Share

Bab 5

Author: Ahong
last update Last Updated: 2025-07-29 12:29:12

Ketika hari sudah mulai gelap, Topan dan Davina memutuskan pulang.

Keduanya sengaja pulang malam karena tujuannya untuk mengulur waktu.

Tentu, Gunawan mengharapkan keduanya mengobrol banyak hal hari itu dalam rangka mengenal satu sama lain.

Begitu Davina turun dari mobil, ia mengernyitkan kening saat melihat sebuah mobil terparkir di depan halaman rumahnya. Sepertinya sedang ada tamu.

Lalu, keduanya pun berjalan masuk ke dalam rumah.

Davina langsung tersentak tatkala mendapati Elias bersama dua orang tengah duduk di sofa ruang tamu. Ada Ayah dan Ibu tirinya pula di sana.

Melihat kedatangan mereka berdua, Gunawan langsung menatap Davina dan lalu beralih menatap Topan dengan serius. "Apa benar, kalau kamu menampar dan memukul Pak Elias, Topan?"

Sebelum Topan sempat menjawab, Indira menyeletuk. "Kubilang apa, tunangannya Davina ini seorang berandalan. Belum ada satu hari datang ke sini saja, sudah membuat masalah!"

"Apa jadinya jika dia sampai menjadi bagian dari keluarga kita?!"

Mendengar itu, Gunawan langsung menatap istrinya tajam. "Jangan asal menilai Topan karena kita belum tahu kebenarannya!"

Tanpa menunggu respon sang istri, Gunawan menghadap Topan kembali. "Ayah tahu, kamu melakukan hal itu karena pasti memiliki alasan yang kuat." Ia menghela napas berat saat melanjutkan. "Bisa kau jelaskan pada Ayah apa yang terjadi?"

Topan mengangguk. "Aku melakukan hal itu demi melindungi Davina, Ayah. Dia sudah berani menyentuh Davina tadi!"

Dengan menggeram selagi menatap Elias tajam, mulut Topan kembali bicara, "Sebagai tunangannya, jelas aku marah!"

"Saya dan Nona Davina itu terlibat urusan bisnis. Tapi, kau menganggapnya berlebihan!" sergah Elias dengan nada meledak-ledak.

Topan mendengus. "Tapi kau memiliki niat lain. Kau ingin meniduri tunanganku!"

Sontak, Gunawan dan Indira terbelalak mendengarnya. Begitu pula dengan Davina. Ia tidak menyangka Topan akan membeberkan hal yang coba ia tutupi dari Ayahnya.

Sementara Elias sedikit gelagapan. Seketika dia berpikir keras.

"Benar begitu, Pak Elias?!" tanya Gunawan dengan wajah mengeras. "Anda hendak meniduri putri saya?!"

"Jangan percaya padanya, Pak Gunawan–"

"Topan tidak berbohong!" sambar Davina menyela perkataan Elias.

Meski ia tahu bahwa ia tidak mungkin menang melawan Elias, tapi kalau dipikir-pikir lagi, Ayahnya harus tahu hal itu. Ia juga berharap Ayahnya bisa membantunya.

Sedangkan Topan masih entah lah. Ia masih ragu dengan pria itu yang benar bisa diandalkan atau tidak!

Lalu, Davina pun menceritakan kejadian itu kepada Ayahnya. "...dan untungnya, Topan menyelamatkanku, Yah!"

Mendengar itu, Elias mengumpat kesal sekaligus terlihat cemas. Sementara Topan hanya tersenyum kecil melihat Davina membelanya.

"Iblis kau! Aku sebagai Ayahnya tak terima! Dia darah dagingku dan kau hampir menghancurkannya!" teriak Gunawan dengan suara menggelegar.

Namun, Elias menganggap remeh kemarahan Gunawan. "Saya rasa kita tak perlu membesar-besarkan masalah itu, Pak Gunawan. Kita bisa selesaikan secara kekeluargaan. Toh, saya belum sempat meniduri putri anda!"

Selagi Gunawan menggeram, Elias lanjut bicara, "Baik lah. Saya mengaku salah dan saya minta maaf!"

"Maaf?! Kau pikir kata itu bisa menghapus ingatan akan kejadian itu begitu saja dari benak Davina?!" balas Gunawan dengan emosi membuncah.

Elias menghela napas panjang, berusaha mengontrol dirinya. "Kuanggap, masalah itu selesai dan kita lanjutkan bahasan tentang saya yang mau memberi pelajaran kepada tunangannya Davina!"

Mengabaikan Gunawan, Elias berganti menatap Topan.

"Aku tidak akan memperpanjang masalah kau yang menampar dan memukulku, asalkan... " sudut bibir Elias terangkat membentuk senyuman licik. "Kau meminta maaf dan bersujud di kakiku!"

"Dan jangan coba main-main denganku karena aku memiliki kenalan seorang ketua mafia dan seorang polisi!"

Davina langsung lemas. Uang dan kekuasaan yang dimiliki Elias tentu akan menyudutkan keluarganya. Mendadak, ia khawatir.

Gunawan sendiri tersentak, mendadak memikirkan sesuatu.

Apa yang akan Topan putuskan? Bagaimana mungkin seorang Raja Gangster Valdoria merendahkan dirinya kepada seseorang yang tidak ada apa-apanya di matanya?

Sebabnya ingin segera menyelesaikan Elias, Gunawan berseru, "Kau akan langsung berakhir mengenaskan karena seseorang yang kau hadapi ini adalah..."

"Biar aku saja yang selesaikan masalah ini, Ayah!" ucap Topan memotong ucapan Gunawan seraya memberikan kode melalui gerakan mata.

Tau maksud kode tersebut, Gunawan mengangguk dan menghembuskan napas berat. Hampir saja ia keceplosan!

Meski Davina penasaran dengan apa yang akan Ayahnya katakan, tapi ia tidak terlalu memikirkannya.

Melihat Topan bersikap demikian, Davina langsung memperingati. "Kau ingat apa yang kukatakan tadi, 'Kan?!"

Namun, Topan tak mempedulikan peringatan dari Davina.

Topan, dengan gigi gemeretak berseru. "Aku tak sudi meminta maaf dan bersujud di kakimu! Justru, kau lah yang seharusnya melakukan hal demikian pada Davina!"

"Dan jangan kira aku akan takut dengan dua kenalanmu yang seorang ketua mafia dan polisi yang kau bawa ini!"

Mendengar hal tersebut, mata mereka bertiga seketika melebar!

Sementara itu, setelah tersadar dari keterkejutannya, Davina mendelik. "Topan! Bukankah sudah kubilang untuk tidak bertindak gegabah!?"

Lagi-lagi, Topan tak mengindahkan peringatan dari Davina.

"Topan! Lakukan saja permintaan Pak Elias!" Indira berseru seraya bangkit dari kursinya. "Kalau mau mati, mati sendiri sana. Jangan bawa-bawa kami. Pak Elias ini bukan orang sembarangan. Dia itu lebih kaya dari keluarga ini!"

"Aku tetap tidak akan melakukannya dan aku tidak peduli siapa dirinya!"

Sedangkan Gunawan memilih diam. Ia akan menyerahkan sepenuhnya kepada Topan.

Di saat ini, kenalan Elias yang seorang ketua mafia angkat bicara, "Yakin kau tidak akan menuruti permintaan Pak Elias?!" wajahnya mengeras.

"Kalau kau tak mau melakukannya, aku akan memenjarakanmu karena kau telah menghajar Pak Elias sebelumnya dan juga mencemarkan nama baiknya!" ucap kenalan Elias satunya yang merupakan seorang polisi.

Topan menyeringai. "Percuma, ancaman kalian tak kan mempan bagiku! Karna aku tak takut sedikit pun dengan kalian!"

Seketika wajah Elias berubah buruk. Tapi sebuah ide tiba-tiba melintas di benaknya.

Elias, dengan senyuman licik menatap ke arah Davina. "Saya kenal dekat dengan Presdir Dharma Corp. Saya bisa saja meminta beliau untuk memecat anda!"

"Kalau tunangan anda tidak mau meminta maaf dan bersujud di kaki saya, saya terpaksa akan membuat anda kehilangan pekerjaan, Nona!"

Davina terkesiap, lantas menggeleng.

Kehilangan pekerjaan?

Tentu, ia tidak mau!

Melihat wajah Davina yang pucat, Elias tersenyum penuh kemenangan.

Merasa sudah tidak bisa berbuat apa-apa, Davina terpaksa menurut dengan Elias.

Namun, di saat Davina begitu ketakutan dan senyum kemenangan menghiasi wajah Elias, Topan hanya tersenyum penuh arti.

Ia lalu menatap Elias dan berkata, “Dharma Corp, katamu? Aku harap mereka tak berbuat buruk padamu saat tahu kau tengah berurusan denganku…”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Raja Gangster Perkasa Diperebutkan Istri dan Mertua   Bab 124 [TAMAT]

    Setelah makan siang, Armand Prakoso bangkit dari duduknya dan menepuk bahu Topan pelan. "Temani aku ngobrol sebentar," ujarnya tenang namun tegas. Usai berkata demikian, Armand melangkahkan kakinya lebih dulu. Tanpa banyak bicara, Topan mengikuti ayah angkatnya menuju ruang kerja setelah ijin kepada Davina lebih dulu, sebuah ruangan bergaya klasik dengan rak buku menjulang, aroma tembakau lembut dan foto-foto lama terpajang di dinding. Begitu pintu tertutup, suasana berubah menjadi lebih berat, hening dan penuh makna. Armand duduk di kursi kulit besar di balik meja kayu hitamnya, sementara Topan berdiri tegak di seberang, menatap pria yang telah membentuknya menjadi seperti sekarang. Beberapa saat hanya diisi suara jam antik yang berdetak pelan. Hingga akhirnya Armand bersuara, suaranya dalam dan tenang, tapi penuh sorotan tajam. "Jadi, bagaimana dengan misi balas dendammu, Topan? Kau telah menghancurkan keluarga Maheswara? Tanpa ada yang tersisa sedikit pun?" Topan terdiam

  • Raja Gangster Perkasa Diperebutkan Istri dan Mertua   Bab 123

    Topan tersenyum tipis, lalu membungkuk hormat. "Ayah…" "Tu-tuan Armand Prakoso…" ucap Davina berbisik tanpa sadar menambahi sang suami. Di saat yang sama, tubuhnya membeku. Melihat kedatangan mereka berdua, Armand langsung tersenyum lebar. Di saat yang sama, wajahnya mendadak berbinar-binar. Armand, dengan menghembuskan napas berat berkata, "Lama sekali kau pulang, Topan." Sebenarnya, Armand langsung ingin menyinggung soal misi balas dendam. Tapi mengingat ada wanita bersama anak angkatnya, yang ia sudah tahu siapa dia, membuatnya mengurungkan niat. Ia akan bicara nanti, empat mata dengan Topan! "Baru sempat Ayah," balas Topan pendek. Di titik ini, Armand mengalihkan pandangan ke arah wanita tersebut selagi memicingkan pandangan. "Jadi ini wanita yang bisa menjinakkan sang raja gangster Valdoria,” ucapnya dengan suara berat namun berkarisma. Kemudian, ia memandangi penampilan Davina dari atas sampai bawah. "Ah, memang benar. Gunawan memiliki putri yang sangat cantik. Sayang sek

  • Raja Gangster Perkasa Diperebutkan Istri dan Mertua   Bab 122

    "Sayang," ujar Topan tanpa menoleh ke arah Davina, masih menatap ke arah makam di hadapannya. "Ada seseorang yang sangat berjasa dan berarti yang ingin aku pertemukan denganmu setelah dari sini." Seketika Davina menarik kepala dari bahu sang suami. Davina, dengan kening berkerut berucap, "Seseorang yang sangat berjasa dan berarti bagimu?" Topan baru menoleh menatap istrinya, lalu mengangguk pelan. "Entah kamu sudah bertemu dengannya atau belum. Apakah Ayahmu sudah pernah mengenalkannya padamu? Orang ini adalah yang menyelamatkanku waktu aku hampir mati, sayang. Tanpa dia, aku tidak bisa seperti sekarang ini." Davina terhenyak begitu mendengarnya, mendadak ia teringat dengan cerita masa lalu sang suami. Setelah terdiam sesaat, Davina kembali menatap Topan lekat-lekat, hatinya mulai berdebar. "Maksudmu, Ayah angkatmu? Tuan Armand Prakoso? Yang dulu adalah ketua organisasi mafia Naga Sakti?" tanya Davina hendak memastikan. Topan tersenyum samar dan mengangguk. "Benar sekali." Seke

  • Raja Gangster Perkasa Diperebutkan Istri dan Mertua   Bab 121

    Topan mematung sesaat di muka pintu tatkala melihat Davina tertidur dengan posisi terduduk di sofa. Setelah dari makam keluarganya, memastikan sekali lagi tidak ada masalah terhadap sisa-sisa misi balas dendamnya, Topan pulang. Pulang ke rumah yang sebenarnya... Davina! Sebelumnya, ia sempat mengecek ponsel, mendapatkan beberapa pesan masuk dari istrinya ; menanyakan kapan ia pulang, apakah sudah selesai dan apakah ia baik-baik saja. Tapi Topan hanya membalas singkat, jika ia akan segera pulang jika urusannya sudah selesai. Topan bukan pergi tanpa pamit, Davina mengetahui apa yang akan ia lakukan. Bahkan, ia jujur jika akan membalaskan dendamnya. Topan, dengan menghela napas bergumam, "Maafkan aku karena telah membuatmu menunggu sampai ketiduran, sayang." Tidak ada aura menyeramkan sekaligus menakutkan yang terpancar dari diri sang raja gangster Valdoria, yang ada hanya aura suami lembut tapi tegas dan penyayang. Kemudian, Topan membawa langkahnya ke arah sang istri. Begitu tib

  • Raja Gangster Perkasa Diperebutkan Istri dan Mertua   Bab 120

    Ballroom hotel itu kini berubah menjadi puing dari pesta megah. Begitu berantakan sekaligus mengerikan! Mayat-mayat bergeletakan di lantai, juga dipenuhi bercak darah di mana-mana dan senjata. Selesai membunuh ketiga anggota keluarga Maheswara, Topan berdiri di tengah ruangan, menatap ke sekeliling. Wajahnya datar, dingin, tapi sorot matanya berat, bukan karena ragu, melainkan karena beban yang kini perlahan turun dari pundaknya. "Bersihkan semuanya," titahnya datar kepada para tukang pukul. "Jangan tinggalkan apa pun. Tidak satu jejak pun!" Tanpa pikir panjang, Jaya dan yang lainya kompak mengangguk. Kemudian, Jaya memberi isyarat pada para tukang pukul untuk segera bergerak. Selagi kesibukan terjadi, Topan memerintahkan beberapa dari mereka untuk membawakan kepala Anton, Arka dan Gerald. Sebelum Topan beranjak hendak ke markas, ia memperingatkan sekali lagi. "Selesaikan semuanya sebelum matahari terbit!" *** Markas Naga Sakti. "Akhirnya, selesai juga balas dendam ini, Tua

  • Raja Gangster Perkasa Diperebutkan Istri dan Mertua   Bab 119

    Anton terisak pelan, suaranya bergetar di tengah keheningan yang menegangkan. Ia perlahan berlutut di lantai marmer yang kini penuh pecahan kaca dan genangan sampanye. Di matanya ada ketakutan sekaligus keputusasaan, sisa-sisa seorang raja bisnis dan dunia bawah tanah yang kini hanya tampak seperti lelaki tua rapuh tanpa daya. "Topan…" panggilnya lirih, nyaris tidak terdengar. "Aku… aku mohon… hentikan ini… aku tahu… aku salah… kami salah. Maafkan atas kejadian lima tahun lalu. Maafkan kami yang telah membunuh orang tuamu. Kami mengakui kesalahan kami. Tapi kalau kau ingin uang, aset atau apa pun itu, aku akan berikan. Aku akan membayar semuanya. Semua milikku, semua yang kumiliki, ambil saja. Asal jangan bunuh kami…" Di sampingnya, Arka menunduk dalam-dalam. Wajahnya pucat, keringat menetes deras di pelipis. "Kami... kami tidak tahu kau masih hidup. Waktu itu—" suara Arka terhenti saat Topan menatapnya dingin, sorot matanya setajam baja. Gerald yang paling muda bahkan suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status