“Yuri, kau ingin tau satu rahasiaku?” Aku mengernyitkan dahiku tidak mengerti. Seolah bertanya apa?
“Yuri, sebenarnya aku menyukaimu. Sangat menyukaimu,” Mataku berbinar dan hatiku menghangat mendengar ucapan Hary.
Aku mengerjapkan mataku tidak percaya. Hary menunggu jawabanku.
“Kau serius?”
“Aku tidak pernah main-main dengan ucapan dan juga perasaan.”
“Aku sangattt menyukaimu...” Aku tidak tahu harus bicara apalagi. Tapi aku tahu aku sangat menyukainya, aku tak pernah melihat dia berbeda denganku atau apapun itu. satu yang paling aku inginkan sejak dulu, perhatian dan perasaanku terbalas olehnya.
“Jawaban itu sudah cukup untukku ... Aku berjanji akan selalu ada disisimu,” Ekspresi Hary menghangat ketika mengatakannya.
Dia menggenggam tanganku dengan sangat hati-hati. Meskipun aku merasakan dingin dari kulitnya, namun kebahagiaan yang diberikan Hary sudah cukup membuatku menghangat.
“Hary, sepertinya hujan semakin deras. Kau masih ingin disini?”
“Hmm, maafkan aku. Aku terlalu senang berada disini bersamamu.”
Perasaanku juga sama seperti Hary, aku terlalu senang sampai air hujan yang yang menetes menerobos dedaunan tak kuhiraukan. Aku dan Hary berlari menghampiri Torrance. Tangannya memegang tanganku dengan erat. Dan itu membuatku sedikit menggigil.
“Pakailah ini!” Torrance memberikan jas yang dia pakai kepadaku.
“Sudahlah, pakai saja. Kekasihmu tidak akan berani memarahiku,” Aku melirik kearah Hary, dan dia hanya mengangukan kepalanya. Aku melihat raut wajah tidak suka kepada Torrance.
“Terimakasih," Ucapku dengan tulus. Hary membantuku memakaikan jas Torrance yang kebesaran ditubuhku.
“Kemana yang lainnya? bukannya tadi bersamamu?” Aku melihat sekeliling Greentree, tidak ada Micky, Kay, ataupun Naira.
“Mereka sedang berkeliling. Katanya ingin mencari tempat yang lebih nyaman. Kita susul mereka saja.”
“Ide yang bagus. Sebaiknya kau jalan duluan!!” Ucap Hary dengan penekanan kepada Torrance.
Torrance mengerutkan dahinya seolah tidak setuju. Wajahnya sedikit membuatku takut. Namun aku mencoba bersikap biasa saja.
“Torrance,” Kataku memohon.
“Ya, baiklah. Aku jalan di depan kalian. Dan kalian berdua tidak perlu bergandengan tangan.”
“Kau tidak perlu cemas seperti itu. walaupun bangsaku dan bangsamu berkeliaran disekolah ini. aku berjanji akan selalu menjaganya,” Hary mengatakannya dengan sunguh-sungguh.
Torrance tidak mempedulikan lagi kata-kata Hary, dia seolah jengah dengan apa yang didengarnya.
Aku dan Hary tetap berjalan bergandengan menikmati angin yang berhembus ke arah kami, sesekali kami mengobrol berbisik-bisik. Hingga tidak terasa, kami sudah sampai dilantai dua. Dilantai ini sangat berbeda dengan lantai bawah. Sedikit mencekam, dan lampunya terlihat redup.
“Tolongggggg!!! ti ... dakk jangan bunuh kami. Aku mohon ... aku masih ingin hidup.”
Teriakan itu membuat kami tersadar. Aku sangat mengenal suara ini, suaranya sudah sangat familiar ditelingaku. Itu Kay. Benar itu Kay, sepertinya dia dalam masalah. Aku dan Hary saling memandang.
Mungkin pikiran Hary sama dengan pikiranku. Dan Torrance, mimik wajahnya sudah berubah. Kami berlari menyelusuri lorong. Suara itu semakin jelas terdengar. Ya suaranya dari ruang laboraturium. Ruangan itu satu-satunya yang tidak dipakai untuk pesta.
Torrance perlahan membuka pintunya. Setelah terbuka dengan lebar, aku sangat terkejut. Kakiku lemas.
Di depanku Darren, Angel dan satu temannya yang tidak kukenal mereka sedang berdiri mengelilingi Micky, Kay dan Naira. Seolah sedang memburu mangsa yang mereka incar.
Teman Darren kulihat sedang menghisap darah dari leher Naira tanpa takut diketahui oleh kami.
Torrance dengan cepat menutup pintu itu. namun mereka sudah menyadari keberadaan kami.
Aku tidak bisa mencerna apa yang terjadi. Untuk yang kesekian kalinya aku mengalami hal tak masuk akal disini.Kepalaku berkunang-kunang dan kakiku sulit untuk bergerak. Aku merasakan tanganku ditarik-tarik. Aku hanya terdiam seperti patung.
Akhirnya Hary menggendongku dan berteleportasi dari tempat itu. Tapi Darren lebih cepat dari kami.
Darren sudah ada di depan kami lagi, Hary menurunkanku dari gendongannya, dengan sekejap mata Darren sudah ada di depan mataku dan menarik tangan kiriku dengan paksa dari Hary. Aku merasakan dia membawaku pergi dari hadapan Hary dan Torrance.
Darren kembali membawaku ke dalam ruangan laboraturium. Aku melihat dengan jelas Micky Kay dan Naira tergeletak dilantai. Angle dan temannya menyunggingkan senyumnya yang mengerikan.
“Kenapa Yuri? Apa kau takut dengan kami? Bukankah kau hidup dengan bangsa seperti kita juga?” Angle menghampiriku, aku hanya bisa merasa sesak, takut dan khawatir dengan keadaan teman-temanku yang lain.
Aku mencoba untuk terlihat tenang “A ... aku tidak takut!” Suaraku bergetar mengatakannya. Dan mereka langsung menertawakanku seolah aku hanyalah bahan lelucon untuk mereka lihat.
“Yuri, jika saja kau tidak menerima Hary, aku akan menjadikanmu abadi sepertiku. Tapi yang tadi kulihat, kau malah menerima perasaanya dan mengecewakan aku!!” Ucap Darren menakutkan.
“Darren aku ... aku ...” Kata-kataku tercekat. Aku merasakan tanganku yang masih digenggam oleh Darren, terasa sakit. Aku menatapnya memohon.
“Yuri, apa kau mau mengatakan ingin hidup bersamaku, dan meninggalkan Hary?!”
“Darren hentikan. Aku tidak mencintaimu ... Aku juga tidak perlu hidup abadi seperti keinginanmu. Yang aku mau hanya hidup tenang bersama orang yang aku cintai. Kamu harus merelakanku. Kumohon.”
Kutatap wajah Darren dengan lekat, dia seperti menahan emosinya saat apa yang kukatakan barusan.
Matanya menatapku dengan tajam dan aku membalas tatapannya yang tidak kusukai darinya.
“Kau membuatku marah Yuri! Kau akan menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan kepadaku!”
Darren menariku untuk lebih mendekat padanya, dia menarik tanganku untuk lebih dekat dengan taringnya.
Aku kaget dengan apa yang akan dilakukan olehnya. “Darren, kumohon jangan seperti ini. aku janji tidak akan memberitahu siapapun tentang hal ini. Darren kumohon!”
Aku menangis sambil memohon, aku berharap dia tidak serius ingin membunuhku seperti ini. aku belum ingin mati.
Hary aku mohon cepatlah datang. aku merasakan hembusan napas Darren di depan urat nadiku.
Torrance dan Hary muncul dari pintu. Aku melihat kearah Torrance dengan tatapan memohonku “Tolong aku,” Hary dengan cepat berlari kearahku dan melepaskan tanganku dari tangan Darren.
Sedangkan Torrance menarik kepala Darren dari arah belakangnya dan melemparkannya dengan begitu mudah. Untunglah mereka cepat menemukanku kalau tidak mungkin aku sudah tidak bernyawa lagi.
“Yuri, kau harus pergi bersama Torrance, biar aku yang mengurus mereka,” Ucap Hary sambil mengusap air mataku yang masih mengalir.
Ketika aku melihat ke arah Torrance dari balik pintu sudah ada teman Torrance. Begitu kulihat wajahnya dengan teliti aku langsung mengingatnya. Dialah dracula yang ingin membunuhku saat pertama kali aku di sini.
“Tidak!! kau jangan ke sini. Hary sebaiknya kau cepat pergi dari sini, jaga Yuri baik-baik. Cepat, sebelum semuanya terlambat!” Teriak Torrance.
“Bagaimana denganmu!? kau tak akan bisa menghadapi mereka semua,” Torrance berlari dengan cepat kearah kami.
“Kalau begitu kita pergi bersama darisini,” Ucap Torrance.
Hary dengan cepat menggendongku pergi dari ruangan itu, sedangkan Torrance berusaha untuk melindungi kami. dia memukul semua vampire dan dracula yang mencoba menghampiri kami.
Kulihat Torrance sedikit kesulitan melawan temannya sendiri. Namun dia mengatasinya dengan cepat.
Dengan waktu yang sangat singkat kami sudah ada di parkiran mobil.
“Biar aku yang menyetir. Kau jaga Yuri baik-baik,” Ucap Torrance.
Torrance menyetir mobil sudah seperti orang gila. Dia tak menghiraukan peraturan lalu lintas. Wajahnya terlihat sangat cemas. Mungkin lebih cemas dari biasanya.
“Torrance tenangkan dirimu ...” Ucapku sedikit meringis menatap kecepatan mobil yang kami tumpangi. Torrance seperti orang yang di kejar monster, dia mengendarai mobil di atas 150 km/jam. Sudah seperti pembalap saja. Hary yang melihatku ketakutan, langsung memegang tanganku dengan lembut. rasa dingin langsung terasa menembus kulit tanganku. “Kita memang harus cepat Yuri, kau tenang saja. Torrance lebih pandai mengemudikan mobil.” Hary menenangkanku. Aku langsung memeluknya sambil memejamkan mata beberapa saat. “Mereka masih mengejar kita di belakang,” Ucap Torrance dengan wajah serius. “Akan aku hubungi sudariku untuk menjaga Yuri. setelah itu kita harus menyelesaikan masalah ini sebelum tercium oleh pemimpin kita,” Hary ikut bicara. Wajahnya sama seperti Torrance. Rasa cemas, takut dan marah. Semuanya ada di wajah mereka. Aku langsung tertegun, siapa pemimpin yang di maksud oleh Hary. kelihatan sekali Hary menjadi serba salah setelah
Hujan turun semakin deras membuat semua pikiran dan perasaanku berkelana kemana-mana. Aku tidak pernah merasa seperti ini seumur hidupku. Merasa ketakukan dengan apa yang aku ketahui. John langsung memarkirkan mobilnya di halaman rumah Seward. Aku mencoba bersikap seperti biasanya dihadapan Seward. Ternyata Seward menungguku di teras depan. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu, tatapan matanya tertuju kearah Kasloff dan John. “Hai kak, kau belum tidur? Oh ya, kenalkan ini Kasloff dan John pacarnya.” “Hallo,” sapa Seward dengan ramah. Namun ada raut wajah curiga darinya. “Dimana Torrance dan Harry?” “Torr ... Torrance bukannya dia sudah pulang? kalau Hary dia ada urusan. Kak, mereka ingin menginap disini,” Aku sangat gugup mengatakan kebohongan kepada Seward. “Dia belum pulang. Mungkinkah dia ada urusan? Yasudah ajak temanmu kedalam Yuri. John nanti kau tidur dikamarku.” “Oke. Tidur diruang tamu juga tidak masalah untukku,” Kat
Torrance membuat kami semua kebingungan. Tapi aku memperhatikan wajahnya yang berfikir serius seperti itu. lucu. Torrance, Hary dan aku melanjutkan berbincang. Sedangkan Kasloff kembali ke tempat tidur. Namun tidak seperti tadi saat dia hanya memainkan ponselnya. Matanya tertutup seperti orang yang sedang tidur. Aku sangat heran, apakah mahluk seperti mereka juga memerlukan istirahat? “Kalian istirahatlah! Ini sudah hampir pagi,” Mereka hanya saling pandang seolah perkataanku adalah hal yang salah. “Hmm. Oh tentu. Hary ikutlah kerumahku. Kau perlu istirahatkan?” Torrance tertawa dengan ucapannya sendiri. Sedangkan Hary hanya merasa aneh dengan ajakan Torrance. Hary hanya mengangguk. “Istirahatlah dengan tenang. Aku akan selalu menjagamu,” Hary mengelus lembut rambutku. Dia seolah tidak ingin pergi walaupun hanya selangkah dari hadapanku. “Aku percaya padamu. Tapi di sini sudah ada kakakmu yang menjagaku. Kau tidak perlu khawatir.”
Seward sepertinya sudah bangun. Suara dari bawah sudah terdengar samar-samar di telingaku. Sepertinya dia sedang memasak. Kasloff segera turun ke lantai bawah untuk membantu Seward. Mereka sudah langsung akrab, padahal baru saja saling mengenal. Ketika aku turun dari kamar. Semua orang sudah ada di meja makan. Ada Torrance, Hary dan John. “Sang koki sudah menyiapkan makanan. Mari kita makan!” Ucap Torrance dengan riangnya. Perasaanku senang melihat orang-orang yang aku sayangi tertawa senang. Kulihat Kasloff dan John beberapa saat hanya memandang makanan yang di buat oleh Seward. Dan Hary seperti biasa hanya memakan buah-buahan. Kasloff sedikit terkejut melihat apa yang Hary lakukan. “Mmm, bagaimana kalau nanti malam kita mengadakan camping? Di belakang rumah saja tidak perlu pergi ke gunung. Sekaligus merayakan Hary dan Yuri yang sudah belajar dengan keras di semester ini,” Ucap Torrance. Seward dan yang lainnya hanya saling memandang
“Yury, kau marah?” Tanya dia ketika aku terus memandang photoku yang sedang makan dengan mengerutkan kening. “Tidak. Aku aneh saja. Kenapa yang ini kau pajang?” Aku menunjuk photo itu. Dia tertawa. Tawa yang sangat lepas, tawa yang tidak pernah aku lihat jika kita sedang berada di luar rumah. “Lucu. Kau sangat menggemaskan.” Aku heran dengan penuturannya. Lalu aku berjalan melihat seluruh ruangan kamarnya. Ada banyak buku yang tertata dengan rapih. Bahkan sudah seperti perpustakaan kecil. Ada beberapaCDfilm yang berjajar di bawah tempat Televisi. Lalu sofa di dekat jendela denganviewmengarah ke perkebunan bunga milik warga di sana. Aku duduk di sofa dan Hary mengikuti duduk. Tanganku terus ada dalam genggamannya, sesekali dia mengecup tanganku. Aku menyandarkan kepalaku di pundak Hary. “Boleh aku bertanya?” Ujarku setelah hening beberapa saat. Dan jantungku berdetak dengan cepat. “Tentu saja.”
“Yuri. kau meninggalkan aku?! Kenapa tidak mengajakku?” Torrance berkata dengan wajah kesalnya. “Ayolah Torrance, aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Tadi kami buru-buru, benarkan Hary? lagian kami Cuma pergi sebentar.” Ucapku menahan tawa. “Kau bilang sebentar. Seharian penuh kalian pergi. Sedangkan aku dan Seward sibuk menyiapkan semua perlengkapan untuk nanti malam,” Omel Torrance. Untung saja Seward menghampiri kami. Aku langsung masuk kedalam rumah dan pergi ke dalam kamarku. Kupikir aku harus mandi dulu. Namun ketika melihat laptop aku langsung teringat dengan email yang dikirimkan oleh Darren. Aku menghampiri laptopku, namun perasaanku tidak tenang. Seperti ada orang yang sedang memperhatikan aku. Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling. Ketika aku melihat kearah rumah Torrance, di balkon kamarnya ada seseorang yang sedang berdiri. Aku sangat kenal dengan postur tubuh itu. dia menatapku dengan wajah marah namun masih ada senyum yang me
Hari ini dengan malas aku membereskan semua perlengkapanku untuk ke Greendland. Tidak banyak baju yang aku masukan kedalam koper. Aku yakin baju yang disana masih muat ditubuhku. Besok keberangkatanku kesana. Seward sudah membelikan tiket, termasuk tiket untuk dirinya. Dia akan ikut ke Greendland. Beberapa kali aku menarik napas dengan berat. Ya, berat untuk kembali kesana. Aku sudah terlalu nyaman dengan tempat ini. “Ri! Riri ...” Terdengar panggilan dari lantai bawah. Suara ini langsung membuatku semangat untuk bergegas. “Oke ... aku turun Hary.” Dengan tidak sabaran aku berlari kearahnya. Memeluknya dengan erat. “Aku merindukanmu,” Ujarnya ditelingaku. “Aku juga sangattt merindukanmu.” “Maaf, besok aku tidak bisa berangkat bersamamu. Aku mendadak ada kegiatan yang harus diselesaikan,” Aku menggeleng, seolah mengerti apa yang menjadi kegiatan untuk Hary. Tentu saja berburu. “Oke, aku akan menun
Aku terus memperhatikan sekelilingku, perasaanku tidak tenang. Seperti ada seseorang yang terus memperhatikan gerak gerik kami dari jauh. “Kau tidak merasakan apa pun, Torrance?” Tanyaku penasaran. “Kau merasakannya juga?” Torrance malah balik bertanya. “Aku kira hanya perasaanku saja. Bukankah kita sudah di perhatikan sejak datang ke sini?” “Kau benar, ada seseorang yang memperhatikan kita.” Perkataan Torrance membuatku langsung mendekat ke arahnya. bagaimana jika itu Darren? tapi jika itu Darren pasti akan langsung menyerang. Tidak akan hanya melihat kami seperti itu. “Apakah berbahaya?” Tanyaku sedikit takut. “Tidak, dia tidak akan berani mendekatiku ... mahluk rendahan.” Desisnya. Setelah Torrance berbicara, orang itu hilang dari penglihatanku. Perasaanku sedikit lega, ada untungnya juga aku berteman dengan orang hebat seperti Torrance. “Bosan? Kau ingin mencoba hal baru?” Aku langsung menatapnya cur