Share

BAB 3

“Bukankah ini agak berlebihan untuk kencan pura-pura?”

Alexa memutar bola matanya malas ketika tak mendapatkan jawaban apapun dari lawan bicaranya. Di tengah iringan musik klasik yang mengalun, kini ruangan itu kembali terisi oleh keheningan.

Ia kembali menatap pria di depannya, Marc Halley.

Lelaki yang dipilihkan oleh keluarganya untuk menjadi calon pendamping selama sisa hidupnya. Astaga, keluarganya memang konyol. Usianya bahkan baru saja menginjak tujuh belas tahun enam bulan yang lalu, tapi mereka sudah cepat-cepat menentukan pasangan masa depannya.

Sebenarnya ini bukan merupakan hal baru bagi kalangan pebisnis kelas atas. Para manusia kaya raya itu akan mulai mencarikan pasangan untuk pewaris mereka demi menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan lain agar harta mereka tetap aman. Singkatnya, dirinya dan Marc kini sedang sama-sama digunakan sebagai ‘alat perjanjian’ oleh keluarga mereka sendiri.

“Aku hanya tidak ingin mendengar nasehat membosankan karena membawa putri keluarga De Travis ke tempat yang tidak layak.” Akhirnya pria itu bersuara setelah sekian lama membisu.

“Kau hanya perlu melakukan reservasi palsu dan katakan pada orang tuamu ‘Alexandra De Travis sangat terkesan dengan kebaikan hati keluarga Halley.’ Lalu sampaikan salamku pada mereka.” Jawabnya gadis itu enteng.

Lelaki itu hanya mengendikkan bahu, “Mereka mengirim orang untuk memastikan reservasi disini, apa boleh buat?”

Sesuai prediksi, pria ini tentu saja tidak akan repot-repot menyiapkan makan malam romantis hanya untuk kencan pura-pura seperti ini. Selalu ada campur tangan keluarga di setiap tindakannya.

“Baiklah, aku akan makan lalu memanggil sopirku dan pulang.” Alexa mengambil alat makannya dengan tenang, memilih untuk mengalah dan menghindari perdebatan yang tidak perlu.

Lelaki itu kini menatap ke arah gadis yang tengah menyantap Caviar nya dengan elegan. Ucapan yang dilontarkan semua orang padanya memang tidak salah, calon tunangannya itu memang benar-benar sempurna. Ia tidak habis pikir kenapa sifat tenang Alexandra menjadi sesuatu yang mengagumkan untuk dilihat.

Ia mendengar beberapa kali gadis itu harus berurusan dengan komite sekolah karena persoalan dengan klub jurnalis yang ia ikuti, tapi Alexa tidak pernah sekalipun melibatkan dirinya saat menghadapi masalah. Gadis itu benar-benar melakukan segalanya sendirian. Padahal ia bisa membereskan masalah apapun untuk Alexa, namun gadis itu selalu bersikeras menolak bantuannya.

Ia tahu menjadi seorang pewaris utama artinya ia harus menguasai semua hal sendirian. Mungkin dirinya tidak akan mempermasalahkan hal itu jika Alexa seorang laki-laki, tapi come on Alexa itu hanya seorang gadis!

Harusnya Alexa tak perlu melakukan segalanya dengan sebaik itu.

Sikapnya yang luar biasa mandiri terkadang benar-benar membuatnya kesal. Ia merasa keberadaannya tidak ada artinya untuk gadis itu.

“Selesai.”

Ucapan Alexa menarik kesadaran pria itu kembali ke asalnya. Baru saja ia hendak memanggil waiter untuk menghidangkan dessert namun gadis itu menolaknya.

 “Aku akan menunggu sopirku di lobby, terimakasih atas hidangannya Tuan Halley.” Katanya. Setelah memutuskan untuk undur diri, gadis itu segera beranjak dari kursinya dan pergi dari sana.

Marc hanya bisa terdiam dan memandang Alexa dari kejauhan hingga punggung gadis itu menghilang di balik tikungan. Ia ingin segera mencegah kepergian gadis itu, tetapi semua kata-katanya tertahan.

Selalu saja seperti ini, dirinya selalu ditinggalkan seperti ini.

***

“Kau mau Gelato?” Suara santai Raphael menyeruak di tengah kebisingan jalanan kota yang cukup padat.

Alexandra hanya dapat menghembuskan napas dengan lelah mendengar ucapan Raphael. Kini dirinya berakhir menumpang mobil milik Raphael setelah lelaki itu tiba-tiba datang entah dari mana, lalu menyeretnya dari lobby dan membawanya berkeliling kota tanpa persetujuannya. Persis seperti yang sering kakaknya lakukan dulu.

“Katakan bagaimana kau tahu aku ada di restoran itu?”

Pria itu hanya mengendikkan bahunya tak peduli, “Well, aku hanya tidak sengaja mendengar percakapanmu dengan Si Halley tadi siang. Kupikir menikmati Gelato setelah makan malam membosankan dengan lelaki itu adalah ide bagus.”

Jawaban Raphael membuat kepalanya semakin pening.

“Maaf saja, tapi aku bahkan tidak memakan dessert milikku sama sekali.” Ujarnya jengah.

Lelaki itu mengalihkan atensi ke arahnya untuk beberapa detik, “Baguslah, setidaknya Gelato  malam ini tidak akan menambah berat tubuhmu.”

Alexandra melipat tangannya di depan dada dengan kesal, lagi-lagi Raphael menyinggung berat tubuhnya. Padahal ia termasuk gadis yang langsing- tidak bahkan mungkin tergolong sangat kurus.

“Dan lalu kenapa kau tidak sekalian saja ikut makan bersama dengan kami?” Alexa bertanya.

Pria itu menaikan alisnya heran sebelum menjawab, “Aku tidak tahu kau itu kelewat bodoh atau apa, tapi maaf saja aku tidak sudi dicap sebagai perusak hubungan dua manusia yang akan segera bertunangan.”

“Ah sial, kau mengingatkanku dengan hal yang paling ingin ku lupakan.”

Raphael mengendikkan bahunya acuh, “Padahal ada banyak pria di dunia ini, kenapa juga kau harus berurusan dengan Si Halley.”

Alexa merengut sebal mendengar gumaman Raphael yang terdengar tidak masuk akal untuknya. Sudah jelas ‘kan? Titel pewaris utama perusahaan besar tidak akan berguna jika yang menjadi pewaris itu adalah seorang wanita. Banyak para keluarga pebisnis yang segan untuk menjodohkan putra pertama mereka dengan orang seperti dirinya.

Alasannya? Tentu saja karena tulisan ‘De Travis’ yang menempel di belakang namanya. Jika putra mereka menikah dengannya, sudah dapat dipastikan perusahaan mereka akan melebur bersama dengan perusahaan raksasa milik keluarga De Travis dan mereka harus hidup di bawah kekuasaan keluarga De Travis. Kecuali jika dirinya bersedia menyerahkan posisi itu pada orang lain, mungkin sekarang akan berbeda ceritanya.

Tapi hal itu tidak akan terjadi, ia sudah berjanji akan mempertahankan posisinya meski harus mengorbankan seluruh hidupnya. Semua ini ia lakukan demi Ezra.

Ia tahu jika dirinya tidak bisa menikah dengan sesama penerus utama. Sekalipun ada, kesempatan itu sangatlah kecil. Alexandra hanya bisa menikah dengan putra kedua dan seterusnya dari keluarga lain. Sebab itulah dirinya dipaksa untuk menerima rencana pertunangan antara dirinya dan keluarga Halley, karena Marc adalah putra kedua di keluarga Halley.

Gadis itu hanya memandang ke arah samping, menikmati pemandangan malam Hartford yang begitu membosankan untuknya. Gedung tinggi dengan lampu yang memancar dari setiap sudut kota mengingatkan dirinya tentang kerakusan orang-orang yang tinggal disini akan harta.

Namun tiba-tiba atmosfer di dalam mobil menjadi tegang ketika Raphael mengemudikan mobilnya dengan cepat, meski samar ia bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyika oleh pria itu.

“Jadi? Kau kabur dari masalah apa lagi kali ini?” Gadis itu menatap malas ke arah lelaki yang sibuk mencari celah di tengah jalanan yang padat. Alexa mengerti apa yang sedang terjadi di sini, mereka sedang diikuti.

Namun bukannya menjawab Raphael justru mengabaikannya dan mempercepat laju mobilnya. Dilihat dari reaksi pria itu, Alexa bisa tahu jika Raphael kini sedang gelisah. Ia tidak tahu jenis masalah apa lagi yang sedang disembunyikan lelaki itu, tapi sepertinya membantu untuk kabur juga bukan hal buruk. Toh pria itu juga sudah sering membantunya.

 Gadis itu kini sibuk mencerna situasi, ia melirik ke arah tikungan yang berada di depan mereka, “Belok kanan, kau bisa berpura-pura memarkir mobilmu di dalam basement mall besar di dekat sana. Lalu kita akan menyusup keluar dari mall dan pergi ke taman kota yang berada di arah sebaliknya.”

Raphael mengangguk dan mengarahkan mobilnya menuju ke arah sebuah pusat perbelanjaan yang sangat ramai sebelum keluar dan kabur dari tempat itu. Dengan begitu orang-orang yang mengikuti dirinya akan berpikir mereka sedang berada di dalam mall, padahal ia sedang berada di arah yang sebaliknya. Harus ia akui, Alexa adalah gadis cerdas yang pandai mengatur strategi.

Dan tentu saja ia yakin, kecerdasannya pasti didukung dengan pengalaman kaburnya yang sudah diterapkan bertahun-tahun.

Dasar, gadis ini memang benar-benar luar biasa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status