Kania yang seharian sedang dirundung masalah demi masalah tidak lagi ingin melawan saat Nick Sebastian menggandengnya dan memperkenalkan dia sebagai kekasih CEO tampan tersebut walau akhirnya pola berulang, dia menerima semua hujatan, dia pasrah saat keadaan memaksa mereka harus meneruskan sandiwara mereka hingga satu malam yang magis di apartemen Nick itu mengubah hidupnya. Kesalahan satu malam menghasilkan seorang putra pewaris. Kania melanjutkan hidupnya hingga semesta mempertemukan mereka kembali. cover dari Pixybay IG author : Ema Ryosa email : emaryosa0710@gmail.com
View MoreSejak pembicaraan terakhir mereka membahas suster aneh yang telah bebas dari penjara dengan jaminan yang sangat besar, maka mobilitas Kania pun makin mengecil. Kania tidak pernah sekalipun boleh pergi keluar rumah sendirian, harus selalu ditemani oleh suaminya.Kania pergi bekerja...selalu ditemani Nick yang akhirnya bekerja dari kantor Kania.Kania ke mall? Tidak. Pernah Kania mengutarakan keinginannya untuk membeli gaun baru, dan seketika Nick mengirim orang butik datang dengan koleksi terbaru mereka. Akhirnya Kania berhenti mencoba keluar rumah. Nick selalu punya cara untuk mengabulkan keinginannya tanpa Kania harus meninggalkan rumah. Siang hari ini, Nick yang harus pergi ke kantor karena ada urusan yang tidak bisa di tunda, jadi Kania yang harus mengalah untuk tidak pergi ke kantor tapi harus puas tinggal di rumah. Sejak pagi Kania merasa Nico tidak seceria biasanya, ternyata menjelang siang badan Nico panas! Segera Kania menelepon ke sana ke mari. Lalu akhirnya Kani
Hari ini Kania mulai kembali bekerja dengan perjanjian tidak boleh sampai sore, Kania mengiyakan karena bagaimanapun Kania tahu semua untuk kepentingannya sendiri. 'aku tahu...semua yang kau lakukan hanya untuk kebaikanku,' batin Kania dengan rasa haru.Kemarin mereka sempat berdebat dan akhirnya Nick menang, jadilah Kania boleh berangkat ke kantor tapi harus pulang setelah jam makan siang. Itu kesepakatan yang akan ditepatinya. Kania mengira dia akan di antar lalu dia mulai bekerja dengan telepon yang tak berhenti berdering dari suaminya yang bertanya tentang keadaannya. Itu yang Kania perkirakan mengingat betapa posesifnya suaminya sejak berbagai peristiwa hampir mencelakainya. Akan tetapi perkiraan Kania salah! Meleset jauh! Nick tidak akan meneleponnya karena saat ini Nick berada hanya sejauh 3 meter darinya. Nick menemani Kania ke kantor lalu masuk bersama Kania dan duduk dengan tenang di hadapan Kania. Kini, suami tercinta itu sedang serius bekerja dengan laptopnya.
"Boleh..." Kania menegaskan pernyataannya dengan anggukkan kepala. "Nggak keberatan ditinggal?" Kini Kania menggeleng. "Bener?" Kembali Nick bertanya seakan ingin meyakinkan hatinya sendiri bahwa tidak apa-apa meninggalkan Nia di Indonesia..Kania menatap wajah suaminya yang telah membahagiakannya habis-habisan. Sebenarnya Nia ingin bilang sangat keberatan. Nia tahu kalau dia menjawab apa adanya akan terlihat sangat kekanak-kanakan. Toh, selama ini Nick terlalu sering mengalah. Dia bisa pergi ke kantor kan? Beraktivitas seperti biasa dengan Lisa, Tiara dan anak buahnya yang lain. Walau jika mau jujur dari hati yang paling dalam dia tidak ingin Nick pergi bukan karena dia tidak ingin sendirian tapi lebih karena dia mencemaskan Nick! "Nggak apa-apa, Hon. Tapi...kamu hati-hati di sana, jangan...gampang teralihkan, fokus ya Hon!" "Teralihkan?" "Teralihkan." "Contohnya?" "Misal, ada karyawan bikin ulah, atau ada mendadak ada masalah lagi yang sepertinya kok kebetulan, yah...se
"Bella sudah pulang hanya karena dia harus memenuhi janji dengan seseorang yang sedang mempekerjakannya, kalau tidak dia akan mengasah keahliannya meledekku habis-habisan," keluh Nia sambil memandang wajah suaminya. Nick tersenyum, dia bisa membayangkan apa yang dilakukan Bella, sahabat istrinya yang selalu terus terang, apa yang ada di hatinya itu yang akan keluar melalui mulut dan bibirnya."Setelah kamu bilang 'mulutmu Bell!' terus apa yang dia katakan?"Kania seperti sedang berpikir lalu merubah posisinya, sekarang dia telungkup dengan satu tangan melingkari pinggang Nick.Nia memandang suaminya, jari telunjuknya menelusuri bibir seksi suaminya."Dia ngomong apa ya sampai aku bilang begitu...tunggu...kami sedang ber_""Dia bilang besar, kuat dan tahan lama.." Bastian memotong kalimat Kania, seketika Kania bersorak."Oh iyaaaa, memang bener kan mulutnya tuh ya, kalau dia lagi bahas kita selalu dihubungkan dengan ranjang, tahu nggak. Jadi berasa kita bahas hal mesum mesum padahal
Mendengar ucapan suaminya, Nia mengangkat keningnya. "Beneran, Hon?" "Beneran!" Bisik Nick sambil mencium leher Kania. "Kan...Nia belum bisa, Hon." "All roads lead to Rome," bisik Nick."Serius?" "Nggak terasa kalau serius?" rajuk Nick sambil membetulkan posisi duduk Kania di pangkuannya agar Kania tahu betapa 'seriusnya' dirinya."Terasa kan betapa seriusnya suamimu ini.""Secepat itu, Hon? Nggak takut cedera?" tanya Kania dengan raut wajah bahagia.Nick tertawa."Kalau nggak cepet-cepet dikeluarin, ya malah bisa cedera." Nick makin menggoda istrinya."Dikeluarin?"Kania bertanya dengan raut wajah meledek suaminya."Maksudku bukan keluar yang keluar dari tempatnya, maksudnya itu bahasa bayangan... gimana neranginnya ya? Repot kalau udah salah paham gini." Nia makin tertawa melihat wajah Nick yang berusaha serius menerangkan arti kata KELUAR!"Kalimat 'bukan keluar yang keluar' itu adalah kalimat pemantik, jadi kalau tadi belum keluar maka sekarang aku pastikan akan keluar, S
"Mau berhenti?" Mereka saling bertukar pandang. Nick membelai rambut Kania. "Aku hanya ingin kau bahagia, mungkin karena belum terbiasa kau akan merasa_""Aku bahagia saat aku melihat pria yang aku sayangi bahagia!" Nia menegaskan maksudnya dengan langsung melanjutkan apa yang tadi terputus. Segera kedua tangannya berkolaborasi untuk memberi kenikmatan kepada suaminya. Nick menahan kenikmatan yang mendera begitu kuat, tangan kanan Nick mengangkat rambut istrinya dan tangan kiri bertumpu di meja kerjanya, begitu hebat yang dirasakannya hingga dia harus berjuang untuk mempertahankan kedua kakinya berdiri tegak. "Sayangggg..." Nick melihat istrinya hanya menjawab dengan kerlingan tanpa menghentikan apa yang sedang dilakukannya. "Sayang...Nia.." "Aku mungkin belum mahir melakukannya, kau harus menunjukkan padaku apa yang paling kau inginkan, apa yang paling kau suka..say it, Hon!" Nick menarik nafas panjang agar dapat mengirim oksigen ke otaknya yang sedang tumpul. Kombinasi
"Aku mau pulang, Bos." Seketika Nick mengernyitkan dahinya."Oke kau mau pulang, kan tinggal pulang aja?""Okay..thank you..jadi urusan tambang akan kita lanjutkan via telepon ya, aku akan kembali ke kantor segera, ada banyak yang harus ku urus." Nampak Tommy berbicara sambil mengangguk-anggukkan kepalanya lalu perlahan berdiri sambil memandang lurus sahabatnya. Nick langsung berpikir ada yang tidak pada tempatnya.'apa yang nggak beres sampai kelakuan Tommy jadi rada aneh begini?' batin Nick sambil memandang Tommy lekat-lekat.Gotcha! Dapat!"Jangan pulang dulu, kau tunggu sebentar aku tanya Bella, siapa tahu dia mau ikut kamu sekarang." Seketika gerakan Tommy terhenti, langsung Nick tahu bahwa tebakannya benar! Tommy ingin menghindar dari kwajiban untuk mengantar Bella pulang. Nick melihat Tommy terdiam hanya mulutnya yang mengumpat lirih. Nick ingin tertawa tapi di tahannya. "Kau berpikir telah berhasil mengelabuiku lalu mau menghilang secepatnya?" Tommy menggeleng. "Aku
Nampak Nick terdiam sejenak mendengar pertanyaan Tommy."Aku ingin fokus pada peledakan tambang..." Nick berkata sambil menunduk seakan sedang meyakinkan diri sendiri itu bahwa yang sedang di rencanakannya ini benar.Nampak Tommy mengangguk."Yah, kau harus memastikan perusahaan tetap berdiri tegak, jangan sampai mereka masih mengirim orang-orangnya untuk bekerja di perusahaan kita." "Mereka?" Tommy memandang Nick."Mungkin kepentingan satu orang, tapi yang bekerja jelas jamak! Lebih dari satu, salah satunya suster gadungan yang sampai saat ini masih bertahan menutup mulutnya." Kentara sekali ada nada jengkel dalam setiap kalimat yang Tommy ucapkan.Nick memandang jauh ke luar jendela.Dia heran dengan suster gadungan yang sudah di dalam sel tetap tidak mengakui bahwa ada orang lain yang mengirim dia.Suster gadungan itu bilang bahwasanya dia membenci Nia, itu yang membuat dia mengikuti dan ingin mencelakakan Kania. "Sampai sekarang dia belum merubah pernyataannya? Belum ada satu
"Bellaaaa." Nia berlari memeluk sahabatnya. "Bel, mimpi apa? Astaga menghilang di telan bumi kamu, Bel!" Kania bertanya sambil mengguncang tubuh Bella lalu kembali mereka berpelukan. Nick yang melihat hal itu seketika tersenyum lebar.Bayangkan...Bella belum ngomong apapun sudah berhasil membuat Kania tertawa."Gue nggak mimpi kan? Gue nggak nyumbang panti asuhan, gue nggak menolong orang buta nyebrang, nggak gendong orang lumpuh, tahu-tahu gue dapat jackpot hari ini." Kania tidak menanggapi karena masih sibuk tertawa mendengar kalimat Bella yang panjang dan sangat menghibur."Nggak pingin tahu jackpotnya apa?" Tanya Bella sambil berbisik lirih di telinga sahabatnya.Dengan sisa tawa di bibir Kania menggeleng, lalu menarik tangan Bella masuk ke ruang tengah. "Duduk...duduk, aku bikinin air lemon dulu ya." "Eh..nggak usah Nia, nggak usah repot-repot Nia." "Astaga Bel, repot dari mana? Kan yang bikin bibi. By the way kok jadi sopan amat? Habis dari negara mana?" tanya Nia lembu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.