Share

Bab 6. THE BABY

Di sebuah kamar yang cukup besar, terdapat ranjang kecil dan juga box bayi.

Ditepi ranjang, Kania sedang menimang bayinya yang baru berusia tiga bulan.

Bayi jagoan yang persis Nick!

"Anaknya Mommy haus yaa, yuk sayang kita minum susu dulu yuk," ucap Kania dan mulai menyusui bayinya.

Matanya nanar menatap sang buah hati yang begitu tampan.

Mata, hidung, bibir bahkan alisnya sama sekali tak mirip dirinya.

Kania mengernyitkan dahinya, ia baru menyadari jika wajah bayinya itu sangat mirip dengan ayahnya, Nick.

Kania heran dia masih bisa membayangkan wajah pria itu walau satu tahun telah berlalu.

Wajah tampan dengan rahang kokoh yang mencerminkan pribadi yang kuat.

Selama ini Kania terus memutar otak, menimbang di sana sini dalam rangka menemukan cara yang tepat untuk memberitahu tentang keberadaan Nicholas kepada ayahnya.

Sejak tahu dirinya hamil, Kania sudah ingin memberitahu Nick hanya saja saat dia sampai di area parkir kompleks apartement Nick, tanpa sengaja Kania melihat Nick sedang bersama seorang wanita.

Mereka terlihat dekat!

Seketika Kania yang harus mengumpulkan keberanian untuk datang ke sana sontak mundur teratur.

Hari itu dia batal memberitahu Nick bahwa dia memiliki keturunan, bahwa mereka terhubung dalam diri seorang baby.

Kania tahu, dia salah karena sampai detik ini belum juga mempertemukan bayinya dengan sang ayah, akan tetapi Kania yang memang sama sekali tidak mengenali karakter Nick membuatnya terus berpikir maju mundur hingga detik ini.

Banyak hal yang menjadi bahan pertimbangannya karena bagaimana pun dia tidak tahu sifat Nick yang sebenarnya.

Apakah dia akan menerimanya dengan tangan terbuka? Atau malah menyudutkannya? menuduhnya ingin menjebak Nick untuk mendapatkan uang? Banyak kemungkinan yang bisa terjadi.

'Ah tidak, aku tidak bisa gegabah. Aku akan melihat nanti saja,' batin Kania.

Akhirnya dia putuskan lebih baik menunggu dan melihat keadaan.

"Tuan muda nggak mirip Non sama sekali ya." Kata bik Sih yang entah sejak kapan sudah ada di dekatnya dan sedang memperhatikan Nicholas.

"Masa Bik?” Kania menanggapi dengan senyuman pahit di sudut bibirnya.

"Iya Non, kalau orang yang tidak lihat sendiri pasti mengira bukan anak, Non."

"Bik Sih."

Bik Sih terdiam, berarti memang majikannya masih belum ingin memberi kabar tentang hal ini dan bukan urusan bik Sih juga untuk ikut campur, beruntung Kania tak marah karena ia bertanya perihal tadi.

"Non, sini Bibik kasih tuan muda Nick susu yang di botol, Non siap-siap aja katanya mau ngantor Non."

Kania tertawa lembut.

"Bik, panggil Nicholas jangan Nick ya Bik, panggil aja Nico."

"Oh iya Non, jadi panggilannya Nico ya Non."

Dalam hati bibik heran tumben si non ngatur, biasanya majikannya yang baik hati ini terserah aja, apa-apa selalu santai, nggak pernah ribet.

Mungkin karena den Nico anak semata wayang.

Bibik nggak pernah bertanya tentang ayah Nicholas tapi si non sendiri yang pernah ngomong, kalau suatu hari non Kania akan cerita tentang ayah Nicholas.

Tugas bibik hanya membantu untuk mengurus Nicholas yang masih sangat kecil, meskipun tanpa kehadiran sang ayah bukan berarti ia kekurangan kasih sayang.

Lamunan bibik terpotong oleh suara Kania.

"Bibik sendiri sama Nico nggak apa apa ya?"

"Nggak Non, tuan Nick eh Nico puinterrr kok."

Mereka tertawa, saling pengertian terjalin.

Keadaanlah yang membuat mereka berdua yang awalnya sudah dekat kini makin dekat. Kania begitu nyaman karena bibik sangat pengertian dan tak pernah bertanya yang macam-macam.

Kania tahu jika bibik akan menunggu sampai Kania siap untuk menceritakan semuanya.

"Ya udah kalau begitu, Kania siap siap ya, Bik."

Kania masuk ke kamarnya , membuka laptop dan mulai melanjutkan apa yang sudah dikerjakannya beberapa bulan lamanya.

Dia mengamati berita tentang PT Nikelindo, perusahaan ayahnya yang diambil alih oleh Bram dan ibu tirinya.

Lalu Kania memutuskan akan melamar ke perusahaan kompetitor yang bergerak di bidang yang sama, dia akan berusaha mengambil alih perusahaan ayahnya, dan itu akan terjadi jika dia SUDAH mengetahui segala sesuatunya.

Kania mencari beberapa informasi yang sedang membuka lowongan pekerjaan dengan penuh percaya diri Kania pun mulai menelepon beberapa perusahaan untuk menanyakan tentang lowongan tersebut.

Beberapa hanya menerima teleponnya dengan bercanda, mungkin mereka capek karena banyak menerima telepon iseng menanyakan lowongan padahal tidak ada kelanjutannya.

Kania terus mencoba, hingga akhirnya ada yang berhasil ditembusnya.

“Benarkah? Tentu saja bisa. Ya besok saya akan datang. Terimakasih.” Kania tersenyum senang. Akhirnya dia membuat janji untuk interview besok dengan outsourching yang melayani

PT Antampura yang sangat cocok dengan apa yang Kania inginkan.

Memang dia tidak berhasil melamar ke

PT Antampura akan tetapi kalau dia berhasil masuk ke outsourcing yang melayani

PT Antampura itu sudah bagus, dia semakin dekat dengan tujuannya.

Kania meletakkan telepon sambil tersenyum karena dia tahu PT Antampura lebih besar dari

PT Nikelindo, jadi dia akan belajar banyak saat melayani segala kebutuhan PT Antampura.

Kania teringat akan temannya, ia pun kembali mengambil ponselnya dan menelpon Bella.

“Hai Bel, gimana kabarnya?”

“Baik menurut standartku, Nia. Ada apa nih? Kok kayaknya lagi seneng banget ya,” tanya Bella yang bisa merasakan aura bahagia yang sedang temannya rasakan.

“Hehe, iya nih. Aku ada interview besok.”

“Oh ya? Wah selamat. Aku pikir kau tidak mau bekerja lagi.”

“Ya kerjalah, aku nggak mau terlalu bergantung sama orang lain.”

“Okee siaap, eh ngomong-ngomong kau ngelamar di perusahaan mana?”

“CV SayOnTrack.”

"Ehm...kenapa nggak ke perusahaan besar sekalian biar bisa memuluskan rencana mu!" tanya Bella penasaran.

"Perusahaan kecil ini melayani semua kebutuhan PT Antampura!"

"Wah..ini baru hebat! Itu perusahaan yang sangat besar. Ah di sana ada temanku yang juga baru aja kerja di sana katanya si bosnya luar biasa tampan dan buaikkkk banget, tapi nggak suka cewek!”

Terdengar gelak tawa Kania.

“Masa? Sok tahu temenmu."

"Iya, jadi nggak bisa genit-genit deh.”

"Kan memang maunya kerja, yah nggak usah menyimpang dari tujuan asal kan."

“Siapa tahu kamu mau membuatnya kembali ke jalan yang normal!”

“Siapa? Aku? Buat apa ngelurusin yang udah bengkok? Nanti yang ada...aku diajak bengkok juga! Kau saja yang lurusin, mungkin kalau Bella bisa meluruskan yang bengkok dengan pesonanya.”

“Ogah! Aku lebih baik jomblo seumur hidup dari pada berurusan sama yang begitu. Gak ada obat!”

“Tadi nyuruh aku yang lurusin.”

“Yah kan siapa tahu, Kania yang polos ini bisa membuat pria itu tersadar kalau lurus itu lebih enak dari pada bengkok.”

"Polos?”

"Iya polos, sahabatku yang santun lembut dan sangat tidak berpengalaman."

"Sembarangan, kalau sepolos itu terus Nicholas muncul dari mana? Dari sumber mata air?"

"Bukan begitu..."

"Bukan begitu gimana?"

“Haha ... tapi sebenarnya bukan dia suka cowok maksudnya dia tuh dinginnn banget sama cewek!"

"Oh..btw ngapain kita bahas ini ya?"

"Sorry, jadi gimana apa perusahaan itu akan memberikan pekerjaan yang cocok buat kamu?”

“Aku rasa begitu, kalau pun tidak terlalu cocok tapi aku akan belajar banyak hal di sana. Aku ... akan mengambil sebuah tantangan.”

“Itu bagus, aku harap kau berhasil.”

“Makasih Bell, gimana kalau aku sudah resmi diterima kita makan di resto. Aku yang traktir.”

“Siip ... aku tunggu traktirannya. Tapi, jangan makanan yang murah ya.”

“Tenang aja, pasti di atas lima ribu.”

“Hah? Bakso aja sekarang udah lima belas ribu, Cing.”

"Yang penting lezat."

“Kania ...mahalan dikit dong .”

“Makanan tuh nggak harus mahal ya Sistha ...”

“Okelah kalau begitu, sipp! kita makan seblak akhir minggu ini.” tukas Bella.

Terdengar tawa lembut Kania.

“Haha ... aku ingin sekali bertemu. Pasti seru kalau kita bisa berkumpul seperti biasa.”

“Makanya cari pacar biar seru tiap hari! Cari aja calon suami yang kaya raya dan baik hatinya, jadi kan nggak harus capek-capek kerja.”

“Memang gampang cari pasangan hidup?”

“Harusnya bagi kamu GUAMPANGGG kalau mau memanfaatkan wajah secantik bidadarimu itu."

"Ngomong belepotan, udah besok aku kabari."

"Yakin kamu diterima?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maria Santi
jadi kangen suasana kantor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status