Share

6. Kenyataan Pahit

Hari ini Risa diminta untuk menemui Naira dibutiknya. Banyak hal yang akan dibicarakan setelah kepulangan sahabatnya dari Paris.

Risa segera menemui sahabatnya setelah mengantar Dion yang akan berangkat ke kantornya. Risa segera mengambil tangan Dion sebelum dia masuk ke mobilnya. Risa mencium tangan suaminya dengan takzim, perbuatan Risa yang tiba-tiba membuat Dion terperangah.

Dion terdiam beberapa saat menatap wajah istrinya terlihat bersemu karena tatapannya. Dion hanya mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya perlahan. Dari kaca spion Dion melihat istrinya masih terus menatap dirinya.

Dion benar-benar kaget dengan sikap istrinya yang sangat menghormati dirinya. Dion menarik nafasnya dalam-dalam, ingin sekali saat itu dia mencium kening istrinya. Namun dia menahan dirinya agar Risa tidak kege-eran, Dion takut Risa semakin berharap lebih pada dirinya.

Dion harus berhati-hati dalam bersikap, dia khawatir Risa menganggapnya bersikap manis padanya karena rasa cinta padanya. Cintaku hanya untuk Aurel, gumamnya jangan sampai Risa merebut posisi Aurel dihatinya. Meski semakin hari Dion merasa ragu dengan hubungannya bersama Aurel.

Namun dia perlu bukti karena perasaan saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa Aurel memang tidak melakukan hal-hal aneh saat sedang melakukan pekerjaannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

Dion membuka sambil memperhatikan foto yang baru saja dia terima, matanya langsung menyipit, dahinyapun berkerut melihat sepasang manusia sedang tertawa bersama disebuah caffe.

Terlihat tawa lepas dari Aurel yang sedang memakai baju santai saat itu bersama seorang laki-laki yang sudah matang usianya. Tangan laki-laki itu menggenggam tangan Aurel dengan kuat seolah takut terlepas.

Dion mengingat kembali, apa dia pernah mengenal laki-laki ini. Bayangan beberapa tahun yang lalu saat dirinya mengantar Aurel ke Yogjakarta untuk melakukan pemotretan di sebuah keraton terlintas kembali.

Ya, kini dia ingat saat itu Aurel mengenalkannya sebagai fotografernya. Lalu apanya yang aneh dari foto ini. Foto berikutnya kembali dia buka, dan membuatnya terhenyak. Tanpa disadari Dion memegang dadanya dan meraba jantungnya yang mulai tidak beraturan detak jantungnya.

Foto mereka sedang berciuman dengan pelukan yang erat membuat nafas Dion tiba-tiba menjadi sesak. Apakah selama ini Aurel sudah lama berselingkuh dibelakangnya.

Dion menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin Aurel melakukan hal serendah ini, tidak akan mungkin dia tega mengkhianatinya. Hubungannya sudah selama ini, apakah Aurel tidak menghargainya. Kalaupun Aurel melakukannya, alasan apa yang bisa dia berikan pada Dion..

Kemudian Dion membuka foto berikutnya, terlihat mereka berpelukan mesra sambil menempelkan kedua pipi mereka. Dan foto yang terakhir benar-benar membuatnya shock adalah saat mereka sedang berenang bersama sambil berciuman.

Terlihat bagaimana foto itu menjelaskan betapa Aurel sangat menikmati momen tersebut. Sedangkan laki-laki yang memeluknya bertelanjang dada menekan tubuh Aurel dengan wajah mesum. "Sialan..dasar perempuan murahan!! "

Dion berteriak marah dan melempar ponselnya ke sofa." Kenapa Aurel memperlakukan aku seperti ini!! Benarkah Aurel sudah berpaling darinya selama ini. Dion benar-benar geram, ingin rasanya saat itu juga dia menanyakan langsung tentang foto-foto itu kepada Aurel.

Kepalanya sudah terasa mau pecah, ingin sekali dia melampiaskan kemarahannya. Namun pada siapa, bukankah ini juga akibat kebodohannya. Selama ini jika Aurel menolak menikahinya dia hanya terdiam dan selalu memakluminya.

Tapi sekarang sudah jelas kalau Aurel menolaknya bukan karena karir semata tapi juga karena ada orang lain yang sudah mengisi hatinya selama ini. Dion mengutuki kebodohannya, selama ini dia diam saja sudah dibohongi oleh Aurel.

Dion kini mengambil ponselnya dan segera menghubungi Aurel. Jawaban mesin yang diterimanya semakin membuatnya kesal. Dion malah berniat akan memberikan kejutan pada Aurel dengan mendatanginya ke lokasi pemotretan Aurel saat ini.

Sekali lagi Dion menghubungi orang suruhannya untuk memberikan alamat Aurel saat ini. Dion harus menegaskannya sekali lagi kelanjutan hubungannya dengan Aurel. Jangan-jangan selama ini Aurel hanya memanfaatkannya saja.

***

Risa sudah tiba dibutiknya, dia terus melihat beberapa perubahan yang dilakukan Naira selama dirinya tidak muncul dan mengawasi perkembangan butiknya. Risa tentu saja sangat menghargai usaha sahabatnya ini.

Naira sudah berlari menyambutnya, senyum ceria terlihat dari wajahnya yang sumringah memeluknya dengan erat. "Kangen banget tauu..kamu tuh tega ya nggak berbagi kabar setelah menikah langsung menghilang..!! "

Naira terus bicara seolah takut Risa akan meninggalkannya lagi. Risa hanya terkekeh pelan sambil mencubit pipi sahabatnya yang chubby. Naira meringis kesakitan, "Heii..sakit ihh, ehh tapi sebentar ada yang ingin aku tanyakan padamu..?

Risa menghentikan langkahnya menuju ruangan kerjanya, " Ada apa lagi cantiiik?" Senyum Risa sudah terlihat menggoda Naira. "Aku cuma mau menanyakan apakah pernikahanmu bahagia? "

Alis mata Risa langsung bertaut keheranan. Wah, ini anak rupanya punya bakat cenayang juga. Kok dia tahu kalau ada sesuatu dibalik pernikahanku? "

"Kenapa kamu bertanya seperti itu Nay? "

Naira hanya terdiam kemudian menarik Risa masuk ke dalam ruangannya. "Sini sebentar ada yang mau aku omongin, semoga ngga bikin kamu sakit hati ya! "

Risa semakin penasaran dibuatnya, pandangan matanya kian menyelidik ke arah Naira. Sahabatnya yang satu ini memang seneng banget bikin dia penasaran.

Akhirnya mereka duduk di sofa, kemudian Naira mulai menceritakan pertemuannya dengan Dion dibandara saat dia akan terbang ke Paris. Naira juga tadinya tidak percaya melihat Dion disana namun dia memang sempat membidik mereka dengan cepat karena panggilan dari pesawat yang akan dia tumpangi.

Risa hanya diam saat mendengar semua yang diceritakan Naira, Risa ingat betul dua hari setelah itu malamnya mereka bercinta sampai pagi. Jadi itu penyebab Diom mabuk, karena kekasihnya sudah meninggalkannya.

Risa masih menebak-nebak sampai akhirnya Naira menepuk punggung tangannya. "Hey.. Kamu dengerin aku ngomong ngga sih, aku tuh udah capek sampai berbusa nih mulutku nyeritainnya, eh kamu malah bengong!! "

Risa tersentak dan kembali melihat wajah Naira yang merasa khawatir dengannya. Risa lagi-lagi terdiam, wajahnya tertunduk lesu. " Jadi selama ini Dion sudah punya pacar ya?"

Sekarang Naira yang terdiam, dia merasa iba melihat Risa bertanya seolah merasa bersalah telah merebut Dion dari kekasihnya. Naira segera memeluk sahabatnya, tiba-tiba terdengar isak tangis sahabatnya.

Naira segera mengusap-usap punggung sahabatnya agar sedikit tenang. "Risa, tenanglah..sebaiknya kita cari tahu siapa sebenarnya perempuan itu. Belum tentu juga itu pacar Dion ? "

Naira lagi-lagi mencoba untuk menghibur sahabatnya. Risa melepas pelukannya sambil mengusap air matanya. "Pantas selama ini Dion tidak sedikitpun melirikku, rupanya dia sudah memiliki wanita lain. Mungkin aku yang bodoh terlalu naif, menganggap Dion juga tertarik padaku."

Naira menggeleng pelan, "Belum tentu begitu Sa, bisa saja itu teman lama yang sudah tidak bertemu bertahun-tahun, atau sepupunya yang ingin berlibur disini! "

" Bisa kamu lihat Nay, bagaimana perlakuan Dion pada perempuan itu. Coba kamu lihat baik-baik fotonya. Tatapan cinta seorang laki-laki pada perempuan yang dia sayangi tidak akan bisa disamakan jika tidak memiliki hubungan apapun dengan perasaannya."

Naira kembali terdiam, saat dia melihat juga pikirannya sama dengan Risa. Apalagi Risa kini sudah menjadi istrinya, pasti dia bisa membedakannya. Kini Naira membiarkan Risa untuk mengambil tindakan kepada suaminya. Dia tidak akan ikut campur, Risa hanya butuh dukungan darinya saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status