"Baiklah, kalau begitu tak ada gunanya terus menjalin pertunangan ini." ia menghela napas panjang, lalu melanjutkan dengan nada santai namun menusuk. "Mulai sekarang, kita tidak punya hubungan apa pun lagi."
Kata-kata itu seolah menjadi tamparan keras bagi Qin Lan. Niatnya datang memang untuk membatalkan pertunangann itu, namun bukan Zhu Long yang harus memutuskannya, tetapi dia sendiri. Tatapan gadis itu langsung berubah tajam. "Harusnya aku yang mengatakan hal itu, dasar sampah!" ejeknya dengan anda berat dan dingin. Zhu Long menyipitkan matanya, lalu tersenyum tipis. "Sampah?" ucapnya santai, "Bukankah kata itu lebih cocok untuk dirimu sendiri, Nona Qin?" Mendengar ejekan balik itu Qin Lan mengerutkan keningnya, wajahnya memerah karena amarah. "Apa kau bilang?! Kau bahkan jauh lebih lemah dariku! Berani-beraninya kau mengatakan aku sampah?!" bentakannya menggema di ruangan. Sementara itu, Niu Feng hanya terkekeh pelan. "Nona Qin telah menerobos ke ranah Pemurnian Roh tahap lima dalam beberapa bulan saja," katanya, "Sementara dirimu, kau bahkan tak mampu menembus tahap empat. Lebih buruk lagi... kultivasimu tampaknya menurun, Zhu Long." Kata-kata itu seperti petir yang menyambar ruangan. Zhu Jiang tertegun. Alisnya berkerut dalam. 'Kultivasi Long'er menurun? Bagaimana bisa?!' Sebagai putra Zhu Jiang, Zhu Long memiliki bakat luar biasa. Dan dia sendiri telah membuktikan kelayakannya di saat ujian penerimaan murid sekte Linjian. Dengan bakat akar roh ungu, itu adalah sebuah keajaiban yang hanya muncul satu kali dalam seribu tahun. Sementara penurunan kultivasi hanya mungkin terjadi jika seseorang mengalami kerusakan dantian yang parah. Namun, bagaimana bisa dantian Zhu Long mengalami kerusakan? Pertanyaan ini mengusik pikiran Zhu Jiang, saat itu pula ia merasakan ada sesuatu yang jagal tentang hal ini. Di tengah aula Zhu Long tetap berdiri tegak. Meskipun dirinya dihina dan direndahkan di hadapan semua orang, ia tidak menunjukkan tanda-tanda kemarahan. Sebaliknya, ia tersenyum tipis. Namun di balik senyum itu matanya berkilat tajam. Ia menatap lurus ke arah Qin Lan, lalu dengan suara yang jelas dan mantap, ia berkata, "Benar, kultivasiku memang menurun… Tapi tahukah kalian alasannya?" Beberapa orang yang hadir mulai saling berbisik. Para tetua klan menunggu jawaban dengan penuh rasa ingin tahu, sementara Zhu Jiang sendiri tampak semakin serius, tak bisa mengabaikan masalah ini begitu saja. Walaupun pertunangan ini juga masalah serius, tapi itu tak cukup penting jika dibandingkan dengan masalah penentu masa depan anaknya sendiri. Zhu Long menghela napas sebelum kembali menatap Qin Lan dengan sorot dingin. "Itu semua karena Nona Qin mengambil setiap ramuan dan sumber daya kultivasi yang kumiliki." ujarnya padahal yang membuat kultivasinya menurun adalah karena Niu Feng yang dengan sengaja menusuknya dari belakang. Pada saat itu Zhu Long berada dalam satu kelompok dengan Niu Feng saat menjelajahi hutan Zuku untuk mencari tanaman herbal. Namun, nyatanya mereka semua adalah pengikut setia Niu Feng hingga akhirnya mereka semua bersekongkol untuk menjatuhkan Zhu Long. Apa yang diungkapkan Zhu Long tadi memang tak sepenuhnya benar, tapi hal seperti itu juga dapat di anggap sebagai alasan mengapa kultivasinya menurun. Dan ia juga tak ingin mengatakan alasan sebenarnya mengapa kultivasinya menurun. Dulu, selama di Sekte Linjian, Zhu Long hampir tak pernah memanfaatkan sumber daya yang diberikan kepadanya. Semua yang dia dapatkan, tanpa ragu, dia berikan kepada Qin Lan. Zhu Long melakukan itu karena rasa cinta pada tunangannya. Namun sekarang setelah mendapatkan semua manfaat itu... Qin Lan justru datang dengan tuduhan dan penghinaan terhadap Zhu Long. Mendengar kata-kata Zhu Long, kesadaran Qin Lan seolah di hantam oleh palu godam. Wajahnya memerah, bukan karena malu, tetapi karena marah. "Apa katamu?! Bahkan jika kau tak memberikan semua sumber dayamu padaku, aku tetap bisa meningkatkan kultivasiku dengan cepat melebihi bakatmu itu!" serunya, suaranya bergetar karena emosi. Zhu Long tertawa kecil. "Oh? Kau berkata begitu hanya karena sekarang kau sudah tak mendapatkan manfaat apa pun dariku, bukan?" Namun sebelum Qin Lan dapat mengucapkan kata-katanya, Niu Feng segera mendahuluinya. "Tenang saja, Nona Qin," katanya dengan nada lembut, tetapi sarat dengan kesombongan. "Dalam sebulan, Sekte Linjian akan mengadakan evaluasi tahunan. Saat itu tiba, kau hanya perlu membuktikan bakat luar biasamu dan menjadi murid bagian dalam sekte." Qin Lan menarik napas dalam, sedikit tenang setelah mendengar kata-kata itu. Namun, Niu Feng belum selesai. Ia melirik Zhu Long dengan sinis sebelum melanjutkan, "Sementara dia..." Ia berhenti sejenak, lalu menunjuk Zhu Long dengan percaya diri. "Mungkin hanya bisa bermimpi untuk menjadi murid bagian dalam sekte." Beberapa anggota klan Qin yang hadir tertawa kecil. Sebagian dari mereka menyeringai, menikmati penghinaan yang baru saja dilontarkan. Namun, berbeda dari yang mereka harapkan, Zhu Long tetap diam. Tak menunjukkan amarah atapun emosi yang meledak seperti yang diharapkan oleh Qin Lan dan Niu Feng. Zhu Long menatap Qin Lan dan Niu Feng dengan sorot mata tenang. "Kalau begitu, bagaimana jika kita bertaruh?" katanya dengan suara yang cukup lantang untuk terdengar di seluruh aula. Orang-orang mulai menunjukkan berbagai reaksi. Beberapa terkekeh, merasa ucapan itu hanya lelucon belaka. Yang lain memasang ekspresi terkejut, tidak percaya bahwa seseorang dengan kultivasi yang menurun berani mengajukan tantangan kepada seorang jenius seperti Qin Lan. Di tengah kegaduhan itu, Qin Xiao—kepala klan Qin sekaligus ayah Qin Lan—menghela napas. Ia menggeleng pelan, seolah merasa kasihan pada Zhu Long yang dianggapnya hanya membuat malu dirinya sendiri. "Taruhan?" Niu Feng menyeringai. "Orang sepertimu memangnya bisa apa? Kultivasimu bahkan tak sebanding dengan Nona Qin, tapi kau masih berani menantangnya bertaruh?" cibirnya dengan nada mengejek. Zhu Long tidak membalas secara langsung. Ia hanya tersenyum tipis, lalu berkata dengan suara yang terdengar santai namun menusuk, "Kalau begitu, aku anggap kalian terlalu takut bahkan untuk menerima tantangan dari orang lemah sepertiku. Mengecewakan." Seketika wajah Qin Lan dan Niu Feng mengeras. Kata-kata Zhu Long seolah menampar harga diri mereka. Sebagai murid berbakat Sekte Linjian, ditantang oleh seseorang yang memiliki kultivasi lebih rendah saja sudah cukup memalukan, apalagi jika mereka menolak. Qin Lan mengepalkan tangannya, amarahnya membuncah. "Cukup! Aku tak mau mendengar ocehanmu lagi. Aku terima tantanganmu!" Ruangan menjadi semakin tegang. Semua orang menunggu kelanjutan dari taruhan ini. Namun, Qin Lan belum selesai. Ia melangkah maju, menatap Zhu Long dengan penuh penghinaan. "Sebagai taruhannya, jika aku menang, kau harus merangkak seperti anjing dan meninggalkan Sekte Linjian selamanya!" katanya lantang, suaranya dipenuhi ejekan. Suasana aula seketika meledak dalam bisikan dan gumaman. Taruhan itu bukan sekadar persaingan biasa. Jika Zhu Long kalah, bukan hanya kehormatannya yang hancur, tapi juga masa depannya di Sekte Linjian. Zhu Jiang, yang sejak tadi hanya diam dan mengamati, akhirnya berdiri dengan aura yang meledak-ledak. Tekanan kuat langsung menyapu seluruh aula, membuat beberapa orang dengan kultivasi rendah gemetar ketakutan. "Berani sekali kau mengucapkan penghinaan seperti itu di dalam aula Klan Zhu!" desis Zhu Jiang dengan nada berbahaya, matanya menatap tajam ke arah Qin Lan. Namun, sebelum keadaan semakin memburuk, Qin Xiao ikut berdiri. Aura yang sama kuatnya terpancar dari tubuhnya, menetralkan tekanan yang dikeluarkan oleh Zhu Jiang.“Apa mungkin ini terlalu berlebihan, Tuan Muda?” suara Xian Taizun pecah di tengah aula utama yang masih berlumuran sisa darah dan bau logam. Tubuhnya tegap, tapi wajahnya tampak diliputi kecemasan. “Kelima pria itu berasal dari sekte Zhimo. Jika kabar kematian mereka menyebar, ini akan menjadi masalah besar. Sekte itu… bukan lawan yang bisa diremehkan.”Suasana di dalam aula terdiam seketika. Hanya suara embusan angin dari celah jendela yang terdengar, membawa serta aroma bunga dari luar halaman, seolah berusaha menetralkan jejak pembantaian yang baru saja terjadi.Zhu Long duduk di kursinya. Ia tak segera menjawab, matanya terpejam sesaat, seperti sedang menimbang sesuatu di kedalaman pikirannya.“Sekte Zhimo memang tidak akan tinggal diam,” akhirnya ia membuka suara, nada bicaranya tenang, namun tegas.“Mereka adalah kelompok pemuja iblis. Bagi mereka, setiap nyawa hanyalah bahan bakar untuk ambisi. Kematian lima pengikutnya akan menyalakan dendam. Aku tahu itu. Tapi…” Zhu Long men
Satu tebasan pedang mengakhiri segala dendam.Qin Lan datang menuntut balas dengan cara yang kotor, kini musnah layaknya debu hitam. Nafas terakhirnya hilang bersama kebencian.Di sisi lain, lima pria berpakaian hitam masih berdiri tegak. Wajah mereka keras dan tatapan yang tajam, tubuh penuh dengan aura iblis. Walau baru saja menyaksikan bagaimana mudahnya Zhu Long menumbangkan lawan yang penuh dendam, tak ada sedikitpun kegoyahan dalam diri mereka.Mereka adalah pengikut sekte Zhimo, sekte yang terkenal bengis, penuh tipu daya, dan tak pernah benar-benar memandang hidup manusia biasa sebagai sesuatu yang berharga.Zhu Long berdiri tenang, aura keemasan yang memancar darinya seperti matahari di tengah badai. Matanya menyapu kelima pria tersebut dengan ketenangan yang menusuk.“Kalian berasal dari sekte Zhimo, bukan?” tanyanya dengan nada rendah, dingin, dan tanpa intonasi berlebihan.Pertanyaan itu lebih terdengar sebagai vonis daripada sekadar konfirmasi.Kelima pria itu saling ber
Denting logam itu bergema seperti ledakan kecil di udara. Titik di mana tombak Qin Lan hendak menancap ke jantung Zhu Long terhenti oleh satu jari telunjuk Zhu Long yang menahan bilah hitam itu dengan selubung energi tipis, cahaya keemasan yang menyelubungi kulitnya seperti sarung kecil.Qin Lan terhenti, keningnya berkerut. Ia mencoba menarik mundur, namun tombaknya tak mau bergeser. Dalam matanya, ada kilatan kegugupan samar yang diselubungi oleh kebencian. “Ke—kenapa… tak bisa… bergerak!” gumamnya, suaranya serak bukan karena napasnya tetapi karena kebanggaan yang rapuh mulai retak.Zhu Long menatapnya tanpa ekspresi berlebih. Di raut wajahnya tak tampak kegembiraan, hanya ketenangan dingin yang lebih menakutkan daripada geraman binatang buas. “Kalau kau mau pergi dan hidup tenang, aku akan mengampuni nyawamu… Qin Lan.” suaranya nyaris berbisik namun jelasKata-kata itu seperti angin dingin yang mengiris. Qin Lan menahan marah, deru napasnya cepat. “Cih! Kau mengasihaniku, ya?
Di dalam aula utama, suasana masih dipenuhi riuh rendah tamu yang gelisah setelah ledakan-ledakan dari luar mengguncang bangunan. Namun, di kursinya, Zhu Long tetap duduk dengan wajah datar. Sorot matanya tak bergeming, seolah hanya menunggu saat yang tepat. Di sampingnya, Shan Rong menggenggam erat lengan gaunnya, berusaha menyembunyikan rasa takut yang merayap di balik senyumnya.“Aku seperti pernah merasakan energi bengis itu, Zhu Long. Tapi yang keluar dari mereka jauh lebih kotor daripada apa yang pernah kulihat.” Suara Shan Rong lirih, namun cukup jelas terdengar di tengah kebisingan.Zhu Long menoleh sebentar, matanya sedikit melembut, tetapi tak ada jawaban cepat darinya. Ia terdiam, seolah sedang mencari kata yang tepat. “Mungkin hanya perasaanmu saja. Dunia ini luas, dan penuh dengan hal-hal misterius. Apa yang kau rasa mungkin hanya sekadar bayangan… atau mimpi.”Shan Rong menatapnya ragu. “Benarkah begitu?”Zhu Long hanya mengangguk singkat, tidak menambahkan sepatah ka
Halaman depan kediaman klan Zhu berubah menjadi medan perang dalam sekejap.Xian Taizun melangkah maju dengan penuh keyakinan. Langkahnya bergema seperti guntur.Ia mengangkat pedangnya tinggi, lalu menghunuskan gerakan tajam. Kilatan hijau giok memancar, membentuk busur cahaya raksasa yang membelah udara menuju ke arah Qin Lan.Gadis itu merendahkan tubuhnya, tombak hitam di tangannya berputar bagai pusaran maut. Aura gelap menyelimuti tubuhnya, menggerogoti energi spiritual lawan yang mendekat. Dentuman keras terdengar ketika busur cahaya itu bertabrakan dengan lingkaran hitam pekat yang diciptakan Qin Lan. Gelombang energi menyapu pohon plum di sekitar, menumbangkan beberapa batang besar hanya dengan gelombang kejut.Xian Taizun menekan, tubuhnya bergerak lincah dengan pola pedang yang rumit. Setiap tebasan pedangnya meninggalkan bekas retakan di tanah, seolah bumi tak mampu menahan bobot serangannya. Qin Lan di awal sempat terdesak. Tubuh rampingnya melayang mundur, gaun gelapnya
Di dalam aula utama klan Zhu, suasana penuh sukacita masih bergema. Hidangan beraneka ragam tersaji di atas meja panjang. Semua anggota klan Zhu larut dalam kebahagiaan, merayakan hari bersejarah di mana cinta dan harapan baru dipersatukan.Namun, hanya Zhu Long yang merasakan ketidakwajaran di balik kegembiraan itu.Tatapan matanya yang semula tenang perlahan berubah. Alisnya mengerut tipis, kesadarannya menangkap sesuatu yang tak bisa dideteksi orang lain. Kesadaran spiritualnya merambat jauh menembus halaman, hingga ke luar gerbang klan. Dalam sekejap ia mengetahui apa yang terjadi di luar sana. Hawa asing yang pekat, aroma kebencian yang menusuk, dan niat membunuh yang jelas menodai udara.Sorot matanya berubah tajam, seperti teringat pada masa-masa ia tenggelam dalam dendam. Namun hanya sebentar. Nafas panjang ia hembuskan, lalu ketegangan itu berganti dengan ketenangan.Shan Rong, yang duduk di sampingnya dengan senyum lembut, segera menangkap perubahan itu. Ia menoleh, wajahny