Setelah kepergian Athena, barulah dia sadar dan menarik napas dalam-dalam. Keributan di luar juga sudah tidak terdengar lagi. Hotel pasti sudah mengusir para reporter itu.
Melihat kesempatan, wanita itu kembali mencoba peruntungannya untuk menarik perhatian Dave. Dia tidak tau pria ini dengan pasti, tapi yang jelas dia bukan salah satu orang yang diperkenalkan pada Athena semalam. Dia hanya mengikuti perintah dari "orang itu", pria yang menghubunginya secara diam-diam dalam setahun terakhir, namun dia terlalu sedikit mendapat informasi tentang Athena tadi malam. "Tuan Chen, jika Anda butuh bantuan mengenai Adikku, aku bersedia membantu kapan saja," Dia masih tidak lupa memasang wajah menjilat. Dia bisa bersaksi bahwa Athena memang memanjat tempat tidur Dave dan hubungan paman dan keponakan itu akan hancur berantakan! Dave bahkan tidak meliriknya, malah berteriak geram pada Raymond. "Singkirkan!" Raymond melirik Carla yang masih berdiri bodoh. Raymond segera mengerti, berkata pada Carla, "Nona, sepupumu sudah pergi. Silakan keluar!" Tanpa menunggu jawabannya, Raymond menarik paksa wanita itu dan mendorongnya keluar pintu. Carla geram, dia belum berhasil menghancurkan citra Athena di depan pria itu, tapi sudah diusir. "Lepaskan!" bentaknya pada Raymond. "Aku bisa keluar sendiri!" Dia dengan kesal menendang pintu. Carla tidak tau kenapa Athena bertemu dengan Dave, semalam dia hanya mendengar bahwa presiden sepertinya ingin menikahkan keponakannya dengan orang pilihannya. Tugas Carla hanya harus menghancurkan perjodohan itu. Untungnya dia punya kesempatan membubuhi minuman gadis itu. Carla menekan alisnya. "Bukankah tugasku sudah berhasil? Dia pasti tidak akan bisa menikah dengan pria pilihan Pamannya!" Carla mencibir bangga. Kesempatannya untuk mendapatkan setengah harta keluarga Gerber sudah semakin dekat. Raymond tersenyum miring, tidak mempedulikan perubahannya sikap yang terlalu mencolok. Bagaimanapun dia sudah terlalu sering menangani manusia sejenis ini, lalu menutup pintu dengan tenang. "Cari tau detailnya!" Dave memelototi asistennya. Kejadian pagi ini terlalu absurd. Tidak peduli seberapa banyak wanita yang mencoba memanjat ranjangnya, mereka tidak pernah berhasil. Karena mereka sudah ditemukan orang-orangnya terlebih dulu. Baru kali ini ada yang lolos dari pengawasan. Raymond menyadari kemarahan bosnya itu. Bukan hanya wanita yang masuk, bahkan wanita dengan kecantikan mematikan itu berhasil tidur semalaman dengan bosnya tanpa ada yang menyadari. Tiba-tiba matanya menatap Dave dengan pandangan penuh selidik. Apakah mereka memang "melakukan itu"? Kemudian cepat-cepat menunduk. "Cari tau pergerakan mereka, jangan sampai ada yang tertinggal!" Dave tidak bisa tidak mencurigai asal gadis itu. Bagaimana dia bisa masuk ke kamarnya dengan begitu mudah. Kemanan hotel ini sangat ketat. Raymond memikirkan kata-kata gadis itu sebelum pergi dan terlihat ragu-ragu. "Katakan! Jangan membuang-buang waktu!" Kerutan di atas alisnya semakin dalam. Dave berdiri kaku dengan rahang mengeras. "Tuan, sepertinya ada sesuatu yang aneh mengenai gadis itu." Raymond menarik napas, mengatur sikap profesional. "Sebelum dia pergi, kata-katanya tidak seperti dia senang karna berhasil tidur denganmu." Meski otaknya dipenuhi tanda tanya, Raymond tetap bersikap serius. Akhirnya Dave kembali mengingat kata-kata itu. "Dia tidak senang tidur denganku?" Dia tertawa tak percaya. Namun tawanya terhenti. Ketika melihat sikap serius Raymond dia bertanya, "Maksudmu, tujuan gadis itu bukan untuk tidur denganku? Kau berpikir dia tidak dikirim oleh salah satu dari mereka?" Dia menatap tajam ke arah kamar tidur dan berpikir keras. "Itu hanya pendapat saya sekilas, tapi sepupunya berkata hal lain." Dia melirik Dave hati-hati. Takut penilaiannya terlihat sembrono. Jika para musuhnya mempunyai gadis secantik itu, daripada mengirimnya ke ranjang bosnya, Raymond bisa bertaruh mereka pasti akan mengunci gadis itu agar tidak bisa dilihat siapapun, mengingat karakter mereka selama ini. "Cari tau tentangnya dan semua latar belakang keluarganya!" Tidak ada yang boleh lolos begitu saja setelah berhasil memasuki kamarnya. Semua tidak terlihat sesederhana itu. Posisinya sebagai pewaris sah keluarga Chen bisa hancur jika gadis itu dikirim musuhnya. Keluarga itu sangat konservativ, jika laki-laki tua itu tau, kakeknya tidak mentolerir kesalahan seperti ini. "Satu lagi, jangan sampai kejadian ini sampai ke telingan Valerie!" Dia tidak ingin mendengar keributannya. Athena keluar dari lift setelah berhasil meninggalkan kerumunan reporter. Dia berjalan menuju tempat parkir bawah tanah dan langsung menemukan mobil yang dikirim untuknya. "Nona, Direktur Charles sedang ada urusan mendadak, beliau meminta saya untuk menemani Nona terlebih dulu." Sopir itu dengan hati-hati melirik melalui spion. "Ke tempat Ayahku, jangan bertemu Paman dulu." Athena mendesah lelah. Bagaimana dia bisa pulang ke rumah keluarga ibunya setelah melihat sikap pamannya semalam. Dia masih tidak ingin menemui paman menakutkan itu. Gadis itu mengangkat kepalanya bertanya, "Apa yang begitu mendesak?" Tidak peduli seberapa genting situasinya, biasa Charles tidak akan mengingkari janjinya padanya. Apalagi telah terjadi keributan semacam itu padanya pagi ini. Sopir itu tidak berani menjawab lebih jauh. Tiba-tiba Athena merasa firasat aneh. Jantungnya berdebar kencang. "Apa Paman Charles menemukan petunjuk tentang Ibuku?" Matanya berkilat tajam, penuh antisipasi, kemarahan dan kebencian mendalam. "Direktur Charles baru mengetahui tengah malam tadi bahwa, pada malam kejadian tidak ada longsor di dekat Vila Chadam. Tetapi pada malam kecelakan itu, Nyonya menelpon sekretarisnya, mengatakan akan mengambil jalan memutar karna ada longsor di area Vila Chadam." Tidak ada longsor? Jantung Athena berdebar kencang. Kecurigaanya menjadi kenyataan. Ternyata ibunya telah masuk skema musuh. Kebencian dan dendam bergemuruh di dadanya, untuk lawan yang belum diketahui. Kejadian itu baru terjadi enam bulan yang lalu dan mendengarnya sekarang masih terlalu menyakitkan bagi Athena. Sopir itu telah bekerja lebih dari dua puluh tahun untuk keluarga Gerber. Dia menyaksikan Athena tumbuh dengan bahagia, hingga melihatnya hancur dalam enam bulan terakhir. Kematian mendadak ibunya, hingga hilangnya ayah dan saudara satu-satunya terjadi silih berganti, memaksa gadis yang baru dewasa itu menerima berbagai macam agenda jahat orang lain. Athena melihat ke jalanan dengan tatapan kosong. Tidak mudah untuk mengetahui penyebab kematian ibunya meski sudah enam bulan berlalu. Bahkan posisi pamannya yang seorang presidenpun mengalami banyak kebuntuan saat mendalami kasus ini. Athena mengepal tangannya. "Sepertinya bukan pekerjaan satu orang, terlalu banyak yang terlibat." gumamnya pelan, namun sopir masih bisa mendengar suara gadis itu. Mengingat wajah tersenyum ibunya sebelum perpisahan terakhir mereka, Athena menahan air matanya agar tidak jatuh. "Paman Mo, menurutmu apakah Presiden Shen benar-benar tidak terlibat?" Dia meminta pendapat, tapi tidak menginginkan jawaban. Sopir itu melirik Athena melalui spion. "Paman Mo, Ayahku sangat percaya Paman tidak akan membunuh Adiknya sendiri meski mereka sering berlawanan." Itulah yang dikatakan Ayahnya seminggu sebelum terjadi insiden kebakaran di kapal pesiar itu. Ayah dan saudaranya bersikeras menentangnya untuk ikut dalam pesta di kapal pesiar itu, malah meninggalkannya dengan segunung berkas yang berisi rahasia-rahasia menakutkan di Negara Avoland, serta menyuruhnya untuk kembali ke Avoland, apapun yang terjadi. Mereka pasti sudah menebak akan terjadi insiden besar di sana, tapi masih tetap pergi! Athena merasakan perasaan masam dan kecewa saat bersamaan. Apakah mereka sengaja meninggalkannya sendirian di dunia ini? "Nona, perkataan Tuan pastilah benar. Tidak peduli seberapa besar mereka berselisih, mereka bukan musuh. Presiden dan Nyonya hanya memiliki pandangan yang sangat berbeda." "Musuh atau bukan, hanya Tuhan yang tau. Tapi saat ini aku tidak bisa mempercayainya seperti kata Ayah." Athena mendesah putus asa dan memejamkan matanya sebentar. "Itu yang terbaik. Nona, tidak boleh mempercayai orang terlalu membabi buta. Tapi saya yakin Presiden Shen tidak akan berani berani mebuat kekacauan terlalu banyak. Kindo Group adalah tulang punggungnya." Sepanjang sisa perjalanan, Athena terdiam dan menatap jalanan yang ramai—jalan yang ibunya lewati sebelum kecelakaan tragis itu. Bagaimana Athena bisa percaya membabi buta pada pamannya setelah apa yang dilihatnya semalam. Orang itu jelas berusaha menjodohkannya dengan orang-orangnya sendiri, untuk mencengkram kepalanya. Kalau bukan karena tindakan laki-laki tua itu, dia tidak mungkin mengarahkan pandangannya pada keluarga Chen semalam dan terburu-buru meminta Charles menemukan kunci kamar Dave. Tujuannya adalah membuat kesepakatan, bukan tidur dengannya! Hanya karna keadaan mendesak, dia harus menggunakan cara yang agak ekstrem. Begitu sampai di mansion tua itu, Athena merasa ada yang aneh dengan ekspresi para pelayan. Tatapan takut dan keheningan yang mencekam, membuat Athena mengerutkan kening, namun dia tidak bertanya dan langsung masuk.Apa yang baru saja dia dengar? Pernikahan? Dave kembali menarik kertas itu dan menatap tajam pada informasi umurnya. Dia tidak salah membaca. Jelas dia baru berusia delapan belas tahun sepuluh hari yang lalu! Apa dia hampir saja terlibat dengan anak di bawah umur jika ulang tahunnya dimundurkan sedikit, bukan? Tuhan tau itu bukan salahnya! Mengontrol suaranya selembut mungkin, Dave bertanya, "Nona Shen, apakah ujiannya sudah selesai? Kampus mana yang akan kamu datangi setelah ini?" Dia tidak mungkin mencekik gadis gila ini. Lebih baik mengalihkan pembicaraan dan mengingatkan dia akan umurnya. Sebagai seorang yang lebih tua, dia hanya bisa terus berpura-pura lembut dan mengalah sebentar saat berurusan dengan anak kecil ini. Athena bingung mendengar pertanyaannya, kemudian barulah dia menyadari sindirannya dan tertawa marah di dalam hatinya. Laki-laki ini sungguh kejam! Daripada menolaknya langsung, dia malah mengejek umurnya, membuatnya terlihat lebih memalukan. Athena m
Di dalam restoran bergaya China, Athena melihat Dave duduk di ruang VIP, menunggunya dengan wajah kaku. Hari ini Athena datang dengan gaun pink lembut menutupinya dari atas hingga ujung kaki. Hanya tonjolan di dada dan pinggul belakang yang bisa menunjukan bagaimana menggodanya tubuh muda itu. Bahkan Dave hampir terbodohi oleh penampilannya, ketika melihat lekuk tubuhnya dan pinggangnya yang tampak sangat rapuh. "Nona, apakah sudah lelah bermain petak umpet denganku?" sindirnya. Dia hampir tersihir oleh penampilannya, namun tidak melupakan betapa kesalnya dia tiga hari ini. Kabur dari kejaran Dave selama tiga hari sambil menyiapkan dirinya, Athena tetap harus menghadapi pria itu. Dia bisa melihat kemarahan di wajahnya. Dia pasti sangat kesal karena tidak bisa mendapatkan satupun informasi tentang dirinya. Dia menatap wajah itu dan hampir tertawa. Namun tawa itu gagal keluar setelah menatap mata itu kembali. Mata yang sudah dikenalnya hampir tiga tahun ini, mata yang memasuk
"Nona, mereka memaksa masuk dan tinggal di rumah utama." Pelayan yang berjalan di samping Athena berbisik pelan. Athena tidak perlu bertanya siapa orang itu, sudah pasti mereka adalah rombongan badut itu. Athena memasuki mansion tua bergaya eropa itu dengan tenang. Di atas sofa, seorang wanita duduk dengan gaya arogan. "Athena, kamu dari mana saja?" Suara wanita itu kembali terdengar setelah hanya seminggu bebas dari telinga Athena. "Kamu sudah kembali ke sini, tapi tidak tinggal di tempat Ayahmu." Perkataannya seolah-olah menyalahkannya. Berdiri dua langkah di depan Lora, Athena bertanya. "Apa yang Bibi lakukan di sini?" Athena malah bertanya balik. "Apa yang aku lakukan?" Wanita itu terlihat bingung dengan pertanyaannya. Hatinya marah, karena dia tidak bisa mengendalikan gadis ini di tangannya, sekarang tugasnya bertambah. Dia disuruh mengikuti gadis ini ke Avoland. Demi setengah harta Gerber, dia hanya bisa menelan keluhannya. Lora mengangkat tangannya ke dadanya, ter
Setelah kepergian Athena, barulah dia sadar dan menarik napas dalam-dalam. Keributan di luar juga sudah tidak terdengar lagi. Hotel pasti sudah mengusir para reporter itu. Melihat kesempatan, wanita itu kembali mencoba peruntungannya untuk menarik perhatian Dave. Dia tidak tau pria ini dengan pasti, tapi yang jelas dia bukan salah satu orang yang diperkenalkan pada Athena semalam. Dia hanya mengikuti perintah dari "orang itu", pria yang menghubunginya secara diam-diam dalam setahun terakhir, namun dia terlalu sedikit mendapat informasi tentang Athena tadi malam. "Tuan Chen, jika Anda butuh bantuan mengenai Adikku, aku bersedia membantu kapan saja," Dia masih tidak lupa memasang wajah menjilat. Dia bisa bersaksi bahwa Athena memang memanjat tempat tidur Dave dan hubungan paman dan keponakan itu akan hancur berantakan! Dave bahkan tidak meliriknya, malah berteriak geram pada Raymond. "Singkirkan!" Raymond melirik Carla yang masih berdiri bodoh. Raymond segera mengerti, berkat
Mereka memandang dua orang yang berjalan masuk dari ruang tamu dengan kaku. Athena tersentak kaget. Sementara Dave bereaksi cepat dengan mengambil remote untuk menyalakan lampu. Carla? Dia bertanya-tanya. Apa yang dilakukan sepupunya itu di sini? Bagaimana Carla bisa tau dia ada di kamar ini? Kenapa dia di Avoland? Wanita itu menatap Athena penuh kebencian. Di matanya, jelas membara api cemburu setiap kali menatap Athena. Namun ketika bicara dia tetap berpura-pura lembut berkata, "Tuan Chen, Adikku sudah lama mengagumi Anda, bagaimanapun dia masih terlalu muda. Mungkin karena kurangnya kesadaran diri dan semangat mudanya, dia tidak bisa menahan diri untuk memasuki kamar Anda." Mengagumi? Athena mendengus. Bagaimana Carla bisa tau dia mengagumi Dave? Apakah wanita bodoh ini tau identitas Dave? Tidak mungkin! Orang seperti Carla bahkan tidak punya kesempatan untuk melihatnya sebelumnya, apalagi mengenalnya. Dia hanya mencoba membuatnya terlihat buruk. Athena tertawa menge
Di dalam sebuah kafe mewah bergaya Eropa kuno, di sudut kafe empat orang duduk dalam situasi mencekam. "Aku memang suka merawat anak-anak, sambil membuat anak bersama." Laki-laki tua bertubuh gempal itu tertawa mesum memindai tubuh Athena tanpa rasa malu. Dengan wajah yang terlalu cantik, kulit seputih susu, ditambah lekukan tubuh yang memikat, Athena saat ini menjadi mangsa yang paling menggiurkan di depan predator seks. Baru enam bulan yang lalu ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil misterius. Kemudian ayah serta saudaranya menghilang dalam ledakan di kapal pesiar lima bulan setelahnya. Keluarga Barra—tunangannya memaksa memutuskan hubungan. Kini dia harus menyelidiki tragedi misterius ini sendirian, sambil menahan pelecehan oleh pria yang ditawarkan bibinya sebagai pengganti Barra padanya. Solusinya hanya satu, mencari pernikahan yang setara. PERNIKAHAN KONTRAK! Matanya tak lepas dari tubuh Athena. "Semakin muda tentu semakin enak. " Dia menjilat bibirnya seakan sia