Share

Bab 6 I Want You!

Author: XENA
last update Last Updated: 2023-12-28 09:09:21

"Bagaimana hasil pemeriksaannya, Celine?"

Suara sang ibu mertua menghentikan langkah Celine ketika hendak berjalan menuju kamarnya. Celine pun mendekati sang mertua dan memegang kedua tangannya, menampakkan wajah sedihnya dengan matanya yang berkaca-kaca, seraya berkata,

"Maaf, Ma. Celine belum bisa memberikan cucu pada Mama."

Senyum Anna pudar. Terlihat raut kekecewaan di wajah cantiknya meskipun sudah berusia senja.

"Tidak masalah. Ini bukan salahmu. Mungkin belum saatnya Tuhan memberikan keturunan pada keluarga ini," tutur Anna dengan lemah lembut pada menantunya.

Celine memeluk tubuh ibu mertuanya dengan air matanya yang menetes. Dalam hati dia meminta maaf padanya, karena melakukan malam panas dengan kakak iparnya di dalam kamarnya.

Anna mengurai pelukan mereka. Diusapnya air mata sang menantu dengan lembut, seraya bertanya padanya.

"Lalu, kenapa tadi merasa mual dan sedikit pucat? Apa kamu sakit? Apa dokter sudah memberikanmu obat?"

Celine menganggukkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan dari ibu mertuanya. Melihat ketulusan dari Anna, membuat sang menantu bertambah menyesal. Tak henti-hentinya dalam hatinya merutuki kebodohannya yang larut dalam permainan ranjang sang kakak ipar.

"Beristirahatlah. Jangan memikirkan hal apa pun," ujar Anna melepas kepergian menantunya.

'Beruntung sekali aku mendapatkan mertua seperti mereka,' batin Celine seiring langkah kaki menuju kamarnya.

"Apa yang salah dari keluargaku? Kenapa semua menantuku bermasalah? Aku hanya ingin mendapatkan penerus keluarga ini, tapi tidak ada satu pun dari menantuku yang memberikannya padaku," ucap lirih Anna disertai helaan nafasnya ketika melihat Celine sudah memasuki kamarnya.

Tidak dipungkiri, Anna memang kecewa saat ini. Levina, istri Dave, menantu pertamanya meninggal dunia sebelum memberikan cucu padanya. Kini harapannya hanya pada Celine. Akan tetapi, hingga saat ini pun Celine dan Sean belum juga memberikan keturunan sebagai penerus keluarga Mayer.

"Antarkan makanan dan buah-buahan untuk Nyonya Sean di kamarnya. Jangan lupa, berikan juga segelas susu hangat untuknya," perintah Anna pada pelayan yamg sedang berada di dapur.

"Baik, Nyonya Besar," ucap sang pelayan wanita dengan menundukkan kepalanya.

Anna berdiri tidak jauh dari pelayan tersebut. Dia memperhatikan setiap gerakan sang pelayan. Bahkan dia melihat apa saja yang akan diberikan pelayan tersebut pada menantunya.

"Mulai saat ini, berikan Nyonya Sean makanan dan minuman yang bernutrisi tinggi agar bisa mempercepat kehamilannya," titah Anna pada sang pelayan.

"Baik, Nyonya Besar. Saya antarkan makanan dan minuman ini pada Nyonya Sean," tukas sang pelayan yang sedang membawa tray, bersiap untuk mengantarkan makanan tersebut ke kamar Sean.

Anna menganggukkan kepalanya, mempersilahkan pelayan tersebut segera mengantarkan makanan untuk Celine.

"Aku harus bertanya pada dokter Larissa untuk mengetahui keadaan kandungan Celine," gumam Anna sebelum dia beranjak dari dapur.

Di dalam kamarnya, Celine memandang heran pada semua makanan dan minuman yang diletakkan pelayan di atas meja.

"Kenapa makanannya dibawa ke sini?"

"Nyonya Besar yang memerintahkan untuk membawa semua ini," jawab pelayan dengan sopan.

"Sebanyak ini?" tanyanya kembali.

"Iya, Nyonya," jawab pelayan sambil menganggukkan kepalanya.

"Biasanya saya makan di meja makan bersama anggota keluarga yang lain. Kenapa sekarang saya dibawakan makanan ke kamar?" tanya Celine sambil mengernyitkan dahinya.

"Maaf, Nyonya. Saya hanya menjalankan perintah saja. Mulai hari ini, Nyonya Besar memerintahkan agar Nyonya mendapatkan makanan dan minuman yang bernutrisi tinggi agar mempercepat kehamilan Nyonya," jawab sang pelayan sambil menundukkan kepalanya.

Seketika Celine tidak bisa berkata-kata. Dia merasakan sakit hati hanya karena mendengar ucapan dari pelayan tersebut yang menyampaikan perkataan Anna.

Melihat ekspresi Celine saat ini, sang pelayan pun berpamitan undur diri dari kamar tersebut. Dari wajah Celine saat ini, dia bisa melihat kesedihan majikannya.

"Ternyata Mama memang sangat kecewa padaku. Apa yang harus aku lakukan? Hasil pemeriksaan ku baik-baik saja. Aku bisa hamil kapan saja. Akan tetapi, kenapa sampai saat ini aku belum bisa hamil? Apa masalahnya?"

Tiba-tiba Celine terkesiap tatkala mengingat sesuatu. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah menolak kebenaran yang ada di dalam pikirannya, seraya berkata,

"Jangan-jangan, tidak. Tidak mungkin Sean yang bermasalah."

Namun, ketika matanya melihat ke arah meja, segera dia menyantap makanan dan minuman tersebut dengan harapan bisa mempercepat kehamilannya.

Setelah Anna menghubungi dokter kandungan yang memeriksa Celine, dia memerintahkan pada semua pelayan agar tidak memperbolehkan Celine bergerak berlebihan dengan alasan agar sang menantu tidak kelelahan. Bahkan pada saat makan malam pun Anna terlihat sangat perhatian dan banyak mengatur menantunya.

Tiga pria yang berada di meja makan itu pun merasa heran pada sikap Nyonya Besar rumah tersebut.

"Ada apa, Ma? Kenapa Mama tidak seperti biasanya?" tanya Sean pada mamanya.

"Apa ada yang aneh jika Mama memperhatikan menantu Mama?" tanya balik Anna dengan santainya.

"Ma, sikap Mama sekarang ini seolah-olah tidak memperbolehkan Celine untuk bergerak, dan juga Mama mengatur makanan untuknya," ujar Dave sambil menatap heran pada mamanya.

Anna meletakkan sendok dan garpu yang dipegangnya di atas piringnya. Kemudian dia menatap Dave, dan berkata,

"Mama hanya tidak ingin menantu Mama kelelahan, dan juga Mama ingin agar istri Sean bisa cepat hamil, karena itulah mulai dari sekarang Mama memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya."

Seketika Sean merasa sedih. Dia menoleh ke arah istrinya yang duduk di kursi sebelah kirinya. Celine tampak menundukkan kepalanya, seolah tidak berani menatap semua orang yang ada di meja makan tersebut.

Setelah makan malam usai, Celine segera masuk ke dalam kamarnya. Perasaan sedih karena belum juga mendapat keturunan, lagi-lagi menghampirinya.

"Sayang, sudahlah. Jangan dipikirkan perkataan Mama di meja makan tadi. Kamu tahu kan jika kemungkinan besar Mama melakukan itu karena kecewa pada--"

"Sayang, sebaiknya kamu periksa ke dokter, karena hasil pemeriksaan ku tadi tidak ada masalah. Atau kita berdua menjalani program kehamilan saja agar aku bisa cepat ha--"

"Aku sehat. Tidak ada masalah dengan kesuburan ku," sahut Sean yang terlihat kesal mendengar usulan istrinya.

Celine menghela nafasnya. Dia meraih tangan suaminya, dan berkata dengan lembut.

"Tidak ada yang meragukan kesuburan mu, Sayang. Hanya saja aku mengharapkan kita agar mengikuti program kehamilan. Siapa tahu jika program itu sangat membantu kita untuk bisa segera mendapatkan keturunan."

Sean melepaskan tangan istrinya. Dia beranjak dari duduknya, seraya berkata,

"Aku sibuk. Aku tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal konyol seperti itu."

'Hal konyol? Kamu sangat egois! Kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan ketika mamamu menanyakan tentang kehamilanku. Kamu tidak merasakan kesedihanku ketika mamamu membicarakan tentang cucu,' batin Celine mengumpat suaminya.

Celine memeluk suaminya, dan memohon padanya diiringi suara serak yang menandakan tangisnya.

"Sayang, aku mohon. Tidak ada salahnya kita mencoba hal konyol untuk bisa cepat mendapatkan keturunan."

Sean melepaskan pelukan istrinya, dan menggendongnya menuju ranjang. Diletakkannya dengan perlahan tubuh sang istri dan menatap lembut manik matanya. Kemudian dia berbisik di telinganya,

"I want you."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Halima Limah
seperti nyah sean yg bermasalah, dan sekarang kayanya celin bisa hamil karna sudah tidur sm deve
goodnovel comment avatar
Sulaiman Leman
bagus sekali
goodnovel comment avatar
Cicih Sophiana
Semangat Celine... Sean suami yg baik jgn hiraukan Dave yg konyol... lanjut semangat thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 260 Suratan Takdir

    Suara detak jantung dari seorang pasien pria yang terbaring di atas tempat tidur pasien, terdengar menggema dalam ruang ICU setelah mendapatkan operasi selama beberapa jam. Deraian air mata dari beberapa orang yang berada di luar ruang tesebut, tidak dapat didengarnya, seolah dunia mereka kini berbeda. Wanita tua yang berpenampilan modis dan terlihat lebih muda dari usianya, sedang berdiri di depan jendela kaca ruang ICU. Pandangan matanya tidak lepas dari pasien yang ada di dalam ruangan tersebut. Mata sembabnya masih saja mengeluarkan air mata, seolah tidak bisa merelakan apa yang dilihatnya saat ini. "Kenapa nasib Sean bisa begini, Pa?!" tanyanya dengan suara serak pada sang suami yang ada di sebelahnya. "Sabar, Ma. Papa yakin, Sean akan baik-baik saja. Sean adalah seorang Mayer. Dia pasti kuat dan berusaha untuk bertahan, agar bisa kembali pulang bersama dengan kita," tutur Antonio yang berusaha menenangkan hati istrinya. Deraian air mata yang membasahi pipi Anna, membuat

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 259 Sebuah Tragedi

    "Mama?!" ujar Sera dengan suara yang bergetar.Perempuan muda itu berlari menghampiri seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seksi, dan memakai makeup, lengkap dengan lipstik berwarna merah menyala. Dipeluknya wanita yang dipanggilnya dengan sebutan mama tersebut, dan berkata,"Sera takut, Ma."Air matanya menetes di pipi, dan mengenai baju wanita paruh baya yang dipeluknya. Hal yang paling dibenci oleh Raisa, kini dilakukan oleh putrinya. Raisa sangat marah jika bajunya terkena makeup orang lain pada saat berpelukan dengannya. Terlebih lagi jika air mata orang tersebut menempel di bajunya.Sang mama menjauhkan tubuh putrinya, dan memperhatikan penampilan perempuan muda tersebut yang masih sesenggukan mengeluarkan air mata. "Ada apa denganmu, Sera? Kenapa kamu seperti ini? Dan juga kenapa kamu berada di tempat ini?" tanya Raisa sembari menatap putrinya dengan heran.Sera menundukkan kepalanya, sembari mengusap kasar air mata yang menetes di kedua pipinya. Akan tetapi, dia tidak

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 258 Hukuman

    "Semuanya sudah lengkap. Sepertinya masalah ini sudah bisa kita proses sekarang," ucap polisi yang sebelumnya telah bersitegang dengan Sean."Silahkan, Pak. Kami menyerahkan mereka pada pihak kepolisian," ujar seorang pria yang berasal dari arah belakangnya.Seketika putra kedua dari keluarga Mayer tersebut, menoleh ke arah sumber suara. Sontak saja matanya terbelalak melihat sosok yang sangat familiar sedang berdiri bersama dengan dua orang pria yang diapit oleh beberapa polisi dan beberapa pria berpakaian serba hitam. "Om Sean," lirih perempuan yang saat ini sedang membuat Sean tercengang dengan penampilannya.Betapa tidak tercengang ketika Sean melihat keadaan putri dari wanita yang menjadi partner ranjangnya. Rambutnya berantakan dan terkesan acak-acakan. Wajahnya terlihat begitu lelah, dengan makeup yang luntur karena peluhnya. Dan satu hal membuat Sean tidak bisa berkata-kata yaitu penampilan Sera saat ini yang persis seperti ibunya.Ingatan Sean tertuju pada saat dirinya menja

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 257 Lapor dan Dilaporkan

    Seketika dua orang pria dan seorang wanita terhenyak kaget, tatkala pintu kamar yang mereka tempati dibuka dengan kerasnya dari luar. Beberapa pria berpakaian serba hitam masuk ke dalam kamar tersebut, dan menangkap basah mereka bertiga dalam keadaan polos sedang bersenang-senang bersama. Kedua pria tersebut merupakan karyawan hotel yang bekerja pada bagian parkir, sehingga mereka berdua terlihat ketakutan saat ini.Berbeda dengan kedua pria itu. Sera yang usianya jauh lebih muda dari mereka berdua, terlihat sangat menikmati permainannya. Dia berada di atas tubuh seorang pria, dan pria yang satunya lagi memanjakannya dari belakang tubuhnya. Bahkan dia tidak mau menghentikan gerakannya. "Cepat lakukan! Aku sudah tidak tahan lagi! Jangan berhenti! Aku mohon!" ujar Sera dengan suara yang tertahan, diiringi dengan lenguhannya dan lebih mempercepat gerakannya.Hal itu membuat pria yang berada di bawah tubuhnya merasa tersiksa. Dia ingin menghentikannya, tapi hasratnya mengatakan tidak mau

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 256 Hukuman

    Dave mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar cerita dari sang putra tentang apa yang dilakukan oleh Sean padanya. Kilatan amarah terlihat dari mata pria paruh baya yang selalu membuat sang adik iri padanya. "Tidak pernah ku sangka dia akan berbuat senekat itu padamu," ujar Dave dengan penuh amarah. Hatinya kini dikuasai oleh amarahnya pada sang adik. Bahkan Dave telah berjanji dalam hatinya, dia akan memberi Sean pelajaran yang setimpal, jika berani menyentuh istri dan putranya, meskipun nyawanya menjadi taruhan. "Apa mungkin dia ingin menghancurkan kita, Dad?" tanya sang putra dengan ragu-ragu. Dave menoleh ke arah putranya. Dia memaksakan senyumnya, berusaha agar putra kesayangannya tidak mengkhawatirkan hal itu. "Jangan pikirkan hal itu, Hero. Daddy akan mengatasi semuanya. Kamu hanya perlu fokus pada kehidupan dan masa depanmu. Tetaplah waspada dan hati-hati pada siapa pun, meski orang tersebut kenal dan sangat dekat denganmu," tutur Dave, sembari menepuk-nepuk lirih

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 255 Kenyataan yang Mencengangkan

    Hero menyeringai melihat si pengintai telah mendapatkan pelajaran dari sang asisten. Bahkan saat ini, gadis itu telah dibawa oleh dua orang pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Mereka berdua diperintahkan oleh asisten Hero untuk memuaskan hasrat sang gadis di dalam kamar salah satu hotel tersebut.Sera pun tidak menolaknya. Dia sangat membutuhkan sentuhan dari pria untuk memuaskan hasratnya. Apalagi saat ini dia dalam pengaruh obat, sehingga bertindak aktif dan agresif ketika bersenang-senang dengan dua pria dewasa yang sangat berpengalaman.Pikirannya kosong. Hanya hasrat yang memburu sedang menguasai hati serta pikirannya. Senyuman dan lenguhannya menandakan kepuasan Sera akan perlakuan dan sentuhan dari kedua pria yang bermain dengannya. "Siapa sebenarnya dia?" tanya Hero pada sang asisten ketika si pengintai sudah keluar dari ruangan tersebut bersama dengan kedua pria suruhan mereka. "Dia suruhan dari pria yang menemui anda di ruang pesta," jawab sang asisten seraya memberika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status