Share

Bab 2

Author: Rosemarry
last update Last Updated: 2022-05-31 13:38:40

Tiiiinnn ...

Terdengar bunyi klakson yang keras dan panjang dari mobil yang terpaksa berhenti mendadak di depanya, dan membuat Freya hampir saja tertabrak mobil itu.

Yang artinya, Freya bukannya mendapat pekerjaan tapi justru akan mendapatkan karangan bunga duka cita, "Aaaa!!!" teriak Freya sambil menutupi wajahnya karena kaget dan ketakutan.

Setelah menyadari mobil itu tak sampai menabraknya dan membuat Freya gepeng, dia pun segera menepi dan meminta maaf pada sang pengemudi.

"Apa kau mau mati, hah!? Kenapa mengerem mendadak? Kau mau di pecat!?" supir itu pun di bentak oleh majikannya.

"Maaf tuan, nona itu tiba-tiba saja nyebrang, jadi saya kaget dan harus ngerem mendadak," ucap pak sopir meminta maaf pada majikanya itu dengan gemetar.

"Maaf pak, saya buru-buru." Freya menangkupkan kedua tangan di depan dada dan meminta maaf pada si pengemudi mobil itu, kemudian melanjutkan acara lari maratonnya.

"Cih!! Dasar perempuan jal*ng! Bisa-bisanya dia berlari di jalanan dengan kostum seperti itu?" Kenzi menatap sinis ke arah Freya yang sedang meminta maaf.

"Sudah pak, ayo jalan lagi!" titah seorang pria lainya, yang juga duduk di kursi penumpang, "Cantik juga wanita itu." Pujinya dalam hati sambil melihat Freya yang berlari menjauh, setelah meminta maaf tadi.

"Untung saja tidak sampai ketabrak, kalau sampai tadi ketabrak, bisa-bisa tinggal nama aku." Freya berlari sambil mengelus dadanya yang masih kaget, akibat spot jantung barusan.

Tak lama setelah itu, Freya pun sampai di depan sebuah perusahaan besar, tempat dia akan menjalani interview sebagai sekretaris CEO hari ini, saat akan masuk ke perusahaan, Freya pun di tanya oleh security yang berjaga.

"Ada kepentingan apa nona?" tanya security itu sambil tersenyum ramah pada Freya.

"Saya ada interview pak pagi ini," Freya menjawabnya dengan nafas ngos-ngosan dan dada yang masih naik turun.

"Nona yakin mau interview dengan pakaian seperti ini?" tanya si security pada Freya, dia memperhatikan dengan seksama penampilan berantakan Freya saat ini dari ujung rambut sampai ujung kaki, Freya hanya memakai kaos, dan rok span, bahkan dengan sepatu yang masih di tentengnya.

"Saya bawa baju ganti kok pak, tadi ada insiden di jalan. Jalanan macet parah pak, makanya saya jadi harus lari marathon begini untuk sampai di sini dan nggak telat buat interview saya pak," Freya pun menjelaskan kejadian tadi, dan membuat security itu pun manggut-manggut, tanda dia mengerti apa yang sudah terjadi hingga penampilan Freya jadi berantakan seperti itu sekarang.

"Ya sudah nona silahkan masuk, biar tidak telat," ucap si security mempersilahkan Freya untuk masuk.

"Terimakasih pak." Freya pun tersenyum manis pada security yang baik hati itu, dan segera masuk ke dalam dan mencari toilet yang ada di perusahaan itu.

"Pagi yang sial! Gara-gara wanita jal*ng tadi, yang seenaknya saja menyebrang jalan. Memangnya itu jalan nenek moyangnya apa?! Membuatku moodku rusak saja!" Ken menggerutu di sepanjang jalan menuju ke perusahaanya.

"Pagi pak," sapa security tadi pada Kenzi, namun bukanya menjawab bahkan melirik pun tidak.

"Pagi juga pak," jawab Vano yang berjalan di belakang Kenzi.

"Kau ini kenapa sih Ken?" tanya Vano pada bos sekaligus teman masa kecilnya itu.

"Apa lagi? Jelas gara-gara wanita tidak benar tadi, moodku pagi ini jadi hancur berantakan," Ken menjawab dengan nada ketusnya.

"Habislah aku!!" seru Freya pelan di dalam kamar mandi itu, sambil menanggalkan kaosnya yang sudah basah oleh keringat hasil dari lari maratonnya pagi ini.

Dia pun mengeluarkan kemeja putih yang di simpannya rapi di dalam tas, kemeja yang sempat dia pakai, namun terpaksa dia lepas saat berlari bak orang kesetanan tadi. Dia pun mengeluarkan dan menatap kemeja itu dengan tatapan tajam, plus absurdnya itu.

"Ya ampun!! Ternyata kemejaku setipis ini? Oh ya tuhan ..." keluhnya sambil memijit pangkal hidungnya saat menyadari setipis apa kemeja putih miliknya itu.

Freya pun melirik kembali kaosnya yang sudah basah tadi, dan berfikir untuk memakainya kembali, "Apa lebih baik aku pakai lagi saja ya? Tapi kan sudah basah begini, bisa-bisa kemejaku ikutan basah dan bau keringat," Freya pun urung untuk kembali memakai kaosnya yang sudah benar-benar basah itu, dia pun segera memakai kemejanya sambil melirik jam tangan.

"Sial! Jadi tembus pandang begini, tapi ... ah sudahlah, lagi pula saat aku kuliah di luar negeri banyak pekerja yang memakai style seperti ini kan? Go Freya! tenangkan dirimu!!" monolog Freya yang berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Kini Freya pun mulai merapikan kemeja yang di pakainya itu, kemudian menguncir rambutnya dengan model kuncir kuda, yang auto membuat leher putih mulusnya itu terpampang nyata. Tidak lupa, dia juga memakai bedak dan lipstik tipis-tipis di wajah cantiknya serta menyemprotkan parfum untuk menutupi bau keringatnya.

"Ulala ... perfecto!!" gumamnya saat melihat pantulan dirinya di cermin, Freya pun segera memakai kembali sepatu hak tingginya, yang sedari tadi terpaksa dia lepas untuk mendukung aksi lari maratonnya.

"Sudah waktunya." Freya pun segera keluar dari kamar mandi dan berlari kecil menuju tempat interview berlangsung.

Namun saat sedang berlari, tanpa sengaja dia menabrak seorang pria tampan dan membuatnya jatuh terduduk di lantai.

Bruk!!

"Aww!" Keluh Freya saat pantatnya mendarat sempurna di lantai, setelah menabrak pria itu.

Bukanya membantu Freya yang jatuh, Kenzi justru terus berlalu tanpa memperdulikan Freya, Vano hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap bosnya itu.

"Kau tidak apa-apa nona?" Tanya Vano pada Freya, sambil mengulurkan tanganya untuk membantu Freya berdiri.

"Tidak apa-apa, terimakasih." Freya pun menerima uluran tangan dari Vano.

"Cih! Wanita jal*ng ini lagi? trik murahan!" sarkas Ken pelan, kemudian meninggalkan Vano dan Freya begitu saja.

"Maaf, saya jadi tidak sengaja." Freya membungkuk dan meminta maaf pada Vano, namun bukanya menjawab ucapan Freya, Vano malah terpaku menatap Freya, entah bagian mana yang di lihatnya.

"Tuan ... halo, tuan? Anda tidak apa-apa kan?" Tanya Freya sambil melambai-lambaikan tanganya, di depan Vano yang terbengong menatapnya.

"Ah! tidak apa-apa, lain kali hati-hati," jawab Vano, "Cantik sekali wanita ini, tubuhnya juga bagus," batin Vano saat melihat ke arah paha mulus Freya.

"Astaga! Rokku sobek?!" gumam Freya sambil berlari kembali ke dalam kamar mandi, dan meninggalkan Vano begitu saja, dan Vano juga bergegas menyusul Ken yang sudah jalan lebih dulu darinya.

"Cih!! Untuk apa kau menolong wanita jal*ng itu? Apa kau kekurangan pekerjaan? Sangat menjijikkan!!" Ken bertanya pada Vano, saat Vano sudah berhasil menyusulnya.

"Kau baru bertemu denganya, dan kau mengatainya seperti itu? Apa kau tidak merasa kau keterlaluan, Kenzi?" tanya balik Vano.

"Tidak!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
yuliana ina
kok kata² itu di ulang terus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ranjang Panas CEO   Bab 76

    "Kamu hadirkan ke pesta nya Randy besok Viona?" tanya Sonya, salah satu teman dekatnya Viona. "Entahlah.." Jawabnya sambil melihat-lihat berita terbaru Kenzi di laman gosip."Dia lagi?" tanya Sonya sembari mendaratkan pantatnya di lengan sofa yang sedang diduduki oleh Viona."Dia tetap tampan seperti biasanya kan?" cicit Viona, melihat foto Kenzi yang di salah satu cover majalah pengusaha sukses.Viona menatap cover majalah itu dengan sebuah senyuman di wajahnya. "I miss you.." Ujar Viona dan memeluk majalah itu erat."Kalau masih cinta itu bilang!" cicit Sonya. "Dia udah gak cinta aku Sonya." Ujar Viona sambil masih mendekap erat majalah tadi."kata siapa? Bukti nya doi masih belum married ampe sekarang!" Tukas Sonya, sambil melipat kedua tangannya di dada."Tapi Kenzi udah punya pacar. Kau tahu kan siapa pacar Kenzi saat ini!" Viona pun meletakkan majalah tadi dan berjalan ke meja bar mini di dalam apartemen nya itu. Viona menuangkan anggur ke dalam gelas yang ada di atas meja. Da

  • Ranjang Panas CEO   Bab 75

    Kenzi tiba-tiba teringat Clarisa. Benar, mengapa Kenzi tidak menjadikan Clarisa sebagai tameng hidupnya. Paling tidak dengan menggandeng Clarisa maka Kenzi tidak perlu lagi raket nyamuk untuk menyingkir wanita-wanita yang pasti akan menempel pada nya selama pesta itu. Lagi pula kan Clrisa memang adalah pacar Kenzi. Semua orang di dunia tahu itu. "kau dimana Clarisa?" Tanya Kenzi pada Clarisa begitu telpon itu tersambung. "Aku? aku sedang di salon sayang." Jawab Clarisa berbohong sebab saat ini dia sedang ada di apartemen salah satu selingkuhannya yang berprofesi sebagai model juga. "Temani aku ke Villa nya Randy sabtu dan minggu ini. Dia mengadakan pesta koktail."Ujar Kenzi. Clarisa menoleh pada pria yang sedang bersama nya saat ini. Clarisa sudah terlanjut berjanji untuk ke Paris bersama pria ini sabtu dan minggu ini. Mereka pun sudah membeli tiket dan membooking hotel. Itu lah mengapa tadi Clarisa datang ke tempat Kenzi sebab dia membutuhkan suntikan dana tambahan untuk bero

  • Ranjang Panas CEO   Bab 74

    Freya menarik nafas sebanyak yang dia bisa lalu menghembuskan sambil terisak-isak. Kata-kata Kenzi yang mengatakan tidak ingin memiliki anak Freya bagaimana pun tetap dirasa kejam bagi Freya.Memang Freya tidak cintai Kenzi bahkan Freya sangatlah membenci pria itu. Tapi kenyataannya saat ini Freya sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzi. Kalau bukan memiliki anak dari Kenzi, lantas dari siapa lagi Freya harus memiliki anak? Sedangkan bagi seorang wanita, takdirnya baru akan terasa sempurna bila ia bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Tapi kini, laki-laki kejam yang berstatus sebagai suami Freya malah dengan jelas mengatakan dia tidak ingin di repotkan dengan kehadiran anak di antara mereka."Dia memberikan ku status sebagai nyonya Kenzi Adinata, tapi di merenggut hak ku sebagai seorang ibu! Aku harus bagaimana tuhan?" Rintih Freya dalam hati. Ucapan Kenzi benar-benar menjadi satu pukulan yang lainnya bagi Freya. Bukan karena dia berharap memiliki anak dari laki-laki itu tap

  • Ranjang Panas CEO   Bab 73

    "Cewek-cewek pasti akan sedih kalau kalian tidak datang. Lagi pula ini party nya weekend. So waktu kerja para pejantan tangguh seperti kita ini tidak akan terganggu!" Tukas Randy. "Woman penting, tapi cuan lebih penting because no cuan, no woman, man.." Seru Randy yang hanya di tanggapi tatapan aneh oleh Kenzi dan Vano."Kriik..""Krik..."Sungguh garing."Well aku cuma mau ngasih itu untuk kalian berdua! Dan ingat besok untuk datang." Randy pun keluar dari ruangan Kenzi.Begitu Randy menutup pintu itu, pandangannya terkunci pada sekertaris Kenzi. Siapalagi kalau bukan Freya..Randy ingat, dia masih punya satu undangan lagi di dalam jas nya. Entah mengapa Randy sangat ingin memberikan undangannya itu pada gadis yang baru saja dia kenalkan ini."Aku akan membuat dia menjadi kemeriahan di pesta nanti. Aku rasa Kenzi pasti tidak akan keberatan bila kau menjadi keseruan di pesta nanti." Pikiran jahat sudah menghinggapi kepala Randy."Sibuk?" tanya Randy pada Freya yang sedang merapikan ja

  • Ranjang Panas CEO   Bab 72

    Begitu keluar dari walk in closet setelah berganti baju, Freya langsung melihat ke arah tempat tidurnya, dan ternyata Kenzi sudah tidak lagi berada di sana. Freya pun menscan seluruh ruangan kamar dan hasilnya tetap saja nihil, Kenzi juga tidak ada dimana pun, di ruangan itu. "apa dia mandi?" gumam Freya dalam hati, sambil melihat ke arah kamar mandi. Tapi pintu kamar mandi itu tidak tertutup yang artinya tak ada siapapun di dalam sana. "Sepertinya tidak di kamar mandi juga." Freya hendak melanjutkan langkah kaki nya keluar dari kamar itu. "Apa kau sedang mencari ku, Freya?" tanya Kenzi dari arah belakang, yang membuat Freya sedikit terkejut. Dan benar saja, saat Freya menolehkan kepalanya, dia mendapati Kenzi yang sedang bersandar di samping pintu walk in closet, tempat dia mengganti pakaiannya tadi. Dari penampilannya yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang, Freya yakin jika si Mr. Mesum ini pasti baru saja selesai mandi. "Kenapa aku tidak melihatny

  • Ranjang Panas CEO   Bab 71

    Akhirnya suapan terakhir pun, masuk sudah ke dalam mulut Freya. Dia meletakkan kembali piring itu, ke atas nakas."Ini minumlah." Kenzi menyodorkan segelas air pada Freya, dan Freya yang ingin ini semua drama memuakkan ini segera berakhir pun, meminum air itu dengan wajah yang masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenzi."Kau perlu apa lagi?" Tanya Kenzi sambil memperlihatkan gigi putihnya yang begitu sempurna. Berharap setelah perut Freya kenyang, hati nya jadi sedikit senang."Bisakah kau pergi dari kamar ini?" tanya Freya tanpa basa basi ditambah dengan senyum terpaksa, yang sangat jelas terlihat."Tidak!!" Jawab Kenzi masih dengan senyum manisnya."Oke." Freya yang merasa jengah pun, kembali membaringkan dirinya di kasur."Dia tidur lagi! Apa bagian bawahnya masih terasa sakit?" Kenzi sebenarnya sangat ingin menanyakan hal itu, tapi tidak berani ia lakukan.Kenzi ingat sewaktu dia membobol Clarisa, wanita itu terlihat sangat kesakitan padahal rasanya tidak lah sesulit sewaktu Ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status