Setelah selesai menghubungi nomor Mahesa, Zishu pun mengirim pesan kepada Tuan Kay sambil melirik kearah Dua Scurity yang sedang menahan dirinya.Zishu sangat berharap bisa cepat mendapatkan pertolongan dan bantuan dan terbebas dari Scurity yang sendiri tadi memperhatikan dia dengan tatapan nafvu.FLASHBACK ON."Zi kamu tunggu di sini dulu, aku selesaikan urusanku dengan temanmu yang tidak tahu sopan santun itu." ucap Mahesa setelah membawa Zishu ke tempat yang lumayan aman."Jangan lama-lama, aku takut sendirian di sini." tutur Zishu."Kamu tenang saja, aku akan segera kembali." sambung Mahesa kemudian pergi meninggalkan Zishu.setelah kepergian Mahesa, ada dua Scurity yang datang."Maaf nona, kami mendapat tugas dari atasan kami untuk membawa anda ke pos Scurity." ucap salah satu Scurity kemudian membawa Zishu.FLASHBACK OFF.setelah mengirim pesan pada sang Ayah, Zishu merasakan firasat yang tidak mengenakkan karena melihat lirikan yang mencurigakan dari mata scurity.“Sepertinya, kita dapat rejeki nomplok hari ini.” obrolan scurity A terdengar oleh telinga Zishu."Jangan ngawur kamu!, kita memang nakal. Tapi nggak semua wanita, kita perlakuan rendah seperti yang ada dalam otakmu." sahut scurity B."Persetan dengan ucapanmu. Aku sudah sangat bernafvu hari ini. Biarpun wanita itu catat tapi sangat cantik." lanjut scurity A."aku sudah mengingatkan mu, jika nanti terjadi sesuatu. Jangan bawa-bawa aku!" sambung Scurity B."Itu urusan nanti." ucap scurity A, kemudian berjalan menuju tempat Zishu berada.***Di tempat yang lain, Mahesa masih belum bisa terlepas dari Menejer Alvin. Dia berusaha menahan diri untuk tidak gegabah. Namun, kali ini Menejer Alvin benar-benar melebihi batas kesabaran yang Mahesa miliki."Apa yang terjadi akan pada ku, jika seandainya aku tidak mau melihat rekaman cctv? kamu jangan sok memerintaku, di sini yang berkuasa itu aku. Bukan kamu!" ucap Manejer Alvin dengan sangat menyombongkan diri."Kalian memang keterlaluan, jangan salahkan aku jika kalian dalam masalah besar." tutur Mahesa lalu berjalan menuju tempat manajer berada.Bugh! satu tinjuan mendarat di pipi menejer Alvin, dan itu membuat dia terhuyung kesamping."Arghhh" teriak menejer Alvin kesakitan."Satpam/Scurity. cepat panggilkan." perintah Manejer Alvin pada Billy yang sudah terpaku di tempat Tatapan mata Mahesa langsung tertuju pada Billy, saat melihat Billy hendak kabur. Dengan sigap Mahesa menarik tangan Billy lantas di putar kebelakang."Kamu yang sudah membuat amarahku memuncak, sekarang kamu juga yang harus tanggung jawab bukan aku." ucap Mahesa dengan nada yang ditekan.setelah itu, dia pun mendorong tubuh Billy kearah Manejer Alvin yang masih berada di lantai. Dan Mahesa pun berlari menyusul sang istri yang masih berada di pos scurity, “Jangan pernah berani untuk menyentuh istriku, dengan tangan kotor mu!” ucap Arga sambil menarik kerah baju scurity dari belakang kemudian ia di hempaskan dengan sekuat tenaga oleh Arga.“Bedeb*h," pekik Scurity A. “Maaf tuan, saya sudah memperingatkan dia untuk tidak menggoda istri anda." jelas Scurity B."Tutup mulutmu, sampah. Kamu sudah bosan bekerja di sini! … " sahut Scurity A terhenti sejenak."Aku tidak menyuruhmu bicara, ingat akulah ketua scurity disini" lanjut Scurity A sambil menatap tajam kearah Scurity B.“Tampaknya kamu sudah bosan hidup di Kota ini." sahut Mahesa, kemudian ia menghampiri Scurity A dan memukuli dia dengan membabi buta Bugh! … Bagh! tanpa ampun Mahesa terus memukul hingga membuat Scurity Cabul itu Babak Belur.setelah selesai mengurus Scurity Cabul itu, Barulah Minzo datang dan melerai perkelahian Arga dengan Scurity Cabul.“Hentikan!." teriak Minzo saat melihat Mahesa membabi-buta Scurity King Bown Food.“Nyonya tolong saya, saya di aniaya oleh pria gila ini” tutur Scurity A. setelah terlepas dari Mahesa dan ia pun mengadu pada Minzo."Pria Gila katamu? … ” sahut Minzo dengan Tatapan tajam kearah Scurity A."Tampaknya mulutmu sangatlah bau, kamu memang pantas mendapatkan ini." sahut Minzo lalu menampar wajah scurity A dengan sangat keras. kemudian Minzo pun berkata "Mulai hari ini, kamu saya pecat!" tak berselang lama, Menejer Alvin juga berlari menghampiri keramaian di Pos Scurity.“Mau lari kemana kamu, kami harus bertanggung jawab atas kerusakan di lantai Platinum." pinta Menejer Alvin sambil menunjuk kearah Mahesa.“Kerusakan? … ” ucap Minzo, ia belum paham betul dengan apa yang sudah terjadi.“Nonya Minzo. Kebetulan sekali anda berada di sini. Pria ini telah membuat kerusakan dilantai platinum.” jelas Manejer Alvin dengan menunduk hormat.“Apa kamu sudah memeriksa rekaman cctv?” tanya Minzo dengan melototkan mata mengarah pada Manejer Alvin.Manejer Alvin tak berkata sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan dari Minzo, tentu saja sikap Manejer membuat Minzo merasa geram. “Cepar periksa Cctv!” bentak Minzo sampai menampakkan urat di leher.“Baik Nyonya." sambung Menejer Alvin kemudian ia berlari masuk kedalam King Bown Food.Setelah itu barulah Minzo mendekati Scurity B.“Kamu tadi mengatakan Pria ini pria Gila … sekarang minta maaf." perintah Minzo dengan nada yang di tekan.“Tapi Nyonya … " Kilah Scurity.“Minta Maaf atau kamu saya pecat." sahut Minzo dengan sangat Emosi.Setelah scurity minta maaf, Minzo kembali menghampiri menejer yang sedang memeriksa Rekaman Cctv.“Mari tuan, kita melihat rekaman Cctv.” ajak Minzo dengan hormat."Tu–Tuan?" sahut Scurity cabul dengan terbata-bata merasa terkejut hingga membuatnya tercengang.“saya mau memberikan satu pertanyaan pada nona Minzo, apakah scurity seperti dia pantas untuk bekerja di hotel mewah nan mahal ini?" Tanya Mahesa sambil memainkan jari.Minzo paham betul apa maksud dari perkataan Mahesa, dengan tanpa ragu – Dia pun memecat scurity yang hendak melecehkan Zishu.“untuk masalah Cctv … sepertinya saya masih ada urusan, kasihan istri saya dia juga butuh istirahat.” tolak Mahesa dengan Terang-terangan.Zishu melihat kejadian di depan mata hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata ia teramat Speechless.“dan satu lagi … setelah anda tahu siapa yang salah, beri dia denda sebesar yang di ucapkan oleh Menejer. Itu saja” lanjut Mahesa, kemudian ia pun membawa sang istri pulang.‘Siapa sebenarnya suami pengganti ku ini, mengapa wanita itu sangat menghormati dia’ batin Zishu.***“Mahesa, apa kamu tidak salah bertindak? bagaimana jika Billy menuntut balas." tanya Zishu saat dalam perjalanan pulang.“Aku sedang memikirkan hal itu, tunggu-tunggu … ada angin apa seorang Nona Muda dari keluarga Lie tiba-tiba peduli padaku?” jawab Mahesa kemudian Bertanya.“Siapa yang peduli padamu! aku cuma tak mau jika nanti kejadian ini terulang lagi. dan juga aku sudah memperingatkan padamu sebelum berangkat tadi pagi, kenapa kamu tidak mendengarkan aku dan mengacaukan acara Reuni ku." ucap Zishu dengan Ketus.“Maaf.” sambung Mahesa.“Tidak, aku tidak memaafkan mu!” tolak Zishu kemudian ia memalingkan wajahnya dan menyilangkan kedua tangan di dada.Mahesa hanya menghela nafas dan menggeleng melihat Zishu yang sedang merajuk.***Setibanya di rumah, Mahesa di kejutkan dengan kedatangan Ayah mertu yang sudah berada di teras.“Zi, itu Ayahmu datang." tutur Mahesa sambil menatap Tuan Kay yang berjalan setengah berlari karah mobil berhenti.“Zi, Kamu tak apa-apa?” tanya Tuan Kay Albert Abiyasa.Belum sempat Zishu menjawab, Tuan Kay sudah memberondong pertanyaan “Sebenarnya apa yang terjadi? bagaimana kamu bisa di tahan oleh scurity KBF?.”“Ayah. Satu-satu jika bertanya, aku bingung mau jawab yang mana dulu.” sambung ZishuKemudian tuan Kay pun melirik tajam kearah Mahesa "Atau jangan-jangan ini semua gara-gara ulah Mahesa yang mempermalukan mu?.” tuduh Tuan Kay sambil"Tak perlu aku jelaskan lagi, Ayah sudah menebaknya sendiri."sambung Zishu, setelah menghela nafas.“Kamu! turun sekarang.” perintah Tuan Kay sambil Menunjuk Mahesa.“Apa yang sudah kau perbuat? Sampai-sampai membuat putriku dalam masalah besar. Kamu bahkan sudah tahu, jika KBF itu bukan restoran kecil, dan juga rumah makan murahan.” tanya Tuan Kay dengan nada yang meledak-ledak.“Aku tahu semua itu.” sambung Mahesa dengan sangat santai.“Jika kau tahu, kenapa? kenapa kamu membuat masalah di sana. dan kamu juga melibatkan putriku dalam masalahmu, ingat Jika terjadi sesuatu dengan putriku kedepannya. Jangan harap bantuan dari keluarga Lie. Camkan itu!" lanjut Tuan Kay kemudian Membopong Zishu masuk kedalam Rumah.Mahesa hanya tertegun terdiam di tempat, sambil menatap tuan kay. ia teringat akan penghinaan yang dilontarkan oleh Tuan Kay di masa lalu.Flashback OnPrank! tanpa sengaja Mahesa Menyenggol Guci salah satu koleksi barang antik di keluarga Lie.“kamu bagaimana sih, nanti jika Tuan Besar tahu bisa marah.” bentak P–R–T yang sedang bekerja di kediaman Keluarga Lie dengan sangat panik.“Aku tak sengaja Bi,” sahut Mahesa tak kalah panik.Mahesa pun segera membereskan pecahan Guci yang sudah berserakan di lantai.“Apa yang telah kamu perbuat!?.” ucap Tuan Kay yang baru saja pulang dari kantor, dengan nada Membentak “Itu Guci mahal, bahkan gajimu satu bulan bekerja tak mampu untuk membayar ganti Rugi!" lanjut Tuan Kay sangat Memekik di telinga Mahesa.“Maaf tuan, saya …” “Apa kata maaf bisa membuat guci itu utuh kembali?.” sahut Tuan Kay pada Mahesa yang belum selesai berucap.“Kamu memang benalu, Parasit!.” hina Tuan Kay kemudian pergi meninggalkan Mahesa.Mahesa terdiam sesaat, ia benar-benar menyesal karena telah merusak barang mahal milik Tuan Kay.Setelah selesai membereskan pecahan Guci, ia pun bergegas pergi ketempat pelelangan, untuk mencari ganti guci yang telah ia pecahkan.Walau pun itu sangat menguras tabungan Mahesa yang ia kumpulkan dan ia bekerja di keluarga Lie, tapi dia tak perduli.***“Tuan, maaf saya hanya mampu membeli guci ini sebagai pengganti Guci Tuan, yang saya pecahkan.” tutur Mahesa saat memberikan kotak kardus yang terlihat kumuh…Wait For The Next Story…
Melihat barang pemberian dari Mahesa, Tuan Kay berdecak menghina. “Ck, kamu kira ini perkara main-main. saya tahu itu barang K-W.” tutur Tuan Kay menghina.“Maaf sebelumnya Tuan, sudikah anda melihat dulu. Siapa tahu tuan menyukai barang pengganti ini” ungkap Mahesa lalu mengambil Guci yang sangat cantik dan mewah, yang pasti itu lebih indah dari pada Guci Sebelumnya.“Dari mana kamu dapat uang untuk membeli Guci seindah ini?” tanya Tuan Kay dengan Tatapan menyelidik“Saya … ”“Kamu mencuri? Dasar orang miskin.” sahut Tuan Kay kemudian pergi meninggalkan Mahesa.Mahesa hanya bisa menghela nafas, dia sangat sedih karena usahanya tak begitu dihargai oleh Majikan. Hinaan serta cacianlah yang Mahesa dapatkan dikarenakan ia Miskin tak punya apa-apa.“Terserah Tuan mau berkata apa tentang saya, yang paling penting saya sudah mengganti guci yang sudah saya pecahkan.” jelas Mahesa kemudian pergi setelah mena
"Tamu? siapa?" tanya Mahesa."Saya sangat takut jika kejadian kemarin terulang lagi, jadi saya ingin mengenalkan seseorang yang akan melindungi bapak kedepannya." lanjut Minzo.Mendengar penuturan dari asisten pribadinya, Mahesa bertambah bingung, ia belum paham betul arah ucapan dari Minzo."Maksud kamu?." tanya Mahesa lagi."Tadi saya menemui seseorang, beliau orang yang paling kuat di kota X. jadi saya berinisiatif untuk mengenalkan beliau pada pak bos, untuk melindungi anda dan menjaga keselamatan pak Bos." jawab Minzo menjelaskan.Mahesa tampak berpikir sesaat, ia baru menyadari bahwa bahaya bisa saja datang setelah keluar dari restoran. Dan bisa menyangkut keselamatan sang istri."Baiklah, aku ikut saja apa katamu. Dan apa yang kamu katakan ada benarnya juga." sambung Mahesa.***Setelah berselang lama, Mahesa dan Minzo pun sampai di kafe X.Saat hendak turu
Plakkk!Satu tamparan keras mendarat di pipi Yin Billy, hingga membuat dia terhuyung kesamping. Billy sangat terkejut mendapati tamparan tersebut."Itu belum seberapa dibandingkan hinaan yang kamu lontarkan untuk Tuan Muda Mahesa." tutur Gan Qiang sambil menunjuk Billy yang masih mengelus pipi yang masih terasa panas.Tak hanya Billy, Tuan Kay Albert Abiyasa pun terkejut sekaligus tercengang melihat pemandangan yang ada di depan mata, sampai-sampai ia terdiam tak bisa berkata-kata."Kak Qiang, mengapa anda menampar saya? Seharusnya anda memberikan pelajaran pada pria sampah itu." ucap Billy lalu mengusap sudut bibir yang mengeluarkan darah."Mulutmu memang harus di sumpal, agar tidak banyak bicara." ucap Qiang kemudian menarik kerah baju Billy setelah Billy berdiri, Qiang pun menampar wajah Billy lagi. Kali ini lebih keras dari tamparan pertama.Setelah mendapat dua kali tamparan, Billy tak berani be
Saat dalam perjalanan, Mahesa teringat aka perubahan sikap dari sang Ayah mertua, ia masih belum percaya dengan pembelaan yang dilakukan oleh Kay Albert Abiyasa."Benarkah dia tadi membela ku, atau hanya sekedar membalas budi, atas pertolongan yang aku lakukan tadi pagi?" batin Mahesa bertanya-tanya sendiri pada diri sendiri.Tak berselang lama, Mahesa pun sampai pada tempat yang diminta oleh wanita yang ada didalam telepon."Mahesa." sapa Wanita yang terlihat cantik dan anggun melambaikan tangan."Kamu kenapa? wajahmu terlihat kusut seperti baju yang belum di setrika." tanya wanita itu yang tak lain adalah Su-Tian ."Aku banyak masalah hari ini." sambung Mahesa saat mendaratkan bokongnya di kursi."Masalah? bukankah pernikahan mu baik-baik saja?." lanjut Su-Tian bertanya lagi."Ini bukan masalah pernikahan. hanya saja … " ucapan Mahesa terhenti lalu menyingkap rambut kebelakang.
Setelah kepergian Su-Tian dan Tuan Kay, Zishu pun memandang wajah sang suami di teras rumah."Jangan lama-lama memandangku, nanti bisa jatuh cinta." ucap Mahesa meledek dengan sangat percaya diri."G-R, siapa yang memandangi mu," sambung Zishu kemudian pergi masuk ke dalam rumah.Mahesa pun tersenyum, dan ia semakin senang karena tadi dia melihat sang istri cemburu, itu tanda bahwa telah tumbuh benih cinta di hati Zishu."Ling-ling dan Mei-mei, hantar aku kesalon." ajak Zishu pada kedua P-R-T yang masih sibuk bekerja."Tapi Nyonya, pekerjaan kita belum selesai." sambung Mei-mei setelah melempar pandangan pada Ling-ling."Tinggal saja, biar di lanjutkan Mahesa." sahut Zishu."Tapi Nyonya … " jawab Mei-mei."Kalian berdua di pekerjakan oleh Mahesa untuk melayani aku." sahut Zishu dengan kesal."Maaf Nyonya, maafkan kami berdua." tutur Mei-mei."Ka
"Hallo Qiang, Aku ada urusan di luar negeri, besok berangkatnya. Aku mau titip restoranku padamu selama aku pergi." tutur Mahesa saat panggilan terhubung."Tuan serius mau menitipkan restoran pada saya?" tanya Gan Qiang dari jauh sana dalam sambungan telepon."Aku sudah sangat percaya padamu, dan satu lagi. Di restoran masih ada satu masalah."ini tentang HHC, jadi bekerja samalah dengan Minzo." tutur Mahesa pada Gan Qiang yang ada dalam sambungan telepon."Apa yang harus saya lakukan untuk Tuan Muda?." tanya Gan Qiang dalam sambungan telepon.Mahesa pun menjelaskan pada Qiang tugas-tugas yang harus dilakukan saat ia berada di luar negeri, setelah selesai menjelaskan Mahesa bergegas mematikan sambungan telepon, karena mendengar gagang pintu Zishu."Sudah selesai?" tanya Mahesa gugup, takut Zishu mendengar semua pembicaraan dia dan Qiang."Sudah, kapan kita berangkat? tapi aku sedikit merasa takut." ja
Tak terasa waktu sudah berganti malam, Mahesa baru saja selesai Miting dengan staf restoran. dia pun segera berganti pakaian di kamar mandi, kemudian menggosok gigi. selepas itu dia pun bergegas membaringkan tubuh di atas ranjang."Zishu, ini pertama kali aku melihat dia tersenyum dan tertawa lepas." gumam Mahesa terngiang-ngiang akan candaan serta tawa dari Zishu."Apa dia sudah mencintai ku ya?" gumamnya sambil menatap langit-langit kamar."Akh, tidak mungkin. pasti dia hanya merasa berhutang budi atas pertolongan yang aku berikan pada Ayah mertua." ucap Mahesa menjawab pertanyaannya sendiri.Tanpa terasa, dia sudah terlelap dalam mimpi, Mahesa tidur sangat nyenyak, hingga ia tak mendengar suara ketukan pintu kamar.Zishu yang mengetuk pintu sedari tadi tak ada jawaban dari dalam pun menekan daun pintu.Crek. "Tidak di kunci." gumam Zishu lalu masuk ke dalam kamar Mahesa.Dia menjalan
Tak berselang lama, mereka pun keluar dari ruangan dokter, karena sudah selesai konsultasi."Kamu pasti bisa berjalan seperti dahulu." ucap Mahesa menyemangati Istri."Aku mau bertanya padamu. Sebelum aku mulai terapi." ucap Zishu menghentikan Mahesa."Aku tahu, bahkan kamu juga tahu–kalau biaya terapi dan operasi itu tidak murah?"yang jadi pertanyaan di benakku itu … uang dari mana untuk biaya semua ini?." tanya Zishu lalu mendongak menatap kearah suami yang berada di belakang.Mahesa terkejut dengan pertanyaan Zishu, ia tampak terlihat gugup. "I–Itu. A–Aku–Aku dapat hadiah lotre." jawab Mahesa berbohong.Zishu pun mengerutkan kening, dia menatap wajah Suami dengan lekat-lekat."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, kamu bahkan sudah menggunakannya untuk melunasi hutang Ayahku. Atau jangan-jangan, kamu berhutang pada kak Su-Tian?." sambung Zishu."Enggak, aku benar-benar dapat hadiah lot