Share

Bab. 2 Meniduri Wanita Lain

“Dengarkan aku Arsyana, aku sama sekali tidak main-main. Jadi sebaiknya kau tak menolak tawaranku. Karena jika kamu menolaknya, aku bisa saja menendang ibumu saat ini juga dari rumah sakit pamanku!” Devina mulai melancarkan ancamannya kepada Arsyana.

Dan kali ini tampak jelas, kalau acaman Devina pada Arsyana tidaklah main-main.

Arsyana menatap Devina dengan penuh rasa tidak percaya. Bagaimana bisa, wanita itu menawarkan hal yang gila kepadanya?

Sekalipun gadis itu memang sangat membutuhkan uang. Namun tetap saja, untuk mengandung bayi dari suami orang lain, itu hal yang gila menurut Arsyana.

Bahkan, walau sesulit apapun keadaannya, Arsyana tak pernah sekalipun memiliki pikiran untuk menjual diri hanya demi mendapatkan uang.

Arsyana menggenggam erat smartphone yang di rebutnya dari Devina dengan gemetar, sekalipun nafasnya memburu, namun seketika tubuhnya terasa sangat lemas. Tatapan mata gadis itu mulai bergetar, dan barkaca-kaca menahan buliran bening yang seakan menyeruak memaksa untuk keluar dari pelupuk matanya.

Arsyana tertunduk sesaat, dia menahan kuat untuk tidak menangis di hadapan wanita yang di anggapnya gila itu.

Segenap kemampuannya, Arsyana berusaha keras untuk terlihat tegar di hadapan Devina yang saat ini menatapnya, seakan-akan wanita itu sedang mengejek keadaan dirinya saat ini.

“Baiklah, aku beri waktu kau dua hari. Ingat, hanya dua hari! Dan kau harus memutuskan dengan suka rela, sebelum aku benar-benar memaksa mu!” pungkas Devina penuh penekanan.

“Keluarkan dia!” titah Arsyana pada asistennya.

“Baik Nyonya,” sahut Sang Asisten sambil menganggukan kepalanya.

Lalu asisten Devina pun keluar dari dalam mobil, dan membukakan pintu mobil di samping Arsyana untuk mempersilahkannya keluar dari dalam mobil.

“Silahkan keluar Nona,” ucap Sang Asisten pada Arsyana.

Arsyana yang sesaat diam terpaku, dia sontak menoleh ke arah asisten Devina, lalu mengangguk pelan untuk keluar dari dalam mobilnya Devina.

Setelah Arsyana keluar, asisten Devina pun kembali memasuki mobil. Lalu mobil sedan mewah berwarna hitam itu berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Arsyana di tempatnya semula.

Seketika Arsyana terjatuh ambruk ke tanah sambil menatap mobil sedan itu menjauh, dan menghilang dari pandangannya.

Arsyana kembali mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia mencerna kembali ancaman yang di layangkan Devina, serta tawaran gila Devina untuknya. Dimana Devina memintanya mengandung anak dari pria yang merupakan suami Devina sendiri.

                                                * * * * *

Di sepanjang perjalanan menuju kantor suaminya, Devina  terus saja berpikir sambil tersenyum licik. Karena akhirnya dia menmukan seorang gadis yang bisa di jadikannya sebagai target, untuk mengandung bayi dari suaminya Kelvin dengan membayar rahim gadis itu seharga satu miliar.

Niatan Devina mungkin terkesan gila. Namun dia melakukan itu untuk bisa mewujudkan segala ambisinya, agar tidak di tendang dari keluarga Daviandra  karena kemandulannya, yang menyebabkan Devina tidak bisa memberikan anak untuk keluarga suaminya Kelvin Daviandra.

Hingga akhirnya, muncullah ide gila di benak Devina. Dia mendapatkan ide untuk membayar rahim gadis lain, agar bisa mengandung bayi dari suaminya sendiri, serta memberikan bayi yang selama lima tahun terakhir sangat di nantikan di dalam pernikahannya bersama Kelvin selama ini.

Setibanya di gedung kantor, Devina bergegas menuju ke lantai 18, dimana ruangan kerja Kelvin berada.

“Honey....”

Devina langsung saja berteriak memanggil Kelvin, begitu dia memasuki ruangan kerja suaminya.

“Ah, Devina ....” sapa Kelvin menyambut kedatangan Istrinya tercinta.

Devina meghampiri Kelvin, lalu mengambil posisi duduk di pangkuan Kelvin dengan manja.

“Tumben sekali kau datang Devina?” tanya Kelvin sambil merangkul pinggang ramping milik Devina, dan merapatkan tubuh keduanya sampai begitu rapat.

“Aku sangat merindukan mu Honey ... tentu saja aku akan datang berkunjung untuk melepaskan rinduku ini,” jawab Devina sambil berkedip nakal menggoda Kelvin.

Kelvin seketika terkekeh dengan kelakuan nakal Istrinya itu, dan dia pun langsung meraih sebuah remote kontrol di atas meja kerjanya. Lalu menakan tombol remote itu, hingga sebuah pintu menuju sebuah ruangan rahasia di balik dinding ruangan kantornya terbuka secara otomatis.

Kelvin langsung saja memangku tubuh Devina, dan membawanya masuk ke dalam ruangan rahasia, yang di jadikannya sebagai kamar pribadi di saat dia berada di kantor.

“Buktikan padaku Devina, kalau kau benar-benar merindukan ku,” tantang Kelvin sambil tersenyum tipis, dan menatap Devina dengan sorot mata kelaparan.

“Baiklah Honey....”

Devina menerima dengan sangat baik tantangan dari suaminya Kelvin.

Lalu keduanya memasuki kamar rahasian milik Kelvin, dan pintu kamar pun tertutup kembali secara otomatis, dengan remote kontrol di bawah kendali Kelvin.

Keduannya lalu mehabiskan waktu istirahat siangnya dengan pergulatan panas antar sepasang suami-istri yang di mabuk cinta.

                                                       * * * * *

“Aku sudah menemukannya--” Devina menggantung ucapannya sesaat.

Dan dia memulai lebih dulu percakapan di antaranya dan Kelvin, untuk memecahkan keheningan yang sempat terjadi setelah pergulatan panas yang di lakukan keduanya.

Mereka berdua masih dalam posisi tiduran dengan saling berpelukan satu sama lain, dan selembar selimut tebal berwarna putih senada dengan set spreinya menjadi penutup untuk tubuh polos keduanya.

“Menemukan apa?” tanya Kelvin penasaran.

“Menemukan gadis ... gadis yang akan mengandung bayi kita Kelvin,” jawab Devina sambil mendongakan wajahnya melihat pada wajah Kelvin, dan menyunggingkan senyum bahagiannya pada Sang Suami.

Tatapan Kelvin sontak melotot, dia langsung menyadari apa yang di maksudkan oleh Devina Istrinya.

“Kau masih saja membahas rencana gila mu itu Devina,” cerca Kelvin sambil memalingkan waahnya ke sembarang arah dengan kesal.

“Apa maksud mu dengan rencana gila Honey?” Devina balik bertanya, dan dia bangkit dari posisi tidurnya sambil menatap tajam pada Kelvin.

“Ya ... rencana gila, mu yang menyuruh suami mu sendiri untuk meniduri wanita lain, hanya demi mendapatkan seorang anak!” bentak Kelvin dengan sebelah alisnya ikut terangkat.

Kelvin pun ikut bangkit dari posisi tidurannya, lalu dia langsung memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai untuk di pakainya kembali.

“Kelvin! Apa sulitnya bagimu menuruti permintaan ku hah?”

“Kau hanya tinggal meniduri gadis itu, hingga dia mengandung bayi mu, lalu semuanya akan selesai Kelvin. Keluarga mu tidak akan lagi menekanku untuk memberikan mereka penerus lagi!” jerit Devina tak mau kalah, dan dia pun melakukan hal yang sama, yaitu membentak Kelvin.

“Apa sulitnya kau bilang?”

“Kau benar-benar sudah gila Devina! Bagaimana bisa kau menyuruh Suami mu sendiri untuk meniduri wanita lain!” bentak Kelvin tak kalah kerasnya dari Devina.

“Ya ... aku memang udah gila Kelvin ...”

“Aku memang sudah gila oleh keluarga mu!”

“Keluargamu, yang selalu mengejekku, karena kemandulanku ini!”

“Keluargamu, mereka selalu saja mencemoohku hanya karena aku tak bisa memberikan mu anak!”

“Keluargamu, yang selalu menyudutkan ku sebagai sosok istri yang gagal,dan menantu yang gagal, hanya karena tak bisa memberikan mereka penerus!”

Devina mulai menjerit kesetanan sambil menangis histeris. Dia meluapkan seluruh rasa sesak serta sakit di dadanya dengan berteriak pada Kelvin.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status