Home / Rumah Tangga / Ranjang Pengantin Yang Ternoda / Kejahatan Kiki Terbongkar

Share

Kejahatan Kiki Terbongkar

Author: Yulistriani
last update Last Updated: 2023-03-02 07:55:33

 

Setelah merasa aman, Kiki setengah berlari masuk ke dalam villa untuk menemui Salsa. Wanita yang saat itu sedang mencuci piring terkejut melihat kedatangan Kiki yang tiba-tiba. 

 

"Salsa...," sapa Kiki, lelaki itu sudah berdiri tepat di belakang kakak iparnya.

 

Sontak Salsa menoleh kala mendengar suara Kiki, raut ketakutan nampak jelas dari wajah Salsa. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya untuk menghindar dari adik ipar. 

 

"Ngapain kamu masuk kesini, keman Mas Ikbal?" tanya Salsa dengan tangan gemetar.

 

"Dia pergi sebentar. Gak disangka ternyata dia kasih kesempatan buat kita bisa berdua-duaan," jawab Kiki dengan senyum menyeringai, lelaki yang dulu sangat pemalu itu kini berubah bak singa liar saat hatinya hancur tak menerima takdir.

 

Mendengar jawaban Kiki, jantung Salsa berdegup kencang. Ia benar-benar merasa takut hanya berduaan dengan Kiki. Di matanya, Kiki adalah pria yang sangat jahat. 

 

"Keluar! Aku mohon ... jangan sakiti aku lagi, jangan buat hidupku menderita lagi," pinta wanita itu sambil terisak.

 

Rasa takut dan bayang-bayang buruk di kepala membuat air matanya meluruh. Salsa khawatir Kiki berbuat macam-macam lagi padanya seperti tempo hari. 

 

"Jangan nangis, Sa. Aku gak kuat ngeliat kamu nangis."

 

Kiki mengayunkan langkahkan untuk mendekati Salsa. Lelaki itu menatap butiran bening yang mengalir dari mata lentik Kakak iparnya. Tanpa ragu, tangan Kiki bergerak hendak menyekanya. 

 

"Jangan!" Salsa menghalau penuh rasa takut. 

 

"Sa, apa aku sejahat itu sampai membuat kamu takut?" tanya Kiki tanpa rasa bersalah. 

 

Mendengar ucapan adik iparnya yang sok perhatian, justru membuat Salsa semakin murka. Wanita itu menatap nyalang Kiki dengan amarah yang membuncah.

 

Bagaimana mungkin Kiki melarang dirinya tak boleh menangis? Sedangkan lelaki itu yang sengaja membuat luka menganga di hatinya.

 

Entah, ke mana akal sehat Kiki yang tanpa sesal telah menghancurkan masa depannya, tetapi di lain sisi sok peduli padanya.

 

Sampai kapanpun Salsa tak akan memaafkan Kiki yang sudah merenggut mahkota yang bukan miliknya. Sehingga, kebohongan demi kebohongan terpaksa menghiasi rumah tangga Salsa. 

 

"Jangan sok perduli! Kamu yang menghancurkan hidupku, kamu yang membuat aku setiap hari harus menangis," jawab Salsa ketus.

 

Bibirnya bergetar lantaran amarah yang ditahan. Air matanya tak lagi bisa di bendung, butiran cair itu terus berjatuhan membanjiri pipi.

 

"Sa, kamu benar-benar berpikir Bang Ikbal orang sebaik itu? Kamu salah, kamu belum kenal dia," ujar Kiki dengan dada bergemuruh. 

 

Mendengar kalimat yang dilontarkan adik iparnya, lantas membuat Salsa semakin geram. 

 

"Gak perlu menjelekkan suami saya. Mau seburuk apapun dia, bahkan tak secuilpun sebanding dengan kejahatan kamu," kecam Salsa dengan nada sedikit berteriak. 

 

Melihat Salsa menangis histeris membuat Kiki semakin mendekatinya. Tanpa merasa salah lelaki itu berusaha merengkuh ke pelukannya.

 

Maksud hati ingin menenangkan kakak iparnya. Namun, lelaki itu lupa bahwa Salsa tak akan pernah tenang berada di pelukannya. Sebab, tubuhnya bukanlah hak Kiki.

 

"Lepasin aku! Dasar lelaki brengsek!" Salsa berontak, ia tak ingin disentuh sedikitpun oleh Kiki. 

 

"Sa, maafin aku udah bikin kamu menderita seperti ini, tapi kelak kamu akan tahu kenapa aku ngelakuin ini, semua demi kebaikan kamu!"

 

Lelaki berkaus putih itu menyerah, ia tak lagi memeluk Salsa. Namun, Kiki menatapnya dalam, matanya memerah menahan emosi yang memuncak. 

 

"Kebaikan? Gak ada kebaikan dengan menyakiti! Lebih baik sekarang kamu pergi, cepat keluar!" 

 

Dengan air mata berlinang, Salsa mengusir adik iparnya. Kalau saja membunuh orang itu diperbolehkan, pastilah ia akan melakukannya agar tak lagi melihat wajah Kiki. 

 

 

"Ya, aku pergi!"

 

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Kiki membalikkan tubuh, kemudian lelaki itu melangkah untuk menjauh. 

 

"Dasar psikopat!" gerutu Salsa dengan deru napas tak beraturan karena gejolak amarah di dadanya. 

 

Mendengar perkataan Salsa, Kiki menghentikan langkah sejenak. Lelaki itu menoleh ke arah kakak iparnya. 

 

"Dengar baik-baik perkataan aku Sa, suami kamu itu enggak sebaik yang kamu bayangkan, aku tau dia, dan aku gak seburuk yang kamu bayangkan, kamu belum mengenalku," kata Kiki kemudian berlalu.

 

"Jangan pernah memberikan citra buruk pada suamiku, dia suamiku, dia imamku, aku ga percaya sama omongan lelaki seperti kamu."

 

Salsa berteriak dengan suara bergetar menahan emosi yang meledak-ledak.

 

Rupanya, Kiki yang beranjak itu kembali lagi. Lelaki itu sedikit berlari kemudian memeluk kakak iparnya erat. 

 

"Sa ... aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, bertahun-tahun aku menyimpan perasaan ini sama kamu, kamu tahu mimpiku? Setelah wisuda aku berniat akan menikahi kamu, tapi sebelum waktu itu tiba, kamu justru menikah dengan kakakku, sakit Sa ... sakit hati aku."

 

Air mata Kiki kini tak mampu terbendung. Lelaki yang tadi berwajah garang, kini memerah lantaran menahan luka yang amat dalam.

 

Salsa hendak berontak, tetapi ia sangat kebingungan mendengar penuturan adik iparnya.

 

 

Entah, bagaimana mungkin Kiki bisa mencintainya? Bahkan, Salsa merasa tak pernah mengenal Kiki sebelumnya.

 

Namun, belum selum sempat wanita itu bertanya perihal dari mana lelaki itu mengenalnya, bogem mentah sudah mendarat di pipi lelaki yang baru saja menyatakan cinta itu.

 

Brugg.... 

 

Kiki jatuh tersungkur, berkali-kali ia dihajar oleh kakak kandungnya.

 

Ikbal yang sedari tadi berdiri di ambang pintu jelas tersulut emosinya. Laki-laki mana yang tak marah jika istrinya diganggu ketenangannya oleh lelaki lain, meski itu adik kandungnya sendiri.

 

"Jadi ini maksud lo tiap hari datang ke rumah gue, hahh ...?" tanya Ikbal dengan penuh emosi pada Kiki.

 

Matanya memerah menahan amarah yang sudah mencapai puncak. Sementara Salsa terbelalak menyaksikan perkelahian dua saudara kandung itu.

 

Kiki yang tersungkur, mengusap ujung bibirnya yang berdarah dengan ibu jari, sementara itu pelipisnya nampak kebiruan karena pukulan keras yang dilayangkan Ikbal. 

 

"Iya ... ini tujuan gue! Suatu saat nanti gue akan rebut Salsa dari hidup lo, Salsa bakal jadi istri gue, puas!"

 

Kiki bangkit, lelaki itu menatap tajam mata kakaknya kemudian berlalu. 

 

Mendengar pernyataan adik tak tahu diri, membuat Ikbal kian murka. Lelaki itu hendak mengejar Kiki, tetapi urung setelah melihat istrinya. 

 

Ikbal berbalik, ia memeluk istrinya erat. Wajah Salsa nampak ketakutan menyaksikan perkelahian di depan matanya. Hatinya kini sedikit lega karena Jika Ikbal tahu adiknya mempunyai niat jahat, suaminya itu tak mudah lagi menerima Kiki masuk ke dalam rumahnya. 

 

"Kamu gak papa sayang?" tanya Ikbal sambil mencengkram bahu istrinya, kemudian kembali memeluk wanita tercintanya.

 

"Maafin aku ya, aku gak tahu kalau Kiki punya niat jahat sama kamu, setelah ini aku gak akan berikan dia ruang buat ketemu kamu, aku janji akan melindungi kamu," ucap Ikbal sambil mengecup kening istrinya.

 

Udara di luar terasa masih dingin. Setelah tenang, Ikbal mengajak istrinya kembali ke kamar. Lelaki itu ingin bermesraan dengan wanita tercintanya agar tenang.

 

Sesampainya di kamar, Ikbal pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sementara Salsa duduk di tepi ranjang. Namun, tiba-tiba saja ponsel Salsa bergetar karena mendapatkan notifikasi pesan masuk di aplikasi hijaunya.

 

Salsa meraih ponsel kemudian membuka pesan. Wanita itu terbelalak kala melihat video yang dikirim oleh nomor tak dikenal. 

 

[Kamu gak akan pernah bisa lari dari aku Salsa. Atau video ini akan tersebar] 

 

 

Salsa menelan ludah getir, ia memberanikan diri memutar videonya. Matanya melebar, sebelah tangannya menutup mulut yang menganga saking terkejut melihat video yang baru saja ia terima.

 

Baru saja merasa tenang. Kini, hati Salsa kembali dilanda gundah dan kecemasan. Bagi Salsa, inilah ketakutan terbesar dalam hidupnya.

 

Bersambung.

 

Kira-kira itu video apa yaa...kok Salsa sampai ketakutan gitu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Tamat

    "Tiara, makan dulu, yuk!" ajak Rosa.Wanita dengan dandanan menor itu membuka pintu seraya membawakan sepiring nasi dan air di atas nampan. Namun, betapa terkejutnya ia karena tak menemukan Salsa di dalam kamarnya.'Ke mana anak itu?" bisiknya. Rosa mencari Salsa ke setiap ruangan, berharap wanita yang ditabraknya dulu hanya sekadar bosan atau ingin ke toilet. Namun, kepanikannya semakin menjadi setelah menyadari Salsa tak ada di rumahnya. "Tiara ...Tiara ...."Mami Rosa berteriak, mencari Salsa ke seluruh penjuru kamar, wanita itu kembali mengecek ruangan yang sudah dilalui, tetapi nihil, tak ditemukan Salsa di dalam sana."Sial!" umpatnya. Kini rasa takut mulai menghantui, dia ingat tingkah Tiara yang mulai berbeda, akan tetapi Rosa abai dan seakan-akan lupa kalau Salsa adalah korban tabrak lari yang dia manfaatkan. Jika wanita itu mulai ingat dan mengadu pada polisi, maka hancurlah riwayatnya. Dengan penuh amarah Rosa menelpon seseorang untuk mencari Tiara, dia juga mengabari s

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ingatan Salsa Kembali

    Hari terus berlalu, sepulang kerja Ikbal kembali ke tempat pertemuannya dengan wanita mirip Salsa, dengan harapan mereka bisa kembali berjumpa. Benar saja, tak lama kemudian sosok itu kembali melintas dengan wanita lebih tua, tetapi berpenampilan modis dan high class. "Bal, lo pesan apa?" tanya temannya yang baru saja duduk. Namun, Ikbal tak menghiraukan, pria yang bahkan belum sempat menempelkan bokongnya di kursi itu lantas berlari, menyambar tas dan kunci mobil yang teronggok di meja tempat ia dan temannya berkumpul. Tak lupa Ikbal jiga menaruh uang dua lembar pecahan lima puluh ribu di meja. "Sorry, gue buru-buru," ucapnya dengan tatapan tak beralih dari gadis incarannya, Ikbal tergesa-gesa menuju pintu keluar, ia berharap masih bisa mengejar wanita yang mirip dengan Salsa tadi.Sesampainya di parkiran Ikbal segera menyalakan mesin mobilnya lalu melaju dengan kecepatan tinggi, harap-harap cemas agar tak kehilangan jejak.Jalan yang dilalui merupakan jalan satu arah, kemungkina

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ikbal Menemukan Salsa

    "Ahh ... aduh, ssstt ...."Tiara mengaduh dan mendesis seraya mencengkram kepalanya yang tiba-tiba terasa begitu menyakitkan. Sontak hal itu membuat Pak Dirga dan Rosa terkejut. "Tiara, kenapa?" Rosa bertanya dengan paniknya."Sakit Tante, kepala aku sakit lagi, lebih sakit dari sebelumnya," keluh Salsa yang hampir kehilangan keseimbangan."Duh, gimana ini? Kamu kuat, kan?" tanya Rosa.Di saat Salsa sedang kesakitan pun, wanita itu masih menanyakan kesiapan untuk melayani pelanggannya."Memang Tiara kenapa?" tanya pak Dirga yang mulai tak bergairah melihat Tiara kesakitan."Dia pernah kecelakaan dan kepalanya cedera, jadi masih kadang sakit," jawab Rosa jujur.Pak Dirga bergeming, ia semakin yakin dengan firasatnya tentang sang gadis, itupun yang membuatnya sangat penasaran sehingga rela membayar mahal. Kini, dia semakin yakin bahwa Salsa dan Tiara adalah orang yang sama."Oh, pernah kecelakaan?" ulang Pak Dirga, seketika saja pria itu tersenyum sinis. Sudah lama ia memiliki hasrat

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Menjadi Wanita Penghibur

    Di rumah mewahnya, seorang wanita masih sangat gusar, sambil sesekali menatap wanita terluka di hadapannya. Meski dokter mengatakan dia baik-baik saja, tetapi wanita bernama Rosa itu merasa khawatir. Drrt.... drtttt.... Ponsel Rosa berdering, dengan sangat antusias wanita itu menerimanya. "Hallo, bagaimana?" tanyanya setengah panik. "Anda tenang saja, CCTV dan berbagai bukti sudah diamankan."Wajah gundah wanita berpakaian seksi itu seketika semringah, seakan-akan kegundahannya hilang begitu saja. "Baik, kerja bagus," jawabnya lalu mematikan panggilan. Di waktu bersamaan Rosa mondar mandir seakan tengah berpikir, sesekali ditatapnya wajah Salsa yang menurutnya sangat cantik dan komersial. Sementara itu, setelah lama pingsan kedua mata terbuka, dia menyapu seluruh ruangan berdinding putih dengan raut bingung."Awwww, sssssst." Salsa meringis, membuat Rosa langsung panik dan duduk di sampingnya. Kepala Salsa terasa kian. Dengan susah payah dia berusaha untuk bangkit, tetapi luka

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Hilang

    Malam semakin larut, tetapi Salsa tak bisa memejamkan mata, padahal kantuk menyerang raganya."Kenapa perasaan aku tiba-tiba nggak enak begini, ya?" bisik Salsa.Hatinya tiba-tiba dilanda gundah, ada rasa takut dan khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya. Terlebih malam ini suasana sekitar rumahnya terasa begitu sepi.Salsa melirik jam dinding sekilas, hari sudah pukul dua pagi, tetapi ia masih belum bisa terlelap meski berkali-kali berusaha memejamkan mata."Duh, perutku nggak enak lagi."Salsa berbisik sambil berjalan ke toilet karena merasa ingin buang air kecil.Brakk.... Salsa yang baru saja membuang hajatnya tiba-tiba saja terkejut mendengar suara benda jatuh. Seketika saja wanita itu tersentak dan ketakutan. Dengan langkah ragu ia berjalan perlahan. "Siapa?" Salsa sangat panik, tetapi ia harus memastikan siapa yang masuk ke rumahnya tengah malam begini.Baru saja Salsa keluar dari toilet, ia melihat seorang laki-laki dengan kupluk hitam keluar dari kamarnya, me

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Firasat Buruk

    Sore hari Kevin dan Hasna pergi ke sungai. Berbagai tempat di kampung halaman Hasna masih begitu asri hingga membuat pria itu terhipnotis dengan pesona alamnya. Nampak beberapa anak kecil sedang mandi dan bermain di pinggir sungai."Adem banget disini," ucap Kevin sambil meregangkan tangan lalu menghirup udara dan mengembuskannya perlahan.Selama di sana, dia merasakan kehangatan keluarga meskipun tersiksa lantaran harus berpura-pura. Di tempat ini, Kevin seakan-akan tengah berlibur sejenak dari penatnya kebohongan. "Ya, waktu kecil aku sama temen-temen suka banget main di sini. Tetap, setelah menginjak remaja ibu ajak aku ke kota tinggal di rumah Salsa, semenjak itu aku jarang banget main di sungai ini."Pandangan Hasna menerawang, mengingat keseruan masa kecilnya sebelum ia pindah ke Jakarta.Mendengar nama Salsa, tiba-tiba saja ada gelenyar aneh di hati Kevin. Ada sedikit nyeri mengingat wanita yang ia cintai. Namun kini, hatinya telah berusaha untuk ikhlas menerima sebuah ketetap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status