Share

Mengakui

Farhan juga tak kalah licik dengan Mas Adnan. Mengakui jika toko ini adalah miliknya, ketika aku yang masih merasa tidak habis fikir dengan kelakuan keluarga suamiku. Sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan tak jauh dariku.

 Farhan dan seorang wanita keluar dari dalam mobil itu. Wanita itu sangat cantik berkulit putih mulus, menggunakan baju crop berwarna Lilac, rambutnya berwarna coklat tergerai panjang, menggunakan celana jeans pendek. Memperlihatkan tubuhnya yang langsing. Apa karena perempuan cantik ini membuat Farhan berbohong karena ingin memikat wanita seperti ini.

Di tangan wanita itu dan juga Farhan, menenteng banyak paper bag, mereka habis belanja rupanya.

Farhan seperti salah tingkah ketika melihatku.

 "Kamu dari mana saja?" tanyaku pada.

"Keluar sebentar mbak," jawab Farhan gugup.

Aku sepertinya mengenali mobil berwarna merah ini dan platnya. Ini adalah mobil milik Sherin temanku yang, sepertinya sedang diservis di sini.

 "Apakah kamu menggunakan mobil pelanggan?" aku bertanya pada Farhan yang membuat ia terlihat bingung karena pertanyaanku.

 "Lancang sekali kamu, Farhan! Bagaimana jika terjadi sesuatu saat kamu membawa mobil ini, apakah kamu sanggup menggantinya? Jadi ini ya pekerjaanmu selama ini! Mbak percayakan semua padamu tapi kamu bekerja dengan tidak becus!" cecarku.

 "Mas, kenapa dia memarahimu?" ucap wanita itu dan melirikku sinis tak suka.

 Farhan mendekatiku kemudian mencobs meraih tanganku. 

"Singkirkan, apa yang mau kamu lakukan!" aku menepis tangan Farhan.

"Tolong jangan permalukan aku di depan calon istriku, Mbak. Lebih baik mbak pulang saja, aku akan jelaskan nanti!" ujar Farhan lirih setengah berbisik. Sepertinya dia tidak ingin diketahui tentang kenyataan, jika dia itu bukan pemilik toko otomotif ini. Apakah dia takut jika wanita itu akan meninggalkannya.

"Mudah sekali kamu bicara untuk meminta aku pergi!"

"Mbak aku mohon," Farhan memohon padaku.

Tapi aku tidak akan menuruti perkataan dia.

"Andi..!"

 Aku memanggil salah satu karyawan yang bernam Andi. Ya karyawan lain tengah memperhatikan kami, mungkin mereka takut untuk bicara tentang kelakuan Farhan.

 Andi menghampiriku.

"Katakan, sejak kapan dia selalu menggunakan mobil pelanggan. Apakah dia sering melakukan ini?" tanya kepada Andi.

 Farhan menatap Andi dia seperti memberi kode agar Andi untuk diam dan tidak bicara mengatakan yang sebenarnya.

"Kamu tidak perlu takut Andi, katakan saja yang sebenarnya. Saya tidak mau tertipu terus oleh penghianat! Jika kamu tidak mau mengatakan yang sebenarnya maka saya akan memecatmu!" ancamku kepada Andi.

 "Iya Bu, Pak Farhan selalu menggunakan mobil yang ada di sini," jawab Andi menunduk. Mungkin ia takut dengan Farhan.

"Berarti ini bukan pertama kali?" aku menatap Farhan. Farhan membuang muka, tak berani menatapku. Oh dia takut ketahuan sudah berbohong.

"Tidak Bu, ini sudah yang kesekian kalinya," jawab Andi.

 "Bagus kamu Farhan!" ucapku lantang.

"Kamu yang sopan ya bicara Pada Mas Farhan. Emangnya kamu siapa bisa memarahinya!" wanita itu menunjukku.

"Singkirkan telunjukmu, itu tidak usah menunjukku. Harusnya kamu sadar siapa yang kamu pacari ini! Apakah dia mengaku yang mempunyai usaha ini?" selorohku.

 "Mas, apa maksud dia!" ucap wanita itu bertanya pada Farhan.

"Saya adalah pemilik toko ini, dan Farhan itu hanya karyawan tapi dengan liciknya dia menggunakan mobil pelanggan!" ujarku.

"Mbak! Diamlah..!" Farhan menghardikku.

"Diam, untuk apa aku diam aku harus memberi tahu yang sebenarnya pada dia. Mulai saat ini Mbak memecatmu. Pergilah Farhan, Mbak tidak butuh karyawan sepertimu yang hanya merugikan!" aku memecat Farhan saat ini juga.

 

"Berhenti mempermalukan aku!" Farhan kembali menghardikku.

"Mayang, ini hanya salah paham. Kamu jangan dengarkan apa kata dia!" ucap Farhan pada kekasihnya, oh lebih tepatnya calon istri.

 "Cepatlah pergi! Kenapa kalian berdebat disini, selesaikan saja masalah kalian di tempat lain!" aku meminta mereka untuk segera pergi.

 "Aku tidak mau dipecat  sebenarnya toko ini adalah milik kakakku Mas Adnan, dia itu hanya kakak iparku yang sedang ingin menguasai harta suaminya!" ucap Farhan menjelaskan pada kekasihnya.

Ternyata dia pria yang sangat licik juga dalam menipu, tak kalah dengan Mas Adnan.

 "Aku akan mengadukan perbuatan Mbak ini pada mas Adnan, jangan salahkan aku jika Mbak telah dimarahi olehnya!" Farhan kemudian menggandeng tangan wanita itu untuk pergi, kekasihnya hanya menurut saja ketika diajak pergi oleh Farhan.

Adukan saja pada Mas Adnan, karena Adnan juga akan aku pecat menjadi suami. 

"Kamu kenapa masih ada di sini? Pergilah..!" bentakku pada adik kekasih Farahn. Pria muda itu bangkit dari duduknya.

"Kasihan Mas Farhan mempunyai ipar sepertimu, matre!" ucap pria itu dan kemudian pergi meninggalkan toko, mungkin menyusul Farhan dan kakaknya.

Justru mereka yang kasihan telah ditipu oleh Farhan yang pasti mengaku mempunyai kekayaan, ternyata itu hanya zonk. Ini baru permulaan dan besok giliran Mas Adnan dan yang lain. Sama sekali aku tidak ikhlas dia menikmati semua fasilitas dariku.

Drrtt... Pesan masuk dari Mas Adnan.

[Sayang, transfer 20 juta.] 

Dia mengirim pesan hanya minta transfer, apakah saldonya sudah habis di ATM karena di belanjakan Kemala. 

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kenapa suami dan keluarganya g menghargaimu krn kamu g bisa menghargai firimu sendiri dan terlalu bodoh serta lemah
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Suami benalu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status