Share

Bab. 6 Malam Perkenalan

"Honey ... apa kau sudah siap?" tanya Devina sambil memeluk Kelvin dari belakang.

Dia melingkarkan tangannya ke perut sixpack milik Kelvin, lalu mulai meraba-raba ke dada bidangnya dengan sentuhan sensual untuk menggoda Sang Suami.

"Siap untuk apa?" tanya Kelvin dingin.

"Tentu saja, siap untuk menemui gadis yang ku bicarakan tempo hari," jawab Devina sambil melepaskan pelukannya, lalu melangkah maju kedepan, untuk berhadapan dengan Kelvin.

"Ah ... jalang itu--"

"Kenapa kau menyebutnya seperti itu?" Devina menyelak perkataan Kelvin, dengan memelototi suaminya itu.

"Apa aku salah? Bukannya gadis yang rela menjual dirinya demi uang itu jalang,kan?" sanggah Kelvin santai.

Kelvin memalingkan wajahnya, sambil membalikkan tubuhnya lalu melangkah beberapa langkah menjauh dari Devina.

"I--ya sih, tapi tak seperti itu juga Kelvin. Dia real gadis yang masih suci, aku pastikan dia belum menjajakan tubuhnya pada pria manapun," ucap Devina dengan yakin sekalipun dia sedikit tergagap sebelumnya.

"Bagaimana kau bisa tahu? Apa kau sudah mencobanya lebih dulu?" tanya Kelvin asal.

"Kelvin!" rengek Devina kesal.

"Baiklah ... baiklah, aku akan menemuinya. Apa kau puas?" Kelvin menyerah, dia sama sekali tak bisa menolak permintaan Devina dalam bentuk apapun.

Karena Devina yang masih sampai detik itu, tetap menjadi satu-satunya wanita yang sangat di cintai oleh Kelvin.

* * * * *

Tiba di tempat tinggal Arsyana.

Kelvin dan Devina keluar dari dalam mobil mereka, lalu memasuki tempat tinggal Arsyana yang baru secara bersama-sama sambil bergandengan tangan.

Sementara Arsyana, dia sudah di persiapkan sebaik mungkin oleh para pelayan suruhan Devina. Dan kini gadis itu tengah menunggu di ruang makan indoor, menunggu kedatangan Devina serta suaminya yang akan di bagi dengan Arsyana.

"Aku yakin kau akan menyukainya Kelvin, karena gadis itu sangat cantik," ucap Devina penuh antusias di sela-sela langkah kaki mereka menuju ruang makan indoor.

"Jadi maksudmu, kau sama sekali tidak masalah jika aku menyukai gadis pilihan mu itu?" tanya Kelvin menyindir.

Sontak Devina langsung melirik dengan sorot mata membunuh pada Kelvin.

"Jika kalian berani macam-macam, liat saja apa yang sanggup ku lakukan Kelvin!" ancam Devina tanpa menyurutkan tatapan tajamnya pada Kelvin.

Kelvin menghela nafasnya secara kasar, lalu dia menghentikan langkah kakinya sejenak, dan menahan lengan Devina untuk menghentikan langkah kakinya juga.

Kelvin dan Devina berdiri saling berhadapan satu sama lain, dan Kelvin langsung mengunci tatapannya pada Istrinya Devina.

"Devina ... apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?"

Maksudmu?" Devina menyelak sambil mengerutkan keningnya.

"Ya ... kau mengancam ku, tapi kau sendiri yang menyuruh untuk meniduri gadis lain sampai dia hamil. Jadi maksud mu hal macam-macam itu seperti apa?" tanya Kelvin memperjelas sambil tak habis pikir dengan pemikiran Istrinya itu.

"Eumm ... ya, ma--maksud ku, kau jangan memakai perasaan saat berhubungan dengannya," jawab. Devina terbata-bata.

Gerak matanya begitu cepat, karena dia sendiri mendadak kikuk serta tak enak hati di saat Kelvin mengatakan hal itu.

"Devina, aku ini pria dewasa, laki-laki normal. Kau pikir, aku bisa melakukannya tanpa perasaan? Sementara, kau tahu sendiri, aku tak pernah menyentuh wanita manapun selain dirimu. Dirimu, wanita yang paling ku cintai," balas Kelvin penuh penegasan.

"Ya, tentu saja Kelvin. Maka dari itu, tetaplah perasaan itu hanya untuk ku. Untukku seorang, tidak untuk yang lain, siapapun itu!" tegas Devina sambil meraih tengkuk Kelvin, lalu memegangi wajah tegas Kelvin, di susul dengan mendaratkan ciuman lembut di bibir pria tinggi atletis itu.

                                                          * * *

Arsyana yang sedari tadi menunggu kedatanga sang Tuan Daviandra serta Nyonya Daviandra yang tak kunjung datang itu, mulai membuat Arsyana merasa kesal. Dia semakin tak karuan perasaannya, membayangkan tentang sosok pria yang akan menidurinya untuk mendapatkan seorang anak darinya.

"Apa kau sudah lama menunggu Arsya?" tanya Devina langsung begitu dia datang tanpa menyapa Arsyana.

"Ah ... akhirnya, kau datang juga," ucap Arsyana menahan kesal.

"Heh ... kau seharusnya menyapa kami!" ketus Devina kesal.

"Ah ... selamat malam Nyonya Daviandra, selamat malam Tuan Davian--" Arsyana terperangah begitu menyadari sosok pria yang akan di sapanya itu.

"Kau?" Arsyana membulatkan tatapannya dengan sempurna, menatap penuh rasa tidak percaya pada sosok pria yang berdiri di hadapannya.

Sementara Kelvin, dia hanya memalingkan pandangannya dari Arsyana, dan berikap dengan sangat dingin namun penuh kharisma.

"Kau mengenal suamiku?" tanya Devina bingung.

"Hmm... tentu saja aku mengenal suami mu, dia pengusaha kaya raya dari keluarga Daviandra. Tapi, aku belum pernah mengenali pasti wajahnya. Hanya saja,aku tak menyangka kalau dia pria menyebalkan yang ku tabrak tadi siang!" celetuk Arsyana menahan kesal.

"Arsyana! Jaga bicaramu!" pekik Devina membentak Arsyana sambil memelototi gadis tak sopan itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status