Share

Kebenaran Terungkap

Author: Sri_Eahyuni
last update Last Updated: 2025-04-14 14:14:49

Namun Nathan sama sekali tak mau melihat wajah Reva yang begitu sembab dan matanya yang bengkak. Ia yang di penuhi dengan emosi hanya mau meluapkan segala emosinya tanpa mau mendengar penjelasan Reva.

"Mas, aku di jebak. Aku tidak melakukannya dengan Pak Aaris, sungguh aku tidak memberikan kehormatanku sama pak Aaris," ucap Reva berusaha menjelaskan.

"Oohh jadi cowok itu mantan bosmu!! Kalau kamu tidak melakukannya kenapa seluruh tubuhmu bau dengan parfumnya!!" Nathan berlalu menuju sepeda motornya tanpa mau mendengar penjelasan kekasihnya.

"Mas, dia memang memaksaku tetapi demi Allah dia tak jadi mengambil kehormatanku. Aku berani bersumpah, mas Nathan, aku mohon percayalah sama aku."

"Mas Nathan!!!" teriak Reva saat Nathan benar-benar meninggalkannya.

"Mas Nathan kenapa kamu nggak percaya sama aku, vidio itu pasti cuma diambil adegan yang penting saja. Yang lainnya pasti sudah di edit-edit dan di potong. T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Perkuat Tirakat

    Nisa tertawa kecil mendengar omelan Aisyah, meski ada sedikit rasa gugup yang terbersit di wajahnya. "Ais, jangan dibesar-besarkan. Dan jangan sampai Zahra tahu tentang kejadian tadi, aku enggak mau dia kecewa atau sakit hati. Kamu tahu sendiri kan dibalik sikapnya yang bar-bar dan ceria, dia kekurangan kasih sayang dari orang tuanya.""Tapi, kamu gimana duka enggak sama Ali?" tanya Aisyah membuat wajah Nisa memerah."Kok, wajah kamu memerah. Kamu tersipu ya, jangan bilang......." Jari Aisyah menunjuk ke wajah Nisa."Em.....""Hey, kalian lama banget! Buruan nanti telat jamaah bakal di hukum loh," pekik Zahra.Nisa menghembuskan nafas lega, ia merasa terselamatkan dari maut. Eh, dari pertanyaan Aisyah."Iya, Ra. Ayo, Ais, kita buruan ke kamar mandi," ujar Nisa lebih merespon Zahra membuat Aisyah mengerucutkan bibirnya.***Malam harinya setelah selesai mengaji dan saat belajar, para sant

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Jawaban Nisa

    "Kalau bukan mahram gimana kalau elo, gue jadiin mahram gue. Elo mau kan jadi pacar gue?" tanya Ali to the point aja.Nisa yang mendengar ungkapan Ali, memandang wajah lelaki itu sepersekian detik, hingga akhirnya ia menundukkan pandangannya kembali."Maaf. Pacaran itu dosa, jadi saya enggak menerimanya!" balas Nisa dengan tegas. Suaranya terdengar mantap, seakan menegaskan prinsip yang selama ini ia pegang erat.Ali mengerutkan kening, lalu tersenyum penuh tantangan. "Ya udah kalau gitu, gue mahramin elo aja biar enggak dosa. Gimana?" tanyanya, bibirnya sedikit menyeringai, seolah yakin ucapannya adalah solusi sederhana.Nisa terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa. Ali telah membuat dirinya bingung dengan cara bicaranya yang sembrono. Namun, sebelum Nisa sempat merespons, Aisyah yang berada di sampingnya sudah menyela lebih dulu. "Pernyataan enggak penting. Ayo, Nis, kita pergi aja!" ucap Aisyah sambil menarik lengan Nisa dengan lembut, mencoba mengakhiri obrolan yang tak ada juntr

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Halalin Dong

    Rafiq terus mengucapkan lafadz Allah tanpa henti, Ali yang tak bisa sama sekali hanya diam tak berani bersuara.Saat mereka sudah sampai di dalam masjid, bola api itu seakan-akan selalu terhempas saat ingin masuk mengikuti Ali dan Rafiq. Alhasil bola api itu hanya mutar-mutar saja di depan masjid.Ali dan Rafiq masuk ke dalam, keduanya duduk bersila di depan tempat imam. Tanpa mau menengok ke belakang lagi. Mereka berserah dan meminta perlindungan kepada Allah SWT.****"Bangun, Fiq. Ali, bangun."Mendengar ada seseorang yang membangunkan, Rafiq perlahan membuka mata."Allah hu Akbar...!" pekik Rafiq ketakutan."Astaghfirullah..!" Lelaki itu terjingkat kaget saat Rafiq menyebarkan sarung ke wajahnya."Ustadz Husain?" Rafiq mengucek kedua matanya. Ia memastikan bahwa penglihatannya tidak salah."Rafiq, ada apa? Kenapa kalian tidur di dalam masjid?" tanya Ustadz Husain penasaran.Mendengar orang berbicara Ali membuka mata, ia melihat sosok Rafiq dan ustadz Husain memandanginya."Bola ap

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Bola Api

    Rafiq tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu. "Nah, itu yang menarik, Li. Memang, seharusnya tempat seperti ini bikin makhluk halus takut, tapi bukan berarti mereka nggak bisa muncul. Pesantren ini kan sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ada bangunan yang sekarang, katanya tanah yang beginian sudah sering digunakan untuk acara-acara mistis oleh orang-orang terdahulu. Mungkin ada sisa energi atau ikatan yang masih menempel."Ali mengangguk pelan, menyerap penjelasan Rafiq. "Jadi, tempat ini seperti punya sejarah panjang yang bikin makhluk-makhluk itu betah?"Rafiq mengangguk. "Kurang lebih begitu. Belum lagi kalau ada santri yang melanggar aturan atau tidak menjaga ibadahnya dengan baik. Konon, itu bisa menarik perhatian mereka. Bukan karena pesantrennya yang salah, tapi karena godaan buat menguji iman santri di sini juga lebih besar."Ali termenung sejenak, mencoba memahami maksud Rafiq. Ia merasa ada keinginan yang semakin kuat untuk menyelidiki hal-ha

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Sejarah Pondok

    Zahra dan Nisa menahan napas, menunggu apa yang akan diucapkan oleh Aisyah. Hati mereka mulai tidak enak mendengar betapa beratnya suara sahabat mereka yang terdengar lemah."A-aku... harus menikah sama lelaki tua juragan tanah," lanjut Aisyah, suaranya bergetar. Ia menunduk, tidak berani menatap wajah kedua sahabatnya.Ruangan seketika terasa lebih sunyi, hanya terdengar suara nafas mereka yang teratur. Zahra tampak terkejut dan langsung bereaksi, "Apa? Menikah? Sama lelaki tua?!" suaranya terdengar lebih keras dari yang ia maksudkan, dipenuhi keterkejutan dan ketidaksetujuan.Nisa yang duduk di samping Aisyah, mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan sahabatnya itu, "Kenapa harus seperti itu, Ais? Apa benar-benar tidak ada cara lain?" tanyanya dengan nada lembut, berusaha menenangkan Aisyah yang jelas-jelas sedang bergulat dengan perasaan putus asa.Aisyah menggigit bibirnya, berusaha keras menahan air mata yang hampir tumpah kembali. "Usa

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ketika harus memilih

    Nisa, Zahra, Aisyah keluar dari kamar gotaan menuju ruang perpustakaan. Ali yang kebetulan sedang duduk di teras gotaan putra melihat keberadaan mereka.Ali tersenyum melihat Nisa yang sedang berjalan mengapit Aisyah bersama Zahra.'Cantik. Sungguh bidadari yang Tuhan ciptakan sangat indah, berjalan aja dia terlihat sangat anggun' batin Ali."Nisa memang sangat cantik, selain itu dia juga pintar, prestasinya sangat cemerlang. Sungguh gadis yang sempurna."Ali mendongak, mencari tahu siapa yang sedang berbicara sangat lirih itu. Ia melihat sosok Rafiq yang tengah berdiri di ambang pintu sambil menatap ke arah Nisa dan teman-temannya.Uhuk...!! Uhuk...!!Ali berpura-pura terbatuk, seketika itu Rafiq terkejut dan nampak gelagapan membuat Ali tertawa kecil."Elo suka ya sama Nisa?" tanya Ali."Hm, ah, eh...." Bukannya menjawab Rafiq justru merasa gugup.Ali geleng-geleng kepala lalu melanjutkan argumennya, "Kalau suka di sampaikan aja jangan di pendam sendiri. Kayaknya ustadz Mahfud juga

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Siasat Aisyah

    "Sepertinya tidak, Tante," balas Zahra sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya itu yang terlihat nampak lelah dan kulit menghitam di wajahnya.Ibu Nisa menatap Zahra dengan penuh kasih, lalu meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. "Sabar ya, Nduk. Mungkin ada kesibukan yang membuat Mamamu belum bisa datang. Jangan terlalu dipikirkan, yang penting kamu tetap semangat, ya," ucapnya lembut.Zahra tersenyum tipis, meski dalam hatinya masih terasa getir. "Iya, Tante. Terima kasih," jawabnya dengan suara lirih.Ibu Nisa kemudian merogoh tas dan mengeluarkan beberapa bungkus makanan. "Ini, Zahra. Ambil sedikit jajanan ini. Tante bawain lebih, siapa tahu ada yang bisa dibagi sama teman-teman."Zahra menerima dengan ragu, tapi tidak ingin menolak niat baik itu. "Terima kasih, Tante. Tante baik sekali," katanya sambil menundukkan kepala. Zahra merasa beruntung setiap kali bertemu dengan ibunya Nisa yang memiliki perasaan hangat dan perhati

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Cahaya dalam kegelapan

    Pagi ini, hari Jum'at, para santriwan dan santriwati bergotong royong membersihkan seluruh pondok. Setiap hari Jum'at sekolah pagi memang libur, tapi hari Minggu mereka akan masuk sekolah, sehingga para santri memanfaatkan waktu untuk membersihkan asrama dan lingkungan sekitar. Menjelang siang, biasanya para orang tua akan datang berkunjung menemui putra-putri mereka. Ada yang rutin datang setiap minggu, ada pula yang dua minggu sekali, bahkan ada yang sebulan atau dua bulan sekali.Menjelang siang asrama pondok sudah bersih, sudah ada beberapa orang wali yang berkunjung menemui anak-anaknya."Ra, kamu kok santai aja enggak buruan mandi sana tah. Ntar, orang tuamu berkunjung kamu masih bau asem gini," ujar Nisa yang sudah terlihat segar setelah selesai mencuci baju dan mandi."Malas ah, paling mereka hanya mentransfer duit aja lewat pengurus pondok kayak biasanya," ujar Zahra dengan sewot.Zahra tumbuh dalam keluarga yang sudah retak sejak lama. Perceraian orang tuanya terjadi ketika

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Akhlaqul Karimah

    Hari sudah beranjak siang, angin sepoi-sepoi sesekali berhembus membawa aroma makanan dari kantin sekolah. Nisa, Aisyah, dan Zahra duduk santai di bangku panjang, menikmati jajanan mereka. Nisa memegang segelas es teh, Aisyah dengan pisang goreng di tangannya, dan Zahra sibuk membuka bungkus cilok sambil menatap teman-temannya."Aku selalu heran kenapa banyak orang yang merasa malu kalau punya cita-cita sederhana," Nisa membuka obrolan sambil mengaduk es tehnya perlahan. "Kayak misalnya cuma pengen jadi ibu rumah tangga atau kerja di tempat yang dekat rumah. Padahal itu juga nggak kalah mulianya, kan?"Zahra mengangguk setuju. "Iya, kayak ada tekanan dari lingkungan buat punya karier yang dianggap keren. Padahal nggak semua orang cocok dengan definisi sukses yang sama. Aku sih pengen jadi pelukis aja," katanya dengan santai. "Meskipun dibilang nggak menjanjikan, tapi kalau itu bikin aku bahagia, kenapa enggak?"Aisyah, yang selama ini mendengarkan, te

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status