Sepasang sayap yang terbentuk dari energi spiritual murni—mekar di balik punggung Lin Ming, memancarkan aura biru langit yang cerah, kontras dengan langit yang mulai gelap. Sayap itu berdenyut dengan kekuatan, sebuah manifestasi dari tekadnya yang tak tergoyahkan."Perkumpulan Tianzhao bukanlah entitas yang bisa kalian remehkan, bahkan oleh Perkumpulan Moyan-mu," seru Lin Ming, suaranya menggelegar penuh semangat. "Secara kekuatan, perbedaan kita memang terlalu besar, tapi dalam diri kami terdapat tekad dan kesetiaan yang tak kalian miliki! Kami tidak bertarung demi keuntungan pribadi, kami bertarung demi kehormatan dan persaudaraan!"Sayapnya mengepak dengan kuat, membawanya melesat seperti meteor yang menghujam ke langit, menuju ke arah Huang Jiao.Di kejauhan, Huang Jiao hanya tertawa sinis, benar-benar merasa geli dengan ungkapan Lin Ming barusan. Baginya, kata-kata itu hanyalah omong kosong dari orang yang naif dan lemah."Kesetiaan? Kehormatan? Kata-kata kosong dari pecundang ya
Seiring kilat itu mendekat, ia melesat dengan kecepatan yang sulit diikuti mata telanjang, langsung menyambar punggung Kera Gunung raksasa itu. Kilat itu bukan sekadar energi spiritual biasa, melainkan sebuah proyektil tajam yang mengandung kekuatan Dao yang menembus kulit tebal monster itu, menciptakan luka dengan lubang besar menganga di tengah dadanya. Cahaya dari kilat itu begitu terang hingga sesaat mematikan pandangan semua orang yang menyaksikannya.Kera Gunung itu bahkan tak sempat menjerit kesakitan. Matanya yang semula menyala merah, dipenuhi amarah, perlahan meredup seolah kehilangan inti kehidupannya. Raungan yang seharusnya ia keluarkan kini hanya menjadi desisan napas terakhir yang keluar dari paru-parunya. Monster kolosal yang sebelumnya tampak tak terkalahkan kini ambruk ke tanah.Tubuhnya yang besar menimpa pohon-pohon kecil di bawahnya, menghancurkan segalanya di jalannya. Suara benturan yang memekakkan telinga diikuti oleh asap debu yang membumbung tinggi menutup
Waktu kian berlalu, setiap detik terasa seperti jamuan panjang bagi para anggota Perkumpulan Tianzhao. Mereka bertahan dengan sisa-sisa energi spiritual yang mereka miliki, menyaksikan Kera Gunung raksasa itu mengamuk, menghancurkan pepohonan dan batu-batu besar di sekitarnya. Pelindung energi mereka mulai retak, dan semangat para murid merosot drastis. "Kemana Yan Chen pergi? Mereka terlalu lama. Para murid yang lain bisa mati jika terus seperti ini," gumam Lin Ming, suaranya dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikirannya kacau oleh spekulasi liar yang mungkin terjadi. Terlebih, bala bantuan yang dia harapkan tak kunjung datang seperti perkiraannya, meninggalkan kelompoknya dalam bahaya. Sebagai pemimpin kelompok, ia memikul tanggung jawab yang besar atas anggota-anggotanya. Lin Ming adalah pria muda yang bertanggung jawab dan bijak. Ia tidak akan pernah lari meninggalkan rekannya, bahkan dalam kemungkinan terburuk sekalipun. Ia tahu bahwa nasib semua orang ada di tangannya. "Tak a
Darah bersimbah membasahi setengah pakaian Lin Ming dan puluhan kultivator dari Perkumpulan Tianzhao setelah melewati pertarungan sengit melawan ratusan Kera Gunung. Bau anyir dan asap mengepul dari tubuh-tubuh Kera Gunung yang tak berdaya. Mereka semua kelelahan, energi spiritual di dalam tubuh mereka terkuras habis, dan banyak yang terluka parah. Tapi bukannya berakhir, keadaan malah berbalik arah, merugikan Perkumpulan Tianzhao ketika sosok kolosal keluar dari kedalaman hutan.ROOARRR!Sebuah raungan yang memekakkan telinga mengguncang tanah, membuat pepohonan di sekitar mereka bergetar hebat. Gerombolan Kera Gunung yang lebih kecil seketika mundur, menunjukkan rasa hormat dan takut. Sosok yang jauh lebih besar dari yang lainnya muncul, dengan bulu coklat yang lebih gelap, rahangnya terbuka lebar memperlihatkan taring tajam yang lebih besar dari ukuran belati."Gawat! Kera Gunung ini berbeda dari yang lainnya!" seru seorang murid dari Perkumpulan Tianzhao, suaranya dipenuhi kepan
Di kedalaman Hutan Zuku, Perkumpulan Tianzhao akhirnya mencapai tujuan mereka.Namun, apa yang menanti mereka di lokasi Tambang Dewa itu bukanlah harta karun yang mudah diambil, melainkan sekelompok binatang buas tingkat lima, gerombolan Kera Gunung yang tampak kokoh dan garang. Binatang buas itu, dengan bulu coklat tebal dan otot-otot yang menonjol, tampaknya menjadi penjaga alami Tambang Dewa."Tak heran banyak binatang buas tingkat tinggi di sini," gumam Lin Ming, pemimpin Perkumpulan Tianzhao, dengan wajah serius. Matanya memindai setiap kera, menghitung jumlah dan kekuatan mereka. "Tambang Dewa kelas menengah adalah harta karun tak ternilai. Energi spiritual yang melimpah dari dalamnya pasti menarik para monster ini untuk tinggal di sana.""Yan Chen, perintahkan semua anggota Perkumpulan Tianzhao untuk bersiap. Lakukan sesuai rencana," lanjutnya, suaranya mantap dan penuh otoritas.Yan Chen mengangguk sebelum berseru lantang, suaranya menggema di antara pepohonan. "Bagi menjadi
Satu tahun kemudian.Di Negara Qingli, yang kini didominasi oleh Sekte Xuanli, sekelompok murid sekte berlomba-lomba melewati Hutan Zuku, sebuah wilayah belantara yang belum sepenuhnya terjamah.Hutan Zuku, sebuah wilayah luas di luar perbatasan Negara Qingli, selama ini tidak memiliki tuan, kecuali binatang buas yang menghuninya. Namun, seiring dengan ambisi ekspansi Sekte Xuanli yang menguasai negara tersebut, hutan ini menjadi salah satu sasaran utama mereka.Untuk mengobarkan semangat para muridnya, Sekte Xuanli membuka sebuah persaingan. Siapa pun yang mampu menggarap hutan itu hingga seluas mungkin akan menjadi pemenang dan berhak mendapatkan imbalan tertentu, seperti sumber daya langka, teknik kultivasi, atau bahkan posisi yang lebih tinggi dalam sekte.Salah satu perkumpulan murid sekte yang terlibat dalam persaingan itu adalah Perkumpulan Tianzhao, yang dipimpin oleh seorang pria muda bernama Lin Ming. Ia adalah salah satu talenta terbaik dari generasi muda Sekte Xuanli, yan