Share

Bab 38

Waktu seakan berjalan begitu lamban. Sudah berjam-jam para saudaranya menunggu, namun Harto dan Nana belum kunjung bangun. Tak hanya itu, langit juga masih terlihat terang benderang, seakan sang surya enggan untuk beranjak.

"Biasanya pukul segini sudah mulai gelap. Kenapa sekarang menunggu sore saja lama sekali?" gerutu Agung.

Ia sudah tidak sabar menunggu malam tiba. Dua nyawa adiknya terancam karena ilmu sesat yang dianut almarhumah ibu Harto.

"Sabar Gung! Bukan cuma kamu saja yang berharap cepat malam, kami juga. Tapi mau bagaimana lagi? Kita tidak bisa mempercepat waktu, kita hanya bisa menunggunya saja," sahut Bani, menatap sendu wajah Harto yang kini mulai terlihat pucat.

"Kenapa wajah Harto pucat, Tetua? Nana juga," ucap Marto-- saudara Harto, memperhatikan wajah adik dan iparnya.

"Jiwa mereka terlalu lama di alam 'mereka' semoga saja adik kalian bernama Ahmad itu bisa dengan cepat menemukan keberadaan Harto dan istrinya. Kalau sampai lewat tengah malam nanti keduanya belu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status