Melihat Rain terdiam berdiri di depan pintu, Tania bertanya “Rain ada apa ?’ Tanya Tania
Rain pun masih terdiam dan bahkan dia tidak sadar kalau dari tadi Tania memanggilnya
“Rain” panggil Tania lagi dan Rain masih belum sadar juga
Rain tersadar ketika pandangannya terhalang oleh wajah cantiknya Tania yang berada sangat dekat dengan wajahnya, Rain pun langsung kaget dan mundur beberapa langkah.
“Kamu kenapa kok diam ?” Tanya Tania
“Engga apa-apa” Jawab Rain yang sudah tersadar dari keterkejutannya
Dan setelah itu Tania menjelaskan kamar canggih ini, kalau Rain membutuhan sesuatu dia tinggal menggunakan telefon yang ada di samping tempat tidurnya dan juga Tania menunjukan lemari yang sudha penuh dengan baju-baju yang sangat bagus dan pasti sangat mahal-mahal dan keluaran terbaru dari berbagai brand terkenal yang ada di dunia.
“Ini baju-baju kamu” Ucap Tania menunjukan baju-baju tersebut yang ada di lemari besar yang ada di kamarnya Rain itu dan lagi-lagi Rain hanya bisa terdiam, ternyata selama dia sakit dan sedang di rawat Bunda Laura telah menyuruh Fetrin untuk menyiapkan semuanya untuk kedatangan Tuan muda baru di rumah Laura.
Dan setelah Tania sudah menjelaskan semuanya, tiba-tiba Laura sudah berada di depan pintu kamar Rain dan bertanya pada Rain “Bagaimana sayang, kamu suka kamar baru kamu ini ?” tanya Bunda Laura dengan senyum
Rain pun yang masih menggunakan tas besar langsung menghampiri Laura dan bilang kalau dia tidak ingin ini semua “Aku engga bisa menerima ini semua Bunda, aku ingin keluar dari sini” ucap Rain meminta pada Laura yang sekarang menjadi Bundanya, walaupun Rain belum menerima Laura sebagai Bundanya.
“Kamu harus menerima semua, karena ini sudah menjadi takdir kamu Rain menjadi anak Bunda” Ucap Bunda Laura dengan senyum
“Tapi aku tidak mau Bunda, bukan in tujuan aku keluar dari rumah, aku masih ada tujuan yang harus aku capai” Ucap Rain
“Kamu bisa mencapainya dengan ini, dan ini adalah takdir kamu” Ucap Bunda Laura
“Iya Rain, kamu bisa mencapai tujuan kamu lewat sini” Ucap Tania juga yang mendukung Bunda Laura
“Tidak, ini bukan takdir aku” Ucap Rain
“Ini takdir kamu Rain” Ucap Bunda Laura
“Tidak, aku ingin keluar dari sini” Ucap Rain
“Kamu bisa keluar kalau kamu sudah menerima takdir kamu ini menjadi anak Bunda dan menjadi bagian dari keluarga Abigail” Ucap Bunda Laura yang berubah menjadi serius
Lalu setelah itu Rain memaksa keluar kamar, namun langsung di tahan oleh Bibi Fetrin yang memang dari tadi sudah ada di depan kamar Raian bersama Bunda sejak tadi.
Bibi Fetrin menahan Rain supaya tidak keluar dari kamarnya, lalu setelah itu Tania dan Bunda Laura pun menunggu di luar sampai Rain tenang, namun Rain tetap berontak dan memaksa ingin keluar kamar, malihat itu Bibi Fetrin pun terpaksa menggunakan ke ahliannya untuk menenangkan Rain dengan cara memukul bagian belaang Rain hingga dia tak sadarkan diri, lalu setelah itu baru Bibi Fetrin keluar dan Bunda Laura memutuskan untuk mengunci pintu kamar Rain.
Di rumah ini walaupun hanya sisik jari dan pin yang terdaftar yang bisa membuka dan mengunci pintu ruangan, tapi kunci utamanya adalah ada pada suara Laura, jadi walaupun Laura tidak mengetahui pin yang Rain daftarkan, namun dengan suaranya saja dia bisa membuka dan mengunci pintu setiap ruangan sesuka hatinya, dan bahkan dia bisa mengunci pintu kamarnya Rain secara permanen, dan hanya bisa di buka dari luar saja, dan itu dia lakukan pada kamar yang sekarang sudah menjadi kamarnya Rain.
Di dalam kamar Rain sedang pingsan dengan tenang di kasur besar dan empuknya itu yang di inport langsung dari luar negeri oleh Laura khusus untuk Rain.
Sementara di luar Tania mengkhawatirkan kondisi Rain yang tak sadarkan diri itu akibat pukulan yang di berikan oleh Bibi Fetrin.
“Bi, apa Rain baik-baik saja ?” tanya Tania yang mengkawatirkan kondisi Rain yang pingsan
“Tidak apa-apa Non, Tuan muda akan bangun sekitar lima belas menit lagi” Ucap Bibi Fetrin
“Bunda, apa engga terlalu berlebihan seperti ini sama Rain ?” tanya Tania
“Tidak sayang, Bunda seperti ini supaya Rain bisa menerima kita sebagai keluarganya, jadi kita harus sedikit keras” Ucap Bunda Laura dengan tenang
“Fetrin, terus jaga Rain, jangan sampai dia kabur dari sini” ucap Laura memerintahkan Fetrin supaya menjaga Rain dengan baik dan jangan sampai dia kabur dari rumah ini
Dan setelah itu Bunda Laura pergi dari depan kamarnya Rain begitu pun juga Tania dan juga Bibi Fetrin, dia kembali lagi ke ruangannya sampai ada perintah berikutnya yang di berian Bunda laura pada Bibi Fetrin.
Hari pun berganti menjadi sore dan daun-daun di pepohonan sudah tersenyum kembali karena sang fajarnya telah kembali dan memberi warna yang indah untuknya.
Sementara Rain yang sudah terbangun hanya bisa meratapi kehidupannya dan hanya bisa dari kamar barunya yang indah dan megah meliat daun-daun tersebut tersenyum karena telah kembalinya sang fajar untuk memberi warna pada daun-daun tersebut.
Daun-daun tersebut seolah bilang bangkit lah Rain dan terima lah nasibmu yang sekarang, dan seoalh daun-daun itu berkata pada Rain dengan senyumnya, setiap yang hadir dalam cerita hidupmu, akan selalu memberikan banyak rasa, akan menciptakan dapak yang berbekas, pada hati, ingatan, dan ruang-ruang khayal.
Akan ada mereka yang hadir, kemudian menggoreskan luka di hatimu, yang pada hakikatnya Tuhan mengirimkan ia agar kamu belajar lebih sabar dan dewasa.
Semua itu akan membaik Rain,
Menjadikan amu lebih baik dari kemarin,
Ini hanya masalah waktu Rain.
Akan ada juga mereka hadir dalam cerita hidupmu, yang membawa bahagia, dan ia Tuhan kirimkan agar kamu bersyukur, agar kamu tak lalali.
Ambilah pelajaran, dari apa pun yang hadir di sini, pada setiap luka dan bahagia yang kamu rasa, sebab luka dan bahagia itu adalah bumbu kehidupan yang manis.
Dengan berbagai cerita, yang dia lukiskan padamu.
Rain menatap daun itu dengan senyum getir dan masih tidak menerima apa yang dia rasakan sekarang.
Dan pada saat ini tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan yang datang adalah Tania membawakan makanan untuk Rain, karena hari ini dia belum makan, hanya makan pagi saja dan sekarang sudah sore sang fajar pun sudah hampir tenggelam dan Rain belum makan juga.
Malihat Tania yang datang Rain memalingkan matanya lagi dan kembali melihat daun-daun tersebut yang seolah-olah tersenyum padanya.
“Rain makan dulu yu, kamu belum makan dari tadi siang loh” Ucap Tania dengan senyum sambil menaruh makanan yang dia bawa di meja lalu dia menghampiri Rain dengan lembut
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai