Setelah selesai makan Mahesa mencuci piring dan merapikan dapur, tak berselang lama Mahesa pun selesai dan dapur terlihat bersih dan rapi. kemudian dia pun menghampiri Zishu yang masih berada di ruang makan.
“Tunggu sebentar, aku mau mandi dulu.” tutur Mahesa pada Zi."Hm– jangan lama-lama, nanti jika telat. Aku yang malu." sambung Zi sambil bercak kesal.setelah 15 belas menit berlalu, dia berjalan setengah berlari menghampiri Zishu "Ayo buruan aku sudah siap." tutur Mahesa.Zishu tampak terlihat terpesona saat menatap Mahesa, walaupun dia hanya menggunakan pakaian dengan harga yang sangat murah. Tapi itu mampu membuat Mahesa terlihat begitu menawan.Zishu hanya berdehem kemudian ia pun didorong oleh Mahesa keluar Rumah.***Saat dalam perjalanan Zishu pun berucap “Ingat! jangan sampai membuat aku malu. Di dalam acara reunian banyak anak orang kaya yang tak bisa di singgung oleh siapa pun.” jelas Zishu memperingati.“Baik Nyonya Zi, aku akan lakukan seperti kemauan Nyonya.” sambung Mahesa dengan tegas.“Baguslah jika kamu mengerti.” lanjut Zi dengan nada yang sedikit lega.Setibanya di tempat reunian, Zishu langsung di bantu turun dari mobil oleh Mahesa."King Bown Food … Kita lihat apa yang terjadi di dalam.’ batin Mahesa tersenyum lalu mendorong kursi roda Zishu masuk ke dalam restoran mewah tersebut.“Ingat pesanku tadi!” ucap Zishu memperingati Mahesa dan hanya di tanggapi dengan dehem'an oleh sang Suami.“Selamat datang Tuan dan Nyonya,” sambut Kepala Pelayan menyambut tamu para tamu yang datang."Kok seperti ada yang aneh, Kenapa tidak ada yang melarang Mahesa masuk. sedangkan … Mahesa terlihat seperti dari kalangan bawah." batin Zi dengan merasa sangat heran.“Mari Tuan dan Nyonya, saya hantarkan ke ruang platinum," ucap Staf penghantar, lalu di ikuti oleh Mahesa dan Zishu.Setibanya di dalam, Zishu langsung di panggil oleh teman-temannya.“Zi, disini.” panggil teman wanita yang berambut pirang.Zishu pun memberikan kode pada Mahesa untuk mendekati teman-teman sosialita.“Ya ampun Zi, kamu bertambah cantik saja." puji teman yang tadi memanggil dan melambaikan tangan.“Kamu bisa saja." sambung Zishu. dan wanita berambut pirang itu melempar pandangan pada teman yang berada di sebelahnya.“Ini pelayanmu Zi” tanya wanita yang berambut panjang.“Kok bisa sih, seorang pelayan dari kalangan bawah masuk kedalam Lantai Platinum.” ucap wanita berambut panjang sambil Menatap jijik kearah Mahesa.Mahesa masih diam dan tidak menanggapi penghinaan dari teman-teman Sosialita Zishu.“Heh kamu! lebih baik kamu keluar deh. Dari pada membuat kita malu.” usir wanita yang berambut lurus, sambil mendorong bahu Mahesa.“Kamu masih punya telinga kan bro?, jangan sampai aku panggilkan Menejer King Bown Food.” ucap Pria yang mengenalkan Jas coklat yang tak lain adalah Billy.“Aku akan pergi, jika Zishu sendiri yang memintaku untuk pergi.” jawab Mahesa dengan tatapan malas.“Apa kamu sedang tidak bercanda, Zishu pasti akan mengusir mu. Karena dia teman baik kami, dan itu sudah pasti dia akan berpihak pada kami.” tutur wanita berambut pirang lalu tertawa menghina.“Jangan bercanda lah bro. Apa perlu? aku ajarkan kesopanan pada orang yang bermartabat seperti kami.” tutur Billy dengan begitu angkuh.“Aku tak sudi menghormati orang hina seperti kalian!.” sahut Mahesa mulai kesal.Zishu yang sudah terlanjur malu pun tak bisa berbuat apa-apa selain diam, dan juga menyimak perdebatan antara teman dan suami.“kau bilang kami hina … Apa kau tak punya kaca? berkacalah sebelum berucap dan menghina kami.” ejek Billy lalu menatap hina pada Mahesa.“Aku tak punya waktu untuk menanggapi kalian, waktu ku dan Zishu terbuang sia-sia datang ke acara sampah seperti ini.” ucap Mahesa lalu mengajak Zishu pergi.“Apa katamu!? semua orang yang ada disini. Lihat. ada sampah mencoba untuk menjadi permata.” tutur Billy mencari perhatian para tamu dan memprovokasi orang-orang yang ada di sana.Langkah kaki Mahesa terhenti saat mendengar sebuah teriakan dari Billy yang sudah sangat tidak sopan. “Zishu hiduplah bersamaku, aku akan memberikan mu Seratus Dollar untuk satu kali tidur denganku di atas ranjang.” teriak Billy.Mahesa pun memejamkan mata, lalu mencengkram gagang kursi roda dengan erat. kemudian membalikkan badan dan dia pun berjalan mendekati Billy. Dengan memasang wajah garang serta tatapan mata yang sudah terbakar oleh amarah.“lihatlah anj*ng jantan datang.” hina Billy lalu Tertawa menghina.Bag! Satu tinjuan mendarat dihidung pria itu dan membuatnya terhuyung kebelakang.“Dasar Anj*ng s*al*n! beraninya membuat masalah dengan tuan muda dari keluarga Yin." tutur Billy sambil memegang hidung yang sudah mengeluarkan dar*h.“Aku tak perduli bahkan jika kamu putra dari Raja Sulaiman pun, aku tidak takut.” sambung Mahesa dengan nada tinggi.Zishu tampak tertegun sekaligus terkejut dengan kemarahan dari sang suami, karena ini Baru pertama kali dia melihat puncak kemarahan seorang Mahesa.“Kamu itu adalah sampah yang tidak diinginkan oleh keluarga mu, mulutmu lebih pantas memakan bangkai dari pada melontarkan penghinaan untuk Zishu.” pekik Mahesa sambil menarik kerah baju pria tersebut.Bugh!–Bugh! Mahesa kembali memukul wajah Billy.“Panggilkan Manajer restoran ini.” teriak Billy pada dua Wanita yang tadi ikut menghina Mahesa.Mahesa pun menghempaskan dengan sangat kasar , hingga membuat Billy tersungkur kebelakang.“Aku tidak takut dengan siapa pun di sini. Silahkan saja untuk melihat siapa yang akan ditendang keluar dari sini!.” tutur Mahesa dengan sangat tegas.Mendengar ucapan sombong dari mulut Mahesa, Billy merasa semakin kesal, kemudian dia pun mengambil sebotol anggur tanpa berpikir panjang, Billy langsung melemparkan nya kearah Mahesa. Mahesa yang merasakan firasat buruk, dengan sigap ia menghindar, lalu botol anggur itu terbang mengenai kaca restoran.Prank! suara kaca restoran pecah berkeping-keping sangat memekik ditelinga pelanggan dan langsung menghebohkan para tamu dan pelanggan.”khiyaaa!" teriak semua orang semakin heboh dan berhamburan keluar dari Lantai Platinum.Mahesa langsung bergegas berlari menghampiri Zishu untuk menyelamatkan Zishu dari hal yang tidak diinginkan.“Zi!” pekik Mahesa berteriak memanggil Zishu.“Mahesa. tolong aku!.” panggil Zishu yang sudah terpontang-panting oleh tamu yang berlari keluar dari ruang platinum.“Zi … kamu tak apa-apa?” tanya Mahesa saat menemukan keberadaan sang Istri.“Aku bawa kamu ke tempat yang aman.” ucap Mahesa lantas membawa sang istri ke tempat yang lebih aman.“Jangan lari pecundang!.” teriak Billy sambil mengejar Mahesa.Tak berselang lama, para scurity dan menejer datang masuk kedalam ruang platinum.“Siapa yang membuat kekacauan ini!?” pekik manejer Alvin berteriak.“Tuan Alvin. tadi ada pecundang datang untuk membuat kekacauan ini.” ucap Billy mengadu dengan kebohongan dengan niatan memprovokasi Menejer Alvin.“Biliy. benarkah ucapanmu?” tanya Menejer Alvin.Mahesa hanya berdecak malas, kemudian ia mengirim pesan pada Minzo. “Aku dalam masalah besar di King Bown Food. Cepatlah datang dan bawa bantuan yang bisa membungkam tuan muda dari keluarga Yin.” Mahesa lantas menekan tombol send."Beraninya kamu membuat keributan di sini! apa kamu sudah bosan hidup?." ucap Menejer Alvin.“Aku tidak melakukan apa. Apa Tuan Alvin percaya dengan ucapan bab* jantan, yang pandai berakting ini.” sambung Mahesa menyindir Billy.“Beraninya kau menyebut ku bab* jantan! Apa kamu tidak tahu dengan siapa kamu berbicara.” sahut Billy tak terima.“Kamu! tolong jaga sikapmu pada Tuan Muda dari keluarga Yin.” ucap Manejer Alvin.“Aku tak mau tahu siapa yang salah di sini! kamu, cepat ganti rugi atas kekacauan ini.” imbuh Menejer Alvin sambil menunjuk Mahesa.“Aku? tidak mau! … " tolak Mahesa. "Anda juga belum mengetahui siapa yang salah disini, lihatlah dulu rekaman cctv. Jika aku yang salah, aku akan mengganti rugi berapa pun yang anda minta" lanjut Mahesa.“Dia yang mulai duluan tuan, dia juga yang memprovokasi aku, dan dia juga yang membuat kekacauan ini." ucap Billy memprovokasi Menejer Alvin.“Kamu harus membayar denda satu juta dollar X! jika tidak aku akan memenjarakan mu.” tutur Manejer Alvin dengan Mengancam Mahesa.“Tuan Menejer yang terhormat, bukankah disini ada cctv? mengapa anda tidak memeriksa rekaman cctv terlebih dahulu.” ucap Mahesa masih teguh dengan permintaannya.“Dia hanya membual. Aku sangat yakin dia berkata seperti itu, karena ingin lari dan lepas tanggung jawab.” dalih Billy berusaha untuk memperdaya Menejer Alvin agar tidak menuruti ucapan Mahesa.Mahesa merasa muak dengan orang kaya yang tidak pernah bisa mengakui kesalahan yang di perbuat.saat hendak membungkam mulut Billy, Mahesa mendapati Ponselnya berdering.“Mahesa tolong Aku, Aku ditahan oleh petugas Scurity!" ucap Zishu dalam panggilan telepon dan terdengar seperti sangat ketakutan.“Apa! kamu tenang disana, Aku akan segera datang dan menyelamatkan mu” tutur Mahesa lalu panggilan terputus.“Cepat periksa cctv! atau … kalian semua akan dalam masalah besar!" bentak Mahesa.“Masalah besar? memang kamu itu siapa. Raja, Kaisar, Atau Dewa Langit.” sahut Manejer Alvin lalu tertawa mengejek.“Dasar manusia tak sadar diri!.” ejek Billy ikut menimpali.“Kalian memang harus di musnahkan dari muka bumi ini." lanjut Mahesa sudah tidak bisa menahan Emosi.Wait For The Next Story…Setelah selesai menghubungi nomor Mahesa, Zishu pun mengirim pesan kepada Tuan Kay sambil melirik kearah Dua Scurity yang sedang menahan dirinya.Zishu sangat berharap bisa cepat mendapatkan pertolongan dan bantuan dan terbebas dari Scurity yang sendiri tadi memperhatikan dia dengan tatapan nafvu.FLASHBACK ON."Zi kamu tunggu di sini dulu, aku selesaikan urusanku dengan temanmu yang tidak tahu sopan santun itu." ucap Mahesa setelah membawa Zishu ke tempat yang lumayan aman."Jangan lama-lama, aku takut sendirian di sini." tutur Zishu."Kamu tenang saja, aku akan segera kembali." sambung Mahesa kemudian pergi meninggalkan Zishu.setelah kepergian Mahesa, ada dua Scurity yang datang."Maaf nona, kami mendapat tugas dari atasan kami untuk membawa anda ke pos Scurity." ucap salah satu Scurity kemudian membawa Zishu.FLASHBACK OFF.setelah mengirim pesan pada sang Ayah, Zishu merasakan firasat yang tidak mengenakkan karena melihat lirikan yang mencurigakan dari mata scurity.“Sepertinya,
Melihat barang pemberian dari Mahesa, Tuan Kay berdecak menghina. “Ck, kamu kira ini perkara main-main. saya tahu itu barang K-W.” tutur Tuan Kay menghina.“Maaf sebelumnya Tuan, sudikah anda melihat dulu. Siapa tahu tuan menyukai barang pengganti ini” ungkap Mahesa lalu mengambil Guci yang sangat cantik dan mewah, yang pasti itu lebih indah dari pada Guci Sebelumnya.“Dari mana kamu dapat uang untuk membeli Guci seindah ini?” tanya Tuan Kay dengan Tatapan menyelidik“Saya … ”“Kamu mencuri? Dasar orang miskin.” sahut Tuan Kay kemudian pergi meninggalkan Mahesa.Mahesa hanya bisa menghela nafas, dia sangat sedih karena usahanya tak begitu dihargai oleh Majikan. Hinaan serta cacianlah yang Mahesa dapatkan dikarenakan ia Miskin tak punya apa-apa.“Terserah Tuan mau berkata apa tentang saya, yang paling penting saya sudah mengganti guci yang sudah saya pecahkan.” jelas Mahesa kemudian pergi setelah mena
"Tamu? siapa?" tanya Mahesa."Saya sangat takut jika kejadian kemarin terulang lagi, jadi saya ingin mengenalkan seseorang yang akan melindungi bapak kedepannya." lanjut Minzo.Mendengar penuturan dari asisten pribadinya, Mahesa bertambah bingung, ia belum paham betul arah ucapan dari Minzo."Maksud kamu?." tanya Mahesa lagi."Tadi saya menemui seseorang, beliau orang yang paling kuat di kota X. jadi saya berinisiatif untuk mengenalkan beliau pada pak bos, untuk melindungi anda dan menjaga keselamatan pak Bos." jawab Minzo menjelaskan.Mahesa tampak berpikir sesaat, ia baru menyadari bahwa bahaya bisa saja datang setelah keluar dari restoran. Dan bisa menyangkut keselamatan sang istri."Baiklah, aku ikut saja apa katamu. Dan apa yang kamu katakan ada benarnya juga." sambung Mahesa.***Setelah berselang lama, Mahesa dan Minzo pun sampai di kafe X.Saat hendak turu
Plakkk!Satu tamparan keras mendarat di pipi Yin Billy, hingga membuat dia terhuyung kesamping. Billy sangat terkejut mendapati tamparan tersebut."Itu belum seberapa dibandingkan hinaan yang kamu lontarkan untuk Tuan Muda Mahesa." tutur Gan Qiang sambil menunjuk Billy yang masih mengelus pipi yang masih terasa panas.Tak hanya Billy, Tuan Kay Albert Abiyasa pun terkejut sekaligus tercengang melihat pemandangan yang ada di depan mata, sampai-sampai ia terdiam tak bisa berkata-kata."Kak Qiang, mengapa anda menampar saya? Seharusnya anda memberikan pelajaran pada pria sampah itu." ucap Billy lalu mengusap sudut bibir yang mengeluarkan darah."Mulutmu memang harus di sumpal, agar tidak banyak bicara." ucap Qiang kemudian menarik kerah baju Billy setelah Billy berdiri, Qiang pun menampar wajah Billy lagi. Kali ini lebih keras dari tamparan pertama.Setelah mendapat dua kali tamparan, Billy tak berani be
Saat dalam perjalanan, Mahesa teringat aka perubahan sikap dari sang Ayah mertua, ia masih belum percaya dengan pembelaan yang dilakukan oleh Kay Albert Abiyasa."Benarkah dia tadi membela ku, atau hanya sekedar membalas budi, atas pertolongan yang aku lakukan tadi pagi?" batin Mahesa bertanya-tanya sendiri pada diri sendiri.Tak berselang lama, Mahesa pun sampai pada tempat yang diminta oleh wanita yang ada didalam telepon."Mahesa." sapa Wanita yang terlihat cantik dan anggun melambaikan tangan."Kamu kenapa? wajahmu terlihat kusut seperti baju yang belum di setrika." tanya wanita itu yang tak lain adalah Su-Tian ."Aku banyak masalah hari ini." sambung Mahesa saat mendaratkan bokongnya di kursi."Masalah? bukankah pernikahan mu baik-baik saja?." lanjut Su-Tian bertanya lagi."Ini bukan masalah pernikahan. hanya saja … " ucapan Mahesa terhenti lalu menyingkap rambut kebelakang.
Setelah kepergian Su-Tian dan Tuan Kay, Zishu pun memandang wajah sang suami di teras rumah."Jangan lama-lama memandangku, nanti bisa jatuh cinta." ucap Mahesa meledek dengan sangat percaya diri."G-R, siapa yang memandangi mu," sambung Zishu kemudian pergi masuk ke dalam rumah.Mahesa pun tersenyum, dan ia semakin senang karena tadi dia melihat sang istri cemburu, itu tanda bahwa telah tumbuh benih cinta di hati Zishu."Ling-ling dan Mei-mei, hantar aku kesalon." ajak Zishu pada kedua P-R-T yang masih sibuk bekerja."Tapi Nyonya, pekerjaan kita belum selesai." sambung Mei-mei setelah melempar pandangan pada Ling-ling."Tinggal saja, biar di lanjutkan Mahesa." sahut Zishu."Tapi Nyonya … " jawab Mei-mei."Kalian berdua di pekerjakan oleh Mahesa untuk melayani aku." sahut Zishu dengan kesal."Maaf Nyonya, maafkan kami berdua." tutur Mei-mei."Ka
"Hallo Qiang, Aku ada urusan di luar negeri, besok berangkatnya. Aku mau titip restoranku padamu selama aku pergi." tutur Mahesa saat panggilan terhubung."Tuan serius mau menitipkan restoran pada saya?" tanya Gan Qiang dari jauh sana dalam sambungan telepon."Aku sudah sangat percaya padamu, dan satu lagi. Di restoran masih ada satu masalah."ini tentang HHC, jadi bekerja samalah dengan Minzo." tutur Mahesa pada Gan Qiang yang ada dalam sambungan telepon."Apa yang harus saya lakukan untuk Tuan Muda?." tanya Gan Qiang dalam sambungan telepon.Mahesa pun menjelaskan pada Qiang tugas-tugas yang harus dilakukan saat ia berada di luar negeri, setelah selesai menjelaskan Mahesa bergegas mematikan sambungan telepon, karena mendengar gagang pintu Zishu."Sudah selesai?" tanya Mahesa gugup, takut Zishu mendengar semua pembicaraan dia dan Qiang."Sudah, kapan kita berangkat? tapi aku sedikit merasa takut." ja
Tak terasa waktu sudah berganti malam, Mahesa baru saja selesai Miting dengan staf restoran. dia pun segera berganti pakaian di kamar mandi, kemudian menggosok gigi. selepas itu dia pun bergegas membaringkan tubuh di atas ranjang."Zishu, ini pertama kali aku melihat dia tersenyum dan tertawa lepas." gumam Mahesa terngiang-ngiang akan candaan serta tawa dari Zishu."Apa dia sudah mencintai ku ya?" gumamnya sambil menatap langit-langit kamar."Akh, tidak mungkin. pasti dia hanya merasa berhutang budi atas pertolongan yang aku berikan pada Ayah mertua." ucap Mahesa menjawab pertanyaannya sendiri.Tanpa terasa, dia sudah terlelap dalam mimpi, Mahesa tidur sangat nyenyak, hingga ia tak mendengar suara ketukan pintu kamar.Zishu yang mengetuk pintu sedari tadi tak ada jawaban dari dalam pun menekan daun pintu.Crek. "Tidak di kunci." gumam Zishu lalu masuk ke dalam kamar Mahesa.Dia menjalan