Home / Rumah Tangga / Rahim Yang Hilang / Guru Harus Cantik

Share

Guru Harus Cantik

Author: Aini Pien
last update Last Updated: 2024-03-09 12:00:54

“Guru yang mengajar di sekolah ini harus cantik!” perintah lelaki yang baru beberapa minggu menjadi seorang kepala sekolah.

            Semua guru saling memandang, sayup-sayup mereka mulai berbisik tentang apa yang baru saja mereka dengar.

            “Kalau guru tidak cantik dan memesona, bagaimana para peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran?” Osa semakin mempertegas pernyataannya. “jadi kalau gak bisa cantik, lebih baik jangan bekerja di sini!” pungkasnya lagi.

            Semua guru semakin heran dibuatnya. Mereka tak percaya karakter Osa berbeda jauh dengan almarhum ayahnya.

            Pak Seno dulunya selalu merekrut guru atas dasar kemampuan dan prestasi yang dimiliki guru tersebut. Ia sama sekali tak memperdulikan penampilan fisik. Lantas dari mana Osa mengadopsi aturan tersebut?

            “Dari Pak Ibrahim!” jelasnya. “lihat bagaimana sekolah Pak Ibrahim sekarang? Mereka menjadi sekolah swasta yang selangkah lebih maju dari kita!” Osa mulai membandingkan, dan tak lepas ikut menyalahkan kinerja para guru di sekolahnya.

            Memang, Pak Ibrahim sangat selektif dalam menerima guru. Ia selalu mengedepankan penampilan. Pernah suatu ketika, seorang guru wanita yang merupakan penderita difabel, ditolak mentah-mentah olehnya tanpa basa-basi. Ternyata Osa berkaca pada Pak Ibrahim, yang juga merupakan teman dekat almarhum ayahnya.

            “Tapi Pak!” seorang guru wanita paruh baya menyela. “kompetensi guru adalah poin pertama yang harus kita perhatikan dalam menerima guru, selanjutnya baru mengkritik penampilannya!” jelasnya.

            Wajar saja Bu Santi bicara begitu, beliau adalah salah satu guru kepercayaan Pak Seno. Jabatannya pun cukup menjanjikan sebagai wakil bagian kurikulum, tentu ia sangat paham kondisi guru-guru yang bekerja di SMA tersebut.

            “Betul Pak!” seorang guru lainnya ikut membenarkan ucapan Bu Santi. “Almarhum Pak Seno pun selalu mengutamakan kompetensi guru dibandingkan penampilannya!” lanjutnya.

            “Itu dulu!” sahut Osa, tegas.

            Lelaki yang terkenal arogan itu memang tak mudah dibantahkan. Osa memang terlalu keras kepala. Sejak kecil ia memang memiliki karakter yang keras dan tak mudah menyerah.

            Sebelum ia menggantikan Pak Seno, bahkan saat Pak Seno sakit keras, para guru mulai mengkhawatirkan apa yang saat ini telah terjadi, yaitu Osa yang akan menggantikan posisi ayahnya.

            Sebagai sekolah swasta yang didirikan oleh keluarga Mahendra, jelas Osa dan keturunannya akan menjadi penerus. Sesuatu yang sangat disayangkan oleh para guru.

            “Sekarang saya kepala sekolah di SMA Tunas Bangsa, jadi semua guru di sini harus mematuhi peraturan yang saya jalankan!” perintahnya. Sombong sekali Osa, pikir para guru.

            Di tengah ketegangan yang terjadi, para guru masih berharap Osa mengubah pemikirannya.

            “Selamat pagi semuanya ...!” ucap seorang wanita yang baru saja menerobos ruangan rapat. Sempat Bu Santi menghentikannya, tapi langsung dipatahkan oleh Osa.

            “Ini adalah guru yang akan menggantikan posisi Bu Santi!” pungkas Osa.

            Sontak semua guru terkejut. Terlebih Bu Santi. Ia yang tak menerima aba-aba, tiba-tiba saja diberhentikan begitu saja oleh Osa. Bu Santi merasa malu di depan teman-temannya. Tega sekali Osa membuat wanita paruh baya itu tersinggung.

            “Rasanya tak perlu tersinggung, apalagi marah. Seperti yang saya sampaikan tadi, kita butuh guru-guru yang cantik dan energik!” sambung Osa.

            Sama saja seperti ia mengatakan bahwa Bu Santi hanyalah guru tua dan tak lagi berkarisma. Sangat menyakitkan, bahkan bukan hanya di hati Bu Santi, guru-guru lain pun geram mendengarnya.

            Padahal Bu Santi masih menjadi guru yang layak digugu dan ditiru dengan segudang prestasinya. Bahkan ia masih menjadi tempat curhat bagi para peserta didik, karena memang Bu Santi sangat memahami perasaan remaja yang kerap labil.

            Dan yang lebih membanggakan lagi, selama menjadi wakil kurikulum, Bu Santi yang merupakan seorang sarjana ekonomi membawa prestasi sebagai juara 2 guru berprestasi tingkat provinsi. Lantas bagaimana Osa bisa begitu saja menggantikan posisi yang melekat pada Bu Santi?

            Memang, penampilan Bu Santi terbilang sangat sederhana. Ia hanya mengenakan hijab persegi dan baju dinas resmi untuk bekerja. Wajahnya pun hanya diselimuti bedak tabur yang harganya tak seberapa, dan terkadang ia tak suka memakai lipstik. Tapi meskipun begitu, ia tetap tampil rapi dengan sepatu yang juga senada dengan baju dinasnya.

            “Perkenalkan ini guru baru, namanya Milova.” Osa memperkenalkan pengganti Bu Santi pada semua guru yang sedang mengikuti rapat.

            Wajah wanita itu sangat cantik. Bahkan bisa dikatakan ia adalah guru tercantik dari 62 guru yang bekerja di sekolah tersebut. Kulitnya yang begitu putih dengan berat badan yang sepertinya tak lebih dari 50 kg, membuatnya semakin memesona. Beberapa guru lelaki yang masih bujang terlihat saling berbisik, sepertinya Milova akan memiliki banyak penggemar.

            Selain kulit dan wajah, busana yang dikenakannya juga tak main-main. Harganya tidak murahan jika dilihat dari jenis kain dan modelnya. Benar-benar sesuai dengan ekspektasi Osa.

            Dan yang membuat para lelaki tergoda, adalah senyum manisnya yang terpatri dibalik lipstik berwarna orange yang sangat cocok untuknya, membuat siapa pun yang melirik tak mungkin menoleh.

            “Jangan lupa, setelah ini transfer 100 juta!” bisik wanita itu. Membuat semua guru memandangi mereka. Mesra sekali mereka, sampai harus saling berbisik, pikir Bu Santi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahim Yang Hilang   Sadar

    Milova memeluk tubuh Osa dengan deraian air mata. Osa yang masih lemah bisa menyadari kehadiran wanita yang dicintainya. "Kamu tidak perlu mencari keberadaan bayi mu lagi," ucap Osa dengan nada suaranya yang masih terbata-bata. Milova mengerutkan keningnya. Sedikit kekecewaan menyelinap dari tatapannya pada Osa. Ia pikir, dengan melihat wajah lelaki kekar itu, ia akan sedikit tenang. Ternyata Osa justru membuatnya semakin kalut. "Bayi mu sudah meninggal satu tahun yang lalu, bersama istri pertama suami mu dan juga mertua mu." jelas Osa. Entah dari mana ia tahu segalanya. Milova berpikir bahwa suaminya sedang bermimpi. Atau mungkin alam mimpi membawanya menerjemahkan banyak hal selama ia koma. "Kamu bermimpi, ya?" tanya Milova, mencoba membenarkan isi pikirannya. "Aku tidak sedang bermimpi, ini benar adanya." sahut Osa, meyakinkan Milova. Pikiran Milova begitu kacau ketika mendengar apa yang dikisahkan suaminya, tepat sebelum kecelakaan itu terjadi. Osa sudah tahu tentang

  • Rahim Yang Hilang   Gagal Lagi

    Raju melaju dengan kecepatan tinggi. Pajero sport yang ia kendarai adalah milik Osa. Demi mengejar seseorang yang ia curigai sebagai salah satu tokoh penculikan bayi Milova, ia hampir saja mempertaruhkan nyawanya sendiri. "Hati-hati Raju!" pekik Milova yang duduk di sebelahnya. Milova yang trauma dengan kecepatan tinggi memaksa diri untuk ikut bersama Raju. Ia tak ingin lagi kehilangan jejak bayinya. Ternyata, orang-orang yang membawa bayi Milova, tepat di hari Osa mengalami kecelakaan, sengaja mengecoh Raju dengan mengarahkan kemudian mereka menuju bandara. Padahal, sebagian dari mereka berputar arah dan terbagi menjadi dua kelompok, salah satunya menuju tujuan yang lain. Licik sekali mereka, pikir Milova. Tapi, jika tidak licik, tak mungkin Rama mempercayai para preman suruhannya. "Bagaimana Rama bisa mengendalikan semua ini, sedangkan ia sedang mendekam di penjara?" Milova tak habis pikir dengan kelakuan mantan suaminya itu yang sudah sangat keterlaluan. Dan bayi yang seda

  • Rahim Yang Hilang   Negatif

    Milova terlihat lunglai di sebuah sofa empuk, tepat di kamar mewah dimana Osa dirawat. Ia sama sekali tidak tidur dan hanya sekadar minum dan makan beberapa suap. Kekhawatirannya semakin memuncak ketika melihat kondisi suaminya yang sama sekali tak menunjukkan perubahan. Osa masih koma dengan semua alat medis yang melekat pada tubuh kekarnya. "Kamu gak pulang saja dulu? Ya, istirahat sehari. Lagi pula, di sini ada Raju dan Raka yang menjaga Pak Osa." Husna memberi saran. Benar apa yang dikatakan Husna. Milova butuh waktu untuk istirahat dan menenangkan dirinya. Lagi pula, jika pun ia memaksa untuk menjaga Osa, dikhawatirkan justru kondisinya sendiri yang memburuk dan tentunya akan menjadi masalah baru. "Aku ingin menemaninya sampai ia sadar." sahut Milova. Husna dapat melihat betapa sedihnya perasaan Milova. Wajah cantiknya sudah berubah pucat, tubuhnya pun terlihat sangat lemah karena kekurangan energi. Jarang makan dan tidak tidur menjadi penyebabnya. "Kalau kamu mau te

  • Rahim Yang Hilang   Gagal

    Milova sadar dan membuka kedua matanya. Ia melihat Raju yang terlihat panik dan memijat kepalanya. Samar-samar Milova bisa membaca raut wajah Raju. "Ibu sudah sadar?" tanya Raju. Milova baru sadar kalau ternyata sedari tadi ia pingsan. Ia memang tidak punya keberanian untuk mendonorkan darahnya, namun tetap ia lakukan demi menyelamatkan Osa. "Bagaimana keadaan Osa?" tanya Milova spontan. Yang ia khawatirkan bukan dirinya sendiri, tapi Osa. Milova khawatir jika terjadi sesuatu dengan lelaki yang dicintainya itu. "Aku harus melihatnya." Milova berusaha untuk beranjak dari salah satu ranjang rumah sakit, dimana para perawat menidurkannya yang pingsan di depan ruang operasi. Milova mengerang, kepalanya sangat sakit, membuatnya tak mampu bangkit, bahkan hanya untuk duduk. "Jangan dipaksakan, Bu." Raju memberi saran. "Bagaimana keadaan mu?" tanya Husna yang tiba-tiba datang bersama Raka. "Pak Osa bagaimana?" Raka yang baru saja datang menodong Raju dengan pertanyaannya.

  • Rahim Yang Hilang   Kritis

    Milova tergesa-gesa menyusuri setiap ranjang di ruang IGD rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari SMAS Tunas Bangsa. Perasaannya sangat gundah. Ada ketakutan yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata, tapi pastinya, ia sangat khawatir. Raka memberitahunya bahwa Osa mengalami kecelakaan dan mobilnya menabrak sebuah truk dari arah belakang. Saat ditemukan, kondisi Osa kritis dan mengalami pendarahan di otaknya. Milova sendiri tak tahu kemana Osa akan pergi, sampai pagi-pagi tadi ia sudah menghilang tanpa pamit. Menurut kabar yang beredar juga, Osa bertujuan ke bandara. Karena tempat dimana ia mengalami kecelakaan searah dengan arah bandara. Tapi, untuk apa ia ke bandara? Siapa yang ingin ia jemput?, pikiran Milova ikut bertanya-tanya. Tapi saat ini, yang terpenting baginya adalah keselamatan Osa, lelaki yang saat ini menjadi satu-satunya tempat ia berlabuh. "Bagaimana keadaan suami saya, Dok?" tanya Milova pada seorang dokter yang sedang memeriksa kondisi Osa. Terlihat je

  • Rahim Yang Hilang   Menyesali

    Matahari yang menghempas wajah Milova secara perkasa membangunkannya dari tidur panjangnya. Gorden yang sudah tersibak, membuatnya mencari-cari kemana Osa pergi. Padahal pagi ini, Milova sudah berjanji akan diantar oleh suaminya itu ke sekolah. Tapi pagi ini, sarapan yang sudah rapi di atas meja, hanya disantapnya sendirian. "Kamu tahu kemana Bapak?" tanya Milova pada Maya yang sedang meletakkan roti bakar di atas meja makan. "Tadi Bapak sudah pergi duluan, Bu. Katanya ada urusan mendadak." jelas Maya. Milova tahu apa yang menjadi alasan Osa pergi begitu saja, tak lain karena ia kecewa atas apa yang dilakukannya semalam. Tapi semua sudah terjadi, dan sebagai sepasang suami istri yang saling mencintai, Milova dan Osa sama sekali tak terpaksa melakukannya. Mengendarai mobilnya, Milova melaju menuju ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 07.35 WIB. Cuaca pagi ini lumayan panas, terlihat jelas dari beberapa bunga di teras rumahnya yang sudah tak lagi berembun, tidak seperti biasanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status