Mereka memandang dua orang yang berjalan masuk dari ruang tamu dengan kaku.
Athena tersentak kaget. Sementara Dave bereaksi cepat dengan mengambil remote menyalakan lampu. Carla? Dia bertanya-tanya. Apa yang dilakukan sepupunya itu di sini? Bagaimana Carla bisa tau dia ada di kamar ini? Kenapa dia di Avoland? Wanita itu menatap Athena penuh kebencian dan cemburu. Namun ketika bicara dia tetap berpura-pura lembut. "Tuan Chen, Adikku sudah lama mengagumi Anda, bagaimanapun dia masih terlalu muda. Mungkin karena kurangnya kesadaran diri dan semangat mudanya, dia tidak bisa menahan diri untuk memasuki kamar Anda." Mengagumi? Athena mendengus. Bagaimana Carla bisa tau dia mengagumi Dave? Apakah wanita bodoh ini tau identitas Dave? Tidak mungkin! Orang seperti Carla bahkan tidak punya kesempatan untuk melihatnya sebelumnya, apalagi mengenalnya. Dia hanya mencoba membuatnya terlihat buruk. Athena tertawa mengejek dalam hatinya. Dia berhati-hati mengamati ekspresi Dave. Dave mengerti kata-katanya memiliki makna mendalam. Seketika pria itu mengangkat wajahnya dari sandaran sofa. Dengan mata gelap dia menatap Athena seakan ingin menembus isi kepalanya. Athena menahan napas. Dia bisa merasakan niat membunuh dari mata pria itu. Dave melirik sekilas pada Carla dan menyeringai dingin. "Bahkan gonggongan anjing pun bisa lebih indah daripada ini." Benar-benar sulit melepaskan diri dari rombongan badut bodoh ini. Athena hanya bisa menggertakan giginya. Dave mengernyit, wajahnya menunjukkan ketidaksabaran namun suaranya masih datar. Mengalihkan pandangannya pada asistennya yang berdiri tepat di sebelah Carla. "Raymond, apa kau terlalu lelah bekerja untukku?" Raymond terhipnotis. Ya Tuhan, kecantikan macam apa yang berhasil memanjat ranjang Tuan Chen? Sebagai kandidat terkuat untuk menjadi penerus keluarga Chen yang tersohor, sudah banyak wanita cantik yang berusaha memanjat ranjangnya, tapi kali ini sungguh berbeda. Mendengar teguran Dave dia memucat. Pria berkacamata itu segera mengubah ekspresinya dan menunduk kaku pada Dave berkata, "Maaf, maaf Tuan." "Wanita ini bersikeras bahwa sepupunya tidur di kamar ini dan membuat keributan di luar, saya terpaksa ....," Tapi penjelasannya langsung terputus saat matanya tak sengaja bertemu dengan tatapan tajam Dave. Raymond tercekat. Dia hanya tidak ingin memberikan sarapan gratis pada wartawan di luar sana dan akhirnya akan melakukan pekerjaan lebih sulit! Carla tau dia tertidur di sini dan sengaja membuat keributan di luar? Aaaah! Athena memahami dengan cepat, dia menarik pandangannya dan memberikan tatapan dingin pada Carla. Potongan-potongan kejadian aneh menyatu dalam kepalanya, Athena akhirnya mengerti apa yang terjadi. Dave mengetuk meja kopi bertanya, "Apa aku terlalu baik akhir-akhir ini? Ada yang bisa masuk dengan santai ke kamarku pagi-pagi sekali." Dave melirik ke arah Athena. Kemudian dia tiba-tiba berdiri, berjalan dengan langkah pelan menghampiri gadis itu. Napas Athena tertahan, tubuhnya menegang ketika pria bermata biru itu berdiri satu langkah tepat di depannya. Lalu Dave menunduk dan mengangkat sudut mulutnya. "Yang lebih hebat, bahkan ada yang berhasil tidur denganku." Dave menyeringai seperti pemburu yang siap memanah mangsanya. Jantung gadis itu berdebar kencang. Dia bisa merasakan napas hangat mengalir ke wajahnya namun suhu di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin. Meskipun kakinya terasa lemas, Athena tetap mempertahankan sikap tenangnya di depan Dave. "Tuan Chen, bisakah Anda percaya jika aku mengatakan, aku tidak memaksa masuk ke kamarmu atau ingin tidur denganmu?" Dave bisa melihat gadis itu berusaha keras untuk tersenyum, namun matanya gagal menyembunyikan ketakutan dan kebencian di hatinya. Tatapan pria tampan itu tak lepas dari wajahnya. Tiba-tiba tangannya naik ke leher gadis itu dan jari telunjuknya mengelus maju mundur di sana, seolah detik berikutnya dia siap meremukkan leher mulus itu. Kemudian Dave sengaja menyemburkan napas panasnya pada telinga sang gadis dan berbisik. "Jika hari ini aku harus percaya kamu tidak memaksa masuk ke kamarku, lalu seandainya besok ketika kamu menodong pistol padaku, apakah aku juga harus percaya kamu tidak berusaha membunuhku?" Suaranya dibuat serendah mungkin, seolah dia membisikkan hal-hal intim tentang mereka berdua. "Katakan siapa yang mengirimmu!" Athena merinding saat merasakan jari Dave menyentuh kulitnya, dia bisa merasakan keringat dingin menetes di punggungnya, bahkan jantungnya hampir lupa berdetak. Namun dia tetap bersikeras untuk tetap menegakkkan punggungnya. Setelah melihat reaksinya yang keras kepala dan menolak tunduk, Dave mundur dan duduk di sofa. "Baik, bicaralah!" Dave berpura-pura rendah hati, namum senyumanmya jelas mengancam Athena. "Mungkin alasan yang kau temukan bisa menyelamatkan lehermu yang cantik itu." Setelah kedatangan seseorang yang mengaku sepupunya, Dave merasa gadis ini cukup menarik. Dia ingin melihat skenario apa lagi yang dia persiapkan. Melihat Dave siap menerima penjelasannya, Carla buru-buru menyela. "Adik, kamu tidak harus terus berbohong!" Memutar badannya dan tersesenyum pada Dave. "Tuan Chen adalah orang yang pintar, dia tidak semudah itu untuk kamu kelabui dengan alasan kekanak-kanakan." Lalu berbalik kembali menghadap Athena berkata, "Akui saja kesalahanmu dan minta maaf padanya!" Tersenyum memanjakan pada Athena, seolah dia sedang membujuk anak kecil. "DIAM!" Athena dan Dave berteriak bersamaan. Membuat Raymond dan Carla yang sedang berusaha tampil baik membeku sesaat. Athena yang sudah mati ketakutan oleh tingkah dan kata-kata Dave, akhirnya kehilangan kendali ketika mendengar ocehan Carla. "Jangan ikut campur!" Raymond yang sangat mengenal perubahan emosi tuannya sudah berkeringat dingin mendengar bentakan itu. Dia menarik wanita aneh itu ke ruang tamu, meninggalkan Athena dan Dave berdua di kamar. Athena menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan emosinya, menyembunyikan ketakutannya. Dia tidak boleh terprovokasi saat ini. Satu-satunya tujuannya belum tercapai, hubungan mereka tidak boleh menjadi lebih buruk. Hanya di bawah perlindungan keluarga Chen, dia bisa lepas dari cengkraman bibi dan paman yang menakutkan itu. "Jika aku mengatakan ...," Saat Athena berusaha menjelaskan situasinya, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia berjalan mengambil ponsel itu dari dalam tas dan mengangkat alisnya setelah melihat nama penelpon. "Nona, apa yang terjadi? Kenapa Anda tidur di kamar itu?" Suara panik Paman Charles terdengar sangat keras, sehingga Dave berdiri tidak jauh darinya juga bisa mendengarnya. "Seseorang mencoba membuat kekacauan! Nona, silakan keluar dan jangan jawab pertanyaan apapun! Saya sudah mengirim sopir untuk menjemput Anda." "Apa yang terjadi?" Athena bertanya lebih panik, namun sebelum berhasil mendapat jawaban, telponnya telah terputus. Kemudian terdengar keributan di depan pintu, mereka berdua saling memandang kebingungan. Dia tidak lagi peduli untuk menjelaskan dirinya pada Dave, gadis itu berjalan cepat menuju pintu. Dia harus segera pergi dari sini, saat Dave lengah dan sebelum orang-orang Presiden Shen mendapat kabar. Namun sebelum mencapai pintu, dia berbalik, "Tuan Chen, ingat untuk memilih kata-kata sebelum bicara. Aku tidak tidur denganmu, kita hanya secara tidak sengaja tertidur di ranjang yang sama tanpa sadar. Itu sangat berbeda!" Akhirnya dia punya kesempatan untuk membalas pria itu! Suara-suara di luar masih mengguncang pikiran Chen Dave, sehingga dia terlambat menyadari perkataan dan kepergian wanita itu. Tunggu! Siapa wanita itu? Dia bahkan tidak menyebutkan namanya padanya?"Kenapa Tuan Muda Chen memeluk wanita itu?" "Awalnya aku pikir dia adalah calon menantu Presiden Shen." "Apa yang kamu bicarakan? Presiden sudah jelas mengatakan itu adalah keponakannya." Para tamu yang hadir terus beribisik dan mendiskusikan identitas Athena, hingga mereka akhirnya sadar. Mereka melihat ada kombinasi yang aneh dalam perjamuan malam ini.Suasana jamuan yang terlihat semarak dengan suara-suara lembut musik sebagai latar dan bisikan kecil dari orang-orang bertahap menjadi hening. Mereka serempak mengalihkan pandangan pada kelompok tempat Athena berdiri.Athena berusaha mengendalikan detak jantungnya dengan melihat langit-langit ballroom yang dihiasi lampu kristal. Di sekeliling ruangan penuh ukiran dan lukisan-lukisan klasik di dindingnya, membawa nostalgia abad ke 19.Sekujur tubuhnya menegang. Dia tau pemilik suara itu tanpa harus melihat orangnya. Pikirannya kacau. Dia bertanya-tanya apa tujuan pria itu sekarang?"Presiden Shen, senang bertemu dengan Anda." Satu tan
Athena dengan tenang mengalihkan pandangannya."Aku tidak mengerti apa yang Tuan Chen bicarakan." jawab Athena.Dia tidak sedang berpura-pura. Otaknya gagal menangkap perkataan pria itu karena kepalanya dipenuhi banyak hal."Apa yang dikatakan sepupu Nona Shen?" Dave memperhatikan wajah bingung wanita itu. Matanya menyipit.Ketika Athena mendengar maksudnya, gadis itu langsung mendongak. "Bagaimana Tuan Chen tau Shen Beihan pernah datang ke sini? Apa kamu juga memata-mataiku?"Ketika matanya menatap wajah dingin pria itu, Athena akhirnya paham. Pria ini mungkin ingin mencari dalang dari insiden keracunan itu. Athena menghela napas lelah."Dia hanya memberitauku tentang kepulangan Presiden Shen." Athena mengatakan sejujurnya.Harapannya untuk menarik pria ini menjadi sekutu telah pupus. Dari awal dia tau, Dave bukanlah orang yang mudah untuk didekati, tapi dia hanya ingin mencoba peruntungan sekali saja.Bahkan sebelum insiden keracunan itu, Athena sudah merasakan dia sedang bergantung
Sesuatu yang tidak bisa langsung dia katakan, tapi instingnya menyuruhnya untuk waspada. Athena diam-diam meremas erat bajunya di balik selimut dan mengalihkan pandangannya dari wanita itu.Di ruangan VVIP berukuran tujuh kali enam meter. Bahkan tirai jendela belum disingkap, semua orang terjebak dalam pikiran mereka masing-masing.Meski jantungnya berdetak kencang, Athena berhasil tetap mempertahankan sikap tenangnya di depan semua orang."Kakak Sepupu, aku ingin istirahat dulu. Apa ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?" Dia sudah tidak ingin lagi berbagi oksigen yang sama dengan orang-orang aneh ini. Setiap kali bernafas, rasanya dadanya seperti ditimpa batu berat.Shen Beihan berdiri tegak. Matanya tak lepas dari Athena dan menatap tajam pada wajah gadis itu. Tapi dia gagal mendapatkan reaksi yang dia inginkan darinya.Wajahnya menghitam. "Kamu terlalu kasar, Adik Sepupu." Pria itu menghembuskan napas dingin."Aku datang ke sini karena mengkhawatirkan dirimu, tapi kamu sepertiny
Tubuhnya membeku. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia bertemu dengan tatapan tegang Charles.Suara-suara di kamar itu berhenti sesaat. Mendatangkan kesunyian yang mencekam. Lampu kamar yang sedikit redup, ditambah bau pahit obat-obatan membuat suasana terasa semakin muram.Suara langkah kaki pelan dan kuat datang dari arah pintu. Mengingatkan orang-orang di ruangan itu untuk bernapas.Athena merasa darah di dadanya mendidih, namun matanya menunjukan sikap defensif yang kuat. "Paman Charles, apa yang dia inginkan? Apakah beritanya tentang keracunanku tersebar?" Suara gadis itu terdengar bergetar dan sangat pelan.Charles tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya dengan lembut. Dan Athena langsung memahami maksudnya.Seorang pria mengenakan jas hitam, diikuti seorang wanita mengenakan blus kuning dan rok pensil hitam masuk tanpa diundang.Pria itu berdiri di kaki ranjang Athena."Selamat pagi," sapanya dengan suara yang lembut dan hangat. Namun kelembutan itu malah membuat bulu ku
Dave tertegun, dia ingin memanggil perawat. Tetapi tubuhnya bertindak lebih cepat daripada pikirannya. Pria itu langsung menaiki ranjang dan menarik Athena ke dalam pelukannya."Tenanglah." Dave berbisik di telinganya.Satu tangan pria itu mendekap erat tubuh ringkih Athena, sedangkan tangan lainnya dengan lembut mengusap punggung gadis itu.Dia tau itu bukan efek racun, tapi gadis itu sedang bermimpi buruk. Meski begitu rasa bersalah tetap kembali menjalar di hati Dave."Kamu akan baik-baik saja. Aku berjanji." Dia terus membujuk Athena dan berbisik di telinganya.Saat merasa ada kehangatan di sekitarnya, Athena langsung meringkuk mendekati Dave. Jemarinya gemetar menggenggam kuat baju Dave, namun napasnya perlahan melembut dan tubuhnya juga berhenti kejang.Malam itu Athena bermimpi kembali tentang kecelakaan ibunya. Dia melihat mobil yang hancur disertai darah pekat yang melumuri badan mobil. Bahkan saat tiba di rumah sakit, dia hampir tidak sanggup melihat jenazah ibunya. Wajah c
Napas ketiga orang itu tertahan dan wajah mereka tampak sangat gugup. Hanya Dave yang melangkah tenang mendekati ranjang Athena. Dia dengan hati-hati mengamati wajah gadis itu, sebelum berbalik pada bawahannya yang berdiri seperti patung."Kalian semua silakan kembali." Setelah memastikan itu hanya erangan biasa, dia tampak lega.Dave merasa mereka terlalu ceroboh hari ini. Mendiskusikan hal yang begitu penting di rumah sakit tanpa memperhatikan situasi.Sebelum mereka semua mencapai ambang pintu, Dave berkata, "Russel, bawa penangkalnya besok."Russel mengangguk ringan. "Baik, Tuan Muda." Dan berjalan pergi.Mereka semua berjalan beriringan ke tempat parkir. Namun tiba-tiba Hugo bertanya, "Kenapa kau begitu bersemangat ketika Tuan Muda ingin menikahi gadis itu? Aku rasa kau tipe laki-laki yang akan tunduk di bawah kaki gadis cantik." Wajahnya penuh sinisme.Raymond mendelik kesal. "Apa urusannya denganmu?" Dia hanya mendukung keputusan tuan mudanya, kenapa Hugo malah mencemoohnya."