Share

5. Keluarga yang Hilang

Pria tua itu memanggil James dengan sebutan Jemy. Seperti sebuah roll film yang digulung, ingatan masa lalu menyeruak kembali di dalam kepalanya. Jemy adalah nama yang sama sekali tak asing, begitu terasa familier dan hangat. Karena itu adalah nama panggilan yang biasa digunakan oleh mendiang kedua orang tua James untuk memanggil dirinya.

Mata James pun mulai berlinang air mata karena kembali mengingat masa lalu, dengan sekuat tenaga dia tahan air mata itu agar tak sampai menetes. Akan sangat memalukan jika dia yang seorang pria dewasa karena hal demikian meneteskan air mata. Tak pantas bagi James yang memiliki harga diri, terlebih disebelahnya ada seorang perempuan.

Jari telunjuk dan jempol digunakan James untuk menyeka air mata yang mulai tak terbendung, berpura-pura seolah terdapat segumpal kotoran di dalam matanya. Lalu dia jawab pertanyaan yang dilontarkan pria tua tersebut.

“Maaf, saya sama sekali tidak mengingat Tuan. Saya juga tidak tahu siapa Tuan, tapi bagaimana mungkin Tuan bisa tahu nama yang biasa orang tua saya gunakan untuk memanggil saya ketika masih kecil?” tanya James

Belum sempat pria tua itu menjawab, Scarlet sudah menimpali terlebih dahulu pertanyaan James.

“Sebelumnya biar kuperkenalkan James, Pria di depanmu ini adalah Tuan Joaquin Wiseman. Pemilik Wiseman Group tempat kita bekerja. Beliau memang jarang keluar ke publik tapi paling tidak harusnya kau tahu...,” tersulut emosi, Scarlet menyela percakapan antara James dan Tuan Joaquin. Tapi belum selesai dengan kalimat yang ingin dia ucapkan, Scarlet menghentikannya.

Ucapan Scarlet terhenti karena bentakan Tuan Joaquin.

“Scarlet!” bentak Tuan Joaquin menghentikan perkataan Scarlet, lalu dia lanjutkan kalimatnya, ”bukankah sudah kubilang untuk tidak terbawa tempramenmu? lihatlah kau mempermalukan dirimu sendiri dengan berlaku tidak sopan menyela pertanyaan yang harusnya kujawab.”

“Maafkan saya Tuan,” jawab Scarlet sembari merunduk ketakutan akibat menyadari kesalahan yang dia perbuat.

“Tancapkan perkataanku itu di dalam benakmu Scarlet,” ucap Tuan Joaquin.

Melihat hal demikian, persepsi James yang tadinya sudah berubah kepada Tuan Joaquin kini kembali seperti sediakala. Sekalipun tadi senyumanya melunturkan keteganngan yang ada, melihat kejadian itu tentu membuat nyali James kembali menciut.

Benar dugaan James bahwa pria di depannya ini bukanlah manusia biasa, dia adalah hewan buas. Scarlet yang biasa berlaku begitu kejam serta diktaktor seolah tak lebih dari seekor kucing di hadapan seekor singa bila diberhadapan dengan Tuan Joaquin.

Kengerian seketika kembali menyeruak pada diri James hanya dari beberapa kalimat yang dia dengar, sekalipun perkataan itu tidak ditujukan kepada James tapi dia bisa merasakan dengan pasti tekanan luar biasa yang dirasakan Scarlet.

Setelah mengetahui bahwa dirinya bersalah, Scarlet pun diam seribu bahasa. Tuan Joaquin kemudian melanjutkan perkataannya yang tadi sempat dipotong oleh Scarlet.

“Mari kesampingkan masa sepele tadi James. Biar ku perkenalkan sekali lagi siapa diriku. Aku Adalah Joaquin Wiseman, pemilik Wiseman Group. Mungkin kau tak mengingatnya tapi dulu ketika kau masih balita, aku sering mengunjungimu. Aku adalah sahabat karib ayahmu sekaligus wali Baptismu, atau bisa disebut aku adalah ayah angkatmu,” ucap Tuan Joaquin

“Hah?” reaksi terkejut secara bermaan ditunjukkan oleh James dan Scarlet akibat mendengar pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Tuan Joaquin. Tidak ada yang menyangka, bahwa James adalah anak Baptis dari Tuan Joaquin, sekalipun Scarlet yang mendapat perintah.

“Hahaha...aku tau kau akan terkejut. Jika kau masih tidak bisa mempercayai perkataanku yang tiba-tiba akan ku tunjukkan buktinya padamu,” ucap Tuan Joaquin yang kemudian mengambil sebuah kotak hitam dari dalam laci.

Setelah dibuka, rupanya kotak itu berisi foto-foto Tuan Joaquin bersama mendiang orang tua James. Di foto-foto itu pula ada James kecil tengah duduk dipangkuan Tuan Joaquin, dia pun menunjukan dokumen-dokumen pembaptisan milik James, serta sebuah surat – surat dari mendiang ayah James- yang menyebutkan bahwa benar orang tua di depannya ini adalah orang tua angkatnya.

Melihat foto-foto itu, serta mengetahui isi surat yang baru dibuka Tuan Joaquin membuat James tak kuasa lagi menahan gejolak perasaan di dalam dadanya.

Masa bodoh dengan harga diri yang dia miliki, Kerinduan yang telah meluap itu tak lagi dapat dibendung dan merembes keluar seperti banjir di kala musim penghujan.

Sesak pun tiba untuk menyergap, air mata yang sedari tadi ditahan oleh James tak lagi dapat disembunyikan, tertumpa menetes dan membasahi pipi keringnya.

“Tenangkanlah dirimu James, aku tau kau punya segudang pertanyaan untuk ditanyakan padaku. Tapi ketahuilah bahwa selama ini aku selalu mengawasimu, kau bisa buktikan itu dengan bertanya langsung kepada Scarlet. Karena dia adalah catatan dari usahamu, saksi dari perjuanganmu, dan rekaman dari penderitaanmu. Dialah mata dan telingaku selama ini untuk mengawasi setiap gerak gerikmu,” ujar Tuan Joaquin.

James pun menarik napas panjang untuk menenangkan diri, Scarlet berinisiatif dengan memberikan sebuah saputangan untuk digunakan oleh James menyeka air matanya.

“Bersihkan air matamu dan tenanglah James,” 

“Terima kasih Scarlet,”

Setelahnya James melanjutkan percakapannya dengan Tuan Joaquin.

“Tunggu dulu Tuan, ini terlalu mendadak. Kanapa anda tiba-tiba mengungkapkan semua ini sekarang?” tanya James.

“Karena sudah waktunya James” Jawab Tuan Joaquin singkat membuat teka-teki di kepala James semakin runyam.

“Maksud Tuan? sudah waktunya untuk apa?” Kembali James bertanya karena masih diliputi kebingungan.

“Sudah waktunya bagiku untuk pensiun James. Aku ingin kau mewarisi semua yang kumiliki. Beberapa tahun sepeninggal Ulrich ayahmu dan Helen ibumu adalah masa-masa sulit, masa penuh kepiluan dan kesialan bagimu juga bagiku. Kecelakaan itu tidak hanya merenggut kedua orang tuamu James tapi juga saudaraku, aku pun turut merasakan perihmu, sedihmu dan juga pilumu...” ucap Tuan Joaquin sembari berkaca-kaca.

Sebuah tarikan napas panjang dilalukan Tuan Joaquin untuk meringankan beban yang mulai menumpuk di dada, lalu melanjutkan dia kembali kalimat yang sempat terhenti, ”Seperti kataku sebelumnya James, sepeninggal kedua orang tuamu aku selalu mengawasimu. Tapi tidak hanya itu, Lebih jauh lagi, semua yang terjadi pada hidupmu sampai sekarang ini tak luput dari mata dan campur tanganku. Semuanya ku lakukan untuk menempamu, menjadikanmu pribadi yang cukup kuat untuk menanggung semua beban dan tanggung jawab dari hal yang akan ku wariskan. Kini kau telah berhasil mengatasi semuanya, kau telah matang James,” ucap Tuan Joaquin.

Perketaan yang demikian tentu membuat James tertegun, dia mengingat dengan benar sepeninggal kedua orang Tuanya beberapa tahun lalu kehidupan James yang tadinya lumayan berkecukupan mendadak terjungkir seratus delapan puluh derajat.

Dari apa yang dikatakan ayah baptisnya itu, maka benar saja ketika dahulu dia berjuang mencari sebuah perkerjaan, James tidak juga mendapatnya kendati memiliki riwayat pendidikan yang sangat baik.

Di balik itu rupanya Tuan Joaquin menggunakan koneksi yang dia miliki di seluruh penjuru negeri untuk membuat semua perusahaan menolak dirinya. Kala itu, James terus-menerus mengalami penolakan dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. sampai pada akhirnya dia terjebak di salah satu perusahaan milik Wiseman Group dengan sebuah jabatan rendah dan gaji yang kecil.

Masa-masa itu sampai dengan sekarang membuat Kehidupan James terus terperosok menuju jurang terdalam, membuatnya sering putus asa dan frustrasi. Tak pernah dia sangka bahwa kehidupan yang selama ini dia jalani hanya ujian yang dibuat dan diatur sedemikian rupa oleh manusia yang tengah duduk dihadapannya.

“Kalau semua yang terjadi dalam hidupku adalah hasil campur tangan Tuan, berarti demikian pula hubunganku dengan Elizabeth adalah buah dari rencana Tuan?!” tanya James dengan nada sedikit naik karena merasa dipermainkan oleh ayah baptisnya itu.

“Tidak James, aku tidak melakukan sejauh itu. Aku tidak akan menyentuh hal-hal yang menjadi ranah pribadimu, semua hal yang terjadi pada urusan pribadimu maka memang demikian itu yang terjadi,” jawab Tuan Joaquin menjelaskan bahwa dia tidak ada kaitannya dengan kejadian Elizabeth.

James merasa lega karena rupanya itu bukanlah salah satu ujian dari Tuan Joaquin.

“Maafkan saya Tuan, saya sudah berpikiran buruk tentang anda,” ucap James.

“Tak apa James itu wajar jika kau berpikir demikian mengingat akulah yang mengatur hampir keseluruhan hidupmu,” ucap Tuan Joaquin yang kemudian dia lanjutkan perkataanya,

“Apa yang dilakukan oleh keluarga Baines padamu itu memang sudah sangat keterlaluan James, dari Scarlet aku tahu bahwa sering kali kau diperlakukan dengan sangat buruk.”

“Benar Tuan, sekalipun Elizabeth sangat baik kepadaku tapi pada akhirnya dia pun mencampakkanku, mengkhianatiku dan mememperlakukan aku seperti benda tak berharga yang pantas untuk dibuang kapan saja. keluarga Baines memang tidak pernah menerima hubungan kami karena kemiskinanku, mereka memperlakukanku seolah aku ini adalah makhluk paling hina, tapi itu belum seberapa karena bagiku pengkhianatan Elizabeth beratus kali lebih menyakitkan” ucap James dengan nada sendu bercampur amarah.

Mendengar hal demikian justru membuat Tuan Joaquin menampakkan kembali senyumnya

“Pengkhianatan memang selalu menyakitkan James, di mana pun itu berada. Karena itu aku dan ayahmu dahulu mengikrarkan sebuah sumpah darah,” ucap Tuan Joaquin.

“Sumpah darah?” tanya James.

“Benar James, sumpah darah. Sebuah sumpah yang berasal dari dunia hitam, dunia tempat kami berasal,” ucap Tuan Joaquin.

“Dunia tempat kami berasal” kalimat yang sungguh membuat James berputar otaknya. Baru dia tahu jika mendiang ayahnya dahulu pernah hidup di dunia hitam. Karena apa yang dia tahu, mendiang ayahnya bekerja sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan transportasi.

Lalu yang lebih membingungkan lagi  bagi James adalah tuan di depannya ini mengatakan jika dia pun berasal dari dunia hitam yang sama seperti mendiang ayahnya. Hal itu sungguh kontradiktif, mengingat Keluarga Wiseman merupakan bangsawan kelas atas. 

Semua hal yang diceritakan oleh Tuan Joaquin sungguh membuat pikiran James berkabut gelap diselubungi berbagai misteri. Memancing rasa penasarannya untuk ingin tahu lebih dalam mengenai dunia hitam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status