

"Ayah tau, kalau Ibu dulu suka sama Ayah Zain?" selidikku.

"Tau. Ibumu tak bisa menyembunyikannya dari Ayah. Sikapnya itu tak bisa bohong. Ayah tau, si Togar itu sikapnya menyenangkan. Persis anaknya tadi. Ayah juga sudah baca di buku harian ibumu."

Alisku menaut mendengarnya. Ayah bicara seolah-olah tanpa ada beban. Flat aja gitu. Apa Ayah tak merasa cemburu?

"Ayah nggak cemburu?" tanyaku.

Ayah malah tersenyum melihatku.

"Awalnya, iya, Ayah cemburu. Tapi nggak lama-lama. Karena Ayah tau, si Togar itu hanya cinta masa lalu ibu kamu. Cinta monyet. Orangnya memang baik. Dia juga tak tau, kalau ibumu dulu sempat suka sama dia. Makanya dia biasa saja saat bersama ibumu. Jadi, buat apa Ayah cemburu? Malah bikin Togar tau tentang perasaan ibumu."

"Salut lah sama Ay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status