Share

Bab 4

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-29 12:27:59

Mendapati hal itu, semua orang kompak menoleh ke arah Topan.

Melihat wajah Topan, tiba-tiba Elias merasakan ketakutan menyebar begitu cepat. Tubuhnya seketika berkeringat. Si–siapa orang ini?!

Usahanya melepaskan diri dari cengkraman Topan tak menghasilkan apa-apa. Ke–kenapa tubuhnya tiba-tiba kaku?!

Elias mendengus. "Le–lepaskan bajingan!"

"Hei, lepaskan Boss kami!" bentak salah satu anak buah Elias seraya mengambil kerah bajunya Topan.

Kini Topan baru melepaskannya. Tapi tatapannya tak lepas dari wajah Elias yang membuat pria itu sedikit gentar.

Buru-buru Elias mengondisikan diri, lalu ia berdiri di hadapan Topan dan mengamatinya dari atas kepala sampai ujung kaki dengan tatapan penuh intimidasi. "Siapa kau? Dan punya nyali kau mengancam akan mematahkan tanganku? Kau tak tahu sedang berhadapan dengan siapa, hah?!"

"Aku adalah tunangannya Davina! Calon suaminya!" jawab Topan dingin sekaligus tegas. "Dan aku tak peduli siapa dirimu, berani kau menyentuh tunanganku, aku akan menghajarmu!"

Elias tersentak sekaligus geram mendengarnya.

Dengan alis tertaut, ia menghadap Davina dan berucap, "Bukan kah Nona tak memiliki kekasih? Kenapa tiba-tiba sekali?"

Tentu Elias merasa heran. Sebelumnya, ia telah mencari tahu informasi tentang wanita itu dan dia belum memiliki kekasih!

Tapi kenapa sekarang tiba-tiba Davina memiliki kekasih?

"Dia baru sampai di kota ini tadi malam," jawab Davina ketus.

Elias kembali menatap Topan seraya mengernyit. Matanya memindai Topan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak mungkin wanita seperti Davina memiliki calon suami dengan penampilan lusuh dan gembel seperti ini!

Apa jangan-jangan pria ini juga yang menghajar dua pengawalnya sekaligus? Melihat tubuh pria di depannya yang biasa saja, Elias masih tidak percaya dengan pikirannya sendiri!

Sementara Davina terhenyak kala sebuah ide tiba-tiba terlintas di benaknya.

Demi membuat Elias tak berani macam-macam padanya lagi, ia memutuskan akan memanfaatkan status Topan.

Davina, dengan dagu terangkat tinggi dan tatapan angkuh berucap, "Aku juga diselamatkan olehnya. Jadi, sebaiknya anda jangan macam-macam kepada saya lagi atau anda akan habis di tangannya karena... dia sangat jago bertarung!"

Seketika wajah Elias berubah. Sedangkan Topan yang mendengar itu tersenyum.

Namun Elias mengabaikan ancaman Davina. Kentara tak percaya dengan apa yang barusan wanita itu katakan.

"Nona pikir, saya tidak tahu, sudah berapa banyak pria yang tidur dengan anda? Pasti, Nona selalu menggunakan tubuh anda untuk menggaet investor dan mendapatkan proyek. Jadi, jangan sok jual mahal dengan saya!"

Davina melotot. "Jangan asal menuduh–"

Sebelum Davina menyelesaikan kalimatnya, sebuah tamparan keras sudah mendarat di pipi Elias lebih dulu.

Hal tersebut membuat pria itu langsung terjerembab ke belakang. Cetakan tangan terlihat di pipinya. Pun darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

Mendapati hal itu, anak buah Elias terkesiap. Sedangkan Davina refleks menutup mulutnya dengan tangan selagi memandang Topan dengan tatapan tak percaya.

Menurutnya Topan sudah gila!

Elias, selagi masih terkejut sekaligus kesakitan, ia menunjuk ke arah Topan. "Kurang ajar! Berani-beraninya kau menamparku?!"

Akan tetapi, Topan sama sekali tak gentar. Dengan wajah mengeras, ia balik menunjuk Elias. "Sudah kukatakan kalau aku tak akan segan-segan menghajar seseorang yang berani menyakiti hati tunanganku!"

Sementara itu, Davina merasa sedikit tersentuh dengan dua hal yang dilakukan Topan padanya.

Terlebih barusan, Topan langsung menghajar Elias tanpa bertanya padanya terlebih dahulu.

Tiba-tiba, salah satu anak buah Elias berseru, "Mau cari mati kau!"

Setelah itu, empat anak buah Elias langsung menyerang Topan secara bersamaan. Sedangkan satunya segera membantu Elias berdiri.

Selang sebentar saja, semua orang tercengang saat melihat ke empat anak buah Elias tergeletak di aspal. Topan melumpuhkan mereka dalam waktu singkat!

Lalu, Topan berjalan ke arah Elias yang seketika membuat pria itu memundurkan langkah bersama satu anak buahnya. Nyali keduanya mendadak ciut.

"Coba, katakan sekali apa yang barusan kau katakan tentang tunanganku!"

Elias menelan ludah. "M-memang benar kalau dia sudah tidur dengan banyak–"

PLAK! Topan menampar Elias lagi. Kali ini dengan kekuatan penuh.

Alhasil, Elias tersungkur ke aspal kembali bersama anak buahnya.

Tidak cukup sampai di situ, hal yang dilakukan Topan selanjutnya membuat teriakan kesakitan dari Elias semakin keras.

BUGH! Topan menambahkan pukulan di wajah pria itu.

Lalu, Topan berjongkok di depan Elias dan mencengkram kerah kemejanya. "Masih berani kau memfitnah tunanganku?"

Meski ia belum tahu kebenaran akan ucapan Elias, tapi ia tak akan membiarkannya menyakiti hati Davina.

Kali ini Elias langsung menggeleng. Raut mukanya menunjukan ketakutan. "T-tidak, sebenarnya aku juga tidak tahu. Aku hanya asal bicara saja. Kumohon, jangan tampar aku lagi..."

Di saat bersamaan, satu anak buah Elias yang tersisa menyerang Topan.

Namun, nasibnya harus berakhir sama seperti teman-temannya.

Dia pikir, Topan lengah, tapi nyatanya menyadari pergerakannya.

Merasa terancam, Elias langsung kabur dengan langkah tertatih-tatih.

Ketika dia sudah dekat dengan mobilnya, ia mengurungkan niat masuk ke dalam mobil, lantas berbalik menunjuk Topan dan Davina.

"Awas kalian berdua! Tunggu pembalasan dariku!" teriaknya dengan suara menggelegar.

Tanpa menunggu respon dari keduanya, ia segera masuk ke dalam mobil dan mobil pun melesat meninggalkan tempat tersebut.

Davina menatap Topan dengan kagum. Selama ini, ia selalu menolak bahkan tak berminat untuk memiliki pasangan karena menurunya semua laki-laki sama saja; hanya menginginkan tubuh wanita sebagai pemuas nafsu mereka.

Namun, entah kenapa keberadaan Topan justru malah membuatnya aman. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan ketika berada di samping Topan.

Tapi tunggu… Bukannya Topan juga yang telah merenggut kesuciannya?! Mengingat ini, kebencian Davina kepada Topan kembali berkobar!

Sekalipun begitu, Davina tak memungkiri kejadian malam itu masih membekas di benaknya…

Topan mengernyit melihat Davina menatapnya dengan intens. "Kenapa melihatku begitu? Ada yang mau Nona sampaikan?”"

Davina tersadar dari lamunannya. Lalu, dengan wajah memerah ia menggeleng. "Tidak ada!" jawab Davina ketus.

Usai mengatakan hal tersebut, ia balik badan dan berjalan ke arah mobil lebih dulu.

Mendapati sikap Davina seperti itu, Topan hanya menghela napas seraya menggelengkan kepalanya.

***

Sementara itu, di ruang tamu yang luas, Elias mondar-mandir gelisah selagi berpikir keras. Di saat yang sama, wajahnya memerah marah.

Bagaimana tidak, rencana meniduri Davina gagal dan ia ditampar juga dipukul oleh tunangannya. Jelas, ia tak terima!

Tiba-tiba, pria itu berhenti mondar-mandir. Setelah berpikir sejenak, ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku kemejanya.

Elias hendak menghubungi kenalannya yang merupakan seorang ketua organisasi bawah tanah.

"Datang lah ke rumahku sekarang! Aku membutuhkan bantuanmu untuk memberi pelajaran kepada seseorang!"

Seusai menelfon, Elias kembali menghubungi kenalan lainnya yang seorang polisi. Pun memerintahkan hal yang sama.

Ia akan mengajak mereka berdua ke rumahnya Davina malam ini untuk memberi pelajaran kepada wanita itu dan juga tunangannya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Raja Gangster Terkuat dan Kelima Tunangannya   Bab 15

    Menyadari hal itu, Davina langsung menghindar. "Apa yang kamu lakukan, Topan?!" Hal tersebut membuat Topan tersadar. Ia lalu tersenyum kecil yang membuat Davina menatapnya curiga. Sebelum ia sempat memperingati Topan, pria itu telah mendekat dan dengan sekali gerakan, mengangkat tubuhnya. Tanpa memberikan waktu banyak untuk protes, Topan membopong tubuh istrinya ke dalam pelukannya. "Topan! Turunkan aku!" seru Davina kaget, tangannya refleks menahan dada pria itu. "Apa yang akan kau lakukan padaku?!" Tapi Davina berkata dengan suara bergetar karena sedikit takut. Tanpa menjawab pertanyaan Davina, Topan tetap membawanya menuju ranjang, langkahnya mantap, meski ia tahu istrinya berusaha meronta. "Siapa suruh kamu menggodaku!" Mendengar itu, tubuh Davina menegang. Lantas apakah Topan akan... Kini, tubuh Davina direbahkan pelan di atas kasur dan begitu punggungnya menyentuh seprai, ia langsung berusaha bangkit. Tentu saja hendak kabur. "Kau yang mengatakan sendiri kalau tidak akan

  • Raja Gangster Terkuat dan Kelima Tunangannya   Bab 14

    Setelah gaun itu jatuh perlahan ke lantai, Davina buru-buru mengambil handuk yang sudah disiapkan, memeluknya erat ke tubuhnya seolah itu satu-satunya pelindung di dunia ini. Jangan sampai Topan melihatnya, ia tak rela! Dengan cepat, ia melangkah ke kamar mandi. Tapi tiba-tiba ia berhenti di ambang pintu. Setelah terdiam sesaat, ia membalikan badan dan menatap Topan dengan tajam. "Jangan ngintip!" ancam Davina galak, jari telunjuknya terarah lurus kepada suaminya. Mendapati hal itu, Topan yang tengah berusaha mati-matian menahan gairahnya tergelak, lantas menganggukan kepalanya dengan memasang ekspresi wajah tak berdaya. "Untuk apa aku mengintipmu, sayang?" Akhirnya Topan angkat bicara setelah terdiam sebentar. Nada dalam dan putus asa terdengar dalam suaranya. Kemudian, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman miring. "Aku sudah melihat setiap inci tubuhmu dengan jelas dan aku juga telah merasakanmu, sayang..." Mata Davina melebar mendengar kata-kata suaminya. Di saat ber

  • Raja Gangster Terkuat dan Kelima Tunangannya   Bab 13

    Bukannya menjawab, Davina yang malah mengangkat bokong menjauh, membuat Topan menatapnya bingung. "Kenapa kamu menghindar dariku?" Topan mengangkat sebelah alisnya. Dia kemudian menambahkan. "Memangnya aku menakutkan?" Tanpa menoleh ke arah seseorang yang sedang mengajaknya bicara, Davina berucap, "Ya, kau begitu menakutkan, Topan." Lipatan di kening Topan semakin bertambah, tapi detik berikutnya, ia hanya tersenyum kecil. Ia hanya bercanda barusan untuk mencairkan suasana. "Eh, aku menakutkan?" Topan malah balik bertanya dengan nada setengah tak percaya. Kemudian, ia menggeleng. "Aku tidak akan menggigitmu, sayang dan aku juga tidak akan menerkammu. Jadi, kamu tak perlu takut." Seketika Davina melemparkan tatapan mematikan kepada Topan. "Eits, katamu, kalau kita sudah resmi menikah, sudah menjadi pasangan suami istri, aku boleh memanggilmu dengan sebutan 'sayang'?" sela Topan cepat sebelum Davina sempat berbicara. Seakan ia bisa membaca pikiran Davina. Davina mendengus, tabiat

  • Raja Gangster Terkuat dan Kelima Tunangannya   Bab 12

    Sementara itu, di markas besar Naga Sakti, pimpinan organisasi bawah tanah yang tak lain adalah Armand Prakoso tengah menyaksikan siaran langsung prosesi pernikahan Topan di layar lebar. Di sofa satunya, duduk dua pria yang merupakan orang kepercayaannya–juga ikut menonton. Sesekali, mereka akan tersenyum lebar, tertawa dan menggelengkan kepala. Ada perasaan haru di mata mereka. Di saat ini, Armand menghembuskan napas berat seraya mengusap muka dan berkata, "Ah, sial sekali. Aku hanya bisa menonton pernikahan Topan melalui siaran langsung. Tak bisa menyaksikannya dengan kepala mataku sendiri. Seharusnya, aku ada di sana saat ini!" Ia berkata demikian sebab bagaimana pun, ia adalah orang yang paling ingin melihat Topan menikah! Seketika dua orang kepercayaannya menoleh ke arah pimpinan organisasi bawah tanah tersebut. Salah satu dari mereka tersenyum kecut dan berkata, "Keberadaan anda akan menarik perhatian di sana, Tuan Besar." Yang langsung dibenarkan oleh satunya. Perhatian

  • Raja Gangster Terkuat dan Kelima Tunangannya   Bab 11

    Di taman luas yang disulap bak negeri dongeng, ribuan lampu kecil menggantung di antara pohon-pohon, berkilauan seperti bintang yang turun dari langit. Aroma bunga segar–mawar putih, lili dan lavender–menyatu dengan udara, menebarkan keharuman lembut yang memabukan. Tenda megah berdiri anggun, didekorasi dengan tabir tipis putih yang menari pelan diterpa angin. Dekorasi acara terhampar di setiap titik-titik paling pasnya. Di tengah taman, altar pernikahan berdiri megah, dihiasi bunga melingkar seperti mahkota surga. Karpet putih membentang dari pintu utama hingga altar, mengantar sang pengantin wanita yang berjalan anggun dalam balutan gaun renda berkilau. Disambut kilatan kamera dari wartawan dan undangan yang tak henti memuji penampilannya. Sedangkan sang mempelai pria berdiri gagah dalam setelan tuxedo hitam, wajahnya tenang penuh wibawa. Musik klasik mengalun lembut, dimainkan oleh orkestra kecil yang tersembunyi di balik rangkaian bunga. Pelayan hilir mudik membawakan nam

  • Raja Gangster Terkuat dan Kelima Tunangannya   Bab 10

    Topan pun mengangkat panggilan itu. "Hallo Dimas. Ada apa?" ujar Topan begitu panggilan terhubung. "Saya hendak melaporkan informasi terbaru yang saya dapatkan, ini tentang keluarga Maheswara, Tuan Muda." Jawab Dimas di sebrang sana. Topan mengeryitkan kening. "Informasi terbaru tentang keluarga Maheswara?" ulang Topan hendak memastikan yang langsung dibenarkan oleh Dimas. Mendadak, ia tak sabar ingin segera mendengarnya. Akan tetapi, Topan mengedar pandangan ke sekeliling seraya mengusap muka, berusaha menenangkan diri. "Kau sedang berada di mana saat ini?" Akhirnya Topan angkat bicara setelah terdiam beberapa saat. "Kebetulan, saya sedang berada di markas, Tuan Muda." Jawab Dimas cepat. "Kalau begitu kita bicara di sana saja. Aku akan ke sana!" "Perlu kami jemput, Tuan Muda?" Topan menggeleng. "Tak perlu. Aku membawa mobil sendiri!" Setelah mengakhiri panggilan, Topan langsung tancap gas dan mobil pun meluncur ke tempat tujuan. *** Tiba di markas Naga Sakti, Topan langsu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status