Home / Lainnya / Rainy Season / 8. Dracula Again

Share

8. Dracula Again

Author: Kingvillage
last update Last Updated: 2021-05-01 15:48:59

Hubunganku dan Hary semakin membaik, kami hanya berbeda jadwal pelajaran bahasa dan olahraga. Saat istirahat tiba kami selalu pergi ke Greentree bersama, namun hanya disaat gerimis atau matahari tertutup awan.

Waktu sinar matahari tidak tertutup awan kami selalu pergi ke perpustakaan sekolah.

Kadang Hary tak masuk sekolah jika cuaca sangat cerah. Hal yang menyedihkan untukku. Tapi menurut Darren dan teman-temannya itu adalah cuaca yang sangat indah.

Darren kadang menyebalkan, dia lebih menyebalkan dari Seward. Yang selalu menjahiliku, mengikuti kemanapun aku pergi walau aku ingin sendiri, bahkan selalu mencari perhatianku. Sedangkan dengan Torrance aku seperti mempunyai kakak satu lagi.

Sejak Hary ikut makan bersama kami dia terlihat marah tapi karena keseringan datang dan belajar bersamaku, kini sikapnya baik-baik saja.

Torrance selalu mengantarku ke sekolah saat Seward sedang ada keperluan mendadak. Tapi saat matahari cerah dia tidak berani untuk keluar rumah. Aku tentu saja memahaminya. Kalau terkena matahari, habislah hidupnya. Pikirku.

Exam tinggal beberapa minggu lagi. Tiap malam aku selalu mempersiapkan dan belajar dengan keras. Karena aku harus membuktikan kepada orang tuaku kalau aku bisa lebih baik jika aku tinggal bersama Seward.

Hal yang ku sesalkan ketika liburan semester, sebenarnya aku tidak ingin pergi ke Greenland menemui mereka. Aku ingin menghabiskan liburanku bersama Seward.

Hari ini hari terakhir exam. Aku hanya tinggal menunggu hasilnya dua minggu yang akan datang.

Aku merasa sudah cukup puas dengan usaha yang sudah kulakukan.

Di sekolah ini selalu di adakan pesta per semester, sebenarnya sama saja dengan sekolah-sekolah yang lainnya.

Sudah menjadi tradisi. Meskipun aku tidak terlalu suka dengan pesta karena membosankan, tapi untuk saat ini ada satu hal yang membuatku antusias dengan pesta ini.

Seperti hari biasanya hari ini juga terlihat mendung, sudah beberapa hari seperti ini. Dan memang cuaca yang sangat aku tunggu-tunggu.

Aku bisa bersama dengan Hary, duduk dibawah pohon di Greentree. Sudah menjadi kebiasaan, dia selalu menungguku ditempat itu.

Darren dan teman-temannya selalu menjauhiku jika aku sedang bersama Hary.

Memang tidak banyak orang yang dekat dengan Hary, entahlah aku tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain.

Hary sudah duduk ditempat biasa ketika aku datang. dia selalu menemaniku ketempat memesan makanan, walaupun Hary tidak pernah memesan makanan atau mengambil cemelan.

Dia hanya akan mengambil minuman kaleng dari lemari pendingin. Padahal cuaca sedang tidak bagus.

“Bagaimana exam terakhirmu?” Pertanyaan pembuka akhir-akhir ini.

“Tidak terlalu sulit. Bagaimana denganmu?”

“Mudah saja. Seperti biasanya,” Untuk dia semuanya mudah. Tapi untukku sebaliknya, aku harus berusaha dulu untuk menjadi yang terbaik.

Tapi bagi orang yang mempunyai otak berlian seperti dia, hal seperti exam sudah diluar kepala.

“Kenapa namamu Yuri?”

“Entahlah, aku hanya menerima nama itu. tapi di Alaska orang memanggil nama depanku Maria. Tapi aku lebih senang dipanggil Yuri setelah datang kesini.”

“Kenapa?” Raut wajahnya sedikit penasaran.

“Dari dulu aku sangat menyukai benua Asia, dan nama itu lebih familiar untuk orang-orang Asia.”

“Jadi kau lebih nyaman dengan nama dan lingkunganmu yang sekarang?”

Aku mengangguk dengan sangat yakin. Kulihat ke arah Darren dan teman-temanya. Mereka sedang asyik mengobrol, hanya Darren yang selalu diam.

Aku melihat Darren terus memperhatikan aku dan Hary, tapi Hary mengalihkan perhatianku untuk pergi dari tempat itu.

Sejak aku dan Hary berkenalan, aku tidak pernah berjabat tangan ataupun bersentuhan dengannya dan dia selalu menjaga jarak denganku.

“Apakah besok kau akan sekolah?”

“Hmm, sebenarnya aku malas, tidak ada kegiatan juga. Mungkin aku akan tetap dirumah. Kau sendiri?”

“Aku juga tidak akan masuk, besok aku ingin pergi kesuatu desa. Kau mau ikut?”

“Kalau Seward mengijinkanku pergi mmm ...” Kataku menggantung.

“Kalau begitu besok aku jemput tepat jam 08.00 pagi, ok."

Bagaimana kalau Seward melarangku pergi. Pertanyaan mulai muncul di otakku. Aku ingin sekali pergi bersama Hary, mungkin aku membuat alasan-alasan konyol atau jujur saja kepada Seward.

Torrance tidak menjemputku hari ini, padahal tidak ada sinar matahari. Ketika aku menghubunginya tidak ada jawaban sama sekali.

Kulihat tanggal yang ada di Handphoneku ternyata sudah tanggal pertengahan bulan. Saatnya Torrance mencari makan.

Mungkin saja besok baru pulang atau bisa jadi lusa. Aku merasa hidup seperti itu akan sangat menyedihkan.

Pikiranku buyar ketika Hary mengajakku untuk pulang. Biasanya aku akan merasa senang. Tapi entah kenapa aku merasakan rasa takut.

Diperjalan kami tak banyak bicara, hanya sesekali kami membahas tentang keluarga kami. Kebanyakan aku hanya menjawab pertanyaan Hary.

“Hary, kau mau mampir dulu?” Untuk sekedar basa-basi.

“Untuk sekarang mungkin tidak. Kakak ku sudah menungu dirumah. Ingat ... besok,” Hary mengingatkanku  tentang rencananya pergi kesuatu desa.

“Tentu saja.”

Rumah ini terasa sangat sepi. Yah mungkin dugaanku benar Torrance sedang keluar rumah. Ketika melewati ruang tamu aku melihat selembar memo

To : Yuri

From : Seward

Yuri, hari ini kakak tidak bisa pulang. Karena ada meeting mendadak keluar kota. Jadi kakak tidak pulang sampai lusa. Jaga diri baik-baik. Oh iya satu lagi, Torrance sedang pergi, katanya hanya jalan-jalan nanti juga pulang. Jika kamu takut, tutup semua jendela. Ok !!

Aku membaca surat itu. ternyata aku ditinggal sendiri. Aku melihat kesegala arah dengan perasaan takut.

Walaupun sudah lama tinggal dirumah ini, namun tidak bisa kupungkiri aku selalu takut jika berada sendirian.

Tepat jam 6 sore, aku menutup semua jendela seperti yang Seward sarankan. Semua lampu yang ada dirumah aku nyalakan, tidak ada yang aku matikan satupun.

Setelah itu aku hanya diam dikamar, dan mencoba untuk menghubungi semua teman-temanku. 

Sialnya tidak ada satupun dari mereka yang merespon pesanku. Tinggal satu orang yang belum kuhubungi, Hary. Aku sangat berharap dia bisa mengangkat telpon dariku.

“Hallo.”

“Hai, hmm apa besok kita jadi ke desa yang kau bicarakan?” Bingung mau bertanya apa dan senang mendengar suaranya.

“Tentu saja, kau diijinkan oleh Kakakmu?”

“Kakakku sedang tidak ada dirumah, dia sedang ada tugas keluar kota. Tapi aku sudah meminta ijin lewat pesan ... jadi besok aku akan ikut.”

Kami terus mengobrol entah sudah satu jam atau dua jam lebih. Aku tidak ingin cepat-cepat mematikan telponku.

Rasanya suasana semakin menakutkan. Walaupun semua lampu dan tv sudah aku nyalakan agar aku bisa sedikit lebih tenang.

Tapi sepertinya sia-sia saja. Aku tidak bisa menghilangkan ketakutanku.

Ketika aku melirik jendela kamarku. Seperti ada orang yang sedang mencoba membuka jendela itu. tapi itu mustahil, mana mungkin ada orang yang memanjat ke kekamarku. Lagipula kamarku ada di lantai dua.

“Yuri, kau kenapa?” Hary langsung bertanya saat aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku terlalu sibuk dengan kemungkinan-kemungkinan yang aku punya. Suara itu semakin jelas terdengar di telingaku.

“Hary, tolong aku ...” Aku tidak hau harus bicara apalagi. Suaraku tercekat begitu saja.

Aku melihat sosok yang sangat menyeramkan sedang berdiri dihadapanku.

Dia dengan mudahnya masuk lewat jendela. Bukan masuk, lebih tepatnya mengancurkan jendela kamarku.

Namun sekilas wajah itu sangat familiar untukku, tapi raut wajahnya terlihat kosong dan fokusnya hanya tertuju kepadaku.

Aku cepat-cepat menghampirinya. Tapi aku merasa ada yang aneh dengan penampilannya. Dimulutnya ada sedikit sisa darah yang masih segar.

Dracula itu mulai mendekatiku. Tatapannya sangat tajam. Aku mundur perlahan ketika menyadari situasi yang sedang terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rainy Season   46. Help

    Aku dan Hary pergi dari satu tempat ke tempat lainnya. Ini sudah hari ke sembilan kami seperti ini. Entah sampai kapan kami akan terus bermain petak umpat dengan mereka.Hary tidak pernah menunjukan ekspresi sedihnya lagi. Dia lebih sering tersenyum, seolah kami sedang liburan untuk beberapa saat ke depan.Dengan kemampuan yang di milikinya, Hary mengendalikan pikiran orang lain untuk memenuhi kehidupan kami. Kadang Hary meninggalkanku sendiri, agar dia bisa memenuhi nafsu predatornya.Saat ini kami sedang berada di atas kapal, Hary mengajakku untuk pergi ke sebelah timur Nusantara. Aku yang tidak terlalu tahu hanya mengikutinya saja.Terkadang tanpa aku sadari, aku sudah berada di tempat berbeda. Aku tidak pernah bertanya kepada Hary. Aku percaya Hary bisa melindungiku.“Hary, sepertinya aku ....”“Aku tahu, ada beberapa vampire di sini. Kau jangan terlalu jauh dariku.”Aku langsung merapatkan tubuhku kepada H

  • Rainy Season   45. Another Forest

    Hary membawaku pergi ke tempat yang tidak pernah aku duga. Sebuah hutan di pulau terpencil.Kami menaiki perahu yang di sewa oleh Hary. Jika tidak membawaku, sejak tadi Hary sudah sampai di tempat ini. Lagi-lagi cuaca memburuk. Awan gelap sudah menutupi sebagaian daratan.Hary menyuruhku untuk duduk tenang. Sedangkan dia sendiri sibuk menyiapkan tempat untukku dan Hary berteduh. Hary membuat rumah pohon, kecil tapi cukup untuk kami berdua.Tidak berapa lama setelah Hary selesai, hujan yang sangat deras langsung turun. Aku khawatir jika Maria bisa menemukan kami di sini.“Untuk sementara kita di sini dulu, kita tidak mungkin diam di sini untuk waktu yang lama. Maaf, aku terlalu ceroboh, Riry. Harusnya aku ....”“Stttt, kau tidak perlu meminta maaf, Hary. Kau membawaku bersamamu, aku sudah bahagia.”Hary memelukku, dia terlihat senang dengan apa yang aku katakan. Aku balas memeluknya dengan erat.Aku langsung ter

  • Rainy Season   44. Elegan Women

    “Harusnya photomu di pasang sebelah sini,” ucap Seseorang yang sudah ada di sebelahku.Aku langsung melihatnya, tidak terkejut seperti sebelumnya dan aku tidak pernah tidak terpesona dengan penampilannya. Sangat elegan. Dia menghampiriku dengan gaun biru terang. Kontras dengan kulitnya yang putih pucat.“Halo,” aku menyapanya dengan kaku.“Halo, haruskah aku tanya apa kabar?”

  • Rainy Season   43. Scary

    Hary dan aku duduk di bawah ohon yang ada di greentree. Kami terdiam cukup lama, memikirkan kemungkinan yang akan di perbuat oleh Darren. yang terlihat di mataku adalah Darren masih penasaran kepadaku.Buktinya dia masih datang ke sekolah dan lebih parahnya dia malah membawa teman-teman yang lainnya ke sini. aku tahu Darren sengaja melakukannya.Aku merasakan Hary menyentuh tanganku dengan lembut. Dia menatapku, memberitahu agar aku tidak gentar sedikit pun.“Apa kau ingin pulang saja?” tanya Hary.

  • Rainy Season   42. Meet Again

    Pagi sekali hujan sudah turun. Cukup deras hingga membuatku tidak ingin meninggalkan tempat tidur ternyamanku. Aku tahu ini adalah hari pertamaku untuk masuk sekolah lagi.Aku memperhatikan hadiah dari Hary, bunga Angkrek yang bisa membuatnya terluka. Apakah aku harus membuangnya. Bagaimana jika ada yang tahu dengan kenyataan itu? aku berharap tidak ada yang tahu.Kembali ke rutinitas awalku untuk semester terakhir di High School. Setelah ke sadaranku cukup, aku segera bersiap memakai seragam sekolah. Mengikat rambut dengan rapih dan selesai.“Selamat pagi, Kak!” aku menyapanya dengan penuh semangat.Walaupun aku mengetahui jika Seward bukanlah keluarga asliku, tapi selama ini dia sudah sangat baik kepadaku. Tidak masalah untukku, Seward tetap kakak terbaik yang pernah aku miliki.“Pagi! Sarapan dulu sebelum berangkat. Kakak tidak bisa mengantarmu ke sekolah, mungkin Torrance lebih senggang.”“Tidak perlu.

  • Rainy Season   41. Happy With You

    Sesaat sebelum tengah malam, Torrance pergi entah kemana. Dia tidak mengatakan apapun kepadaku. Tinggal aku dan Hary di sini, di temani oleh orang – orang yang masih ramai bernyanyi di iringi gitar. Ada yang masih makan dan sesekali becanda bersama temannya.Sedangkan aku, di tengah dinginya malam. Masih terpaku dengan sosok Maria yang entah pergi kemana. Jika dia keluargaku lalu siapa orang tuaku sebenarnya? Aku kira karena sikapku sedikit sama dengan Daddy, dia adalah orang tuaku kandungku.Pikiranku di penuhi oleh banyak hal. Tapi perasaanku seperti tidk peduli akan kenyataan yang ada. Hanya sedikit kesal saja, kenapa tidak sejak dulu aku mengetahui kenyataan ini.“Kau belum mengantuk, Riry?” panggilan itu terdengar manis di telingaku.“Aku tidak merasakan kantuk sama sekali.” lalu tersenyum menatap ke manik matanya.Hary memberiku selimut yang lumayan tebal. Cuaca di pegunungan memang sangat ekstrim, tapi jangan lu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status