Share

Bab 5 Wanita Pilihan

Penulis: XENA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-30 17:49:20

"Kenapa dia meneleponku?"

Bimbang. Saat ini Celine merasa bingung hanya karena telepon dari seseorang. Jarinya bergerak hendak menekan tombol hijau, tapi seketika diurungkannya.

"Aku jawab atau tidak?" gumam Celine yang terlihat bingung pada wajahnya.

Namun, ekspresi wajah Celine terlihat kehilangan ketika panggilan telepon tersebut berakhir dengan panggilan tak terjawab.

Seketika dia terkesiap tatkala melihat layar ponselnya kembali menyala dan menampilkan nama si penelepon. Tanpa sadar, jemari lentiknya menyentuh tombol hijau, sehingga panggilan telepon itu pun terjawab olehnya.

'Halo.'

Terdengar suara seorang pria yang sangat familiar di telinganya. Tanpa sadar pun dia menjawab sapaan si penelepon.

"Halo, Dave."

'Bagaimana hasil pemeriksaannya? Apa kamu sedang hamil?'

Pertanyaan Dave membuat Celine tercengang. Tanpa sadar Celine pun bertanya balik padanya.

"Kenapa kamu bertanya, Dave?"

'Aku hanya ingin memastikan saja. Takutnya semalam--'

"Cukup, Dave!" sahut Celine dengan cepat.

Jantung Celine terasa berdegup kencang mendengar kakak iparnya membicarakan tentang kejadian semalam. Secepatnya dia menghentikan pembicaraan Dave, agar tidak lagi membahas kejadian yang membuatnya malu sekaligus selalu membayanginya.

'Hei! Aku hanya khawatir padamu. Kenapa kamu bersikap seperti ini?'

"Tentang semalam, lupakan saja," tutur Celine dengan susah payah mengatakannya.

Dalam hati, dia menginginkan agar Dave selalu mengingat malam itu. Akan tetapi, dia tidak bisa egois. Dia mengumpulkan keberanian untuk bisa mengatakannya.

'Lupakan? Kenapa begitu?'

"Ingat status kita," jawab Celine dengan ketus.

'Aku tahu itu. Hanya saja aku ingin kamu mengetahui, aku tidak bisa melupakan peristiwa semalam, karena terlalu indah untuk dilupakan. Bahkan semuanya masih bisa aku rasakan sekarang.'

Tanpa menanggapi perkataan dari kakak iparnya, Celine segera mematikan panggilan telepon tersebut. Jantungnya kembali berdegup kencang mendengar penuturan dari Dave.

"Kenapa dia jadi seperti ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Celine yang terlihat sangat cemas saat ini.

Pikirannya semakin kalut. Rasa bersalah pada suaminya selalu menghantuinya. Akan tetapi, rasa suka ketika melakukan hal itu dengan kakak iparnya pun tidak bisa dielaknya.

Namun, sekuat tenaga dia berjanji untuk menghilangkan memori tentang malam panas bersama dengan sang kakak ipar.

*************

Di dalam ruangan kantornya, Dave tersenyum tipis tatkala adik ipar yang sedang berbicara melalui telepon dengannya, kini menutup sepihak panggilan telepon tersebut.

"Dia sangat menggemaskan," ucap Dave seraya membayangkan wajah adik iparnya.

Sejak kepergian istrinya, Dave tidak pernah tertarik pada wanita mana pun, meski banyak sekali wanita cantik yang mendekatinya. Bahkan wanita yang bernama Sheila menggunakan segala macam cara untuk mendapatkannya.

Sayangnya hati Dave tidak pernah tergerak sedikit pun dengan semua yang dilakukan oleh Sheila, meskipun wanita tersebut menggoda Dave dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya.

"Dave, apa bisa kita teruskan meeting sekarang?"

Tiba-tiba Dave dikagetkan dengan suara seseorang yang menyadarkan dari lamunannya. Dia pun berbalik tanya pada orang tersebut.

"Apa kamu sudah makan siang, Dave?"

"Baru saja aku selesai makan siang dengan Mike. Jangan-jangan kamu belum makan siang, Dave?" tanya Sean sambil menatap dengan memicingkan matanya.

Dave menggerakkan kepalanya ke arah meja tamu, seolah memberikan kode pada adiknya. Di atas meja tersebut terlihat box makanan yang setengah terbuka, dan cup kopi yang bertuliskan nama coffee shop ternama.

"Kenapa tidak makan siang di luar?" tanya Sean setelah mengalihkan pandangannya dari arah meja tersebut.

"Tidak ada waktu," jawab Dave tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas yang sedang dipegangnya.

"Seharusnya kamu makan siang bersamaku, agar tidak makan sendirian di dalam ruangan mu."

Dave mengalihkan pandangannya pada Sean yang berdiri tepat di hadapannya. Dia mengeluarkan smirk nya dan berkata,

"Apa hasil pemeriksaan istrimu sudah keluar?"

Dahi Sean mengernyit mendengar pertanyaan dari kakaknya.

"Dia tidak hamil. Mungkin hanya sedang tidak enak badan saja. Tumben sekali kamu menanyakannya. Tidak biasanya kamu ingin mengetahui urusan orang lain."

Dave kembali sibuk dengan kertas-kertas yang berada di tangannya, seraya berkata,

"Dia adik iparku, apa salah jika aku ingin mengetahui keadaannya? Lagi pula ini menyangkut bayi yang akan menghuni kediaman keluarga besar kita. Sepertinya semua orang menantikan suara tangis dan tawa bayi dalam rumah besar itu."

"Benar sekali. Kita semua menantikan suara bayi dalam rumah itu. Sayangnya aku belum bisa mewujudkannya. Dave, kenapa kamu tidak menikah lagi saja? Bisa saja kamu yang lebih dahulu mendapatkan keturunan."

Dave tersenyum tipis mendengar perkataan adiknya. Dia menatap adiknya dan berkata,

"Tidak segampang itu menemukan wanita yang diinginkan oleh hati dan tubuhku."

"Apa? Jadi selama ini kamu belum menemukannya?" tanya Sean menyelidik.

Dave pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan adiknya, tanpa mengatakan satu kata pun padanya.

"Lalu, bagaimana dengan Sheila atau wanita-wanita lain di sekelilingmu?" tanya Sean kembali dengan rasa penasarannya.

"Tidak ada yang spesial. Mereka semua sama, hanya sekumpulan wanita yang terobsesi padaku. Hanya ada satu wanita yang sepertinya diinginkan oleh hati dan tubuhku. Sayangnya dia sudah menjadi istri pria lain."

Jawaban dari Dave membuat sang adik tercengang. Dia tidak menyangka jika seorang Dave mempunyai masalah seperti itu. Selama ini dia mengira jika kakaknya selalu menikmati kehidupannya dengan para wanita cantik yang selalu mendekatinya sejak kematian istrinya.

"Kenapa kamu seperti itu? Kaget?" tanya Dave sambil tersenyum pada adiknya.

"Aku tidak menyangka, Dave. Ternyata kamu tidak bersenang-senang dengan mereka. Lebih baik kamu jelaskan pada Mama, karena setiap malam dia mencemaskan kamu."

"Diamlah. Tidak perlu mengatakan semuanya pada Mama. Jika dia tahu, pasti aku disuruhnya untuk mendapatkan wanita itu demi kebahagiaanku," ujar Dave dengan tatapan serius pada adiknya.

"Kenapa tidak? Mungkin dia tidak bahagia dengan suaminya."

"Dari mana kamu tahu?" tanya Dave sambil mengernyitkan dahinya.

Sean tersenyum lebar menampakkan deretan giginya. Kemudian dia berkata,

"Bagaimana tubuh dan hatimu bisa tahu jika wanita itu yang diinginkan, jika kalian tidak pernah berhubungan badan? Benar, bukan?"

Dave kembali memperlihatkan smirk nya. Diletakkannya kertas yang sedang dipegangnya. Kemudian dia menatap Sean dan bertanya padanya.

"Apa kamu juga mendukungku untuk mendapatkannya?"

Seketika Sean tertawa mendengar pertanyaan dari kakaknya. Menurutnya, Dave kini sangat lucu dan tidak bersikap tegas seperti biasanya.

"Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya Dave dengan kesalnya.

"Dave, aku jadi penasaran. Wanita mana yang bisa membuatmu berubah seperti ini. Mana Dave yang selalu tegas dan tidak pernah bimbang dalam mengambil keputusan?" ucap Sean di sela kekehannya.

Dave besungut kesal melihat Sean sedang menertawakannya. Dia beranjak dari duduknya dan menatap kesal pada adiknya, seraya beranjak pergi dari ruangannya dan berkata dengan tegas.

"Ayo kita lanjut meeting."

Sean menghentikan tawanya. Dia menatap punggung Dave dan berkata,

"Dave, apa kamu marah?"

Dave tidak menjawabnya. Dia meneruskan langkahnya keluar dari ruangan, seraya berkata dalam hatinya,

'Andai kamu tahu siapa wanita yang aku maksud.'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Halima Limah
tega sekali sm adik sendiri di hianati
goodnovel comment avatar
widya saleh
suara hati memang tidak pernah ada yg tau
goodnovel comment avatar
Leni
jahat banget kamu dave
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 260 Suratan Takdir

    Suara detak jantung dari seorang pasien pria yang terbaring di atas tempat tidur pasien, terdengar menggema dalam ruang ICU setelah mendapatkan operasi selama beberapa jam. Deraian air mata dari beberapa orang yang berada di luar ruang tesebut, tidak dapat didengarnya, seolah dunia mereka kini berbeda. Wanita tua yang berpenampilan modis dan terlihat lebih muda dari usianya, sedang berdiri di depan jendela kaca ruang ICU. Pandangan matanya tidak lepas dari pasien yang ada di dalam ruangan tersebut. Mata sembabnya masih saja mengeluarkan air mata, seolah tidak bisa merelakan apa yang dilihatnya saat ini. "Kenapa nasib Sean bisa begini, Pa?!" tanyanya dengan suara serak pada sang suami yang ada di sebelahnya. "Sabar, Ma. Papa yakin, Sean akan baik-baik saja. Sean adalah seorang Mayer. Dia pasti kuat dan berusaha untuk bertahan, agar bisa kembali pulang bersama dengan kita," tutur Antonio yang berusaha menenangkan hati istrinya. Deraian air mata yang membasahi pipi Anna, membuat

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 259 Sebuah Tragedi

    "Mama?!" ujar Sera dengan suara yang bergetar.Perempuan muda itu berlari menghampiri seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seksi, dan memakai makeup, lengkap dengan lipstik berwarna merah menyala. Dipeluknya wanita yang dipanggilnya dengan sebutan mama tersebut, dan berkata,"Sera takut, Ma."Air matanya menetes di pipi, dan mengenai baju wanita paruh baya yang dipeluknya. Hal yang paling dibenci oleh Raisa, kini dilakukan oleh putrinya. Raisa sangat marah jika bajunya terkena makeup orang lain pada saat berpelukan dengannya. Terlebih lagi jika air mata orang tersebut menempel di bajunya.Sang mama menjauhkan tubuh putrinya, dan memperhatikan penampilan perempuan muda tersebut yang masih sesenggukan mengeluarkan air mata. "Ada apa denganmu, Sera? Kenapa kamu seperti ini? Dan juga kenapa kamu berada di tempat ini?" tanya Raisa sembari menatap putrinya dengan heran.Sera menundukkan kepalanya, sembari mengusap kasar air mata yang menetes di kedua pipinya. Akan tetapi, dia tidak

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 258 Hukuman

    "Semuanya sudah lengkap. Sepertinya masalah ini sudah bisa kita proses sekarang," ucap polisi yang sebelumnya telah bersitegang dengan Sean."Silahkan, Pak. Kami menyerahkan mereka pada pihak kepolisian," ujar seorang pria yang berasal dari arah belakangnya.Seketika putra kedua dari keluarga Mayer tersebut, menoleh ke arah sumber suara. Sontak saja matanya terbelalak melihat sosok yang sangat familiar sedang berdiri bersama dengan dua orang pria yang diapit oleh beberapa polisi dan beberapa pria berpakaian serba hitam. "Om Sean," lirih perempuan yang saat ini sedang membuat Sean tercengang dengan penampilannya.Betapa tidak tercengang ketika Sean melihat keadaan putri dari wanita yang menjadi partner ranjangnya. Rambutnya berantakan dan terkesan acak-acakan. Wajahnya terlihat begitu lelah, dengan makeup yang luntur karena peluhnya. Dan satu hal membuat Sean tidak bisa berkata-kata yaitu penampilan Sera saat ini yang persis seperti ibunya.Ingatan Sean tertuju pada saat dirinya menja

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 257 Lapor dan Dilaporkan

    Seketika dua orang pria dan seorang wanita terhenyak kaget, tatkala pintu kamar yang mereka tempati dibuka dengan kerasnya dari luar. Beberapa pria berpakaian serba hitam masuk ke dalam kamar tersebut, dan menangkap basah mereka bertiga dalam keadaan polos sedang bersenang-senang bersama. Kedua pria tersebut merupakan karyawan hotel yang bekerja pada bagian parkir, sehingga mereka berdua terlihat ketakutan saat ini.Berbeda dengan kedua pria itu. Sera yang usianya jauh lebih muda dari mereka berdua, terlihat sangat menikmati permainannya. Dia berada di atas tubuh seorang pria, dan pria yang satunya lagi memanjakannya dari belakang tubuhnya. Bahkan dia tidak mau menghentikan gerakannya. "Cepat lakukan! Aku sudah tidak tahan lagi! Jangan berhenti! Aku mohon!" ujar Sera dengan suara yang tertahan, diiringi dengan lenguhannya dan lebih mempercepat gerakannya.Hal itu membuat pria yang berada di bawah tubuhnya merasa tersiksa. Dia ingin menghentikannya, tapi hasratnya mengatakan tidak mau

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 256 Hukuman

    Dave mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar cerita dari sang putra tentang apa yang dilakukan oleh Sean padanya. Kilatan amarah terlihat dari mata pria paruh baya yang selalu membuat sang adik iri padanya. "Tidak pernah ku sangka dia akan berbuat senekat itu padamu," ujar Dave dengan penuh amarah. Hatinya kini dikuasai oleh amarahnya pada sang adik. Bahkan Dave telah berjanji dalam hatinya, dia akan memberi Sean pelajaran yang setimpal, jika berani menyentuh istri dan putranya, meskipun nyawanya menjadi taruhan. "Apa mungkin dia ingin menghancurkan kita, Dad?" tanya sang putra dengan ragu-ragu. Dave menoleh ke arah putranya. Dia memaksakan senyumnya, berusaha agar putra kesayangannya tidak mengkhawatirkan hal itu. "Jangan pikirkan hal itu, Hero. Daddy akan mengatasi semuanya. Kamu hanya perlu fokus pada kehidupan dan masa depanmu. Tetaplah waspada dan hati-hati pada siapa pun, meski orang tersebut kenal dan sangat dekat denganmu," tutur Dave, sembari menepuk-nepuk lirih

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 255 Kenyataan yang Mencengangkan

    Hero menyeringai melihat si pengintai telah mendapatkan pelajaran dari sang asisten. Bahkan saat ini, gadis itu telah dibawa oleh dua orang pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Mereka berdua diperintahkan oleh asisten Hero untuk memuaskan hasrat sang gadis di dalam kamar salah satu hotel tersebut.Sera pun tidak menolaknya. Dia sangat membutuhkan sentuhan dari pria untuk memuaskan hasratnya. Apalagi saat ini dia dalam pengaruh obat, sehingga bertindak aktif dan agresif ketika bersenang-senang dengan dua pria dewasa yang sangat berpengalaman.Pikirannya kosong. Hanya hasrat yang memburu sedang menguasai hati serta pikirannya. Senyuman dan lenguhannya menandakan kepuasan Sera akan perlakuan dan sentuhan dari kedua pria yang bermain dengannya. "Siapa sebenarnya dia?" tanya Hero pada sang asisten ketika si pengintai sudah keluar dari ruangan tersebut bersama dengan kedua pria suruhan mereka. "Dia suruhan dari pria yang menemui anda di ruang pesta," jawab sang asisten seraya memberika

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status