Share

Pemakaman Penuh Drama

Alana lalu undur diri dari kerumunan ibu-ibu. Wanita itu memisahkan diri agar bisa mengangkat telepon dengan tenang. Suara-suara gaduh para pelayat juga pastinya membuat alamat tidak bisa mendengarnya dengan jelas obrolan si penelepon.

"Halo, selamat sore," sapa Alana ketika ia pertama kali mengangkat telepon.

Tidak ada nama tertera di layar handphonenya. Hanya sebuah nomor baru yang entah siapa pemiliknya.

"Dengan Ibu Alana? Apa benar ibu pemilik mobil dengan nomor polisi B xxx LS?" tanya seseorang di seberang sana.

"Iya, betul. Itu mobil saya, Pak," jawab Alana yang hafal nomor polisi mobilnya.

"Kami dari kepolisian, Bu," ujar si penelepon.

Deg! Detak jantung Alana serasa mencelos saat mendengar yang menghubunginya adalah dari petugas kepolisian. Tidak mungkin tidak ada masalah jika petugas kepolisian meneleponnya.

"I-iya, Pak. Ada apa?" tanya Alana terbata-bata.

"Ibu kenal dengan saudara Rahman Aditya?" tanya suara di sana.

"Itu sopir saya, Pak. Ada apa ya?" tanya Alana mul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status