"Nona, mereka memaksa masuk dan tinggal di rumah utama." Pelayan yang berjalan di samping Athena berbisik pelan.
Athena tidak perlu bertanya siapa orang itu, sudah pasti mereka adalah rombongan badut itu. Athena memasuki mansion tua bergaya eropa itu dengan langkah keras, seakan menyatakan perang. Saat pintu di buka, Athena melihat seorang wanita paruh baya duduk di atas sofa dengan gaya arogan. Dia kenaikan satu alisnya. "Athena, kamu dari mana saja?" Suara wanita itu kembali terdengar setelah hanya seminggu bebas dari telinganya. "Kamu sudah kembali ke sini, tapi tidak tinggal di tempat Ayahmu." Perkataannya seolah-olah menyalahkannya. Athena melangkah, berdiri dua langkah di depan Lora. "Apa yang Bibi lakukan di sini?" Athena malah bertanya balik. "Apa yang aku lakukan?" Wanita itu terlihat bingung dengan pertanyaannya. Hatinya marah, karena dia tidak bisa mengendalikan gadis ini di tangannya, sekarang tugasnya bertambah. Dia disuruh mengikuti gadis ini ke Avoland. Demi setengah harta Gerber, dia hanya bisa menelan keluhannya. Lora mengangkat tangannya ke dadanya, tersenyum lemah. "Apa lagi yang bisa Bibi lakukan." Dia berpura-pura mendesah sedih. "Bibi terpaksa datang ke sini untuk menjagamu, bagaimanapun kamu belum dewasa, Bibi khawatir kamu akan ditindas." "Bibi bisa datang ke negara ini apapun alasannya, tidak perlu menyeretku." Bahkan anjing di jalan pun tidak akan percaya dia akan mengkhawatirkannya ditindas orang dengan melihat keserakahan yang tertulis jelas di wajahnya. "Silakan keluar dari rumahku." Athena sudah terlalu lelah dengan insiden pagi ini. Dia tidak ingin berdebat bodoh dengan wanita ini. "APA?" Terkejut dengan pengusiran langsungnya, dia berteriak keras. "Aku adalah walimu! Dan rumah ini juga rumahku! Aku saudara Ayahmu!" Dia berdiri dan berkacak pinggang menantang Athena. Athena tau betul dia tidak akan bisa berpura-pura lembut terlalu lama. Emosinya sangat mudah dipermainkan. "Bibi mari aku ingatkan!" Gadis itu tersenyum lembut, namun kata-kata berikutnya sangat tajam. "Aku tidak butuh kamu menjadi waliku. Di sini, di negara ini, jika aku butuh seorang wali, Presiden Shen sendiri yang akan menduduki tempat itu. Dia adalah Paman kandungku." Tidak peduli seberapa waspada dia terhadap pamannya, mereka berbagi darah murni. Itu jauh lebih baik daripada wanita antah berantah ini yang hanya anak gundik kakeknya. "Dan satu lagi." Dia menatap langsung ke mata wanita itu berkata, "Rumah ini adalah rumah Ayahku, peninggalan Nenekku. Bukan rumahmu atau rumah Gerber." Athena melihat ponselnya yang berdering dan berjalan ke kamarnya. Sebelum pergi dia berkata, "Nenekku dan Ibumu bukanlah orang yang sama, harap Bibi tidak terlalu sering melupakannya!" Meninggalkan Lora dengan wajah yang memerah, urat-urat di lehernya menegang, lalu wajahnya berubah pucat setelah dua kalimat terakhirnya. Athena melangkah menaiki tangga berjalan menuju kamar tidurnya. Di dalam kamar, gadis terlihat serius berbicara di ponselnya. "Aku akan mengaku sendiri, jangan biarkan dia menemukan apapun tentangku terlebih dulu!" Kemudian mengancam si pelepon. "Kamu telah mengambil uangnya, kamu harus menyingkir untuk sementara waktu!" Langsung memutus panggilan itu. Dia sudah menduga Dave pasti akan menyelidikinya, tapi tidak baik jika dia tau terlebih dulu. Dave tidak ada dalam rencananya, tapi karena situasi semalam dia harus terlibat dengan pria itu. Menekan nomor telpon lain dan berkata singkat. "Tolong beritau Paman Charles besok aku ingin bertemu dengannya." Dia tidak yakin apakah bisa bertemu Charles besok. Jadwal pria paruh baya itu sangat padat setelah rentetan insiden yang menimpa keluarganya. Setelah selesai mandi dan menghabiskan sarapan di kamarnya, Athena mendengar ketukan mendesak di pintu. "Nona, mereka ingin membuat keributan lagi." Suara wanita itu terdengar ketakutan, dia bahkan tidak menunggu sampai Athena memberi izin untuk membiarkannya masuk. "Nona, maafkan aku telalu lancang." Wanita itu merasakan tatapan tidak bersahabat dari Athena dan buru-buru menundukkan kepalanya. "Katakan!" Athena telah berganti pakaian dengan gaun hijau lembut sebetis dengan potongan pinggang yang ketat. Kecantikannya sangat menakjubkan dengan dada besar dan lekuk pinggul indah, namun kecantikan ini juga memberi aura kesombongan yang membuat orang tidak nyaman. "Apa kamu tidak akan bicara lagi?" Athena menegur gadis itu yang menatap takjub padanya seperti orang bodoh. "Matamu bisa memperpendek umurmu." tegur Athena. Dia tidak suka cara yang selalu digunakan gadis itu ketika memandangnya. Sedikit rasa kagum, namun lebih jelas terlihat kecemburuan di mata itu. Melihat pelayan yang baru masuk itu masih menatap Athena. "Apa yang kau lakukan di sini?" Terdengar bentakan dari belakang Athena, itu adalah suara Lisa—pelayan kepercayaanya. "Aku baru saja mendengar Carla membicarakan tentang Nona." Dia menarik napas dalam-dalam berkata, "Dia mengatakan pada Lora Nona telah tidur dengan Tuan Chen. Sekarang Lora memaksa ingin masuk ke rumah ini dan menanyai Nona." Menanyainya? Sebagai apa? Apakah bibi menjijikan ini memutuskan untuk benar-benar bertindak sebagai walinya? Benar-benar badut bodoh! Athena menutup matanya dan menahan kemarahannya. "Katakan padanya, jika dia bicara sepatah kata lagi tentang urusanku dan Tuan Chen, mungkin besok lidah mereka tidak akan bisa digunakan lagi!" Setelah mengatur emosinya, Athena membuka matanya dan menatap langsung ke dalam mata pelayan itu. Mata itu memancarkan kilatan lembut, menyembunyikan kekejaman dari kata-katanya. Pelayan itu tiba-tiba membayangkan lidah mereka disayat dengan pisau dan darah berceceran, membuat keringat dingin mengalir di punggungnya. Dia menggigil ketakutan. "Aku... aku akan mengatakan pada mereka." Dia berlari kencang meninggalkan kamar Athena seperti dikejar hantu. "Apa yang harus kita lakukan tentangnya?" Lisa tampak gelisah di depan Athena. Mereka semua sungguh aneh. Keterlibatan Carla pagi ini, hingga Lora yang memaksa masuk ke rumah utama masih membuat Athena merasa tidak nyaman. Jelas segala sesuatunya tidaklah sederhana di sini. Dimulai kecelakaan ibunya, kebakaran di kapal, hingga Carla yang mengetahui keberadaanya semalam jelas ada yang lebih mencurigakan. Athena menekan dahinya. "Biarkan saja dulu! Jangan kendurkan pengawasan terhadap mereka!" Saat ini dia hanya ingin tidur dan melupakan sejenak kekacauan ini. Setelah melalui dua hari penuh ketegangan, akhirnya Athena bisa bertemu Charles. Mereka sepakat untuk bertemu di dekat gedung Kindo Group. Di dalam kafe yang sepi, Athena duduk tenang sambil menunggu Charles bicara. "Nona, pergerakan kita harus tenang. Jangan sampai mengejutkan ular itu." Charles menyerah beberapa berkas pada Athena. Bukti-bukti kecelakaan hingga keterangan saksi ada di sana, namun yang paling mencolok adalah laporan tentang proyek di luar negri dua tahun yang lalu. Athena mengernyit. Dia tidak terlalu mengerti, tapi dia jelas memahami secara sepintas. "Baiklah, Paman." Menutup laporan itu dengan tenang seolah itu bukan apa-apa, tapi jantung saat ini terasa seperti diremas kuat. Mungkin proyek itulah yang menjadi titik balik kasus ini, mungkin itu juga ulah orang yang menangani proyek itu. "Nona, mengenai Tuan Chen. Apa yang terjadi?" Dia tidak sanggup melihat perubahan halus di wajah gadis itu dan langsung mengalihkan pembicaraan. Mendengar nama pria itu, Athena merasa badannya seperti tersengat listrik, namun wajahnya merah padam, menahan rasa malu, dia menggigit bibirnya. "Itu tidak seperti rencana kita malam itu." Karena niat Presiden Shen sangat jelas, Athena malam itu dengan tergesa-gesa membuat rencana dengan Charles. Dari semua orang yang hadir di perjamuan, mereka menyadari hanya sedikit keluarga yang tidak terlalu dekat dengan pamannya, keluarga Chen salah satu di antara sedikit orang itu. Setelah mempertimbangkan kekuatan dan kekuasaan keluarga Chen, mereka sepakat untuk mengalihkan targetnya pada Dave. "Nona, situasinya sangat rumit. Beberapa hal tidak akan baik jika terlibat." Charles ragu-ragu menatap wajah gadis itu. Apakah perubahan situasi yang terlalu mendadak terkait dengan perasaan pribadinya? Bagaimanapun dia telah mengamati gadis ini dari kecil dan sering mengetahui rahasia kecilnya. Atau itu murni kecelakaan? "Paman Charles." Athena jelas menahan keluhan dalam suaranya. "Aku tidak tau, tapi malam itu aku tiba-tiba mengantuk dan tertidur di sana." Kemudian dia menceritakan tentang Carla dan kedatangan Lora di negara ini. Charles terlihat berpikir keras. "Mereka pasti tidak sendirian." Dia sudah mempelajari tentang keluarga Chen dan dua hari ini. Meski Dave adalah orang yang berbahaya, tapi dia pilihan yang tepat melihat situasi Athena sekarang. "Kita lanjutkan saja dengan Tuan Chen." Dia mengeluarkan map lain dan menyerahkan pada Athena. Gadis itu butuh perlindungan Chen Dave. "Temui Tuan Chen! Kamu membutuhkan ini." Charles berdiri sambil tersenyum penuh arti. Athena terlihat ragu dan putus asa ketika mendengar perkataan Charles. Dia teringat kejadian pagi itu, lehernya masih bisa merasakan sentuhan dingin Dave di kulitnya. Gadis itu membaca isinya sambil mengernyitkan dahinya, kebingungan tergambar jelas di matanya. Kenapa dia harus membutuhkan ini?"Kenapa Tuan Muda Chen memeluk wanita itu?" "Awalnya aku pikir dia adalah calon menantu Presiden Shen." "Apa yang kamu bicarakan? Presiden sudah jelas mengatakan itu adalah keponakannya." Para tamu yang hadir terus beribisik dan mendiskusikan identitas Athena, hingga mereka akhirnya sadar. Mereka melihat ada kombinasi yang aneh dalam perjamuan malam ini.Suasana jamuan yang terlihat semarak dengan suara-suara lembut musik sebagai latar dan bisikan kecil dari orang-orang bertahap menjadi hening. Mereka serempak mengalihkan pandangan pada kelompok tempat Athena berdiri.Athena berusaha mengendalikan detak jantungnya dengan melihat langit-langit ballroom yang dihiasi lampu kristal. Di sekeliling ruangan penuh ukiran dan lukisan-lukisan klasik di dindingnya, membawa nostalgia abad ke 19.Sekujur tubuhnya menegang. Dia tau pemilik suara itu tanpa harus melihat orangnya. Pikirannya kacau. Dia bertanya-tanya apa tujuan pria itu sekarang?"Presiden Shen, senang bertemu dengan Anda." Satu tan
Athena dengan tenang mengalihkan pandangannya."Aku tidak mengerti apa yang Tuan Chen bicarakan." jawab Athena.Dia tidak sedang berpura-pura. Otaknya gagal menangkap perkataan pria itu karena kepalanya dipenuhi banyak hal."Apa yang dikatakan sepupu Nona Shen?" Dave memperhatikan wajah bingung wanita itu. Matanya menyipit.Ketika Athena mendengar maksudnya, gadis itu langsung mendongak. "Bagaimana Tuan Chen tau Shen Beihan pernah datang ke sini? Apa kamu juga memata-mataiku?"Ketika matanya menatap wajah dingin pria itu, Athena akhirnya paham. Pria ini mungkin ingin mencari dalang dari insiden keracunan itu. Athena menghela napas lelah."Dia hanya memberitauku tentang kepulangan Presiden Shen." Athena mengatakan sejujurnya.Harapannya untuk menarik pria ini menjadi sekutu telah pupus. Dari awal dia tau, Dave bukanlah orang yang mudah untuk didekati, tapi dia hanya ingin mencoba peruntungan sekali saja.Bahkan sebelum insiden keracunan itu, Athena sudah merasakan dia sedang bergantung
Sesuatu yang tidak bisa langsung dia katakan, tapi instingnya menyuruhnya untuk waspada. Athena diam-diam meremas erat bajunya di balik selimut dan mengalihkan pandangannya dari wanita itu.Di ruangan VVIP berukuran tujuh kali enam meter. Bahkan tirai jendela belum disingkap, semua orang terjebak dalam pikiran mereka masing-masing.Meski jantungnya berdetak kencang, Athena berhasil tetap mempertahankan sikap tenangnya di depan semua orang."Kakak Sepupu, aku ingin istirahat dulu. Apa ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?" Dia sudah tidak ingin lagi berbagi oksigen yang sama dengan orang-orang aneh ini. Setiap kali bernafas, rasanya dadanya seperti ditimpa batu berat.Shen Beihan berdiri tegak. Matanya tak lepas dari Athena dan menatap tajam pada wajah gadis itu. Tapi dia gagal mendapatkan reaksi yang dia inginkan darinya.Wajahnya menghitam. "Kamu terlalu kasar, Adik Sepupu." Pria itu menghembuskan napas dingin."Aku datang ke sini karena mengkhawatirkan dirimu, tapi kamu sepertiny
Tubuhnya membeku. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia bertemu dengan tatapan tegang Charles.Suara-suara di kamar itu berhenti sesaat. Mendatangkan kesunyian yang mencekam. Lampu kamar yang sedikit redup, ditambah bau pahit obat-obatan membuat suasana terasa semakin muram.Suara langkah kaki pelan dan kuat datang dari arah pintu. Mengingatkan orang-orang di ruangan itu untuk bernapas.Athena merasa darah di dadanya mendidih, namun matanya menunjukan sikap defensif yang kuat. "Paman Charles, apa yang dia inginkan? Apakah beritanya tentang keracunanku tersebar?" Suara gadis itu terdengar bergetar dan sangat pelan.Charles tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya dengan lembut. Dan Athena langsung memahami maksudnya.Seorang pria mengenakan jas hitam, diikuti seorang wanita mengenakan blus kuning dan rok pensil hitam masuk tanpa diundang.Pria itu berdiri di kaki ranjang Athena."Selamat pagi," sapanya dengan suara yang lembut dan hangat. Namun kelembutan itu malah membuat bulu ku
Dave tertegun, dia ingin memanggil perawat. Tetapi tubuhnya bertindak lebih cepat daripada pikirannya. Pria itu langsung menaiki ranjang dan menarik Athena ke dalam pelukannya."Tenanglah." Dave berbisik di telinganya.Satu tangan pria itu mendekap erat tubuh ringkih Athena, sedangkan tangan lainnya dengan lembut mengusap punggung gadis itu.Dia tau itu bukan efek racun, tapi gadis itu sedang bermimpi buruk. Meski begitu rasa bersalah tetap kembali menjalar di hati Dave."Kamu akan baik-baik saja. Aku berjanji." Dia terus membujuk Athena dan berbisik di telinganya.Saat merasa ada kehangatan di sekitarnya, Athena langsung meringkuk mendekati Dave. Jemarinya gemetar menggenggam kuat baju Dave, namun napasnya perlahan melembut dan tubuhnya juga berhenti kejang.Malam itu Athena bermimpi kembali tentang kecelakaan ibunya. Dia melihat mobil yang hancur disertai darah pekat yang melumuri badan mobil. Bahkan saat tiba di rumah sakit, dia hampir tidak sanggup melihat jenazah ibunya. Wajah c
Napas ketiga orang itu tertahan dan wajah mereka tampak sangat gugup. Hanya Dave yang melangkah tenang mendekati ranjang Athena. Dia dengan hati-hati mengamati wajah gadis itu, sebelum berbalik pada bawahannya yang berdiri seperti patung."Kalian semua silakan kembali." Setelah memastikan itu hanya erangan biasa, dia tampak lega.Dave merasa mereka terlalu ceroboh hari ini. Mendiskusikan hal yang begitu penting di rumah sakit tanpa memperhatikan situasi.Sebelum mereka semua mencapai ambang pintu, Dave berkata, "Russel, bawa penangkalnya besok."Russel mengangguk ringan. "Baik, Tuan Muda." Dan berjalan pergi.Mereka semua berjalan beriringan ke tempat parkir. Namun tiba-tiba Hugo bertanya, "Kenapa kau begitu bersemangat ketika Tuan Muda ingin menikahi gadis itu? Aku rasa kau tipe laki-laki yang akan tunduk di bawah kaki gadis cantik." Wajahnya penuh sinisme.Raymond mendelik kesal. "Apa urusannya denganmu?" Dia hanya mendukung keputusan tuan mudanya, kenapa Hugo malah mencemoohnya."