Home / Romansa / Rahasia Sang CEO / Bab 3. Mimpi Buruk!

Share

Bab 3. Mimpi Buruk!

Author: Ana Sue
last update Last Updated: 2021-12-21 14:22:32

Audrey tak henti-hentinya menarik napas. Sesekali dia melihat ke belakang, takut jika Christian terus mengikutinya. Sumpah demi apa pun, dia tak ingin lagi berhubungan apa pun dengan laki-laki itu. Cukup sekali seumur hidupnya.

Audrey segera mengeluarkan kunci mobil miliknya, dan menyuruh Jack segera masuk ke dalam.

“Mama, Christian sangat baik padaku. Tadi dia yang membantuku un—“

“Cukup! Jangan sebut nama itu lagi depan mama. Aku tak mau mendengarnya!” kata Audrey setengah membentak pada Jack.

Kedua mata Jack memerah, menahan tangis mendengar suara bentakan Audrey.

“Ma-maaf, Sayang. Mama tak bermaksud membentakmu. Tapi, lupakan laki-laki tadi. Dia bukan laki-laki yang baik. Kau tahu kan seperti apa laki-laki yang baik itu?”

Jack mengangguk kemudian memeluk Audrey.

“Laki-laki baik tak akan menyakiti perempuan. Seperti aku yang tak pernah menyakiti mama,” jawab Jack.

“Benar. Kau tak akan pernah menyakiti mama, tidak akan. Tapi seseorang telah menyakitiku, bahkan menghancurkanku,” ucap Audrey setengah berbisik. Hatinya terasa hancur melihat kehadiran Christian beberapa menit yang lalu.

Wajah Christian membayang-bayanginya selama bertahun-tahun menyisakan sakit yang seorang pun tak bisa memahaminya. Bahkan gara-gara Christian semua menjauhinya, bahkan keluarganya pun ikut memusuhinya. Keluarganya seorang Katolik Orthodoks dan masih memegang ajaran-ajaran kolot yang mengharuskan seorang anak perempuan harus menjaga kesuciannya.

Ketika semua itu terjadi padanya tujuh tahun yang lalu, padahal semua bukan kemauannya, tapi lagi-lagi dia yang disalahkan. Seandainya saja Christian tak tiba-tiba muncul seperti hari ini, mungkin dia tak akan merasa hatinya seperti tertusuk-tusuk sembilu.

Audrey menyalakan mesin mobil, kedua matanya berkaca-kaca menimbulkan embun di depan mata.

“Jack, seandainya kau masih mempunyai papa, apa kau akan bahagia?” tanya Audrey pada Jack yang berada di sampingnya.

“Papa? Tapi kata mama, papa sudah meninggal?”

“Hanya seandainya, apa kau ingin menemuinya?”

Jack menggeleng.

“Kenapa?”

“Aku tak butuh papa. Aku hanya butuh mama.”

Audrey menangis sejadi-jadinya menyisakan tanya dalam benak Jack. Dia tak pernah melihat Audrey menangis sampai sesegukan. Audrey tak pernah mengajarinya untuk membenci seorang ‘papa’ dia hanya mengatakan papanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil untuk membungkam Jack tak bertanya lagi ke depannya mengenai ‘papa’.

Audrey menutup mulutnya dengan satu tangannya berusaha untuk tak terlalu emosional.

“Apa kau bahagia bersama mama?”

“Sangat bahagia, Mama,” jawab Jack dengan pasti lalu tersenyum memamerkan sederet gigi serupa kelinci berderet rapi.

*

“Tidak!”

Napasnya memburu, keringat mengucur deras dari pelipis Audrey. Diliriknya jam yang berada di atas nakas, baru pukul dua pagi. Lalu diliriknya sisi kiri tempat tidur, Jack masih tertidur sangat lelap. Dia baru saja bermimpi.

Memimpikan sesuatu yang sangat buruk, yang membuatnya ingin terjaga semalaman.

“Ya Tuhan. Kumohon jangan pertemukan aku lagi dengan Christian. Bertemu dengannya adalah mimpi buruk bagiku,” ucap Audrey. Satu tangannya mengusap lengan berusaha menghalau rasa khawatir yang terus berputar-putar pada benaknya.

Audrey mengusap kasar wajahnya, ada perasaan takut mendera. Semoga saja pertemuannya kemarin dengan Christian setelah bertahun-tahun adalah pertemuan terakhirnya.

Audrey mencoba memejamkan kembali kedua matanya, dan mengenyahkan perasaan tak nyaman dalam hatinya. Dia berharap tak perlu lagi serpihan ingatan tentang masa lalu yang harus hadir dalam mimpinya. Terlalu menyakitkan!

*

Pagi-pagi sekali Christian sudah bangun, dan meminta pembantu mempersiapkan segala keperluannya. Melody, wanita berusia 60 tahun membawakan setelan jas milik Christian. Wanita itu sudah berada di rumah keluarga Butt selama hampir 40 tahun lamanya. Dia tahu seperti apa keburukan keluarga tersebut.

“Semalam kudengar papa bertengkar dengan mama, ada apa?” tanya Christian pada Melody seraya mengikat dasinya di depan cermin besar.

Melody tertunduk, wajah rentanya tak berani menatap langsung Christian.

“Tuan semalam membawa perempuan ke rumah. Seperti biasa Nyonya tak bisa melakukan apa pun.”

Christian menarik bibirnya miring ke atas, tergambar jelas dari raut wajahnya dia tak pernah menyukai bandot tua itu, meski tanpanya Christian tak akan pernah lahir di muka bumi.

“Jadi benar kan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ibu selalu menyuruhku menikah, punya anak, berhenti bermain perempuan. Lalu apa kabarnya dengan bandot tua yang selalu dicintai ibu? Dia sendiri tak bisa mengubah sifat buruknya, lalu memberikan kuliah padaku setiap aku membawa perempuan ke kantor atau ke apartemenku!”

“Maaf, Tuan Muda. Biar bagaimanapun Tuan Besar adalah ayahmu.”

“Benar, dia ayahku. Tapi dia yang menciptakan monster sepertiku.”

Christian membentangkan satu tangannya, Melody dengan sigap membantu memakaikan jas.

“Lalu apa dia memukul mama?”

“Seperti biasa, tak perlu diragukan,” jawab Melody pendek.

“Lalu?”

“Yang lebih mengejutkan, perempuan yang dibawa Tuan sudah hamil dua bulan. Tuan juga bertengkar dengan wanita itu, memintanya menggugurkan bayi dalam kandungan, tapi wanita itu menolak.”

“Suruh gugurkan saja, aku tak mau punya adik dari perempuan jalang. Repot-repot bertengkar, mempertahankan, ujung-ujungnya janin itu tak akan pernah menjadi bayi yang lahir ke dunia. Sudahlah, aku akan berangkat ke kantor.”

“Tuan tak sarapan lebih dulu?” tanya Melody.

“Tidak.”

Christian menuruni tangga setengah berlari, dilihatnya Jane—ibunya—sedang berdiri di depan jendela menatap ke arah luar. Chris penasaran apa yang dilihat ibunya sampai sebegitu seriusnya.

“Ma?” panggil Chris lembut.

Wanita yang dipanggilnya ‘ma’ langsung menoleh, kemudian tersenyum—sedih—ke arah Chris.

“Kau mau berangkat?”

“Apa yang mama lihat ke arah luar?” Chris mengikuti arah pandang Jane, dilihatnya Howard—ayahnya—sedang memapah seorang wanita masuk ke dalam mobil hitam. Sudah pasti itu perempuan sampah yang semalam dibawanya pulang ke rumah.

“Tak perlu mengatakan apa pun, Chris,” ucap Jane datar. Sudah terbiasa dia menyaksikan pemandangan seperti itu selama hampir dua puluh lima tahun. Diakuinya, semua berawal dari kesalahan yang diperbuatnya sehingga Howard menjadi bajingan seperti sekarang. Jane tak bisa menyalahkannya.

“Ma, masa lalu kadang membuat kita menyerah pada segalanya, bukan?”

“Aku tahu, sangat tahu. Seharusnya aku tak berbuat kesalahan itu, jika aku tak berbuat seperti itu maka Howard akan tetap Howard yang kukenal semasa kuliah sampai dia menjadi seorang penguasa di dunia perdagangan. Sudahlah, kau bukannya harus bekerja? Jangan biarkan klienmu menunggu,” ujar Jane. Diusapnya pundak Chris.

Entah siapa yang harus sangat dibencinya. Mama atau papanya?

Tak ada yang bisa disalahkan oleh Chris. Mamanya yang lebih dulu berselingkuh dengan kaki tangan papanya, di saat bisnis milik papanya semakin menanjak. Tapi setidaknya Howard tak menceraikan istrinya.

Saat itu Howard sempat berkata jika Jane bisa melakukan hal seperti itu padanya, dia akan tetap bertahan tapi dia akan memberitahunya seperti apa rasa sakit dikhianati dengan memberinya 100x lipat pelajaran dari apa yang dia perbuat sebelumnya. Howard melakukannya, meski dia tahu dia membutuhkan Jane di sisinya, tapi membuat Jane bertahan untuk menikmati rasa sakit itu.

“Chris,” panggil Jane sebelum puteranya benar-benar lenyap dari pandangan.

“He-em?”

“Menikahlah.”

“Aku akan menikah jika aku sudah menghancurkan setengah dari populasi wanita di dunia,” jawab Chris santai, kemudian melenggang masuk ke dalam mobil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Niang iaraRA
mah penasaran dg cerita lanjutannya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Sang CEO   Bab 100. Lody VS Chris

    Sekarang yang harus Chris pikirkan bagaimana cara dia mengambil kembali Audrey, sedangkan wanita itu sudah mencintai Lody, sepupu sekaligus asistennya yang dulu selalu bersikap seperti seekor anjing setia padanya, tetapi sekarang dia sudah berani menentang."Kau itu hanya terobsesi pada tubuh wanita itu, bukan karena kau benar-benar menginginkannya, Chris!" seru Howard, lalu menertawakan ekspresi wajah Chris. Chris dibuat tidak berkutik dengan kata-kata Howard.Chris merasa tertantang oleh kata-kata Howard, namun dalam hatinya, keputusannya untuk mendapatkan kembali Audrey tidak bisa dipertimbangkan lagi. Dia tahu dia harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Mungkin kau benar, aku memang terobsesi. Tapi aku rasa, itu tidak salah, Ayah. Aku tidak suka saat melihat perempuan itu bersama Lody, aku benci hal itu. Aku ... aku menginginkan Audrey, aku tidak bisa memberikan alasannya," ucap Chris.Howard terkekeh, geli melihat ucapan Chris padanya. Jadi Chris mengatakan, sekarang

  • Rahasia Sang CEO   Bab 99. Aku Akan Membawa Jack!

    Howard tertawa saat mendengar ucapan Chris. Apa laki-laki itu sadar dengan ucapannya? Baru kali ini dia mendengar apa yang dikatakan oleh Chris dan sangat tidak masuk akal baginya. “Coba kau katakan sekali lagi padaku, apakah aku tidak salah mendengar?” “Aku ingin membawa anakku dan perempuan yang menjadi ibu dari putraku ke sini, apakah kau keberatan?” Chris mengulangi kembali pertanyaan meski terasa enggan, dia menekan gengsi dan ego di dalam diri hanya demi mengatakan hal tersebut pada Howard. “Tidak, aku tidak akan pernah mengijinkan kau membawa anak haram ke rumahku.” Howard tidak menyukai anak kecil, baginya mereka berisik dan mengganggu! Howard menatap tajam Chris, ekspresinya tidak menyisakan ruang untuk tawar-menawar. Dia bisa merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Anak haram itu, pikirnya, menjadikan situasi semakin rumit. "Chris, kau tahu betul peraturan rumah tanggaku. Aku tidak akan mentolerir adanya anak di sini yang bukan hasil dari pernikahan sah," Howard m

  • Rahasia Sang CEO   Bab 98. Permintaan Chris

    Brent berpikir, Audrey saja tidak begitu dekat dengannya, lalu dia menanyakan hal ini secara tiba-tiba tentu akan membuat wanita itu berpikir jika dia adalah pria kurang waras, kan?“Leon, apa menurutmu aku harus bertanya pada Audrey masalah ini? Lalu bagaimana jika ternyata bukan dia, pasti wanita itu akan menganggap jika aku adalah orang yang tidak waras,” kata Brent pada Leon.Leon tertawa, daripada Brent terus menerus merasa penasaran, ada baiknya dia bertanya langsung saja pada Audrey kan?“Brent, kau sudah mencari gadis kecil itu sejak dulu, tidak ada salahnya kau mendekati Audrey secara baik-baik dan bertanya padanya. Wanita itu bukan pemakan manusia, aku yakin dia tidak keberatan menjawab pertanyaanmu,” ucap Leon, meyakinkan Brent jika sebuah pertanyaan harus segera diselesaikan dengan tuntas sehingga tidak membuatnya mati penasaran!“Lalu bagaimana jika dia justru memarahiku?” Brent seketika merasa pesimis untuk bertanya pada Audrey, dia belum siap jika Audrey sampai memarahi

  • Rahasia Sang CEO   Bab 97. Mungkinkah Gadis Kecil Itu, Dia?

    Chris tiba di apartemen miliknya, kedua matanya memandangi sekeliling. Aroma Audrey masih tersisa di dalam ruang tidurnya. Dia sendiri merasa heran, masih saja terus memikirkan wanita itu? “Aku benar-benar sudah gila, tidak seharusnya aku terus memikirkan wanita itu. Ada apa dengan diriku?” Chris mengumpat dirinya sendiri, rasanya kesal, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini. Apakah mungkin saat ini dirinya benar-benar mulai merasa candu pada Audrey? Dia tidak bisa melupakan tubuh Audrey sama sekali, rasanya ada keinginan untuk terus menyentuh, menaklukan wanita itu di bawah tubuhnya. Bukan hanya sekadar menginginkan wanita itu menjadi pemuas hasrat bagi dirinya. Lody sendiri tidak menghubunginya semenjak bertengkar dengan dirinya, rasanya saat ini diri Chris benar-benar hanya seorang diri. “Aku akan meminta Audrey untuk bersamaku, Lody harus mau melepaskan wanita itu. Dia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya, aku yang paling berhak, dia memiliki anak dar

  • Rahasia Sang CEO   Bab 96. Bercinta Dengannya

    Audrey terdiam, menatap Lody dengan intens. Wajah tampan milik Lody dan ketulusan hati pria itu telah membuatnya lulus, dia mencintai pria yang kini berada di bawah tubuhnya.“Beritahu aku di mana saja dia sempat menyentuh, maka biarkan aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu,” ucap Lody. Pria itu pun mengubah posisinya, membaringkan dengan lembut tubuh Audrey, seakan tubuh wanita itu terbuat dari kristal yang rapuh dan mudah pecah.“Dia menyentuh hampir di seluruh tubuhku, Lody. Jika sudah seperti itu, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Audrey. Kedua mata berwarna biru terang menatap sendu pada pria yang sangat dicintainya, Audrey berharap ... tidak akan pernah ada lagi nama Chris dalam kehidupannya!“Kalau begitu, biar aku aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu, Audrey,” kata Lody. Tanpa banyak bicara, dia mengecup kening Audrey, kedua mata Audrey terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Lody padanya.Tak ada perasaan malu dalam diri Audrey, menghadapi pria ya

  • Rahasia Sang CEO   Bab 95. Menghapus Jejak Luka

    Kondisi Leon sudah diketahui, beruntung saat itu dia mendapatkan pertolongan di awal, jika tidak ... mungkin pria itu benar-benar kehabisan darah akibat ulah konyol Chris padanya.Lody sendiri diberitahukan jika Leon berada di rumah sakit saat ini, kondisinya sudah mulai membaik. Pria itu tidak mengerti dengan tingkah Chris. Dia bisa melakukan apa pun di saat pikirannya sedang kalut dan dipenuhi oleh amarah. Menyakiti Leon yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan pada Chris, adalah sebuah perbuatan konyol dan bodoh!Lody sendiri sudah kembali ke apartemen Audrey, dia melihat Audrey sudah siuman dan tengah duduk di meja makan, menyantap sepotong sandwich.“Audrey, kau sudah bangun. Mana Jack?” tanya Lody, seraya menutup pintu apartemen.“Hm, dia sedang bersama Nicole di apartemennya. Kau dari mana, aku pikir kau pergi meninggalkanku,” ucap Audrey lirih. Ketika dia bangun dia tidak mendapati sosok Lody di sisinya, membuat Audrey merasa sedih.Audrey pikir, Lody meninggalkan dirinya dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status