Share

Bab 56 - Penantang Pertama

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-05-01 20:18:25
Saat suasana di lapangan pelatihan masih dipenuhi bisikan dan obrolan para murid sekte bagian luar—tiba-tiba saja langit bergemuruh dengan suara rendah yang menyerupai raungan naga di kejauhan.

Angin berembus kencang, awan-awan bergulung liar lalu tersibak paksa seolah ditarik oleh kekuatan tak kasatmata.

Seketika itu pula, ruang di atas tepat pelatihan sekte mulai bergetar dan berdenyut. Gelombang energi spiritual menyebar ke segala arah seperti riak air, membuat rambut para murid berdiri dan tubuh mereka terasa tertekan.

Kemudian, dari pusaran itu, sebuah cahaya membentuk lingkaran raksasa di angkasa—sebuah portal dimensi. Besarnya hampir menyelimuti setengah langit, dan di sekelilingnya menyala simbol-simbol kuno berwarna emas, membentuk formasi spiritual tingkat tinggi.

"P-Portal dimensi?!"

Suara terkejut terdengar dari salah seorang murid, disusul oleh sorak sorai tertahan dari ratusan murid lainnya yang memandang ke atas dengan mata membelalak. Bahkan sebagian dari mereka s
Murlox

Selamat membaca, dan terimakasih untuk reader Tuan Muhd Saiful dan Sabam Silalahi atas dukungan gemnya.👍👍

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 83 - Masih Tak Percaya?

    "Kau pikir aku bodoh?!" serunya lantang, suaranya nyaring menembus kerumunan dan menarik perhatian beberapa murid yang lalu lalang.Xiao Han terlonjak kaget. Kepalanya menoleh cepat ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis berpakaian merah muda berdiri di depan kios darurat mereka, matanya menatap tajam ke arah Zhu Long. Harga di luar dugaan itu benar-benar membuatnya tak terima."Apa yang kau lakukan saudara Zhu? Ramuan itu… bukan pil kelas menengah atau tinggi, kan?" bisik Xiao Han, nyaris tak percaya. Sementara keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, Zhu Long tetap duduk santai, bahkan tak tergoyahkan oleh nada tinggi si gadis.Gadis itu kembali bersuara, kali ini lebih tajam dari sebelumnya, "Bahkan di Paviliun Alkemis, ramuan kelas rendah seperti ini dijual hanya sepuluh sampai dua puluh batu roh! Apa kau pikir bisa menipuku seenaknya? Lima puluh batu roh?! Kalau mau menipu, setidaknya lakukan dengan cara lebih cerdas! Dasar bodoh!"Umpatan itu menggema, dan para muri

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 82 - Membuka Kios

    Zhu Long kemudian mendekati Tetua Ye Zheng yang masih berdiri di sana, "Tetua, apakah barang yang kuminta sebelumnya sudah selesai?" tanyanya. Ye Zheng mengangguk pelan sebelum mengeluarkan sebuah kotak kayu seukuran kepalan tangan. "Ini adalah ramuan Jin Gusan (Serbuk Tulang Emas) seperti yang kau minta. Dengan teknik pemurnian tingkat tinggi, aku bahkan bisa memurnikan beberapa butir sekaligus. Aku yakin khasiatnya jauh lebih ampuh dari ramuan seperti ini pada umumnya." ujarnya bersemangat. Zhu Long mengambil kotak kayu itu dan menilai kualitas ramuan di dalamnya. Walaupun tak mencapai 90% tapi itu sudah cukup untuknya. Ramuan Jin Gusan adalah ramuan obat tingkat tinggi, di buat dengan bahan-bahan langka dan mahal. Karenanya Zhu Long meminta Tetua Ye Zheng untuk memurnikannya, dengan begitu ia tak perlu membayar dengan batu roh. Secarik kertas berisi metode pemurnian itu sudah cukup. "Baiklah Tetua Ye, terimakasih banyak." ujarnya. Ye Zheng mengangguk pelan, mengelus janggut tip

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 81 - Dilema Shin Tian

    Shin Tian merupakan tuan muda dari klan Shin di kota Cheng. Sebuah klan memiliki reputasi tinggi di Provinsi Zhenyu. Klan Shin sendiri merupakan salah satu klan besar dan kaya, dengan pengaruh yang menjangkau hingga ke berbagai wilayah Negara Zhang. Ketika Shin Tian mendapati dirinya kalah dalam sebuah taruhan terbuka, harga dirinya seperti dicabik-cabik. Matanya terbuka lebar penuh kemarahan, dan rahangnya mengeras seolah ingin menghancurkan apapun di sekitarnya. "Hmm? Apakah kau lupa siapa yang sedang kau hadapi, Xiao Han? Jangan sekali-kali bertindak angkuh di hadapanku. Jika tidak, aku mungkin akan menganggap sikapmu ini sebagai bentuk penghinaan terhadap klan Shin." gumam Shin Tian, suaranya mengandung hawa dingin yang menusuk. Kata-katanya seperti cambuk yang melayang di udara, namun Xiao Han sama sekali tidak bergeming. Ia hanya mendengus pelan, bibirnya tersungging dalam senyum mencemooh. "Kau sudah kalah bertaruh, Shin Tian," balasnya tajam. "Apa kau pikir dengan membawa

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 80 - Kekalahan!

    Sesuai instruksi yang tertulis dalam catatan kecil di lembar kertas pemberian Zhu Long, Tetua Ye Zheng segera memulai proses pemurnian ramuan. Ia menyiapkan alat-alat alkimia di ruang kerjanya, satu per satu dengan ketelitian luar biasa. Tangannya bergetar bukan karena ragu, tetapi karena antusiasme yang meluap. Teknik pemurnian yang tertulis di lembar itu—tak pernah ia lihat sebelumnya, bahkan di antara ratusan manuskrip kuno milik Paviliun Alkemis. Begitu ia menyalakan api biru di bawah kuali batu giok dan mulai meneteskan esensi herbal ke dalamnya sesuai urutan yang tertulis, Ye Zheng merasa seperti tersedot ke dalam dunia lain. Dunia yang hanya berisi dia dan ramuan yang mendidih perlahan di atas api alkimia. Setiap gerakan, setiap takaran, dan setiap titik momen yang dituliskan Zhu Long ternyata sangat presisi. Bahan-bahan yang biasanya saling menolak, kini menyatu perlahan, seperti menari dalam irama pemurnian yang belum pernah ia alami sebelumnya. Sebagai alkemis tingkat empa

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 79 - Permintaan

    Namun, sebelum Tetua Ye Zheng sempat berbalik dan melangkah menuju ruang kerjanya, suara tenang namun penuh keyakinan menghentikan langkahnya."Tetua Ye," panggil Zhu Long, nadanya sopan namun menyiratkan sesuatu yang tersembunyi. "Tak masalah jika mereka merasa ragu dengan hasil jawaban tadi. Aku pun paham jika butuh waktu mempercayainya. Namun, sebelum itu, bisakah Tetua membantuku melakukan satu hal?"Langkah Ye Zheng terhenti. Ia menoleh dengan tatapan heran, seolah mempertimbangkan apakah ini hanya kelanjutan dari sandiwara atau ada hal lain yang tersembunyi di balik permintaan itu.Namun sebelum ia sempat membuka suara, Shin Tian langsung menyela dengan suara tinggi dan penuh tuduhan, "Jangan dengarkan dia, Tetua! Aku yakin ini hanya trik murahan! Lihat saja cara bicaranya, lagak tenangnya itu seolah menipu. Dia pasti panik karena tahu jawaban-jawabannya hanyalah bualan belaka. Sekarang dia mencari celah untuk mengelabui kita semua!"Zhu Long menoleh padanya, tetap dengan wajah

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 78 - Pembuktian

    Xiao Han memandang Tetua Ye Zheng dengan tatapan tak percaya. Matanya berbinar, seolah tak mengira akan menerima pujian dari seorang Tetua. Jantungnya berdegup cepat, beruntung ia tidak mempermalukan dirinya di depan umum. 'Ini semua berkat Zhu Long.' "Semua jawaban benar dan masuk akal…" kata-kata itu menggema di kepalanya, menghapus semua keraguan yang sejak awal menggelayuti pikirannya. Ia menggaruk belakang kepalanya dengan canggung, lalu tersenyum kaku. "Sebenarnya… bukan aku yang menjawab soal-soal itu, Tetua Ye. Semua adalah hasil pemikiran Saudara Zhu. Aku hanya menulis ulang apa yang dia katakan." ujarnya dengan jujur. Tetua Ye Zheng menaikkan alisnya. Matanya kini tertuju kepada pemuda yang berdiri tenang di samping Xiao Han. Ia menatapnya dari bawah ke atas, seperti menilai barang langka di antara tumpukan ronsokan. Penampilan pemuda itu biasa-biasa saja dan sederhana, namun justru itulah yang membuatnya menarik—dari kesederhanaannya itu terpancar ketenangan yan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 77 - Kekaguman

    Kebetulan pada saat yang tegang itu, langkah seorang pria paruh baya terdengar mendekat. Pria itu mengenakan jubah abu-abu yang dihiasi bordiran lambang Paviliun Alkemis pada dadanya. Rambutnya sebagian telah memutih, namun sorot matanya tajam dan penuh wibawa. Ia adalah Tetua Ye Zheng, salah satu pengawas senior di lantai pertama Paviliun Alkemis.Melihat kedatangannya, Shin Tian segera melangkah maju dengan penuh percaya diri. Dengan senyum penuh keyakinan, ia menangkupkan tangan dan memberi hormat sopan."Tetua Ye, kebetulan sekali anda datang di saat yang tepat. Kami hendak mengadakan pertaruhan kecil, dan membutuhkan seseorang yang adil sebagai pengawas. Kami akan mengadu kemampuan kami dalam menjawab soal-soal alkimia dari papan pengumuman."Tetua Ye Zheng terdiam sejenak, ia sempat tertegun namun segera berubah menunjukkan ketertarikan.Setelah menimbang-nimbang sejenak, ia pun mengangguk pelan, lalu mengusap jenggotnya yang rapi. "Oh? Sebuah adu pengetahuan alkimia, ya? Menari

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 76 - Bertaruh

    Xiao Han menatapnya tak percaya. "Apa kau serius? Kau tahu? aku tak jago dalam bidang ini. Menerima tantangannya di depan umum sama saja dengan mempermalukan diri sendiri." "Tenang, Kau bisa mempercayakan sisanya padaku." balas Zhu Long sambil menatap lurus ke arah Xiao Han. Nada suara Zhu Long penuh keyakinan. Bukan kesombongan, tapi keyakinan yang lahir dari pengalaman dan kekuatan tersembunyi yang belum banyak diketahui orang lain. Xiao Han menatapnya sesaat, mempertimbangkan. Ia baru saja mengenal Zhu Long, tapi pemuda ini sudah begitu mempercayainya. Sebagai teman, Xiao Han juga harus percaya. Ia awalnya ragu-ragu, tapi karena tak ingin Shin Tian terus-menrus mengejeknya, Xiao Han seolah tak punya pilihan lain selain bertaruh pada keberuntungan. Akhirnya, ia menarik napas panjang dan menatap penuh tekad. "Hmp! Baiklah, aku terima tantanganmu! Apakah itu memurnikan ramuan? Kau pikir aku takut!" serunya lantang, mengangkat suaranya agar semua yang menonton mendengar.

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 75 - Tantangan dari Shin Tian

    Tak lama setelah mereka menyusuri jalan yang mengarah ke pusat paviliun, Zhu Long dan Xiao Han akhirnya tiba di aula utama Paviliun Alkemis. Tempat itu memancarkan aura sakral dan penuh energi spiritual. Bau dupa dan ramuan herbal menguar menguasai seluruh ruangan. Dinding-dinding aula dihiasi dengan lukisan kuno dan jimat pelindung yang berkilau samar, memancarkan riak-riak spiritual yang menenangkan hati. Di setiap sisi aula, tungku-tungku pemurnian menyala di bawah kendali beberapa alkemis, menggambarkan perbedaan tingkat dan jenis ramuan yang sedang murnikan. Puluhan murid-murid sekte sibuk dengan tungku masing-masing. Beberapa di antaranya adalah murid sekte bagian dalam yang mengenakan jubah biru tua dengan lambang sekte Yunzhou di bagian dada, sementara sisanya tampak seperti murid luar yang hanya bisa berdiri menonton dari kejauhan, berharap mereka cukup beruntung untuk mendapat pencerahan dari para senior. Namun, baru saja mereka berdua melangkah masuk, ketenangan yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status