Share

5. Memutuskan Untuk Berhenti

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-11-11 15:43:42

“T-terima kasih,” ucap Lilia sungkan. Ia menunduk menghindari tatapan itu, berpikir bahwa barangkali Nicholas tak nyaman melihatnya memiliki luka yang mencolok seperti ini.

Pria itu mengangguk tak keberatan sebelum kembali memacu mobilnya menuju rumah sakit. Hampir tak ada percakapan yang terjadi.

Lilia juga tak berani membuka suara mengingat dirinya yang memang tak setara dengan pria di balik kemudi itu.

Status sosial mereka berbeda. Hanya kebetulan yang membuat mereka bertemu dan pria itu tak keberatan mengantarnya.

Tak berapa lama kemudian mereka tiba di rumah sakit, meninggalkan mobil di parkiran, langkah mereka berhenti di depan ruang ICU.

Jendela besar itu menunjukkan keberadaan ibunya yang belum bangun pasca operasi.

“Apa yang terjadi, Lilia?” tanya Nicholas yang berdiri di samping kanannya.

“Ibu saya jatuh di kamar mandi, Tuan,” jawabnya. “Ada pendarahan di kepalanya. Setelah operasi itu berhasil, ternyata dokter menemukan sakit lain di tubuh Ibu yang membuat beliau masih belum sadar sampai hari ini.”

Nicholas terdengar menghela dalam napasnya. Matanya terlihat berbinar membiaskan cahaya lampu saat ia menatap Lilia, “Aku pikir ujianmu sedikit berat,” katanya. “Biasanya ada kebahagiaan yang menunggu di depan sana setelah ujian yang berat, Lilia. Bertahanlah.”

“Terima kasih, Tuan.”

Kalimat itu terdengar sederhana, tetapi terasa hangat. Senyumnya yang tulus seolah memberi semangat agar Lilia menguatkan diri lebih lama.

Beberapa saat berada di sana, Nicholas menepati janjinya untuk mengantarnya pulang. Sekitar pukul delapan malam setelah mereka menerobos macetnya jalanan, akhirnya mereka tiba di halaman rumah William.

“Kalau kamu membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungiku, Lilia,” ujar Nicholas sewaktu mereka keluar dari mobil.

“Terima kasih, Tuan Nicholas,” jawabnya. “Saya merepotkan Anda yang sudah mau mengantar saya ke rumah sakit, bahkan sampai pulang.”

“Tidak masalah.”

“Mama Lilia,” sebut suara Keano yang membuat Lilia terkejut.

Ia menoleh ke arah pintu rumah dan muncullah Keano yang berlari dan seketika itu memeluknya.

“Keano sudah pulang?” tanya Lilia seraya berlutut membalas pelukan anak itu. Ia tak menyangka ternyata William dan Keano sudah ada di rumah.

Pria itu menampakkan batang hidung saat menyusul anak lelakinya keluar. Tapi ia tak sendirian, melainkan bersama dengan Gretha.

“Dari mana, Lilia?” tanya Gretha lebih dulu. “Oh? Sama Kak Nicholas?”

Lilia mencuri pandang pada William setelah Gretha bertanya demikian, menyadari sepasang mata pria itu yang menggelap, dan sepertinya berpikir bahwa ia sengaja pergi dengan Nicholas saat ia tak di rumah.

“S-saya hanya menjenguk Ibu saya, Tuan William,” ujar Lilia setelah berdiri dari berlututnya.

Namun, pria itu tak memberi reaksi. Sedangkan Gretha menoleh pada William sebelum kembali memandang Lilia. “Kalian pergi berdua ke rumah sakit?” tanyanya sekali lagi.

“Hanya kebetulan bertemu,” sahut Nicholas yang sedari tadi hanya diam.

“Aah, begitu. Kalau begitu aku pulang dulu. Bye, Kak Liam,” ucap Gretha pada William yang sekilas membalas lambaian tangannya. “Bye-bye juga, Keano. Kita bersenang-senang lagi lain kali ya.”

Mendengar itu membuat Lilia berpikir bahwa kepergian mereka semalam ternyata menghabiskan waktu bersama Gretha.

Alih-alih menanggapi Gretha, Keano justru meraih tangan Lilia, “Mama Lilia, ayo tidur! Keano mengantuk.”

Sepertinya karena melihat satu per satu membubarkan diri, Nicholas pun akhirnya berpamitan. “Aku juga pergi,” katanya pada William yang hanya mengangguk samar.

Setelah mengikuti Keano yang menarik tangannya masuk ke dalam kamar, Lilia lebih dulu memintanya untuk menggosok gigi dan berganti pakaian.

Dibelainya rambut hitam Keano yang berbaring di sampingnya, ia bisikkan, “Apakah Keano bisa berhenti memanggil Sus Lili dengan ‘Mama’?” pinta Lilia.

“Tidak mau,” jawab bocah itu. “Harusnya kemarin Mama Lilia ikut Keano pergi dengan Papa, dan menginap di luar,” ucap Keano saat memeluk Lilia semakin erat.

“Tidak apa-apa, Keano ‘kan sudah dengan Papa?”

“Keano tidak suka, Keano ingin pulang dan bertemu Mama Lilia,” jawabnya. “Apa Mama Lilia janji tidak akan pergi juga seperti Mama Iva yang sudah tidak ada di dalam kamar?”

Tanya itu membawa gelombang kejut yang membuat Lilia sesaat tak bisa berucap. Tapi melihat mata polos Keano yang menunggu jawabannya, ia dengan cepat mengangguk.

“Iya,” jawabnya. “Sekarang tutup mata dulu dan tidur.”

“Nyanyikan lagu untuk Keano, Mama.”

Lilia mengusap rambut hitamnya kembali, ia senandungkan lagu pengantar tidur kesukaannya yang hanya dalam waktu singkat mengantar bocah kecil itu terlelap.

Lilia menatapnya cukup lama, meski senang melihatnya tumbuh, tapi ia pikir ini sudah waktunya untuk pergi.

Lilia hanya tak ingin semakin disalahpahami telah mencuci otak anak ini.

Apalagi mengingat ucapan ibunya William tadi pagi, dirinya dan keluarga ini dipisahkan oleh dinding tinggi yang tak akan bisa ditembus.

Ia menarik dirinya yang tengah dipeluk Keano. Memberinya selimut dan mengecup pipinya sebelum beranjak turun dari tempat tidur.

Lilia membawa langkah kakinya keluar dari kamar, ia sudah membulatkan keputusan bahwa ia akan berhenti menjadi babysitter, berhenti bekerja di rumah ini.

Ia berjalan menuju ke kamar William yang ada di lantai atas. Tiba di depan pintu berdaun dua itu, ia mengetuknya.

“Masuk,” sambut suara bariton William dari dalam sana.

Saat Lilia membuka pintunya, ia melihat William yang berdiri di dekat meja, terlihat baru saja meletakkan gelas minuman dan menoleh pada kedatangannya.

“T-Tuan William,” panggil Lilia gugup.

“Ada apa?”

“S-saya akan berhenti mengasuh Keano mulai besok,” jawabnya. “Saya ingin berhenti, jadi—akh!”

Lilia terperanjat saat tanpa sepengetahuannya William sudah berdiri di hadapannya. Pria itu merenggut dagunya dengan kasar sehingga Lilia menengadah, perutnya seakan membeku saat pria itu menutup pintu dan menguncinya dari dalam ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
wiliam ini keterlaluan
goodnovel comment avatar
Nissya
kasar banget si will pingin tak jitak saja tu muka nya yg dingin
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
si manusia uler gretan korek api ngapain sih ah lu bermanis2 muka gtu,nyari perhatian si Willi weleh weleh ya kan??ketauan banget sih ah hahahaha
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    381. Satu Detik Untuk Selamanya

    Pagi saat Lilia membuka mata pada hari berikutnya, mendung abu-abu bergantung. Ia keluar dari kamar dan mendengar gelak tawa Keano serta William serta samar celotehan hangat Karlee dan Kathleena dari luar. Entah apa yang dilakukan oleh ayah dan tiga orang anak itu. Tapi sepertinya itu adalah sesuatu yang seru. Lilia tadinya ingin menyusul mereka. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatiannya saat ia lebih dulu berjalan menuju ke dapur. Ada sebuah buket bunga dalam vas, sebuah tas kecil dalam paper bag, serta kue berukuran kecil yang ada di atasnya. Semuanya bertuliskan, 'Selamat hari Ibu'. Paper bag berisi tas itu dari William, kue itu dari Keano, dan buket bunga itu dari si kembar Karlee dan Kathleena. Ada dua kartu ucapan yang ada di buket bunga itu dengan tulisan, [Karlee sayang Mommy.] [Mama cantik kesayangan Kathleena.] Entah siapa yang menuliskannya, tapi Lilia sangat suka dengan semua ini. "Manisnya ...." Ia menoleh pada Agni yang berjalan meninggalkan dapur sembari mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    380. Nanti Saat Ada Kesempatan Di Benang Merah Yang Lain

    Berjalan memasuki rumah, sepertinya ini sudah terlalu malam. Pesta anniversary Nicholas dan Selina berjalan dengan baik meski Lilia harus mengenakan gaun yang lain, bukan yang ia rencanakan untuk dipakai sebelumnya yang warnanya serasi dengan William dan anak-anaknya. "Selamat malam, Mama." Keano yang tadi berjalan di depan Lilia berhenti dan menoleh padanya saat tiba di depan pintu kamar. Lilia mengangguk, membalas senyum anak lelakinya yang baru saja melepas jas yang ia kenakan. "Selamat malam, Sayang." Lilia mendekat, mengusap puncak kepala Keano. Kini ia tak perlu lagi berlutut untuk membuat tubuh mereka sama tingginya karena Keano sudah tumbuh besar. "Tidurlah, walaupun besok masih libur, Keano harus tetap istirahat tepat waktu." Keano mengangguk sekali lagi. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi apa yang ia lakukan membuat Lilia terenyuh. Kedua tangannya memeluk Lilia dengan erat, maniknya yang berbinar menatap Lilia cukup lama sebelum akhirnya ia bersuara. "Teri

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    379. Biru Langit

    .... Langit di pagi itu tampak lebih biru ketimbang langit yang pernah dilihat oleh William sebelumnya. Matanya menatap hamparan warna lautan itu terbentang dari ujung timur hingga ke sudut barat. Cantik sekali .... Sesaat langkahnya terhenti di atas setapak yang ada di antara rerumputan hijau yang terlihat seperti permadani. Tidak banyak orang di tempat ini. Sepertinya hanya ada dirinya, serta beberapa orang di kejauhan yang membawa buket bunga. William kembali melanjutkan langkahnya. Terus berlalu, menjauh dari gerbang tinggi di belakangnya, lalu berhenti di depan nisan yang rasanya sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Madeline Quist. Itu adalah makam adik perempuannya. Seorang gadis yang pernah ia besarkan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Permadani hijau yang dilihatnya itu adalah rumput yang ada di pemakaman tempat di mana pusara Madeline berada. Bukan hanya Madeline saja sebenarnya, tapi juga Ivana. William menunduk, meletakkan salah satu buket yang ada di tangannya a

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    378. Si Paling Manja

    Rasanya seperti baru kemarin Lilia dan William mengantar Keano masuk ke Taman kanak-kanak. Rasanya juga baru kemarin si kembar Karlee dan Kathleena itu lahir. Tapi waktu terasa sangat cepat saat seseorang dirundung oleh bahagia yang tak bertepi. Nathaniel Keano Quist, bocah kecil nan jenius itu sudah masuk ke sekolah dasar. Ia masih meminta bersama dengan teman kembarnya sedari playgroup—Jayce dan Jasenna—di sekolah dasar yang sama. Ia tumbuh terlalu tampan, dan itu mengkhawatirkan bagi Lilia karena beberapa wali murid mulai menggoda agar sebaiknya Keano dijodohkan dengan anak-anak mereka sedari kecil. Tidak ... ia tidak siap! Meski dulu pernah menggoda William dengan mengatakan bahwa ia bisa berbesan dengan keluarga Heizt dalam pernikahan muda, tapi ia tak siap! Pagi ini, Lilia baru saja keluar dari kamar setelah selesai memandikan Karlee. Ia hendak menyusul Kathleena yang sudah lebih dulu mandi dan sekarang ada di ruang makan, bersiap menyantap sarapan pagi mereka sebelum Willi

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    377. Tiba-tiba Tentang Nikah Muda

    Lilia tidak bisa mengatakan betapa bahagia ia saat melihat keluarganya disempurnakan oleh lahirnya Karlee dan Kathleena. Dua bayi mungil itu tengah tidur di dalam box bayi yang dilengkapi oleh kelambu. Mengantisipasi seandainya ada nyamuk yang lolos masuk ke dalam kamar dan menggigit mereka. Sudah beberapa hari yang lalu Lilia meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang berubah dengan kehidupannya selain ia yang harus sering bangun malam untuk menyusui anak-anaknya. Itu saja ... selebihnya tidak ada yang berubah. William mengatakan ia bisa memakai baby sitter jika kewalahan. Tapi Lilia menolak, 'Bagaimana kalau nanti kamu menikahi baby sitternya Karlee dan Kathleena dan punya istri ke dua lagi? Aku tidak mau.' Sebenarnya itu adalah sindiran. Lilia mengatakan hal itu karena dulu dirinya juga baby sitter sebelum menjadi istri kedua William. 'Sayang ... pikiran macam apa itu?' balas William yang kala itu bisa dijumpai keputusasaan yang besar dari caranya bertanya. Matanya terpejam, jem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    376. Karlee dan Kathleena

    Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, Lilia berjalan dengan tenang di samping William. Tidak ada kepanikan yang terjadi di sana. Mereka tahu bayinya akan lahir, anak yang mereka tunggu-tunggu, si kembar sepasang nan menggemaskan adiknya Keano. Tadinya memang ada sedikit kepanikan saat William masuk sembari menggendong Keano ke dalam mobil. Tapi Lilia menenangkannya dengan mengatakan, 'Kalau kamu panik, kita semua akan panik, William. Tenanglah ... tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Hubungi saja Papa dan katakan untuk menemani Keano nanti.' Setelah itu William menarik napasnya. Di pangkuannya, Keano duduk diam, menatap Lilia dan tersenyum seolah agar ia tak merasakan sakit itu sendirian. 'Mama, ayo semangat ... kita akan bertemu dengan adik sebentar lagi.' 'Iya, Sayangku. Terima kasih.' Lihat ... saat tenang, semua akan terkendali. Lilia bersiap di dalam kamar rawatnya. Dokter Sarah mengatakan bahwa ia telah mengalami pembukaan yang ke lima, cukup cepat sejak pecah air ketuba

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    375. D-14, Or D-Day?

    Rasanya ... waktu berjalan dengan sangat cepat. Dihitung oleh Lilia, si kembar akan launching dalam dua Minggu dari hari ini. Ia baru saja pulang yoga dengan diantar oleh Agni dan Ron, kali ini William tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan audit. Keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sangat segar. Di ruang ganti, ia dikejutkan oleh William yang ternyata sudah pulang. Bukan hanya itu saja, pria itu juga terlihat seperti sudah selesai mandi karena rambut hitam miliknya tampak setengah basah. Kaos berkerah yang dikenakannya pun bukan pakaian yang tadi ia pakai bekerja, jadi bisa disimpulkan prianya itu sudah datang sejak tadi dan mandi di kamar lain. Senyumnya merekah saat ia bangun dan menghampiri Lilia. "Kamu sudah pulang?" tanya Lilia yang disambut anggukan darinya. Pria itu menunduk, memberi kecupan di kening Lilia sebelum mengusap perutnya. "Sudah dari tadi, Sayang," jawabnya. "Wah ... apa aku yang kelamaan berendam? Kamu mandi di tempat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    374. Baby Genius

    "Aish ... tidak tahu tempat," desis William sembari bersedekap. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tak pura-pura melihat sebab seruan Keano sudah menggema memenuhi setiap sudut parkiran, jadi William memutuskan untuk menghadapinya. Sedang Lilia yang mendengar itu menoleh pada William, dalam hati diam-diam bergumam, 'Kesal karena orang lain tidak tahu tempat padahal sendirinya pun begitu.' William mungkin lebih parah bagi Lilia, di manapun ada kesempatan ia pasti menggoda Lilia. Di ruang makan, di dalam kamar Keano, di ruang baca, di tempat yang sedikit memacu adrenalin—di dalam mobil saat mereka mengantar Keano. Kadang, William meminta Giff yang mengantar Keano masuk setelah parkir, sedangkan mereka berdua akan melakukan sesuatu yang lain di dalam mobil. Dan seperti paham dengan apa yang akan mereka lakukan, maka Giff akan menurut sembari mengancam, 'Awas ya kalau sampai viral ada mobil goyang di parkiran Taman kanak-kanak, aku tidak mau mengatasinya!' Ah ... bahkan mereka me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar. Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi. Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam. Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok. Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata. Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?" Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya." "Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?" "Hanya itu saja yang aku pikirkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status