Share

Fitnah Keji

Tawa dua anak kecil mengusik lubang pendengaran Diana. Mata bulatnya ingin terbuka, tetapi tidak bisa. Sayup-sayup terdengar lagi suara yang tak asing berbicara.

“Dek, mau main ke luar, enggak? Jangan di rumah terus.”

“Nanti mama marahin Kak Rara lagi kalau ketahuan bawa aku ke luar.”

“Kakak enggak apa-apa demi kamu, Dek.”

Diana mengernyit. Percakapan itu seperti tak asing untuknya. Badannya ingin bergerak tapi tak mampu. Udara dingin kian menyapu kulit Diana. Dia baru ingat bukankah sedang tidur di gazebo? Jadi dia sekarang sedang bermimpi? Pikiran Diana kembali pecah saat menangkap percakapan yang kian jelas di telinganya.

“Kak, dingin ... Ayo masuk ke rumah.”

“Kakak peluk, ya, Dek. Hangat, kan?”

Entah kenapa hati Diana tersentuh mendengar kalimat-kalimat yang terlontar. Dia kembali menangis dalam tidur, tetapi kali ini dia menangis karena merasakan kerinduan yang amat dalam.

“Kak....”

Bibir Diana otomatis mer

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status