Share

Nilai yang fantastis

Author: Tcalysta
last update Last Updated: 2023-01-04 23:01:24

Perasaan pria yang masih berusia 20 tahun itu seketika berbunga-bunga. Leon lebih bersemangat saat tangannya di genggam Shinta ketika akan berpindah ke kursi roda. Dia sangat bahagia sekaligus bangga, karena ada wanita cantik dan baik yang mau menikah dengannya.

Cuci darah yang akan berlangsung selama enam jam, memutuskan Leon menoleh kearah Arlan kemudian berkata dengan penuh senyuman ...

"Pi ... jangan lupa belikan cincin untuk Shinta. Aku akan melamar gadis itu ketika selesai cuci darah."

Shinta yang mendengar ucapan Leon hanya tersipu malu, dan melirik kearah Arlan. Kali ini dalam hatinya hanya satu, "Merawat Leon, untuk mendekati Arlan, membuat pria mapan dan tampan itu tertarik padanya, dan hmm ..."

Shinta dan satu security membawa Leon ke ruangan cuci darah yang berada dilantai tiga gedung rumah sakit.

Sehingga Arlan yang tidak bisa mendampingi Leon, hanya bisa mengintip dari kaca yang terbuka sedikit, dan melihat untuk kedua kalinya proses pertama kali orang tercintanya menjalani cuci darah.

Arlan menyanggupi semua permintaan Leon. Membeli cincin kawin dengan bantuan secretarisnya, Mia. Agar mempersiapkan semua perjanjian mereka, serta menghubungi toko perhiasan ternama di Singapura, untuk mengantarkan perhiasan mewah ke rumah sakit.

Tentu Mia yang mengagumi sosok seorang Arlan bertanya penasaran melalui telepon di seberang sana ...

[Maaf Pak, siapa yang akan menikah? Apakah Bapak akan menikahi gadis Singapura?]

Arlan tertawa terbahak-bahak, mendengar celotehan secretarisnya.

[Siapkan saja! Perjanjian nya sesuai dengan yang saya kirimkan melalui w******p barusan. Sudah, jangan banyak tanya, nanti kamu juga akan tahu. Saya tunggu ya.]

[Baik Pak ...]

Telpon tertutup, Arlan menuju restoran rumah sakit hanya untuk menikmati segelas kopi hitam.

Lebih dari tiga jam Arlan duduk seorang diri di restoran rumah sakit, ia meminta pada salah satu pelayan restoran untuk memprint tiga lembar surat perjanjian yang telah dikirim Mia padanya, sebanyak dua rangkap.

Pelayan restoran bergerak cepat, saat menerima satu flashdisk kecil, dan bergegas menuju ruangan kantor yang terletak di sudut restorannya.

Arlan menyesap kopi hitam, sambil menunggu Shinta. Di tangannya kini sudah ada satu pulpen bertinta hitam dan dua materai sebagai memperkuat perjanjian mereka berdua.

Shinta meninggalkan Leon, yang sudah tertidur, karena beberapa kali mengalami ketegangan, saat selang cuci darah di tanam pada bahu sebelah kanan. Sebuah alat berupa selang infus elastis, kini sudah berada di sana, sebagai satu pusat saat waktu cuci darah itu tiba.

Wajah Shinta sangat bersemangat, bahkan berseri-seri saat matanya saling menatap.

Arlan melambaikan tangannya, agar Shinta mendekat, kemudian membukakan satu kursi supaya duduk lebih dekat dengannya.

Shinta menghentikan langkahnya, mengusap dadanya lembut, menggigit bibir bawahnya, tampak sedikit kaku, dan hanya bisa tersenyum manis dan menunduk hormat.

Entahlah ... kali ini Shinta seperti akan di lamar oleh Arlan, bukan Leon. Gadis itu juga melihat beberapa lembar berkas yang sudah ada dalam genggaman tangan duda beranak satu tersebut.

Perlahan Shinta mendekati meja Arlan, melambaikan tangannya agak gugup, berkali-kali dia tersenyum manis dan menunduk malu.

Arlan yang sudah terbiasa melihat wanita seperti itu di hadapannya, hanya meminta pada Shinta, agar duduk di dekatnya.

"Duduklah, kita bisa berbincang lebih dekat."

Shinta mengangguk, bagaimana mungkin dia harus tampak salah tingkah dihadapan Arlan. Wajah tampan duda tersebut benar-benar mampu membius mata hatinya.

"I-i-iya Tuan ..."

Senyuman Arlan lagi-lagi mematikan langkah Shinta, membuat gadis itu bergumam dalam hati, "Agh senyuman pria ini benar-benar memabukkan ku ... tenang Shinta, selangkah lagi kamu akan menjadi Nyonya Arlan, bukan Nyonya Leon. Karena hanya Tuan Arlan yang hmm masih bersemangat untuk membahagiakan mu lahir dan batin ..."

Arlan yang melihat Shinta tidak kunjung duduk, berdiri dihadapan gadis cantik itu, dan menatap lekat kedua bola mata calon menantunya tersebut, sambil mengayunkan telapak tangan di depan wajah Shinta.

Arlan menyapa Shinta sekali lagi, "Hai, kamu bengong?"

Shinta tersadar, pipi mulus nan cantik itu memerah, tersipu-sipu malu, "Oogh, maaf Tu-tu-tu-tuan, saya seperti tengah terhipnotis oleh pesona mu!" jawabnya spontan, dengan dada berdebar-debar, dan terlihat lebih cepat dalam bernafas.

Arlan memainkan bibirnya, jujur jauh di lubuk hati terdalamnya, dia sangat mengagumi wanita yang berdiri di hadapannya.

Penampilan Shinta yang sangat sederhana, namun elegan, di balut baju dinas yang sedikit ketat, membuat kelaki-lakiannya sedikit tergoda.

Akan tetapi Arlan mengingat Leon, sang putra yang ingin memiliki istri sebelum ajal menjemputnya.

Arlan mencoba untuk bersahabat dengan Shinta, di mengusap perlahan bahu gadis itu, merangkulnya dan membawa ke kursi yang sudah tersedia sejak tadi.

"Come on, jangan buang-buang waktu lagi. Kita harus menandatangani surat perjanjian, dan kamu akan ikut dengan saya. Saya sudah meminta pihak rumah sakit Mount Elizabeth, untuk menyelesaikan semua administrasi kamu, dan mengirimkan semua berkas ke rumah sakit yang di Jakarta. Jadi kamu akan menjadi Kepala Bagian Humas dengan gaji hmm ..."

Penjelasan Arlan terhenti, karena dia tidak ingin menyebutkan langsung nominalnya, agar Shinta yang membaca sendiri isi kontrak mereka.

Shinta duduk disamping Arlan, memesan beberapa makanan kecil untuk menemani obrolan mereka.

Sementara Shinta membaca isi surat perjanjian, antara dirinya dengan Arlan.

Shinta menelan salivanya, saat melihat gaji yang akan diberikan pihak rumah sakit sebesar 4500 USD atau berkisar 63 juta. Lagi-lagi gadis itu terasa semakin pening, dan kepalanya seperti berputar-putar, karena gaji yang dia terima saat ini, tidak sebanding dengan penawaran seorang Arlan.

Di tambah, semua fasilitas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai Papi untuk Leon, Arlan akan memberikan uang senilai 50 juta perbulan, selama status pernikahan sah mereka.

Bonus yang lain, hanya untuk membeli kebutuhan pribadi, Arlan akan melebihkan untuk Shinta sebesar 25 juta.

Nilai yang sangat fantastis, untuk menjadi istri seorang Leon. Karena dalam waktu satu tahun, Shinta sudah meraup keuntungan milyaran.

Dengan catatan yang tertulis di bagian bawah yang di garis bawahi dan di tandai dengan tinta tebal, menyatakan bahwa jika Leon meninggal dunia, maka Shinta tidak akan mendapatkan satu sen pun harta warisan dari Keluarga Arlan Alendra.

Shinta menaikkan kedua alisnya, jujur dia sebagai wanita merasa tertarik dan tertantang dengan surat kontrak mereka berdua, memberikan satu pertanyaan yang mungkin akan mengejutkan Arlan.

"Hmm maaf Tuan, berarti saya dinyatakan janda perawan jika putra Anda meninggal dunia?"

Arlan terdiam, sejenak matanya melihat sosok Shinta yang mengakui dirinya masih perawan. Tentu duda beranak satu ini, mencari cara agar gadis cantik yang menarik perhatiannya tidak pergi secepat itu darinya ...

"Lakukan tugas mu, kita tidak banyak waktu! Aku ingin memberikan yang terbaik. Jika putra ku Leon diambil lebih cepat oleh Tuhan, nanti kita akan membicarakan rencana selanjutnya!"

Shinta yang mendengar penuturan Arlan, semakin yakin, bahwa pria yang duduk di sampingnya mulai tertarik padanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Juanda Davin
hahaha ... ternyata arlan yang akan mengambil keuntungan sepertinya ...🫠
goodnovel comment avatar
Vivi Kosasih
dari menantu nanti jadi istri y Shinta
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Almarhumah Istriku   Mengatakan semua kebenaran

    Sejuk angin berhembus perlahan, menyentuh kulit halus Alexa sambil menatap penuh cinta ke arah Brian. Tidak ada yang lebih indah, selain menjadi wanita dewasa di hadapan pria yang memperlakukannya dengan sangat baik. "Mr. Baby ..." terdengar suara serak Alexa menoleh ke arah Brian. "Hmm ..." Brian masih terus mengusap lembut punggung Alexa dengan sentuhan jemarinya yang sesekali mengecup lembut kepala gadis itu. Alexa tersenyum tipis, "Apakah yang kita lakukan ini salah, Mr. Baby? Kenapa aku merasa nyaman denganmu. Apakah, kamu akan mencampakkan aku jika mengalami sakit seperti Mama Cua?" Seketika Brian terdiam, rahangnya mengeras dan menghela nafas berat. Semua ini sangat berat baginya untuk menjelaskan bahwa ia juga terperangkap atas ketidakjujuran Cua--sang istri. "Aku tidak pernah ingin meninggalkan kamu, Baby. Bagiku, kamu wanita cerdas dan sangat patuh serta pantas untuk di pertahankan. Aku tidak akan menjanjikan apapun padamu, tapi aku akan memberikan yang terbaik untukmu

  • Rahasia Almarhumah Istriku   Harus segera menceraikan

    Wajah tampan bak artis Korea itu seketika berubah menjadi seorang pria yang memiliki rasa bersalah pada Arlan juga Shinta sang mantan istri. "Bukankah sejak dulu Shinta sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam hidupku, tapi kenapa aku justru menyakitinya dan akhirnya meninggalkan Cua begitu saja. Aku harus bertemu dengan Cua, aku tidak ingin melanjutkan perdebatan ini, karena hal ini tidak akan pernah usai ..." tuturnya dalam hati ketika mengemudikan kendaraan menuju kediaman Brian. Leon yang selama ini hanya mendengar cerita dari Duke melalui sambungan telepon tentang Cua, tapi tidak pernah bisa bertemu dengan sang mantan kekasih, justru merasa terjebak karena ulah pria itu yang memiliki dendam karena putri kesayangan mereka dihina oleh sikap Arlan beberapa waktu lalu. "Jika benar Cua melahirkan Alexa, berarti selama ini papi sudah mengetahui semua tentang aku, kenapa pak tua itu tampak segar dan jauh dari stroke sesuai apa yang dikatakan oleh Dokter Salim padaku ..." Kembal

  • Rahasia Almarhumah Istriku   Masih mencintai Shinta

    Suasana apartemen milik Brian pribadi sangatlah berbeda dengan mansion mewah miliknya bersama Cua. Gadis muda nan cantik rupawan itu benar-benar tak berkutik dibuat pria bule tersebut, karena tidak menyangka bahwa yang tengah menikmati keindahan surga dunia bersamanya itu merupakan anak tiri darinya. "Tidurlah baby. Aku tahu, kamu pasti lelah setelah seharian melayani aku," titahnya mengusap lembut kepala Alexa kemudian mengecup bibir itu untuk kesekian kalinya. Alexa menggeliat, ia semakin terlihat jatuh hati kepada Brian. Pria beristri yang sangat baik dan bertanggung jawab tersebut. ***Sementara itu di kediaman Arlan, Shinta justru tampak kalut karena tidak menemukan keberadaan putra-putri kesayangannya. Bagaimana tidak, cukup lama mereka saling bercerita dengan cara yang berbeda, kini justru keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Sandy ataupun Alexa. Shinta berteriak keras kepada para pengawalnya, "Cari Alexa dan Sandy saat ini juga! Bawa mereka pulang, karena ada hal yan

  • Rahasia Almarhumah Istriku   Ikut dengan ku

    Suasana siang itu semakin terik. Entah mengapa mansion mewah milik Keluarga Arlan, tampak seperti neraka yang akan hancur dalam hitungan detik. Shinta melemparkan beberapa perkakas yang ada diatas meja riasnya, karena tidak menyangka bahwa Arlan memiliki anak dari perempuan lain, bahkan wanita itu merupakan Raline, musuh bebuyutannya selama ini. Arlan justru semakin mendekat kepada Shinta, walau langkah kakinya sangat sulit untuk digerakkan. "Dengar sayang, aku tidak pernah melakukan hal itu dengan Raline. Aku benar-benar lupa, aku bersumpah tidak pernah bertemu dengan dia setelah kejadian di Santo Stefano, Shinta. Please ... aku mohon, jangan pernah percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan pria itu, sayang. Kamu harus percaya padaku, karena aku suamimu!" Dengan cepat, Shinta menepis semua ucapan Arlan. Ia tidak menyangka bahwa selama ini sang suami tercinta telah tega mengkhianatinya selama pernikahan mereka yang hampir menginjak sembilan belas tahun. "Katakan jujur sama aku,

  • Rahasia Almarhumah Istriku   Berubah menjadi macan betina

    Dapat dibayangkan bagaimana perasaan Sandy sebagai putra mahkota satu-satunya yang akan mewarisi semua harta kekayaan Arlan Alendra. Kini ia benar-benar tidak dapat berpikir jernih, karena telah menghabiskan malam bersama wanita yang merupakan adik tirinya. "Apakah benar Janet merupakan anak dari Papa Arlan? Kenapa dunia ini begitu sempit? Apa maksud Tuan Laren memperkenalkan Janet pada keluarga ku, bahkan mereferensikan gadis itu untuk menjadi secretaris pribadi ku ..." umpatnya, meremas kuat rambut ikal itu dengan perasaan bersalah. Seketika telinganya menjadi lebih awas, karena mendengarkan suara sang mama, yang terus memanggil kedua buah hatinya, "Sandy, Alexa!" Kedua putra-putrinya seketika muncul dihadapan Shinta yang langsung berhambur memeluk tubuh ramping sang mama dengan penuh kerinduan. Alexa menciumi pipi Shinta, sesekali melirik tajam kearah Sandy yang berdiri di sisi kanan sang mama. Terdengar suara rengekan Alexa yang sangat manja ditelinga Shinta, membuat wanita o

  • Rahasia Almarhumah Istriku   Dejavu

    Tepat pukul 04.00 waktu Singapura, mereka tiba dibandara Changi tanpa mau bicara sepanjang penerbangan. Brian yang tak kuasa menahan rasa keingintahuannya, berkali-kali mencoba untuk mencari informasi dari kerabat dekatnya, Dokter Albert yang selalu ada dalam masa sulitnya ketika berusia muda dulu. [Bisa katakan padaku, apakah kamu mengetahui tentang Laren] Terdengar helaan nafas Albert dari balik gawainya, membuat Brian kembali menanyakan hal yang sama. [Albert, jawab aku! Apakah kau mengetahui tentang status Laren] [Ogh, boy! Sorry, mataku masih mengantuk, karena aku baru saja terlelap. Aku pikir yang menghubungi aku pasien, ternyata kamu. Bagaimana jika kita bertemu nanti siang di hotel ku. Aku istirahat dulu, oke] Tidak ada pilihan, Brian menuruti semua permintaan Albert, karena sejak dulu mereka selalu saling mengerti profesi masing-masing. Dengan tatapan lelah, Brian menoleh kearah Alexa yang meringkuk di dekapannya sejak memasuki mobil SUV yang sudah menunggu kemudian me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status