Hari ini Risa diminta untuk menemui Naira dibutiknya. Banyak hal yang akan dibicarakan setelah kepulangan sahabatnya dari Paris.
Risa segera menemui sahabatnya setelah mengantar Dion yang akan berangkat ke kantornya. Risa segera mengambil tangan Dion sebelum dia masuk ke mobilnya. Risa mencium tangan suaminya dengan takzim, perbuatan Risa yang tiba-tiba membuat Dion terperangah.Dion terdiam beberapa saat menatap wajah istrinya terlihat bersemu karena tatapannya. Dion hanya mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya perlahan. Dari kaca spion Dion melihat istrinya masih terus menatap dirinya.Dion benar-benar kaget dengan sikap istrinya yang sangat menghormati dirinya. Dion menarik nafasnya dalam-dalam, ingin sekali saat itu dia mencium kening istrinya. Namun dia menahan dirinya agar Risa tidak kege-eran, Dion takut Risa semakin berharap lebih pada dirinya.Dion harus berhati-hati dalam bersikap, dia khawatir Risa menganggapnya bersikap manis padanya karena rasa cinta padanya. Cintaku hanya untuk Aurel, gumamnya jangan sampai Risa merebut posisi Aurel dihatinya. Meski semakin hari Dion merasa ragu dengan hubungannya bersama Aurel.Namun dia perlu bukti karena perasaan saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa Aurel memang tidak melakukan hal-hal aneh saat sedang melakukan pekerjaannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.Dion membuka sambil memperhatikan foto yang baru saja dia terima, matanya langsung menyipit, dahinyapun berkerut melihat sepasang manusia sedang tertawa bersama disebuah caffe.Terlihat tawa lepas dari Aurel yang sedang memakai baju santai saat itu bersama seorang laki-laki yang sudah matang usianya. Tangan laki-laki itu menggenggam tangan Aurel dengan kuat seolah takut terlepas.Dion mengingat kembali, apa dia pernah mengenal laki-laki ini. Bayangan beberapa tahun yang lalu saat dirinya mengantar Aurel ke Yogjakarta untuk melakukan pemotretan di sebuah keraton terlintas kembali.Ya, kini dia ingat saat itu Aurel mengenalkannya sebagai fotografernya. Lalu apanya yang aneh dari foto ini. Foto berikutnya kembali dia buka, dan membuatnya terhenyak. Tanpa disadari Dion memegang dadanya dan meraba jantungnya yang mulai tidak beraturan detak jantungnya.Foto mereka sedang berciuman dengan pelukan yang erat membuat nafas Dion tiba-tiba menjadi sesak. Apakah selama ini Aurel sudah lama berselingkuh dibelakangnya.Dion menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin Aurel melakukan hal serendah ini, tidak akan mungkin dia tega mengkhianatinya. Hubungannya sudah selama ini, apakah Aurel tidak menghargainya. Kalaupun Aurel melakukannya, alasan apa yang bisa dia berikan pada Dion..Kemudian Dion membuka foto berikutnya, terlihat mereka berpelukan mesra sambil menempelkan kedua pipi mereka. Dan foto yang terakhir benar-benar membuatnya shock adalah saat mereka sedang berenang bersama sambil berciuman.Terlihat bagaimana foto itu menjelaskan betapa Aurel sangat menikmati momen tersebut. Sedangkan laki-laki yang memeluknya bertelanjang dada menekan tubuh Aurel dengan wajah mesum. "Sialan..dasar perempuan murahan!! "Dion berteriak marah dan melempar ponselnya ke sofa." Kenapa Aurel memperlakukan aku seperti ini!! Benarkah Aurel sudah berpaling darinya selama ini. Dion benar-benar geram, ingin rasanya saat itu juga dia menanyakan langsung tentang foto-foto itu kepada Aurel.Kepalanya sudah terasa mau pecah, ingin sekali dia melampiaskan kemarahannya. Namun pada siapa, bukankah ini juga akibat kebodohannya. Selama ini jika Aurel menolak menikahinya dia hanya terdiam dan selalu memakluminya.Tapi sekarang sudah jelas kalau Aurel menolaknya bukan karena karir semata tapi juga karena ada orang lain yang sudah mengisi hatinya selama ini. Dion mengutuki kebodohannya, selama ini dia diam saja sudah dibohongi oleh Aurel.Dion kini mengambil ponselnya dan segera menghubungi Aurel. Jawaban mesin yang diterimanya semakin membuatnya kesal. Dion malah berniat akan memberikan kejutan pada Aurel dengan mendatanginya ke lokasi pemotretan Aurel saat ini.Sekali lagi Dion menghubungi orang suruhannya untuk memberikan alamat Aurel saat ini. Dion harus menegaskannya sekali lagi kelanjutan hubungannya dengan Aurel. Jangan-jangan selama ini Aurel hanya memanfaatkannya saja.***Risa sudah tiba dibutiknya, dia terus melihat beberapa perubahan yang dilakukan Naira selama dirinya tidak muncul dan mengawasi perkembangan butiknya. Risa tentu saja sangat menghargai usaha sahabatnya ini.Naira sudah berlari menyambutnya, senyum ceria terlihat dari wajahnya yang sumringah memeluknya dengan erat. "Kangen banget tauu..kamu tuh tega ya nggak berbagi kabar setelah menikah langsung menghilang..!! "Naira terus bicara seolah takut Risa akan meninggalkannya lagi. Risa hanya terkekeh pelan sambil mencubit pipi sahabatnya yang chubby. Naira meringis kesakitan, "Heii..sakit ihh, ehh tapi sebentar ada yang ingin aku tanyakan padamu..?Risa menghentikan langkahnya menuju ruangan kerjanya, " Ada apa lagi cantiiik?" Senyum Risa sudah terlihat menggoda Naira. "Aku cuma mau menanyakan apakah pernikahanmu bahagia? "Alis mata Risa langsung bertaut keheranan. Wah, ini anak rupanya punya bakat cenayang juga. Kok dia tahu kalau ada sesuatu dibalik pernikahanku? ""Kenapa kamu bertanya seperti itu Nay? "Naira hanya terdiam kemudian menarik Risa masuk ke dalam ruangannya. "Sini sebentar ada yang mau aku omongin, semoga ngga bikin kamu sakit hati ya! "Risa semakin penasaran dibuatnya, pandangan matanya kian menyelidik ke arah Naira. Sahabatnya yang satu ini memang seneng banget bikin dia penasaran.Akhirnya mereka duduk di sofa, kemudian Naira mulai menceritakan pertemuannya dengan Dion dibandara saat dia akan terbang ke Paris. Naira juga tadinya tidak percaya melihat Dion disana namun dia memang sempat membidik mereka dengan cepat karena panggilan dari pesawat yang akan dia tumpangi.Risa hanya diam saat mendengar semua yang diceritakan Naira, Risa ingat betul dua hari setelah itu malamnya mereka bercinta sampai pagi. Jadi itu penyebab Diom mabuk, karena kekasihnya sudah meninggalkannya.Risa masih menebak-nebak sampai akhirnya Naira menepuk punggung tangannya. "Hey.. Kamu dengerin aku ngomong ngga sih, aku tuh udah capek sampai berbusa nih mulutku nyeritainnya, eh kamu malah bengong!! "Risa tersentak dan kembali melihat wajah Naira yang merasa khawatir dengannya. Risa lagi-lagi terdiam, wajahnya tertunduk lesu. " Jadi selama ini Dion sudah punya pacar ya?"Sekarang Naira yang terdiam, dia merasa iba melihat Risa bertanya seolah merasa bersalah telah merebut Dion dari kekasihnya. Naira segera memeluk sahabatnya, tiba-tiba terdengar isak tangis sahabatnya.Naira segera mengusap-usap punggung sahabatnya agar sedikit tenang. "Risa, tenanglah..sebaiknya kita cari tahu siapa sebenarnya perempuan itu. Belum tentu juga itu pacar Dion ? "Naira lagi-lagi mencoba untuk menghibur sahabatnya. Risa melepas pelukannya sambil mengusap air matanya. "Pantas selama ini Dion tidak sedikitpun melirikku, rupanya dia sudah memiliki wanita lain. Mungkin aku yang bodoh terlalu naif, menganggap Dion juga tertarik padaku."Naira menggeleng pelan, "Belum tentu begitu Sa, bisa saja itu teman lama yang sudah tidak bertemu bertahun-tahun, atau sepupunya yang ingin berlibur disini! "" Bisa kamu lihat Nay, bagaimana perlakuan Dion pada perempuan itu. Coba kamu lihat baik-baik fotonya. Tatapan cinta seorang laki-laki pada perempuan yang dia sayangi tidak akan bisa disamakan jika tidak memiliki hubungan apapun dengan perasaannya."Naira kembali terdiam, saat dia melihat juga pikirannya sama dengan Risa. Apalagi Risa kini sudah menjadi istrinya, pasti dia bisa membedakannya. Kini Naira membiarkan Risa untuk mengambil tindakan kepada suaminya. Dia tidak akan ikut campur, Risa hanya butuh dukungan darinya saja.Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang