“Jadi, kau perempuan yang bersedia menyewakan rahim dan hamil anakku?”
“T—Tuan Sean ....”Lidah Valerie berubah kelu, jantungnya berdetak kencang saat menyadari siapa pria yang akan tidur dengannya dan menyewa rahimnya.Kenapa dunia sesempit ini. Kenapa bosnya di tempat kerja yang harus tidur dengannya?“Terkejut?” tanya pria itu sambil tersenyum sinis. “Kau memang harus terkejut, wanita murahan. Karena sebentar lagi kau akan tidur dengan bosmu sendiri!”Suara bass itu kembali mengalung, membuat Valerie benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Rasa takut dan malu menjadi satu, membuatnya hanya bisa menunduk sembari memainkan kuku jemarinya dengan gugup.Sean langsung mengubah posisi duduknya menjadi tegak, lalu mengangkat dagunya dengan pongah. “Aku baru tahu ternyata ada karyawan Kyler Group juga berprofesi sebagai wanita murahan. Jadi apa yang kau lakukan sehingga butuh uang sebanyak itu, huh?”Valerie mengangkat pandangannya. “I—itu ... untuk—”Tak peduli dengan respons wanita di hadapannya itu, Sean kembali berdecak. “Ah sudahlah, wanita muda sepertimu tentu saja suka menghambur-hamburkan uang. Cepat ke sini dan tandatangani perjanjian itu!”Sebenarnya, Valerie ingin sekali lari dari tempat ini sekarang juga. Bagaimana bisa ia tidur dengan bosnya sendiri?Namun, Valerie tidak punya pilihan yang lebih baik. Tidak mudah mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Ini adalah satu-satunya jalan yang akan membantunya mendapatkan biaya operasi ibunya.Memilih untuk patuh, Valerie segera mendekat pada meja di depan sofa itu, mengambil duduk di tempat yang jauh dari Sean sambil membaca surat perjanjian tersebut.Ketika Valerie fokus pada poin-poin perjanjian, Sean melirik dari sudut matanya, menatap teliti pada wanita di seberangnya.‘Bagaimana mungkin ada jalang dengan penampilan jelek seperti ini?’ Sean membatin.Perempuan itu jauh dari kata sempurna. Tidak ada lekuk berarti yang menggoda kaum adam di tubuhnya, dan wajahnya juga tidak terawat.Kepala Sean mendadak pusing, bagaimana mungkin dia bisa meniduri perempuan ini dan melakukan permintaan istrinya untuk menghamilinya jika perempuan itu tak membuatnya berselera?Dan jangan lupakan wajah polos yang tak dipoles makeup itu, bahkan lipsticknya sudah pudar. Benar-benar jalang tak profesional. Semuanya semakin terasa sempurna dengan setelan kantor yang sudah tampak lusuh dan membosankan itu.‘Oh, God! Dari mana Amora menemukan wanita ini? Kenapa bisa dia punya pemikiran untuk menjual diri dengan tampilan yang jauh dari kata menggoda?’Bahkan belum menyentuhnya saja sudah membuat Sean bergidik ngeri. Gadis di hadapannya ini bukan tipenya sama sekali.“Tuan, apa bisa saya meminta satu hal?”Perkataan Valerie yang tampak berani mengangkat pandangannya memecah kesunyian di antara mereka.Sean yang sudah merasa pusing tak bisa menahan diri untuk tak berdecak. Jangan bilang setelah wanita itu jelek, dia juga menyusahkan!Sean langsung melepas tangan yang memegangi dahinya, menatap tajam ke arah Valerie. “Katakan!”Mendapat persetujuan itu, Valerie menghela napas berat. Dia menatap pria itu dengan ragu, namun dari pancaran matanya menyiratkan keteguhan.“Sebelum meniduriku, aku ingin dinikahi terlebih dahulu, Tuan Sean.”Sean menatap wanita itu dengan tatapan tidak percaya, lalu disusul dengan kekehan yang membahana.“Apa kau tengah bercanda? Perempuan murahan sepertimu ingin menikah denganku?!”Hati Valerie mencelos mendengar hinaan itu secara langsung dari mulut Sean. Sungguh, kalimat itu sungguh menyakiti hatinya.“Sa—saya hanya tidak ingin anak ini lahir menjadi anak haram. Karena itu—”“Kau dibayar untuk melahirkan anakku! Jadi, kau tidak ada hak untuk menuntut apa-apa dariku, apalagi meminta sebuah pernikahan. Orang miskin sepertimu tidak pantas untukku!”Sean benar-benar tak percaya dapat keberanian mana wanita itu sehingga mempunyai pemikiran untuk dinikahi terlebih dahulu. Sean adalah pria terhormat, dan dia tidak akan sudi memiliki istri jalang seperti Valerie. Hanya Amora yang sepadan untuknya, bukan yang lainnya.Valerie sudah mulai menangis sesenggukan. “Aku mohon, tolong jangan biarkan anakku punya ibu yang berdosa, Tuan!”Sean mengalihkan pandangannya, ia tak menampik jika dirinya merasa sedikit iba. Tetapi memikirkan Amora, membuat hatinya tak tergerak.“Amora! Istri saya yang akan menjadi ibunya, bukan kau!” desis Sean mengingatkan.Terisak pilu, Valerie kembali mencicit, “Saya tahu, Tuan. Tetapi bagaimanapun itu tidak akan mengubur fakta bahwa saya ibu kandungnya.” Dengan berani, Valerie berusaha menatap Sean dengan hati yang teguh. “Saya tidak akan melanjutkan perjanjian ini jika tidak ada pernikahan.”Sean mendengus tak percaya. “Jadi kau mengancamku?!”“Ini bukan ancaman, hanya satu syarat yang saya minta.”Amarah langsung menguasai Sean, dengan kekuatan penuh dia melempar berkas perjanjian itu ke arah Valerie.“Cepat tanda tangani ini dan jangan banyak menuntut, sialan!”“Tidak!” balas Valerie tak kalah kerasnya.Dengan gelap mata, Sean langsung menarik lengan Valerie kasar dan membawanya memasuki ruangan dengan pintu bercat putih.“Apa yang Anda lakukan—”Ucapannya langsung terputus karena tubuhnya sudah melayang akibat dari dorongan Sean dan berakhir di tengah ranjang mewah yang luas.“Aku akan membuatmu sadar bahwa wanita seperti dirimu harus diperlakukan seperti apa. Wanita murahan tidak pantas untuk pernikahan, melainkan dengan cara yang hina seperti ini.”Sadar akan bahaya yang mengancam, Valerie segera bergerak menjauh. Namun, bajunya sudah ditarik paksa oleh Sean dan mengakibatkan beberapa kancing kemejanya terlepas dengan cara mengenaskan.“Jangan lakukan ini, Tuan! Aku mohon!” jerit Valerie dengan frustasi.“Sudah terlambat!”Dan setelah kalimat itu mengalung, Sean membungkam bibir Valerie dengan bibirnya. Sean juga begitu cepat mengunci pergerakan kedua tangan Valerie ke dalam genggamannya.Baru saja Sean ingin bergerak lebih jauh, tiba-tiba wajah Amora muncul dan mengembalikan kewarasannya. Seketika nafsu yang tadi menguasainya padam seketika, terlebih lagi saat melihat wajah lusuh milik Valerie yang sudah dibanjiri air mata.Wajah kumal itu memadamkan nafsu Sean. “Benar-benar menjijikkan! Keluar dari sini, sialan!”“Kalian berdua berciuman! Kau membiarkan pria lain mencium dan menyentuh tubuh yang sudah menjadi milikku. Kau sangat-sangat menjijikkan di mataku!”Napas Sean berubah terengah-engah, dengan kasar ia lalu mendorong Valerie ke belakang dan membuatnya terbanting di kasur.Valerie masih berusaha menghindar, berusaha melepaskan diri dari tindihan tubuh Sean yang keras dan berat. Berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Sean yang kuat dan tanpa ampun. Tetapi pria itu terlalu kuat, terlalu marah. Bahkan Sean sama sekali tidak menyadari kalau perbuatannya yang begitu kasar sudah melukai dan menyakiti tubuh Valerie yang rapuh.Pria itu seperti kerasukan setan. Matanya menyala penuh kebencian ketika menatap ke arah Valerie. Dengan ketakutan yang amat sangat, Valerie masih berusaha memberontak dan turun dari ranjang. Tetapi Sean berhasil menangkapnya dan kembali membantingnya di ranjang dengan kasar, lalu menindihnya sekuat tenaga.Valerie mengernyit merasakan cengkeraman tangan Sean yang kas
“Wanita murahan harus diperlakukan selayaknya wanita murahan pada umumnya!”Kata-kata Sean yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.Pria itu sudah berhasil melepaskan kemejanya dan membuka ikat pinggang celananya, lalu meletakkannya di atas nakas ujung ranjang. Ekspresi wajahnya tenang, namun kedua bola matanya memancar begitu dingin. Dan ketenangan pria itulah yang malah membuat Valerie gemetar takut.“P—please ... dengarkan aku dulu, Sean! Kau harus mendengarkan semuanya ....”Valerie masih mencoba membujuk pria itu agar mendengar penjelasannya, bukannya langsung menuduhnya seperti yang dia lihat. Namun, mendapati ekspresi wajah Sean, ia tahu semua usahanya tidak akan pernah berhasil.Sean terlalu marah, pria itu telah dibutakan oleh kemurkaannya.“Lepaskan kemeja yang kau kenakan, Valerie!” perintah Sean dengan nada datar.Wajah Valerie langsung berubah pucat pasi mendengar perintah yang dilontarkan oleh Sean d
“Sa—sakit ...” rintih Bara mengernyit ketika Amora mengusap luka di sudut bibirnya dengan kapas.“Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kenapa Sean bisa semarah itu?” tanya Amora yang sejak tadi penasaran hal apa yang Bara lakukan sampai menyulut amarah Sean. Mereka berdua baru saja pulang dari rumah sakit setelah mengelabui Andre dan Shela untuk diberikan kepercayaan mengurus pria ini. Dan luka-luka yang ada di tubuh Bara akibat pukulan dari Sean sangat-sangat fatal, hidungnya patah dan tiga tulang rusuknya retak sehingga harus ditahan dengan sebuah perban. Belum lagi ditambah dengan luka lebam di seluruh tubuh dan wajah Bara yang membuatnya benar-benar terlihat memprihatinkan.Mata Bara bahkan sudah mulai membengkak membiru. Pukulan demi pukulan yang Sean layangkan benar-benar brutal.“Aku mencium wanita itu di hadapan Sean!” jawab Bara tanpa rasa bersalah sedikit pun, bahkan ia melontarkan kalimat itu dengan penuh kebanggaan.Bola mata Amora langsung melebar sempurna mendengar pengakua
“Sean, apa yang dikatakan pria itu semuanya bohong. Bahkan aku tidak mengenalnya dan dia pria gila!” Valerie berusaha menjelaskan ketika mereka sudah sampai di penthouse dan Sean masih menyeretnya dengan kasar memasuki kamar tidur mereka. Dan setelah membuka pintu, Sean langsung menghempaskan tubuh Valerie kasar ke tengah ranjang. “Dia berbohong, Sean!” Napas Valerie berubah tersengal putus asa mencoba meyakinkan Sean.Ingin rasanya Sean mempercayai perkataan Valerie bahwa Bara lah yang tengah berbohong. Hanya saja, bagaimana mungkin Bara bisa tahu siapa itu Valerie sehingga sengaja melakukan hal tersebut untuk mempengaruhinya. Jadi, justru Bara yang berkata benar dan Valerie berbohong.“Dia sama sekali tidak mengenalmu dan apa hubungan kita. Jadi, bagaimana mungkin dia berbohong?” tanya Sean datar, dengan tangannya yang bergerak membuka kancing kemejanya satu persatu.“Dia berbohong, percayalah padaku! Kami tidak berpapasan di luar seperti perkataannya, justru dialah yang masuk ke
“Apa yang kau lakukan pada istriku, sialan?” teriak Sean dengan amarah yang menggebu-gebu.Sean sengaja memberitahukan kepada Bara siapa sebenarnya Valerie. Dia bukan karyawan biasa di perusahaan ini, melainkan wanita itu sudah menjadi istrinya. Jadi, bagaimana mungkin Bara berani melakukan hal tak senonoh seperti apa yang dilihatnya barusan pada Valerie.Untuk melampiaskan amarahnya yang begitu menggebu-gebu, Sean terus menyarangkan pukulan demi pukulan yang membuat Bara kewalahan dibuatnya.“Mana aku tahu, Sean! Perempuan ini sendiri yang menawarkan diri padaku. Jadi, kenapa aku harus menolaknya?” balas Bara dengan nada terbata-bata, merasa kesakitan dan nyeri di seluruh tubuhnya akibat pukulan Sean yang tidak main-main.Meskipun kemarahan Sean sudah meluap-luap padanya, tetapi tetap saja Bara memancing amarah pria itu untuk semakin menjadi-jadi. Bukan tanpa alasan ia melakukan semua ini, tentu saja ia harus menyelamatkan pernikahan Amora. Meskipun ia benci setengah mati pada pria d
Para kolega bisnisnya akhirnya pulang juga, rapat akhirnya selesai. Dan semuanya berjalan sesuai keinginannya, dengan kata lain agenda rapatnya sukses besar.Hanya saja entah kenapa ia tidak bisa merasa lega, padahal yang dia nanti-nantikan akhirnya berhasil. Seakan ada sebuah kekhawatiran yang melandanya, dan membuatnya kalut luar biasa.Bahkan ia tidak bisa fokus mengikuti rapat ini, dan ia hanya mempercayakan semuanya kepada sekretarisnya. Ia hanya menjadi pengamat, sekaligus jika dimintai pendapat tetapi ia tidak turun tangan langsung untuk mempresentasikan hasil rapat tersebut.“Ada apa sebenarnya? Kenapa seperti ada beban berat yang mengganjal di dalam hatiku, padahal semuanya berjalan sesuai keinginan.”Sean berbisik pada dirinya sendiri, mempertanyakan kegundahan yang ia rasakan saat ini.‘Kau tahu kenapa?’ tanya balik suara hatinya.“Ah ya, aku tahu mengapa.”Sean mengakuinya.Semuanya tentu saja karena satu nama. Sebuah nama yang akhir-akhir ini begitu mempengaruhinya. Seora