Sejuk angin berhembus perlahan, menyentuh kulit halus Alexa sambil menatap penuh cinta ke arah Brian. Tidak ada yang lebih indah, selain menjadi wanita dewasa di hadapan pria yang memperlakukannya dengan sangat baik. "Mr. Baby ..." terdengar suara serak Alexa menoleh ke arah Brian. "Hmm ..." Brian masih terus mengusap lembut punggung Alexa dengan sentuhan jemarinya yang sesekali mengecup lembut kepala gadis itu. Alexa tersenyum tipis, "Apakah yang kita lakukan ini salah, Mr. Baby? Kenapa aku merasa nyaman denganmu. Apakah, kamu akan mencampakkan aku jika mengalami sakit seperti Mama Cua?" Seketika Brian terdiam, rahangnya mengeras dan menghela nafas berat. Semua ini sangat berat baginya untuk menjelaskan bahwa ia juga terperangkap atas ketidakjujuran Cua--sang istri. "Aku tidak pernah ingin meninggalkan kamu, Baby. Bagiku, kamu wanita cerdas dan sangat patuh serta pantas untuk di pertahankan. Aku tidak akan menjanjikan apapun padamu, tapi aku akan memberikan yang terbaik untukmu
"Kenapa kamu kembali ke apartemen? Apakah Leon baik-baik saja? Sehingga kamu mengundangku kesini?"Arlan menggelengkan kepalanya, sesungguhnya dia sangat khawatir pada Leon. Tapi semenjak kepergiannya dengan alasan dinas, Shinta selalu memberitahu bagaimana kabar putra kesayangannya, melalui telepon serta pantauan melalui CCTV yang ia pasang di kamar Leon, tanpa sepengetahuan Shinta, dan dengan mudah duda beranak satu itu menyaksikan perbuatan Shinta pada putranya."Aku sudah mempersiapkan satu suster untuk Leon, dan dia sangat telaten merawatnya," jelasnya sambil menghela nafas panjang.Seno tertawa kecil, melihat raut wajah Arlan yang masih tampak bingung, "Kita bersahabat sudah lebih dari 20 tahun, semenjak kamu menjalin hubungan dengan Yasmin, menikah, dan memiliki anak. Jadi kamu tidak bisa membohongi aku, Arlan. Karena aku sudah mendengar pernikahan kontrak Leon dengan seorang perawat Mount Elizabeth. Apa kamu tergoda dengan gadis itu?".Uek ... uek ... uekDarah segar kembali
Saat bibir Arlan mengucapkan kalimat permintaan pada Shinta agar mau menjadi istri untuk Leon, gadis itu menelisik semua permohonan Arlan dengan seksama, bergumam dalam hati, "Apa maksud dari Tuan Arlan? Kenapa dia meminta aku menjadi istri putranya yang terbaring lemah? Kenapa ia tidak meminta ku menjadi Ibu sambung untuk Leon ...?"Shinta kembali bertanya pada Arlan yang masih menunggu jawaban dari bibir mungil tersebut, "A-a-apa maksud Anda, Tuan? Bu-bu-bukankah Leon tidak bisa melakukan apapun, tapi kenapa Anda meminta saya untuk menikah dengan Leon? Ini tidak masuk akal. Apa yang akan saya dapatkan, jika menjadi istri dari putra Anda?"Arlan menggelengkan kepalanya, dia mengerti apa maksud dari pertanyaan gadis yang duduk disampingnya tersebut."Menikahlah dengan Leon, aku akan menjadikan mu, kepala bagian di rumah sakit swasta ternama di Jakarta. Kita akan tinggal bersama, tapi ini hanya status pernikahan kontrak. Aku yang menjamin dirimu. Bantu aku dalam merawat Leon, aku yang
Perasaan pria yang masih berusia 20 tahun itu seketika berbunga-bunga. Leon lebih bersemangat saat tangannya di genggam Shinta ketika akan berpindah ke kursi roda. Dia sangat bahagia sekaligus bangga, karena ada wanita cantik dan baik yang mau menikah dengannya.Cuci darah yang akan berlangsung selama enam jam, memutuskan Leon menoleh kearah Arlan kemudian berkata dengan penuh senyuman ..."Pi ... jangan lupa belikan cincin untuk Shinta. Aku akan melamar gadis itu ketika selesai cuci darah."Shinta yang mendengar ucapan Leon hanya tersipu malu, dan melirik kearah Arlan. Kali ini dalam hatinya hanya satu, "Merawat Leon, untuk mendekati Arlan, membuat pria mapan dan tampan itu tertarik padanya, dan hmm ..."Shinta dan satu security membawa Leon ke ruangan cuci darah yang berada dilantai tiga gedung rumah sakit.Sehingga Arlan yang tidak bisa mendampingi Leon, hanya bisa mengintip dari kaca yang terbuka sedikit, dan melihat untuk kedua kalinya proses pertama kali orang tercintanya menjal
Melihat nominal gaji yang di tawarkan, posisi karir yang menjanjikan, dan kehidupan yang sangat jauh dari kata 'susah' membuat Shinta menandatangani perjanjian itu tanpa banyak bicara lagi.Setelah Arlan menjelaskan semua poin-poin penting dalam perjanjian mereka, dan menegaskan bahwa Shinta akan menjadi istri sah Leon, yang tidak akan pernah di sentuh oleh pria muda yang tidak mampu melakukan apapun, selain mengecup dan membelai istrinya jika sudah menikah.Justru Shinta akan merasa aman, jika dia memiliki suami baru, ataupun menjalin hubungan dengan pria luar setelah pernikahan kontrak ini selesai, tentu ketika Leon menutup mata.Arlan lagi-lagi menatap Shinta penuh harap, setelah mereka menandatangani perjanjian tersebut, "Apa yang kamu pikirkan setelah ini? Apakah putra ku akan bertahan lebih dari 15 tahun seperti yang kamu ceritakan padaku? Aku ingin dia bahagia telah menikah dengan mu, kemudian kalian memiliki seorang anak ..."Sesaat Arlan terdiam sejenak, ia mengalihkan pandan
Pernikahan, semua insan yang terlahir di dunia ini pasti menginginkan menikah dengan pasangan sempurna, bahkan atas dasar cinta.Sangat berbeda dengan Leon, ia harus menikahi Shinta atas permintaan Arlan, yang ternyata wanita itu memiliki usia lebih tua dari Leon, dan tentu setelah menandatangani perjanjian diatas kertas, dan saling menguntungkan.Kini Shinta telah berada di mansion mewah milik Arlan. Wanita yang telah menjadi istri dari putranya itu berdecak kagum melihat kamar Leon yang di lengkapi dengan semua kebutuhan medis. Tabung oksigen, dan kasur pegas untuk orang sakit ditambah mesin cuci darah, yang sudah di lengkapi dengan tenaga medis jika di perlukan.Kediaman itu tampak indah dari luar, namun terlihat seperti berada di rumah sakit jika berada didalamnya. Aroma obat-obatan, sehingga berbagai macam jenis alat canggih untuk orang yang mengalami gagal ginjal ada di sana.Shinta berdecak kagum, menoleh kearah Arlan yang menemaninya untuk melihat-lihat seisi rumah, saat kedua
Melihat kondisi Leon yang sangat memprihatinkan, membuat Shinta tak kuasa meninggalkan suaminya untuk pergi bekerja. Sudah dua minggu pria berusia 20 tahun itu terbaring lemah tak berdaya, di ranjang kamar dengan selang oksigen masih terpasang di hidungnya.Shinta masih enggan beranjak dari kamar itu, hanya untuk menemani Leon. Dengan menggenggam jemari tangan pria yang sudah berstatuskan suaminya itu.Sudah lebih seminggu pula Arlan menghabiskan waktunya bersama sahabat bisnisnya, dan belum mau kembali ke mansion.Seno menepuk pundak Arlan yang tengah termenung di ruang keluarga apartemen duda beranak satu itu, hanya untuk mengejutkan sahabatnya, "Kenapa kamu malah kembali ke apartemen? Apakah Leon baik-baik saja? Sehingga kamu mengundang ku kesini?"Arlan menggelengkan kepalanya, sesungguhnya dia sangat khawatir pada Leon. Tapi semenjak kepergiannya dengan alasan dinas, Shinta selalu memberitahu bagaimana kabar putra kesayangannya, melalui telepon serta pantauan melalui CCTV yang ia
Keheningan apartemen Arlan sangat menenangkan bagi duda beranak satu itu, saat dia mengenang semua kisahnya bersama Yasmin. Tentu saja istri tercintanya itu tidak terlupakan sampai kapanpun.Namun, semenjak pertemuannya dengan Shinta, membuat pikirannya seakan-akan mendapatkan angin segar, dalam pencarian cinta terakhirnya.Ya, kemiripan Shinta dengan Yasmin, sangat terlihat jelas. Dari tatapan mata yang sendu, bahkan kebaikannya pada Leon, mampu membius mata hatinya.Untuk itulah Arlan memilih tinggal di apartemen agar tidak tergoda oleh pesona sang menantu, yang sangat ramah juga hangat.Arlan memiliki insting yang luar biasa, jika menilai seorang wanita. Tapi apakah dia mampu, menolak Shinta jika terus menggodanya?Lamunan dua pria yang tengah bersantai itu seketika buyar, saat asisten rumah tangga Arlan, berlari menuju pintu utama, untuk menyambut kakak dari Almarhum Yasmin."Tuan, ada Mba Raline." Tutur wanita paruh baya yang menjadi asisten rumah tangganya. Arlan mendengus ding