Share

Bab 9 - Kebohongan

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-04-08 18:21:06

"Tuan Zhu, Anda tidak perlu bersikap kasar seperti ini," ujarnya dengan nada tegas. "Bagaimanapun, mereka hanyalah anak muda. Tak sepantasnya orang tua terus campur tangan dalam masalah mereka."

Mata Zhu Jiang tetap tajam, ekspresinya penuh ketidakpuasan. Namun setelah beberapa saat, ia menghela napas panjang dan menurunkan tekanan auranya, ia kembali duduk meski jelas terlihat bahwa ia masih merasa tidak terima.

Zhu Long memperhatikan dua kepala klan itu dengan ekspresi tertarik. 'Oh? Dua orang tua ini sepertinya memiliki basis kultivasi yang cukup kuat... Mereka sepertinya memiliki rivalitas yang tinggi,' pikirnya.

Namun, ia tidak membiarkan pikirannya melayang terlalu jauh. Dengan ekspresi dingin, ia kembali fokus pada Qin Lan.

"Baiklah," katanya dengan nada tenang. "Dan jika aku menang, kau akan melakukan hal yang sama seperti yang kau katakan tadi."

Beberapa orang terkejut mendengar persyaratan itu. Namun, Qin Lan hanya menatapnya dengan sinis tanpa ragu sedikit pun. Tatapannya seolah berkata bahwa ia tidak takut sedikit pun dengan taruhan ini.

'Hmph! Bajingan ini... Beraninya dia bersikap sombong dan menantangku?' Qin Lan mengepalkan tinjunya, ekspresinya dipenuhi kesombongan.

'Dengan kultivasi yang menurun drastis, dia hanya bisa bermimpi untuk menang. Lihat saja nanti bagaimana dia mempermalukan dirinya sendiri!'

Dari samping, Niu Feng tersenyum puas. Sebelumnya ia merasa terkejut setelah melihat Zhu Long kembali hidup-hidup dari hutan Zuku, padahal Niu Feng mengingat dengan jelas bahwa ia mendorongnya hingga jatuh ke jurang yang dalam.

Namun, Niu Feng merasa cukup puas dengan keberanian Zhu Long, bagaimanapun taruhan kali ini akan menjadi ajang untuk benar-benar menghancurkan dirinya.

Hingga akhirnya pertemuan kedua klan tersebut berakhir meninggalkan ketegangan antara kedua belah pihak. Dengan batalnya pertunangan antar kedua klan, seolah mengatakan bahwa api persaingan yang dulu pernah padam kini telah dikobarkan kembali.

---

Di kediamannya, Zhu Long berdiri tegap di hadapan Zhu Jiang, ayahnya yang kini tengah mengerutkan kening dalam-dalam. Raut wajah Zhu Jiang penuh dengan kecurigaan dan ketidakpuasan.

"Apa benar kultivasimu mengalami penurunan?" Suara Zhu Jiang terdengar dalam dan berat. "Jika iya, bagaimana bisa? Apa yang menyebabkan hal seperti itu terjadi pada putraku?"

Zhu Long tidak langsung menjawab. Ia menarik napas perlahan, mencoba menyusun kata-kata yang akan memberikan ayahnya penjelasan yang cukup masuk akal. Jika ia ceroboh, kebohongannya akan terbongkar.

Setelah beberapa saat hening, ia akhirnya membuka mulut, "Aku mengalami kecelakaan saat berada di Hutan Zuku. Aku bertarung melawan binatang buas dari ranah Pemadatan Inti tahap awal, dan dalam pertarungan itu dantianku mengalami kerusakan parah. Basis kultivasiku menurun drastis karenanya. Beruntung seorang senior datang tepat waktu dan membantuku keluar dari situasi tersebut."

Ekspresi penuh penyesalan tergambar di wajahnya, meskipun kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya hanyalah kebohongan semata. Ia tahu bahwa kisah yang ia ceritakan harus cukup meyakinkan untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut.

Zhu Jiang menatap putranya lekat-lekat. Wajahnya jelas menunjukkan ketidaksenangan setelah mengetahui bahwa anaknya berada dalam bahaya yang hampir merenggut segalanya. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya kembali menatap Zhu Long.

"Setidaknya kau masih bisa pulang dengan selamat," ujarnya dengan suara yang lebih tenang, meskipun tetap mengandung nada khawatir. "Untuk menyembuhkan dantianmu yang rusak, aku akan mencari cara."

Namun, sebelum percakapan itu berakhir, Zhu Jiang kembali berbicara, kali ini dengan nada yang lebih tajam.

"Dan jangan bilang semua tuduhan yang Qin Lan katakan itu memang benar?"

Zhu Long terdiam sejenak. Ia tidak mengira bahwa ayahnya akan mengungkit masalah ini. Jantungnya berdetak lebih cepat, namun ia tidak bisa menunjukkan keraguan. Jika ia terlihat goyah, Zhu Jiang akan segera mengetahui bahwa ada sesuatu yang ia sembunyikan.

Ia berdeham pelan, berusaha menenangkan dirinya. "Tentu saja tidak. Qin Lan hanya mengatakan omong kosong. Dia bahkan menuduhku melakukan hal yang tidak-tidak hanya untuk mencari alasan untuk pembatalan pertunangan."

Zhu Jiang menatap putranya beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk. Ia lalu menepuk pundak Zhu Long dengan lembut. "Benar, tak mungkin anakku yang berbakti melakukan hal seperti itu. Aku mengenalmu lebih dari siapa pun."

"Baiklah, kau istirahatlah dulu. Aku akan mengirim tabib untuk memeriksa dantianmu."

Namun, mendengar keputusan ayahnya, Zhu Long langsung bereaksi. Tiba-tiba kepanikan mulai menjalar di dalam dirinya, tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan perubahan ekspresinya.

"T-tunggu, Ayah!" serunya cepat. "Untuk masalah dantianku yang rusak, ayah tak perlu khawatir. Seorang senior di Sekte Linjian telah berjanji membantuku mencari ramuan penyembuhan yang dapat memulihkan dantianku, jadi ayah tak perlu repot."

Zhu Jiang mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu dalam cara bicara putranya yang membuatnya merasa ada yang tidak beres. Namun, setelah beberapa detik mempertimbangkan, ia akhirnya mengabaikan kecurigaannya dan mengangguk dengan tenang.

"Baiklah, setidaknya jika kau butuh sesuatu, katakan saja pada ayah."

Senyum tipis muncul di wajah Zhu Long. 'Benar, itulah yang ingin kudengar.'

Ia berpura-pura tampak sedikit ragu sebelum akhirnya berbicara lagi dengan nada memohon, "Sejujurnya, aku membutuhkan sejumlah uang untuk membeli beberapa bahan herbal. Senior yang ingin membantuku itu bilang bahwa ia memiliki kenalan seorang alkemis hebat. Namun, harga herbal untuk ramuan penyembuh dantian itu sangat mahal dan langka. Jadi, ayah... tolong."

Zhu Jiang menatap putranya dengan tatapan penuh pertimbangan. Ia tahu bahwa pemulihan dantian bukanlah perkara mudah. Jika memang ada kesempatan, ia tidak ingin menyia-nyiakannya.

Tanpa banyak bicara, ia merogoh lengan bajunya dan mengeluarkan sebuah cincin giok, lalu menyerahkannya kepada Zhu Long.

"Ambil ini," katanya. "Di dalamnya terdapat lima puluh ribu keping emas. Gunakan dengan bijak."

Zhu Long menerima cincin giok itu dengan hati yang penuh kepuasan. Ia menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat, menyembunyikan kilatan kegembiraan dalam matanya.

Setelah Zhu Jiang pergi meninggalkan kediamannya, senyum kecut terukir di wajah Zhu Long. 'Ini lebih mudah dari yang kupikirkan,' batinnya. Dengan uang ini, langkah berikutnya dalam rencananya akan jauh lebih mudah untuk dijalankan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 229 - Hidupnya Adalah Yang Terpenting

    Kemudian, tanpa aba-aba, Mu Nier merasakan tubuhnya seperti ditarik sesuatu, sebuah kekuatan tak terlihat mencengkeramnya. Ia merasa seperti ada tangan raksasa yang tak kasat mata sedang mengepal tubuhnya, mengangkatnya dari tanah beberapa kaki. Mu Nier tercekat, napasnya tertahan, paru-parunya terasa tertekan. Tubuhnya kaku dan melayang di udara, tak bisa bergerak sedikit pun. Pedang perak di tangannya terjatuh dengan suara gemerincing, memantul di ubin batu, menunjukkan ketidakberdayaannya.Sementara itu, Zhu Long tampak berdiri santai, seolah tak melakukan apa pun, ekspresinya datar tanpa emosi yang berarti. Namun kenyataannya, ia mampu mengendalikan energi spiritualnya dengan presisi yang luar biasa, seperti telekinesis tingkat tinggi yang sempurna, yang langsung mengunci setiap gerakan lawannya. Setiap titik energi di tubuh Mu Nier terkunci, membuatnya tak berdaya di udara, seperti boneka yang digantung."Aku tak punya banyak waktu untuk dibuang, apalagi bertele-tele dengan tik

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 228 - Kehancuran Sebagai Hadiah

    Mu Nier mengayunkan bilah pedang peraknya dengan kekuatan penuh, menciptakan kilatan tajam yang membelah udara dengan suara desisan. Bilah pedangnya terayun horizontal, membidik tubuh Zhu Long yang berdiri di hadapannya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa bilah pedang itu menebas tubuh Zhu Long menjadi dua bagian, sebuah gambaran yang mengerikan namun seharusnya memuaskan. Namun anehnya, ia tak merasakan sedikit pun tekanan pada bilah pedangnya saat melewati tubuh pria itu. Seolah ia baru saja mengayunkan pedang di udara kosong, sebuah sensasi hampa yang tak masuk akal. Ini adalah sesuatu yang belum pernah ia alami dalam puluhan tahun pengalaman hidupnya.Dan benar saja, tak selang satu detik, mendadak tubuh Zhu Long melebur seperti fatamorgana sesaat yang berhasil menipu mata, sebuah ilusi sempurna yang tak meninggalkan jejak di tempat ia seharusnya berdiri. Itu merupakan teknik bertarung yang tercipta dari kecepatan tinggi, sehingga mampu menghasilkan ilusi otptik yan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 227 - Kekacauan Di Klan Mu II

    Tapi mereka semua, dari Mu Hongyun hingga Mu Nier dan seluruh murid klan Mu, tak menyadari bahwa pemuda yang tampak sederhana namun angkuh itu bukanlah sosok yang bisa mereka tangani sedikit pun. Mereka tidak tahu betapa jauhnya jurang kekuatan yang memisahkan mereka.Saat ini, sebagian besar para tetua dan kepala klan Mu tidak ada di kediaman, melainkan masih terjebak di wilayah Laut Mati, sebuah fakta yang menggelikan bagi Zhu Long. Karena kesempatan emas ini, Zhu Long akan memastikan klan Mu akan hancur, atau setidaknya tak bisa berdiri kembali, sebelum pria tua Mu Xiong itu, kepala klan Mu, muncul kembali."Sayangnya, hari ini kalian akan menyaksikan bagaimana klan Mu hancur," ucap Zhu Long, suaranya rendah namun menggema di seluruh halaman, sarat akan penghinaan. Sebuah senyum tipis, dingin dan berbahaya, terukir di bibirnya. "Bahkan jika kalian semua maju sekaligus, itu tak akan menjamin kalian bisa menghentikanku. Kalian tak lebih dari sekelompok lalat di hadapan seekor naga."

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 226 - Kekacauan Di Klan Mu

    Akibat benturan itu, gerbang kokoh tersebut retak di beberapa bagian dan bahkan terlepas dari engselnya, roboh ke dalam dengan suara gedebuk yang memekakkan telinga. Suara keras tersebut menggema hingga ke bagian terdalam klan Mu, mengejutkan para pelayan dan anggota klan yang tengah berlatih di pelataran dalam.Seorang tetua yang tengah mengajar di pelataran dalam, Mu Nier, seorang pria paruh baya dengan cambang abu-abu dan aura yang berwibawa, segera melangkah keluar dengan ekspresi berkerut, merasakan getaran dan suara keras yang datang dari gerbang utama. Begitu Mu Nier tiba di halaman utama, ia langsung disambut oleh kerusakan yang luar biasa: debu beterbangan tebal dari pintu gerbang utama yang tampak roboh, puing-puing kayu berserakan di mana-mana."Siapa yang berani membuat kekacauan di klan Mu yang agung ini!?" serunya dengan nada keras, suaranya dipenuhi amarah yang membara dan otoritas yang tak terbantahkan. Beberapa murid klan tampak sigap mengikuti di belakangnya, pedan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 225 - Berkunjung Ke Klan Mu

    Zhu Long tak menjawab pertanyaan penasaran Shan Rong itu. Ia hanya membalasnya dengan senyum tipis, sebuah seringai samar yang tersirat di bibirnya, namun tatapan matanya menyiratkan sesuatu yang licik, penuh perhitungan, dan sedikit kejam. Aura misteriusnya seolah berkata: kau akan segera tahu, dan itu akan menarik.Melihat reaksi itu, Shan Rong menjadi semakin bingung. Ia memiringkan kepalanya, rambut hitamnya bergoyang lembut. Namun, ia tidak bertanya lebih lanjut. Ada kepercayaan mendalam yang tumbuh di hatinya terhadap Zhu Long. Ia yakin apa yang Zhu Long lakukan pasti bukan hal yang buruk, dan bahwa pemuda itu memiliki alasan kuat untuk setiap tindakannya. Shan Rong hanya mengangguk kecil, menerima isyarat Zhu Long.Mereka berpisah di persimpangan jalan kota Baidu yang ramai. Zhu Long memberikan Shan Rong sebuah kantung kecil berisi koin emas dan instruksi singkat: "Pergilah ke Paviliun Daozun Zhan. Belilah beberapa tanaman herbal esensial dan ramuan obat yang tercantum di daft

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 224 - Beberapa Urusan Lagi?

    "Sayangnya takdir berkata lain... Aku sadar klan Ye ini bukanlah tempat yang cocok untukku, Kakak Xin. Hatiku sudah memilih jalan lain, dan kalian pasti menyadari ikatanku dengan Tuan Muda Zhu. Karenanya aku memutuskan untuk pergi... Dan terima kasih atas kebaikan kepala klan serta yang lainnya sudah merawatku selama beberapa tahun ini. Aku akan selalu mengingat kebaikan kalian."Ucapan itu membuat Ye Xin terdiam dengan mata terbuka lebar. Harapannya kini musnah seketika setelah mendengar keputusan Shan Rong itu, hancur berkeping-keping. Ada rasa pengkhianatan yang samar, bercampur dengan kebingungan dan kekecewaan yang mendalam."A-adik Rong, ke-kenapa...?" bisiknya, suaranya tercekat di tenggorokan, tidak mampu memahami mengapa Shan Rong akan memilih jalan ini, pergi bersama seorang pria asing yang baru ia temui, meninggalkan klan yang telah memberinya segalanya. Mata Ye Xin berkaca-kaca, merasakan perpisahan yang mengecewakan sekaligus dipenuhi amarah terpendam. Ia menatap Shan Ro

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status