Share

11. Tragedy

Penulis: Kingvillage
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-05 12:01:46

“Yuri, kau ingin tau satu rahasiaku?” Aku mengernyitkan dahiku tidak mengerti. Seolah bertanya apa?

“Yuri, sebenarnya aku menyukaimu. Sangat menyukaimu,” Mataku berbinar dan hatiku menghangat mendengar ucapan Hary.

Aku mengerjapkan mataku tidak percaya. Hary menunggu jawabanku.

“Kau serius?”

“Aku tidak pernah main-main dengan ucapan dan juga perasaan.”

“Aku sangattt menyukaimu...” Aku tidak tahu harus bicara apalagi. Tapi aku tahu aku sangat menyukainya, aku tak pernah melihat dia berbeda denganku atau apapun itu.  satu yang paling aku inginkan sejak dulu, perhatian dan perasaanku terbalas olehnya.

“Jawaban itu sudah cukup untukku ... Aku berjanji akan selalu ada disisimu,” Ekspresi Hary menghangat ketika mengatakannya.

Dia menggenggam tanganku dengan sangat hati-hati. Meskipun aku merasakan dingin dari kulitnya, namun kebahagiaan yang diberikan Hary sudah cukup membuatku menghangat.

“Hary, sepertinya hujan semakin deras. Kau masih ingin disini?”

“Hmm, maafkan aku. Aku terlalu senang berada disini bersamamu.”

Perasaanku juga sama seperti Hary, aku terlalu senang sampai air hujan yang yang menetes menerobos dedaunan tak kuhiraukan. Aku dan Hary berlari menghampiri Torrance. Tangannya memegang tanganku dengan erat. Dan itu membuatku sedikit menggigil.

“Pakailah ini!” Torrance memberikan jas yang dia pakai kepadaku.

“Sudahlah, pakai saja. Kekasihmu tidak akan berani memarahiku,” Aku melirik kearah Hary, dan dia hanya mengangukan kepalanya. Aku melihat raut wajah tidak suka kepada Torrance.

“Terimakasih," Ucapku dengan tulus. Hary membantuku memakaikan jas Torrance yang kebesaran ditubuhku.

“Kemana yang lainnya? bukannya tadi bersamamu?” Aku melihat sekeliling Greentree, tidak ada Micky, Kay, ataupun Naira.

“Mereka sedang berkeliling. Katanya ingin mencari tempat yang lebih nyaman. Kita susul mereka saja.”

“Ide yang bagus. Sebaiknya kau jalan duluan!!” Ucap Hary dengan penekanan kepada Torrance.

Torrance mengerutkan dahinya seolah tidak setuju. Wajahnya sedikit membuatku takut. Namun aku mencoba bersikap biasa saja.

“Torrance,” Kataku memohon.

“Ya, baiklah. Aku jalan di depan kalian. Dan kalian berdua tidak perlu bergandengan tangan.”

“Kau tidak perlu cemas seperti itu. walaupun bangsaku dan bangsamu berkeliaran disekolah ini. aku berjanji akan selalu menjaganya,” Hary mengatakannya dengan sunguh-sungguh.

Torrance tidak mempedulikan lagi kata-kata Hary, dia seolah jengah dengan apa yang didengarnya.

Aku dan Hary tetap berjalan bergandengan menikmati angin yang berhembus ke arah kami, sesekali kami mengobrol berbisik-bisik. Hingga tidak terasa, kami sudah sampai dilantai dua. Dilantai ini sangat berbeda dengan lantai bawah. Sedikit mencekam, dan lampunya terlihat redup.

“Tolongggggg!!! ti ... dakk jangan bunuh kami. Aku mohon ... aku masih ingin hidup.”

Teriakan itu membuat kami tersadar. Aku sangat mengenal suara ini, suaranya sudah sangat familiar ditelingaku. Itu Kay. Benar itu Kay, sepertinya dia dalam masalah. Aku dan Hary saling memandang.

Mungkin pikiran Hary sama dengan pikiranku. Dan Torrance, mimik wajahnya sudah berubah. Kami berlari menyelusuri lorong. Suara itu semakin jelas terdengar. Ya suaranya dari ruang laboraturium. Ruangan itu satu-satunya yang tidak dipakai untuk pesta.

Torrance perlahan membuka pintunya. Setelah terbuka dengan lebar, aku sangat terkejut. Kakiku lemas.

Di depanku Darren, Angel dan satu temannya yang tidak kukenal mereka sedang berdiri mengelilingi Micky, Kay dan Naira. Seolah sedang memburu mangsa yang mereka incar.

Teman Darren kulihat sedang menghisap darah dari leher Naira tanpa takut diketahui oleh kami. 

Torrance dengan cepat menutup pintu itu. namun mereka sudah menyadari keberadaan kami. 

Aku tidak bisa mencerna apa yang terjadi. Untuk yang kesekian kalinya aku mengalami hal tak masuk akal disini.

Kepalaku berkunang-kunang dan kakiku sulit untuk bergerak. Aku merasakan tanganku ditarik-tarik. Aku hanya terdiam seperti patung.

Akhirnya Hary menggendongku dan berteleportasi dari tempat itu. Tapi Darren lebih cepat dari kami.

Darren sudah ada di depan kami lagi, Hary menurunkanku dari gendongannya, dengan sekejap mata Darren sudah ada di depan mataku dan menarik tangan kiriku dengan paksa dari Hary. Aku merasakan dia membawaku pergi dari hadapan Hary dan Torrance.

Darren kembali membawaku ke dalam ruangan laboraturium. Aku melihat dengan jelas Micky Kay dan Naira tergeletak dilantai. Angle dan temannya menyunggingkan senyumnya yang mengerikan.

“Kenapa Yuri? Apa kau takut dengan kami? Bukankah kau hidup dengan bangsa seperti kita juga?” Angle menghampiriku, aku hanya bisa merasa sesak, takut dan khawatir dengan keadaan teman-temanku yang lain.

Aku mencoba untuk terlihat tenang “A ... aku tidak takut!” Suaraku bergetar mengatakannya. Dan mereka langsung menertawakanku seolah aku hanyalah bahan lelucon untuk mereka lihat.

“Yuri, jika saja kau tidak menerima Hary, aku akan menjadikanmu abadi sepertiku. Tapi yang tadi kulihat, kau malah menerima perasaanya dan mengecewakan aku!!” Ucap Darren menakutkan.

“Darren aku ... aku ...” Kata-kataku tercekat. Aku merasakan tanganku yang masih digenggam oleh Darren, terasa sakit. Aku menatapnya memohon.

“Yuri, apa kau mau mengatakan ingin hidup bersamaku, dan meninggalkan Hary?!”

“Darren hentikan. Aku tidak mencintaimu ... Aku juga tidak perlu hidup abadi seperti keinginanmu. Yang aku mau hanya hidup tenang bersama orang yang aku cintai. Kamu harus merelakanku. Kumohon.”

Kutatap wajah Darren dengan lekat, dia seperti menahan emosinya saat apa yang kukatakan barusan.

Matanya menatapku dengan tajam dan aku membalas tatapannya yang tidak kusukai darinya.

“Kau membuatku marah Yuri! Kau akan menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan kepadaku!”

Darren menariku untuk lebih mendekat padanya, dia menarik tanganku untuk lebih dekat dengan taringnya.

Aku kaget dengan apa yang akan dilakukan olehnya. “Darren, kumohon jangan seperti ini. aku janji tidak akan memberitahu siapapun tentang hal ini. Darren kumohon!”

Aku menangis sambil memohon, aku berharap dia tidak serius ingin membunuhku seperti ini. aku belum ingin mati.

Hary aku mohon cepatlah datang. aku merasakan hembusan napas Darren di depan urat nadiku.

Torrance dan Hary muncul dari pintu. Aku melihat kearah Torrance dengan tatapan memohonku “Tolong aku,” Hary dengan cepat berlari kearahku dan melepaskan tanganku dari tangan Darren.

Sedangkan Torrance menarik kepala Darren dari arah belakangnya dan melemparkannya dengan begitu mudah. Untunglah mereka cepat menemukanku kalau tidak mungkin aku sudah tidak bernyawa lagi.

“Yuri, kau harus pergi bersama Torrance, biar aku yang mengurus mereka,” Ucap Hary sambil mengusap air mataku yang masih mengalir.

Ketika aku melihat ke arah Torrance dari balik pintu sudah ada teman Torrance. Begitu kulihat wajahnya dengan teliti  aku langsung mengingatnya. Dialah dracula yang ingin membunuhku saat pertama kali aku di sini.

“Tidak!! kau jangan ke sini. Hary sebaiknya kau cepat pergi dari sini, jaga Yuri baik-baik. Cepat, sebelum semuanya terlambat!” Teriak Torrance.

“Bagaimana denganmu!? kau tak akan bisa menghadapi mereka semua,” Torrance berlari dengan cepat kearah kami.

“Kalau begitu kita pergi bersama darisini,” Ucap Torrance.

Hary dengan cepat menggendongku pergi dari ruangan itu, sedangkan Torrance berusaha untuk melindungi kami. dia memukul semua vampire dan dracula yang mencoba menghampiri kami.

Kulihat Torrance sedikit kesulitan melawan temannya sendiri. Namun dia mengatasinya dengan cepat.

Dengan waktu yang sangat singkat kami sudah ada di parkiran mobil.

“Biar aku yang menyetir. Kau jaga Yuri baik-baik,” Ucap Torrance.

Torrance menyetir mobil sudah seperti orang gila. Dia tak menghiraukan peraturan lalu lintas. Wajahnya terlihat sangat cemas. Mungkin lebih cemas dari biasanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rainy Season   46. Help

    Aku dan Hary pergi dari satu tempat ke tempat lainnya. Ini sudah hari ke sembilan kami seperti ini. Entah sampai kapan kami akan terus bermain petak umpat dengan mereka.Hary tidak pernah menunjukan ekspresi sedihnya lagi. Dia lebih sering tersenyum, seolah kami sedang liburan untuk beberapa saat ke depan.Dengan kemampuan yang di milikinya, Hary mengendalikan pikiran orang lain untuk memenuhi kehidupan kami. Kadang Hary meninggalkanku sendiri, agar dia bisa memenuhi nafsu predatornya.Saat ini kami sedang berada di atas kapal, Hary mengajakku untuk pergi ke sebelah timur Nusantara. Aku yang tidak terlalu tahu hanya mengikutinya saja.Terkadang tanpa aku sadari, aku sudah berada di tempat berbeda. Aku tidak pernah bertanya kepada Hary. Aku percaya Hary bisa melindungiku.“Hary, sepertinya aku ....”“Aku tahu, ada beberapa vampire di sini. Kau jangan terlalu jauh dariku.”Aku langsung merapatkan tubuhku kepada H

  • Rainy Season   45. Another Forest

    Hary membawaku pergi ke tempat yang tidak pernah aku duga. Sebuah hutan di pulau terpencil.Kami menaiki perahu yang di sewa oleh Hary. Jika tidak membawaku, sejak tadi Hary sudah sampai di tempat ini. Lagi-lagi cuaca memburuk. Awan gelap sudah menutupi sebagaian daratan.Hary menyuruhku untuk duduk tenang. Sedangkan dia sendiri sibuk menyiapkan tempat untukku dan Hary berteduh. Hary membuat rumah pohon, kecil tapi cukup untuk kami berdua.Tidak berapa lama setelah Hary selesai, hujan yang sangat deras langsung turun. Aku khawatir jika Maria bisa menemukan kami di sini.“Untuk sementara kita di sini dulu, kita tidak mungkin diam di sini untuk waktu yang lama. Maaf, aku terlalu ceroboh, Riry. Harusnya aku ....”“Stttt, kau tidak perlu meminta maaf, Hary. Kau membawaku bersamamu, aku sudah bahagia.”Hary memelukku, dia terlihat senang dengan apa yang aku katakan. Aku balas memeluknya dengan erat.Aku langsung ter

  • Rainy Season   44. Elegan Women

    “Harusnya photomu di pasang sebelah sini,” ucap Seseorang yang sudah ada di sebelahku.Aku langsung melihatnya, tidak terkejut seperti sebelumnya dan aku tidak pernah tidak terpesona dengan penampilannya. Sangat elegan. Dia menghampiriku dengan gaun biru terang. Kontras dengan kulitnya yang putih pucat.“Halo,” aku menyapanya dengan kaku.“Halo, haruskah aku tanya apa kabar?”

  • Rainy Season   43. Scary

    Hary dan aku duduk di bawah ohon yang ada di greentree. Kami terdiam cukup lama, memikirkan kemungkinan yang akan di perbuat oleh Darren. yang terlihat di mataku adalah Darren masih penasaran kepadaku.Buktinya dia masih datang ke sekolah dan lebih parahnya dia malah membawa teman-teman yang lainnya ke sini. aku tahu Darren sengaja melakukannya.Aku merasakan Hary menyentuh tanganku dengan lembut. Dia menatapku, memberitahu agar aku tidak gentar sedikit pun.“Apa kau ingin pulang saja?” tanya Hary.

  • Rainy Season   42. Meet Again

    Pagi sekali hujan sudah turun. Cukup deras hingga membuatku tidak ingin meninggalkan tempat tidur ternyamanku. Aku tahu ini adalah hari pertamaku untuk masuk sekolah lagi.Aku memperhatikan hadiah dari Hary, bunga Angkrek yang bisa membuatnya terluka. Apakah aku harus membuangnya. Bagaimana jika ada yang tahu dengan kenyataan itu? aku berharap tidak ada yang tahu.Kembali ke rutinitas awalku untuk semester terakhir di High School. Setelah ke sadaranku cukup, aku segera bersiap memakai seragam sekolah. Mengikat rambut dengan rapih dan selesai.“Selamat pagi, Kak!” aku menyapanya dengan penuh semangat.Walaupun aku mengetahui jika Seward bukanlah keluarga asliku, tapi selama ini dia sudah sangat baik kepadaku. Tidak masalah untukku, Seward tetap kakak terbaik yang pernah aku miliki.“Pagi! Sarapan dulu sebelum berangkat. Kakak tidak bisa mengantarmu ke sekolah, mungkin Torrance lebih senggang.”“Tidak perlu.

  • Rainy Season   41. Happy With You

    Sesaat sebelum tengah malam, Torrance pergi entah kemana. Dia tidak mengatakan apapun kepadaku. Tinggal aku dan Hary di sini, di temani oleh orang – orang yang masih ramai bernyanyi di iringi gitar. Ada yang masih makan dan sesekali becanda bersama temannya.Sedangkan aku, di tengah dinginya malam. Masih terpaku dengan sosok Maria yang entah pergi kemana. Jika dia keluargaku lalu siapa orang tuaku sebenarnya? Aku kira karena sikapku sedikit sama dengan Daddy, dia adalah orang tuaku kandungku.Pikiranku di penuhi oleh banyak hal. Tapi perasaanku seperti tidk peduli akan kenyataan yang ada. Hanya sedikit kesal saja, kenapa tidak sejak dulu aku mengetahui kenyataan ini.“Kau belum mengantuk, Riry?” panggilan itu terdengar manis di telingaku.“Aku tidak merasakan kantuk sama sekali.” lalu tersenyum menatap ke manik matanya.Hary memberiku selimut yang lumayan tebal. Cuaca di pegunungan memang sangat ekstrim, tapi jangan lu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status