WARNING 21 ++ CINTA YANG MEMBARA ANTARA DAVINA DAN LUKAS!"Sepertinya kau cemburu, Tuan Lukas," ledek Davina."Cemburu???" tanya Lukas sambil membuka coach baju milik Davina."Ya, aku sepertinya cemburu," jawab Lukas sambil menggendong Davina yang sudah telanjang bulat. Davina tersenyum sambil memandang ke arah Lukas. Dia membaringkan wanita itu diatas ranjang kemudian melepaskan kimono handuknya. Dengan sigap dia segera menindih Davina, menyusu ke arah gundukan bulatan yang nampak ranum menggoda."Aggghhhh," lenguh Davina."Tuan...." bisik Davina."Diamlah, aku akan menghangatkanmu. Bukankah kau sendiri yang mengatakan lorong ini terlalu dingin dan kau butuh kehangatan," jawab Lukas menggesekkan tangannya ke lubang milik Davina."Eemmmmhhhhh...." pekik Davina tertahan."Apakah kau mau aku langsung memasukkannya?" tanya Lukas meaihat wajah Davina yang sudah terangsang hebat."Tuan Lukas, aku sudah terbang jauh sampai sini. Jadi menurutku ini
PERGI BERKENCAN BERSAMA LUKAS?"Aku tidak keberatan Bahkan aku senang melakukannya untukmu, Davina," ujar Lukas."Benarkah?" tanya Davina."Tentu saja, bukankah kau sudah jauh-jauh sampai kemari untukku? Kau bahkan mengatur semuanya sendiri dan inisiatif, itu membuatku tersanjung Davina. Hal kecil namun tak bisa dilakukan oleh semua orang," jawab Lukas."Thomas sudah bercerita semua kepadaku," sambungnya."Lalu kau mengatakan apa, Tuan Lukas? Maaf ya Jika aku membohongi keluargamu demi mendapatkan semua previlage helikopter," ujar Davina."Tak masalah karena aku senang. Aku mengatakan saja kepada Thomas bahwa ada beberapa problema di perusahaan dan harus diselesaikan secara lapangan. Dan aku juga mengizinkanmu untuk beberapa hari ke depan, bukankah pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Lukas. Davina menganggukkan kepalanya."Kau bisa di sini menemaniku sampai saat itu tiba, Davina. Aku tak akan merasakan sendirian lagi," lanjut Lukas dengan nada parau.H
TAMAN BUNGA SAKSI CINTA!"Kenapa Tuan Lukas? Maaf ya, jika kau tidak mau dan ini terlalu memberatkanmu," kata Davina melihat tugas yang terdiam. Lukas pun tersenyum. Dia meraih tangan Davina yang kembali jatuh, hal itu membuat nya menoleh. Davina tersenyum tak percaya sambil memandang ke arah Lukas."Tentu saja boleh. Maaf ya aku terlalu banyak berpikir," kata Lukas. Davina pun tersenyum senang mereka pun berjalan bersama."Kita akan pergi ke mana, Tuan Lukas?" tanya Davina sambil terus tersenyum senang karena hatinya sangat gembira."Jalan saja. Kita ke sana," ujar Lukas sambil menuju ke suatu tempat. Mereka pun berjalan sambil Davina terus berceloteh tentang kehidupan dan pemandangan di pulau itu. Entah perasaan apa yang mereka rasakan masing-masing tapi perasaan nyaman tangan mereka bergandengan seolah tak mau berpisah."Lihat Tuan Lukas, wah indah sekali! Bukankah kau setuju jika aku bilang begitu, Tuan Lukas?" tanya Davina melihat pemandangan di de
PERNYATAAN CINTA DAVINA"Aku yang telah merusakmu aku yang membawamu seperti ini. Aku tak tega jika meninggalkanmu sendiri saat pernikahan kontrak kita selesai. Namun untuk mengakuinya di hadapanmu, aku juga tak memiliki banyak keberanian," kata Lukas dalam hati."Tuan Lukas," panggi Davina. "Apa?" sahut Lukas."Aku mencintaimu," gumam Davina lirih."Hahaha kenapa kau mengatakan cinta saat seperti ini, Davina? Kau ini benar-benar wanita konyol yang selalu mengejutkanku seperti ini," ucap Lukas. 'Cless ada perasaan sakit yang tak bisa Davina jelaskan sekarang. Padahal dia mengatakan seperti itu karena benar-benar tulus dari dalam hatinya. Namun ternyata Lukas hanya menganggap itu semua perkataan konyol. Melihat Davina yang terdiam dengan ucapannya membuat Lukas sedikit merasa langsung bersalah, mungkin tak seharusnya dia menertawakan Davina."Maafkan aku, Davina. Aku tidak berniat menyinggungmu. Hanya saja aku sedikit kaget sekali, bukankah kita sud
KEJUJURAN DAVINA DAN TATAPAN LUKAS!"Aku tahu kamu memiliki trauma tersendiri kepada Mama angkatmu dan aku mengerti. Tapi tidak baik untuk menghindarinya, Davina. Bagaimanapun juga aku harus menghormatinya, aku harus berpura-pura tidak tahu bukan di hadapan mereka. Kau jangan khawatir," ucap Lukas. Davina pun akhirnya menganggukkan kepalanya pasrah. Nada dering di HP Lukas, berhenti. Davina sedikit lega, namun ternayat semua itu tak lama. Karena beberapa menit kemudian, HP itu berdering lagi. Tanda satu panggilan masuk kembali."Bolehkah aku mengangkatnya sekarang?" tanya Lukas lagi. Davina hanya menganggukkan kepala. Tapi dia takut jika Lukas akan mengalami salah paham. Namun mencegah untuk mengangkat telp Mama nya juga tak akan mungkin. Entahlah apa yang terjadi kemudian."Tuhan aku yakin kau telah mengatur semua yang terbaik untukku," doa Davina dengan wajahnya yang begitu pasrah. "Tapi bisakah kau membesarkan suaranya, Tuan Lukas? Aku ingin tahu menga
KEPUTUSAN LUKAS!"Tuan Lukas, dia tahu alamat rumah. Tapi demi Tuhan bukan aku yang memberi tahunya. Entah dari mana dia mendapatkannya, tapi rasanya bukanlah hal sulit menemukan rumah pengantin baru dari keluarga konglomerat sepertimu. Itu yang dia katakan," terang Davina."Lalu apalagi yang terjadi? Ceritakan semuanya, aku tak ingin kau berbohong. Aku sangat tak suka di bohongi dan kau tahu itu, Davina," tegas Lukas. "Tuhan, semoga Tuan Lukas akan percaya padaku," batin Davina dalam hati. Dia meneguk ludahnya dengan kasar."Dia juga mengancam ku, Tuan Lukas," gumam Davina lirih."LIHAT MATAKU, DAVINA! JANGAN MENUNDUK DAN ULANGI DENGAN TEGAS APA YANG KAU KATAKAN TADI!" bentak Lukas. Lukas tahu Davina berkata jujur, namun yang di sayangkan Lukas adalah sikap Davina. Wanita itu terkadang tak percaya diri dan sering ketakutan. Hal yang membuat Lukas sangat membenci sisi lemah itu dari Davina."Dia mengancam ku, Tuan," jawab Davina dengan nada suara berget
PERINTAH TUAN LIEM DAN SEMUA PRASANGKA LUKAS!"Jika memang suatu saat pernikahan Ini harus selesai, maka aku harap itu akan menghabiskan kontrak bukan karena perdebatan di antara kita. Aku tak mau terjadi apa-apa dengan hubungan kita, Tuan Lukas. Aku sangat mencintaimu," kata Davina dan Lukas pun tersenyum. Dia mencium dan melumat bibir Davina lagi. Mereka melakukan hubungan penuh gairah setelah melakukan perdebatan. Rasanya begitu lebih menggairahkan dan nikmat."Apa ini yang namanya bumbu dalam hubungan percintaan?" batin Lukas dalam hati setelah kuat bercinta bersama Davina. Lukas pun tertidur sejenak. Tiba-tiba dia merasa tangannya keram sekali, dia menoleh pantas saja tangannya sakit itu karena Davina terlalu lama tidur di atas lengannya. Dengan perlahan Lukas menggeser kepala Davina agar tidak membangunkan wanita itu, dia memandangi Davina dan berkata lirih."Ya, aku sangat tahu bagaimana dirimu dan aku tak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Maaf Da
PERINTAH TUAN LIEM DAN SEMUA PRASANGKA LUKAS!"Jika memang suatu saat pernikahan Ini harus selesai, maka aku harap itu akan menghabiskan kontrak bukan karena perdebatan di antara kita. Aku tak mau terjadi apa-apa dengan hubungan kita, Tuan Lukas. Aku sangat mencintaimu," kata Davina dan Lukas pun tersenyum. Dia mencium dan melumat bibir Davina lagi. Mereka melakukan hubungan penuh gairah setelah melakukan perdebatan. Rasanya begitu lebih menggairahkan dan nikmat."Apa ini yang namanya bumbu dalam hubungan percintaan?" batin Lukas dalam hati setelah kuat bercinta bersama Davina. Lukas pun tertidur sejenak. Tiba-tiba dia merasa tangannya keram sekali, dia menoleh pantas saja tangannya sakit itu karena Davina terlalu lama tidur di atas lengannya. Dengan perlahan Lukas menggeser kepala Davina agar tidak membangunkan wanita itu, dia memandangi Davina dan berkata lirih."Ya, aku sangat tahu bagaimana dirimu dan aku tak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Maaf Da