Home / Romansa / Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin / Bab. 3 Kembali Mengingatkan

Share

Bab. 3 Kembali Mengingatkan

Author: Teteh VSuga93
last update Last Updated: 2023-06-06 17:04:16

"Devina! Tolong tenanglah!" Kelvin kembali membentak Istrinya yang semakin histeris menjerit sambil menangis.

Kelvin semakin tak tega melihat Devina yang seperti tersiksa karenanya. Karena pernikahan mereka, serta tekanan keluar besarnya, membuat Devina lebih cepat marah dan menjerit histeris seperti sekarang ini.

"Sayang ... Devina, ku mohon tenanglah," mohon Kelvin dengan lemah, sambil memeluk erat tubuh Devina untuk membuatnya tenang.

"Kau jahat Kelvin!"

"Kau sengaja menyiksaku!"

"Kau lebih senang aku tertekan dan terus di sudutkan oleh keluargamu!" cecar Devina yang masih saja dengan jeritannya.

"Tidak ... itu tidak benar Devina. Aku sama sekali tidak senang melihatmu tersakiti seperti ini. Ku mohon sayang ... tenanglah." Kelvin kembali memohon dengan sangat pada Devina.

Namun, Devina tetap saja berteriak sambil menangis histeris. Dia melupakan segala emosinya, dengan menumpahkan semua kesalahan pada Kelvin.

Devina seakan ingin melimpahkan semua kesakitan yang di rasakannya pada Kelvin.

Kelvin semakin di buat kelimpungan serta tak berdaya oleh Istrinya sendiri.

Hingga dia akhirnya menyerah, dan mengatakan "iya" pada Devina.

"Iya ... iya Devina iya!"

"Baiklah, aku akan melakukannya. Aku akan melakukan yang kau mau!"

Kelvin akhirnya menyetujui keinginan Devina. Karena perasaan cintanya yang begitu besar terhadap Devina, membuat Kelvin menjadi tak berdaya di saat Devina bersikap seperti itu.

Devina langsung bersikap tenang, dia tak lagi menjerit histeris seperti sebelumnya. Namun, Devina tetap saja menangis sesenggukan, sambil membenamkan diri ke dalam pelukan Suaminya Kelvin.

Kelvin memeluknya Devina dengan begitu erat, nafasnya memburu, serta detak jantungnya begitu kencang, hingga mungkin Devina juga dapat mendengarnya.

"Berjanjilah Kelvin, kau akan melakukannya," lirih Devina sambil terisak di dalam pelukan Kelvin.

"Ya ... aku berjanji Devina, aku berjanji akan melakukan yang kau mau. Petemukan aku dengan gadis itu, aku harap semua prosesnya akan lebih cepat berlalu."

Kelvin menghela nafasnya dengan sangat berat sambil memejamkan mata. Dia menahan kuat perasaan amarahnya sendiri, atas apa yang menjadi permintaan Devina untuknya.

"Baiklah, tunggu dua hari lagi Kelvin. Aku akan membawa gadis itu ke rumah kita. Dia adalah teman dari keponakan ku Karin. Aku yakin, dia gadis yang bersih, terjaga, dan juga masih perawan. Dia sangat cocok untuk mengandung bayi kita Kelvin," jelas Devina sambil melepaskan pelukannya, lalu dia menyeka airmata yang membasahi wajahnya, dan melihatnya terlihat begitu sangat berantakan.

"Apaa?"

"Devina ... kau bilang, gadis itu adalah teman dari Karin? Bagaimana kau tega melakukan itu padanya Devina?" tanya Kelvin sambil menatap Istrinya sendiri dengan rasa tak percaya.

"Justru, karena dia temannya Karin, aku jadi bisa lebih memastikan, kalau gadis itu memang pantas untuk mengandung bayi kita Kelvin!" tegas Devina memutuskan, seakan keputusannya itu tidak bisa lagi di ganggu gugat oleh siapapun.

Kelvin kembali tak berdaya, dia hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar, tanpa bisa menolak keinginan Devina.

"Terserah kau saja," cetus Kelvin sambil melengos pergi begitu saja keluar dari kamar itu, setelah dia berpakaian lengkap.

"Ya ... memang semuanya harus terserah aku Kelvin. Karena aku tak mau terus-menerus di sudutkan oleh keluarga mu. Ini semua ku lakukan demi kita, demi pernikahan kita yang lima tahun lebih menantikan kehadiran seorang anak!" sergah Devina membatin, sambil menatap punggung Kelvin yang terus menjauh dari pandangannya dan menghilang.

* * * * *

"Hai ... kau dari tadi kemana saja Arsya? Aku mencarimu kemana-mana, tapi kau malah meninggalkan ku lebih dulu. Apa kau berjalan kaki sendirian?" tanya Karin sambil menggerutu kesal pada sahabatnya Arsyana.

Karena sewaktu di rumahnya, Arsyana lebih dulu pergi ke kampus, tanpa menunggunya dan pergi ke kampus bersamaan dengannya.

"Hmm ...." Hanya gumaman singkat dari Arsyana untuk menjawab pertanyaan Karin, sambil terus melangkahkan kaki dengan tatapan kosong ke depan.

Karin menatap Arsyana dengan heran, dia tak mengerti apa yang terjadi dengan Arsyana, sehingga Sahabatnya itu mendadak bersikap seperti itu.

"Arsyana, kau kenapa?" tanya Karin khawatir.

Terdengar jelas perasaan cemas dari seorang sahabat di dalam nada bicara Karin.

Arsyana menghentikan langkah kakinya, lalu dia menoleh menatap Karin dengan tatapan dingin.

"Deg!"

Karin semakin merasakan hal yang tidak beres terjadi pada Sahabatnya itu.

"Katakan padaku Karin, sebenarnya orang macam apa bibimu itu?" tanya Arsyana secara tiba-tiba, hingga kening Karin mengerut seketika saat mendengarnya.

"Bibi? Maksudmu bibi Devina?" Karin kembali memastikan maksud Arsyana.

"Hmm...." Arsyana hanya bergumam singkat, sambil kembali mengalihkan pandangannya dari Karin.

"Kalau bibiku ... tentu saja dia wanita yang sangat baik, dan juga beruntung." Mata Karin berbinar-binar, sambil tersenyum lebar dan penuh keyakinan atas penilaiannya itu.

"Kenapa kau berpendapat seperti itu?" tanya Arsyana kembali, sambil melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti sebelumnya.

"Tentu saja dia sangat baik, bibi Devina selalu memberikan apapun yang aku minta. Dan kenapa aku mengatakan dia sangat beruntung? Karena dia memiliki paman Kelvin sebagai suaminya."

Karin mulai menjelaskan sambil berusaha menyusul langkah kaki Arsyana, agar keduanya tetap berjalan dengan berdampingan.

"Kau tahu paman Kelvin? Kelvin Daviandra, pewaris utama dari keluarga besar Daviandra."

"Waah ... pokoknya bibi ku sangat beruntung memiliki suami seperti dia, sudah kaya, baik, tampan, dan dia juga sangat mencintai bibi ku," papar Karin menjelaskan pada Arsyana sambil memuja-muji sosok yang menjadi suami dari bibinya itu.

"Ciih...."

Arsyana seketika mendecak sinis mendengar pemaparan dari sahabatnya Karin.

"Apanya yang baik dari sepasang suami-isteri gila, yang memaksa seorang gadis untuk mengandung bayi mereka!" gerutu Arsyana dalam hatinya.

"Derrrttt ... derrtt...."

Tiba-tiba masuk sebuah pesan singkat ke dalam smartphone Arsyana yang di genggam sedari tadi.

Arsyana langsung melihat layar smartphonenya, untuk mengecek isi pesan singkat yang di terimanya.

"Waktumu hanya dua hari Arsyana. Setelah dua hari, orang-orang ku akan menjemputmu di rumah kakak ku."

Arsyana tercekat, tergorokannya terasa mendadak kering sehingga membuatnya kesulitan menelan salivanya sendiri, di saat membaca isi dari pesan singkat yang tak memiliki nama di daftar kontak miliknya itu.

Gadis itu kembali menoleh ke arah Karin, dan menatap sahabatnya sendiri penuh dengan perasaan kesal.

"A--ada apa Arsyana?" tanya Karin terbata-bata saat mendapati Arsyana menatap dengan sorot mata kesal.

"Apa kau memberikan nomerku pada bibimu Karin?" tanya Arsyana menahan kesal.

"Ah ... itu ... iya, bibiku meminta nomermu tadi pagi. Dia bilang, dia akan membantumu. Dan akan mempertimbangkan untuk membeli rumahmu yang kau tinggali saat ini. Bukannya kau memang sedang mencari pembeli untuk rumah mu itu Arsya? Dan bibiku itu orang yang tepat untuk membelinya. Tenang, bibiku tidak akan menawar murah kok," jawab Karin penuh antusias dengan sikap polosnya yang tak mengetahui apapun.

"Ciih ... kalian berdua ternyata sama saja Karin!" cerca Arsyana sambil melengos pergi meninggalkan Karin lebih dulu dengan perasaan kesalnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 30 Tidak Bisa Kehilangan

    "Apa?!" pekik Kelvin terkejut mendengar kabar hilangnya Arsyana.Deru napasnya seketika terasa berat. "A--aku, aku tidak bisa kehilangan -nya," ucap Kelvin panik, dan dia langsung bergegas pergi sambil mengeluarkan handphone miliknya untuk menelepon seseorang."Cari! Cari istriku Arsyana sekarang!" teriak Kelvin di telepon. "Temukan dia, di mana pun dia berada, temukan dia secepatnya!" teriaknya lagi begitu emosional."Ada apa?!" tanya Rossalia Ibu Kelvin ikut panik melihat putranya yang terlihat begitu emosional."Arsya--Arsyana menghilang," jawab Kelvin tergagap saking paniknya.Deg!Rossalia mengerjap kaget, matanya terbelalak sempurna menatap sang putra."Kelvin terlihat begitu khawatir dan hancur, apa dia menyukai gadis itu?" batin Rossalia bertanya-tanya sambil menatap putranya."Ibu, aku harus mencari Arsyana. Dia sedang mengandung bayiku saat ini," ucap Kelvin panik, dengan wajah dan matanya memerah.Antara amarah,kesal, khawatir,panik bercampur aduk saat ini.Rossalia langsun

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 29 Bayangan Kerinduan

    "Davian, kau bawa Arsyana ke rumah Ibu ku," titah Kelvin pada asistennya Davian melalui sambungan telepon mereka."Baik Tuan," Balas Davian patuh.Kelvin berpikir sambil duduk di ruangan kerjanya. Karena dia mulai kembali ke kantor, dan mengambil alih kembali pekerjaan kantor, setelah lebih dari dua bulan tidak masuk kantor.Kali ini beralih Davian yang di berikan tugas olehnya untuk menjaga Arsyana."Ting...."Sebuah pesan masuk ke ponsel Kelvin. Dan dia langsung membaca pesan itu.[Sudah lama kita tidak makan malam bersama. Aku sudah memesan restoran tempat biasa kita kunjungi, kau datanglah....]Pesan singkat dari Devina membuat Kelvin diam dan berpikir. Dia menatap layar ponselnya, dan mengulang-ulang membaca pesan dari Istrinya Devina. [Aku tidak bisa, karena malam ini aku ada acara makan malam dengan ibu.]Kelvin kembali meletakkan ponselnya di atas meja kerja. Dia kembali dengan pekerjaan, memeriksa file dokumen yang terdapat di meja kerjanya. Dan itu harus di tanda tangani o

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 28 Rencana Jahat

    "Aku tidak bisa membiarkan gadis itu merebut posisiku," geram Devina tertahan."Nyonya, apa tidak sebaiknya saja, kita bereskan gadis itu? Karena, keberadaannya akan semakin mengancam posisimu," usul Albert memberikan saran pada Devina."Tidak, kita tidak boleh gegabah. Gadis itu saat ini sedang hamil, kita tidak bisa membahayakan bayi yang ada di dalam kandungannya," tolak Devina.Dia menghela napasnya dengan sekaligus, berusaha untuk menetralisir rasa marahnya yang kian bergejolak karena pertengkarannya dengan Kelvin sebelumnya.Kelvin yang ingin memberitahukan keluarganya tentang Arsyana, itu di tentang oleh Devina. Hingga keduanya mulai bertengkar, pertengkaran yang jarang sekali terjadi sebelumnya.Sebelumnya, di saat Dia dan Kelvin bertengkar, Kelvin selalu mengalah, bahkan tidak pernah sekalipun pria itu membentaknya. Namun kali ini berbeda, Kelvin sudah berani membentaknya, dan memutuskan sesuatu sesuai kehendaknya sendiri.Tampaknya, menghadirkan Arsyana di dalam kehidupan ru

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 27 Mulai Serakah

    “Dia harus pindah dari sini,” ujar Devina.“Pindah ke mana maksud Nyonya?” tanya Davian dengan dahinya mengkerut.“Tentu saja ke tempat yang jauh dari sini,” jawab Devina menekankan.“Tidak, Nona Arsya tidak boleh ke mana-mana tanpa seijin Tuan Kelvin,” tolak Davian tegas.“Kau membantahku?” pekik Devina dengan tatapan tajam sempurna.“maaf Nyonya, semuanya harus dibicarakan dahulu dengan Tuan. Karena tanggung jawab saya di sini adalah menjaga Nona Arsya,” jelas Davian menegaskan.“Sialan kau!” pekik Devina merasa kesal.Lalu dia pun keluar dari kamar Arsyana, karena tak bisa mendebat banyak Davian kali ini. Jelas, rencananya untuk memindahkan tempat tinggalnya Arsyana tak akn di setujui oleh Kelvin.“Katakan pada orang kita, untuk lebih mengawasi Arsyana lebih ketat lagi,” titah Devina pada Albert.“Baik Nyonya,” jawab Albert seraya mengangguk patuh.Devina berlalu pergi dari kediaman Arsyana dengan perasaan kesal luar biasa, karena dia merasa kalah telak kali ini dari Arsyana si gadi

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 26 Manipulatif

    Kelvin menarik tangan Devina dengan begitu kasar, untuk membawanya pergi dari tempat itu. Dia membawa Devina ke ruangan kerjanya, agar bisa berbicara dengan Devina berdua serta lebih serius tanpa adanya gangguan dari siapapun. “Apa yang kau tadi Devina? Apa maksud mu dengan melewati batas? Apa kau lupa, kalau kau sendirilah yang menghadirkan Arsyana untuk ku!” cecar Kelvin dengan tatapan menajam sempurna pada istrinya Devina. “Iya, benar, akulah yang mendatangkan gadis itu untuk mu. Tapi dia hanya untuk mengandung bayimu, bukan untuk mendapatkan cintamu Kelvin!” sentak Devina penuh emosi. “Apa kau sudah gila? Apa maksudmu dengan mendapatka cintaku?” bantah Kelvin atas apa yang di lontarkan Devina kepadanya. “Kau pikir aku bodoh Kelvin? Sehingga aku tak tahu apa yang terjadi selama kalian tinggal bersama? Kau pikir aku ini apa hah? Aku berkorban segalanya demi kamu mendapatan penerus dari darahmu sendiri. Tapi apa? Kau justru menikmati setiap malam mu dengan gadis itu!” sentak Devi

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 25 Peringatan Menyakitkan

    Devina mendatangi kediaman Arsyana. Jalanannya begitu elegan, dengan penampilan modis layaknya Nyonya besar berkelas.“Dimana gadis itu?” tanya Devina pada pelayan khusus yang di tetapkan olehnya sebagai informant di tempat Arsyana.“Di-dia ada di gazebo belakang, bersama Tuan,” jawab pelayan itu sambil tertunduk hormat.Devina mendengus kesal, tatapan matanya menajam, dengan gigi gemeretak di sertai kepalan tangannya menguat menahan amarahnya.Albert yang berdiri tepat di belakang Devina, dia menatap pada kepalan tangan wanita itu, dan dapat terbaca olehnya kalau wanita di depannya itu tengah di di penuhi oleh amarah, sekalipun Devina memunggunginya.“Mereka masih bermain-main di belakang ku! Lihat saja pembalasan ku!” geram Devina menahan kesal.Dia pun melangkah masuk dengan letupan emosi yang bergejolak, menahan kuat raa ingin membunuh Arsyana saat itu juga. Namun dia harus tetap bersabar, setidaknya sampai Arsyana melahirkan nanti.“Waah... seperti, pagi yang sangat indah, hangat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status