Akhirnya saat yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari ini nilai ujianku akan di bagikan.
Setiap orang yang mempunyai nilai terbaik akan di berikan penghargaan. Tapi itu khusus untuk lima orang.
Aku sangat berharap mendapatkan salah satu posisi di peringkat itu.
Acaranya membuatku mengantuk. Jajaran para guru dan staff lainnya terus memberikan sambutan dan memberikan kata-kata yang tidak akan memberiku motivasi sama sekali. Membosankan.
Ketika kepala sekolah menutup sambutannya. Aku benar-benar merasa lega.
Seward juga datang ke sekolah untuk mengambil kartu hasil study ku semester ini. kulihat Torrance juga ikut datang. Namun dia menunngu di luar ruangan auditorium.
Kini saatnya untuk mengumumkan siapa murid terbaik di semester ini untuk anak kelas tiga. Aku tidak sabar untuk mendengarnya.
“......... untuk kelas tiga terbaik. peringkat ke lima diraih oleh Kay. Peringkat ke 4 diaraih oleh Micky. Peringkat ke tiga di raih oleh Maria Yuri, silakahkan yang di panggil namanya maju ke depan.”
Aku, Kay dan Micky langsung maju, mereka berdua nampak biasa saja berbeda denganku, aku? Tentu saja senanggg luar biasa.
“Dan untuk peringkat ke dua di raih oleh Nathaniel Darren, untuk peringkat pertama seperti biasa diraih oleh Hary Albert.”
Aku tidak menyangka Hary ada di peringkat pertama, aku putuskan untuk semester depan aku harus bisa lebih baik dari Hary.
Mataku terus melirik Hary, kagum senang dan entahlah. Tidak ada kata-kata lagi untuk mendeskripsikan dirinya.
Seward terlihat sangat bangga dengan prestasi yang aku dapatkan. Dia memberiku tepuk tangan untuk memberiku semangat.
Darren dan Hary maju bersama ke atas stage. Hary tidak sepertiku yang terlihat sangat bahagia. Dia malah santai saja dengan ekspresi wajahnya yang dingin.
Kepala sekolah menjabat tangan kami. Dia memberikan selamat kepada kami, dan menyuruh kami untuk terus belajar dengan giat. Setelah itu kami turun kembali ke kursi masing-masing. Aku langsung menghampiri Seward dan memeluknya.
“Akhirnya otakmu bisa encer juga,” Ledeknya sambil tertawa.
“Tentu saja.” Jawabku pura-pura marah.
Akhirnya acaranya selesai juga dan nanti malam akan di adakan pesta akhir semester. Semuanya terlihat sangat antusias, mereka sudah menyiapkan pernak pernik dari beberapa hari yang lalu.
Tadinya aku tidak berniat untuk ikut acara seperti itu. tapi Hary mengajakku untuk pergi, katanya sekali-kali datang ke acara seperti itu.
walaupun aku sempat kesal karena Hary terus memaksaku ikut dan Seward yang juga menyuruhku untuk pergi, akhirnya kau mengiyakan kemauan mereka.
Sisa sore hari, aku putuskan untuk memilih gaun yang cocok aku pakai ke pesta itu.
Tapi pilihanku sangat payah, Seward yang melihatku mengeluarkan semua gaun dari lemari terlihat kesal.
Dia akhirnya membantuku memilih gaun yang akan aku pakai. Dari gaun, sepatu aksesoris semuanya dipilihkan oleh Seward.
Aku sungguh beruntung mempunyai kakak seperhatian itu.
Tepat jam 07.00 malam Hary datang menjemputku. Dia membuatku terpesona untuk kesekian kalinya.
Dia menggandeng tanganku untuk ikut bersamanya, lalu pamit kepada Seward.
“Kau mau kemana?” Kulihat Torrance sepertinya ingin ikut bersama kami. Hary buru-buru mengajakku pergi dari sana.
Kulihat dari spion mobil Hary, Torrance menaiki mobilnya sendiri dan mengikuti kami dari belakang.
Setelah sampai di sekolah, ternyata disana sudah banyak orang. Bahkan Darren dan teman-temannya sudah memasuki area pesta, ada satu hal yang membuatku asing. Satu orang yang sedang mengobrol bersama mereka. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya.
“Dracula memang selalu berkeliaran dimalam hari,” Kata Hary yang melihatku terus memperhatikan mereka.
“Oh, tentu saja. Jika berkeliaran disiang hari, mereka akan mati,” Jawabku sekenanya.
Hary membukakan pintu mobil untukku dan dia juga menggandeng tanganku. Aku hanya melambaikan tanganku saat Kay memanggilku.
Namun Hary langsung membawaku memasuki ruang pesta yang sudah banyak orangnya.
Kulihat Torrance sudah ada disana dengan seorang perempuan, sangat cantik.
“Kau mau minum?” Kata seorang pelayan yang membawa nampan minuman.
Aku mengambil satu gelas soda. Untukku sendiri. Karena aku yakin Hary tidak menginginkannya.
Diruangan ini sangat berisik, oleh teriakan orang-orang yang sedang berdansa, dan musiknya yang membuatku sakit telinga.
Keliahatannya Hary juga mulai tidak nyaman berada diruangan ini.
“Yuri, lebih baik kita keluar saja. Mungkin disana ada tempat yang lebih tenang,” Ucapnya mengajakku langsung berpindah tempat dengan cepatnya.
“Teleportasi,” Aku sudah berada diluar ruangan pesta. Rasanya pusing. Kali pertama dia mengajakku untuk teleportasi seperti itu.
“Maaf,” Dia membenarkan rambutku yang sedikit berantakan.
“Heiiiii! tunggu aku!” Torrance berteriak kepada kami. Dia memang selalu mempermalukan dirinya sendiri.
Kulihat Micky, Kay, dan Naira juga menghampiri kami. Aku sangat takut jika mereka melihat aku dan Hary yang teleportasi tadi.
“Kami boleh bergabung?” Tanya Micky.
“Tentu saja. Kenapa Darren dan Angel tak bersama kalian?” Kataku penasaran.
“Dia sedang marah. Sudahlah, kita ke Greentree saja. Katanya disana lebih tenang dan musiknya juga tidak seperti disini,” Naira yang sudah tidak sabar ingin pergi darisini menari-narik tanganku.
Kamipun pergi dari tempat itu. Hary tak membiarkanku pergi dari gandengannya.
Sepertinya semua ruangan yang berada ditempat ini dihiasi dengan lampu yang berwarna-warni.
Tidak ada ruangan yang terlihat gelap. Dan yang paling kusukai adalah di Greentree, lampunya hanya berwarna putih dan kadang berubah menjadi warna emas.
Setiap pohon dipasang lampu. Indahnya. Dan musiknya juga sangat menenangkan.
Disini juga tidak banyak orang. Jadi kami bisa mengobrol dengan sangat nyaman.
“Yuri. kau harus berhati-hati,” Torrance menarik tangan kiriku. Wajahnya terlihat khawatir.
“Aku yang akan menjaganya,” Ucap Hary meyakinkan. Aku masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Torrance. Lalu aku melihat arah mata yang dituju oleh Torrance. Perempuan cantik itu.
“Hei ayolah kawan, ini pesta. Tidak akan ada bahaya,” Ucap Micky menengahi mereka. Tapi untungnya Micky tidak mengerti dengan maksud mereka berdua.
“Lebih baik kita makan-makan disini. Let's dinner!” Ucap Kay.
Micky dan Kay langsung memisahkan diri dan duduk dimeja paling depan. Sedangkan Torrance mengajak Naira untuk berbincang, sepertinya ada hal yang msih tidak aku mengerti.
Aku dan Hary memutuskan untuk duduk di bawah pohon yang sangat rindang dan agar jauh dari Torrance dan yang lainnya. Seperti biasa aku hanya memesan buah-buahan untuk ku makan.
“Hary kenapa kau jarang ke rumahku? Apa ada masalah?” Aku memulai pembicaraan.
“Tidak. Aku hanya pergi lumayan jauh. Sekalian mencari makan.”
“Mencari makan? Sejauh itukah?”
“Sebenarnya aku pergi ke Greenland, mengunjungi temanku dan sekalian saja mencari makan.”
“Hary! Yuri! kalian cepatlah berteduh. Cepatlah hujan mulai turun dengan deras!” Torrance sudah ada di depan tempat memesan makanan dan yang lainnya juga sudah berteduh. Hanya tinggal aku dan Hary saja.
“Yuri, kau ingin tau satu rahasiaku?” Aku mengernyitkan dahiku tidak mengerti. Seolah bertanya apa? “Yuri, sebenarnya aku menyukaimu. Sangat menyukaimu,” Mataku berbinar dan hatiku menghangat mendengar ucapan Hary. Aku mengerjapkan mataku tidak percaya. Hary menunggu jawabanku. “Kau serius?” “Aku tidak pernah main-main dengan ucapan dan juga perasaan.” “Aku sangattt menyukaimu...” Aku tidak tahu harus bicara apalagi. Tapi aku tahu aku sangat menyukainya, aku tak pernah melihat dia berbeda denganku atau apapun itu. satu yang paling aku inginkan sejak dulu, perhatian dan perasaanku terbalas olehnya. “Jawaban itu sudah cukup untukku ... Aku berjanji akan selalu ada disisimu,” Ekspresi Hary menghangat ketika mengatakannya. Dia menggenggam tanganku dengan sangat hati-hati. Meskipun aku merasakan dingin dari kulitnya, namun kebahagiaan yang diberikan Hary sudah cukup membuatku menghangat. “Hary, sepertinya hujan semakin
“Torrance tenangkan dirimu ...” Ucapku sedikit meringis menatap kecepatan mobil yang kami tumpangi. Torrance seperti orang yang di kejar monster, dia mengendarai mobil di atas 150 km/jam. Sudah seperti pembalap saja. Hary yang melihatku ketakutan, langsung memegang tanganku dengan lembut. rasa dingin langsung terasa menembus kulit tanganku. “Kita memang harus cepat Yuri, kau tenang saja. Torrance lebih pandai mengemudikan mobil.” Hary menenangkanku. Aku langsung memeluknya sambil memejamkan mata beberapa saat. “Mereka masih mengejar kita di belakang,” Ucap Torrance dengan wajah serius. “Akan aku hubungi sudariku untuk menjaga Yuri. setelah itu kita harus menyelesaikan masalah ini sebelum tercium oleh pemimpin kita,” Hary ikut bicara. Wajahnya sama seperti Torrance. Rasa cemas, takut dan marah. Semuanya ada di wajah mereka. Aku langsung tertegun, siapa pemimpin yang di maksud oleh Hary. kelihatan sekali Hary menjadi serba salah setelah
Hujan turun semakin deras membuat semua pikiran dan perasaanku berkelana kemana-mana. Aku tidak pernah merasa seperti ini seumur hidupku. Merasa ketakukan dengan apa yang aku ketahui. John langsung memarkirkan mobilnya di halaman rumah Seward. Aku mencoba bersikap seperti biasanya dihadapan Seward. Ternyata Seward menungguku di teras depan. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu, tatapan matanya tertuju kearah Kasloff dan John. “Hai kak, kau belum tidur? Oh ya, kenalkan ini Kasloff dan John pacarnya.” “Hallo,” sapa Seward dengan ramah. Namun ada raut wajah curiga darinya. “Dimana Torrance dan Harry?” “Torr ... Torrance bukannya dia sudah pulang? kalau Hary dia ada urusan. Kak, mereka ingin menginap disini,” Aku sangat gugup mengatakan kebohongan kepada Seward. “Dia belum pulang. Mungkinkah dia ada urusan? Yasudah ajak temanmu kedalam Yuri. John nanti kau tidur dikamarku.” “Oke. Tidur diruang tamu juga tidak masalah untukku,” Kat
Torrance membuat kami semua kebingungan. Tapi aku memperhatikan wajahnya yang berfikir serius seperti itu. lucu. Torrance, Hary dan aku melanjutkan berbincang. Sedangkan Kasloff kembali ke tempat tidur. Namun tidak seperti tadi saat dia hanya memainkan ponselnya. Matanya tertutup seperti orang yang sedang tidur. Aku sangat heran, apakah mahluk seperti mereka juga memerlukan istirahat? “Kalian istirahatlah! Ini sudah hampir pagi,” Mereka hanya saling pandang seolah perkataanku adalah hal yang salah. “Hmm. Oh tentu. Hary ikutlah kerumahku. Kau perlu istirahatkan?” Torrance tertawa dengan ucapannya sendiri. Sedangkan Hary hanya merasa aneh dengan ajakan Torrance. Hary hanya mengangguk. “Istirahatlah dengan tenang. Aku akan selalu menjagamu,” Hary mengelus lembut rambutku. Dia seolah tidak ingin pergi walaupun hanya selangkah dari hadapanku. “Aku percaya padamu. Tapi di sini sudah ada kakakmu yang menjagaku. Kau tidak perlu khawatir.”
Seward sepertinya sudah bangun. Suara dari bawah sudah terdengar samar-samar di telingaku. Sepertinya dia sedang memasak. Kasloff segera turun ke lantai bawah untuk membantu Seward. Mereka sudah langsung akrab, padahal baru saja saling mengenal. Ketika aku turun dari kamar. Semua orang sudah ada di meja makan. Ada Torrance, Hary dan John. “Sang koki sudah menyiapkan makanan. Mari kita makan!” Ucap Torrance dengan riangnya. Perasaanku senang melihat orang-orang yang aku sayangi tertawa senang. Kulihat Kasloff dan John beberapa saat hanya memandang makanan yang di buat oleh Seward. Dan Hary seperti biasa hanya memakan buah-buahan. Kasloff sedikit terkejut melihat apa yang Hary lakukan. “Mmm, bagaimana kalau nanti malam kita mengadakan camping? Di belakang rumah saja tidak perlu pergi ke gunung. Sekaligus merayakan Hary dan Yuri yang sudah belajar dengan keras di semester ini,” Ucap Torrance. Seward dan yang lainnya hanya saling memandang
“Yury, kau marah?” Tanya dia ketika aku terus memandang photoku yang sedang makan dengan mengerutkan kening. “Tidak. Aku aneh saja. Kenapa yang ini kau pajang?” Aku menunjuk photo itu. Dia tertawa. Tawa yang sangat lepas, tawa yang tidak pernah aku lihat jika kita sedang berada di luar rumah. “Lucu. Kau sangat menggemaskan.” Aku heran dengan penuturannya. Lalu aku berjalan melihat seluruh ruangan kamarnya. Ada banyak buku yang tertata dengan rapih. Bahkan sudah seperti perpustakaan kecil. Ada beberapaCDfilm yang berjajar di bawah tempat Televisi. Lalu sofa di dekat jendela denganviewmengarah ke perkebunan bunga milik warga di sana. Aku duduk di sofa dan Hary mengikuti duduk. Tanganku terus ada dalam genggamannya, sesekali dia mengecup tanganku. Aku menyandarkan kepalaku di pundak Hary. “Boleh aku bertanya?” Ujarku setelah hening beberapa saat. Dan jantungku berdetak dengan cepat. “Tentu saja.”
“Yuri. kau meninggalkan aku?! Kenapa tidak mengajakku?” Torrance berkata dengan wajah kesalnya. “Ayolah Torrance, aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Tadi kami buru-buru, benarkan Hary? lagian kami Cuma pergi sebentar.” Ucapku menahan tawa. “Kau bilang sebentar. Seharian penuh kalian pergi. Sedangkan aku dan Seward sibuk menyiapkan semua perlengkapan untuk nanti malam,” Omel Torrance. Untung saja Seward menghampiri kami. Aku langsung masuk kedalam rumah dan pergi ke dalam kamarku. Kupikir aku harus mandi dulu. Namun ketika melihat laptop aku langsung teringat dengan email yang dikirimkan oleh Darren. Aku menghampiri laptopku, namun perasaanku tidak tenang. Seperti ada orang yang sedang memperhatikan aku. Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling. Ketika aku melihat kearah rumah Torrance, di balkon kamarnya ada seseorang yang sedang berdiri. Aku sangat kenal dengan postur tubuh itu. dia menatapku dengan wajah marah namun masih ada senyum yang me
Hari ini dengan malas aku membereskan semua perlengkapanku untuk ke Greendland. Tidak banyak baju yang aku masukan kedalam koper. Aku yakin baju yang disana masih muat ditubuhku. Besok keberangkatanku kesana. Seward sudah membelikan tiket, termasuk tiket untuk dirinya. Dia akan ikut ke Greendland. Beberapa kali aku menarik napas dengan berat. Ya, berat untuk kembali kesana. Aku sudah terlalu nyaman dengan tempat ini. “Ri! Riri ...” Terdengar panggilan dari lantai bawah. Suara ini langsung membuatku semangat untuk bergegas. “Oke ... aku turun Hary.” Dengan tidak sabaran aku berlari kearahnya. Memeluknya dengan erat. “Aku merindukanmu,” Ujarnya ditelingaku. “Aku juga sangattt merindukanmu.” “Maaf, besok aku tidak bisa berangkat bersamamu. Aku mendadak ada kegiatan yang harus diselesaikan,” Aku menggeleng, seolah mengerti apa yang menjadi kegiatan untuk Hary. Tentu saja berburu. “Oke, aku akan menun