Share

Bab 24

Pengap, napasku terasa sesak. Setiap kali menghirup napas, udara yang kudapatkan hanya sedikit. Rasanya karbondioksida yang kuhembuskan kembali terhirup. Dada ini terasa sempit. Aku di mana? Apa aku sudah mati? 

Sembari terus berusaha bernapas, aku mencoba berkonsentrasi. Tidak, ini bukan di dalam tanah. Kulitku bisa merasakan semacam serat kain. Ya, tadi aku memasuki garasi, lalu tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam kepala ini. Sakitnya masih terasa hingga kini. Apa kepalaku sengaja dipukul? Pasti ulah Nyonya Vivian. 

Napasku terengah-engah. Rasanya tubuhku berendam dalam genangan keringat. Panas sekali seperti berada di dalam balutan selimut tebal saat musim kemarau. 

Ya, aku tahu sekarang. Pasti tubuh ini sedang terkurung dalam beberapa helai selimut. Seperti yang dilakukan Nyonya Vivian pada suaminya waktu itu. Mungkin ia mengira diriku sudah tak bernyawa. 

Dadaku semakin sesak. Merintih meski percuma. Takkan ada yang mendengarnya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status