Share

Jadilah wanitaku

Author: Emmy Liana
last update Last Updated: 2022-11-28 09:22:36

Pesawat pribadi itu mendarat di bandar internasional negara Spanyol.

Pengaturan perjalanan Alden dari Robert berjalan sesuai rencana. Tanpa banyak bicara, pria arogan itu turun dari pesawat dan langsung dijemput beberapa pengawalnya.

Mobil mewah berwarna hitam melaju kencang membelah jalanan pusat kota negara Spanyol. Menuju sebuah Mansion mewah yang terletak di pinggiran kota. Saat mobil berhenti tepat di depan gerbang, mansion mewahnya terlihat sepi.

Alden pun turun dari mobil, memasuki ruangan di mana sebuah peti mati berada di tengah-tengah.

"Tuan," sambut seorang pelayan paruh baya, bertubuh tinggi.

Pria arogan itu diam tak menjawab, dan hanya menatap tubuh kaku di dalam peti.

"Masih cantik, seperti dulu," gumamnya.

"Urus pemakaman ibu ku dengan baik. Aku ingin pemakaman ini dilakukan tertutup. Jangan sampai media setempat mengetahuinya."

"Baik tuan, perintah anda akan saya lakukan."

Setelah beberapa tradisi keagamaan diikuti, pemakaman sang ibu dilakukan di halaman belakang mansion mewah itu. Hanya saja, pemakaman itu dihadiri sang putra tunggalnya dan beberapa pelayan saja. Tidak ada yang lain, hingga akhirnya pemakaman itu diiringi oleh hujan deras.

Walau Alden tak menangis, semesta seakan tahu gemuruh isi hatinya. Seakan hujan itu mewakili kesedihannya, dengan petir yang menggelegar dan bertalu.

Hari semakin sore, rinai hujan masih menemani pria arogan yang tertunduk bersimpuh di bawah batu nisan.

[ Mathillda Barnett

Lahir tanggal 21 Agustus 1956 ]

Dua puluh tahun yang lalu dia sudah mengalami hari-hari yang berat, hingga akhirnya diputuskan oleh sang ayah untuk mengirimnya ke Rumah Sakit Jiwa. Pukulan terberat untuknya saat itu.

Saat itu, usianya masih 9 tahun--masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian tapi dia harus kehilangannya terpisah sejak saat itu dengan sang ibu.

"Beristirahatlah dalam damai ibu," bisiknya pada batu nisan yang masih dipeluknya erat.

"Aku tahu, kau sedang berbahagia di sana. Rencana pembalasan yang aku simpan sejak 20 tahun yang lalu, telah aku lakukan. Ini baru permulaan lihatlah apa yang akan aku lakukan, pada putri wanita yang telah menjadi awal kehancuranmu ibu," lanjutnya lagi sambil tersenyum licik--membayangkan penyiksaan apa lagi yang akan dia lakukan pada gadis bergaun satin di malam kemarin itu.

****

"Tuan Alden Barnett, selain aset dan kekayaan yang ditinggalkan sebagai warisan oleh ibu anda yang semuanya atas nama anda. Namun, ada sebuah surat yang ingin dia berikan untukmu. Sebelum dia menghembuskan napas yang terakhirnya, dia ingin kau membaca sebuah surat yang sangat ingin dia sampaikan padamu."

Seorang notaris telah duduk di hadapan 'Alden Barnett'--putra pewaris tunggal kerajaan bisnis Diamond Corporation. Tak akan ada yang sanggup untuk menyaingi kekayaannya.

"Surat?"

"Ya, saya diminta untuk memberikannya pada anda saat dia telah tiada." Notaris itu memberikan sepucuk surat bersampul merah jambu padanya.

Tanpa memperdulikan pembicaraan sang notaris itu lagi, Alden segera membuka dan membacanya.

[ Putraku Alden Barnett, saat kau membaca surat ini. Aku yakin kau masih meratapi kepergian ku.

Dalam surat ini aku ingin mengungkapkan sebuah rahasia di masa laluku. Yang adalah dosa yang aku bawa hingga aku kembali ke sang Pencipta.

Saat aku hidup, aku sangat malu untuk menceritakan hal ini kepadamu. Dan kini, saat yang sungguh tepat untukmu segera mengetahui kebenarannya.

Sebenarnya, aku ibumu telah melakukan kesalahan di masa lalu pada Viona, sahabatku, yang kini telah menjadi istri keluarga Dawson.

Aku telah merenggut cinta pertamanya, yang adalah ayah kandungmu. Mereka saling mencintai, namun aku memisahkannya.

Sungguh kesalahan itu membuat aku tersadar bahwa cinta ayahmu hanya kepada Viona. Semua membuat aku depresi dan stres atas rasa bersalahku pada Viona dan ayahmu yang kini telah berpulang terlebih dahulu dariku.

Saat ini, aku meminta padamu, untuk pertama dan yang terakhir kalinya. Untuk menebus kesalahanku pada Viona dan almarhum ayahmu, carilah putri Viona. Jadikan dia ratu dalam hidupmu.

Perlakukan dia seperti kau memperlakukan mommy dengan penuh kasih sayang. Dan, bersumpahlah atas nama ibu, jangan pernah membuat gadis putri Viona itu menangis. Jadikan air matanya berharga seperti berlian dan permata, yang tak boleh jatuh di pipinya bagimu."

Ibu yakin, kamu pasti bisa melakukannya untukku.

Salam sayangku untuk putraku Alden Barnett. ]

Tanpa disadari, sebuah tetesan air mata lolos begitu saja di sudut mata seorang Alden Barnett.

Sambil meremas surat pemberian ibunya, dia memukul meja kerjanya dengan begitu keras. Bahkan, tindakannya membuat notaris yang sejak tadi duduk di hadapannya terkejut.

"Tuan Alden apa ada masalah?"

Tanpa menjawab dia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Robert, asisten pribadinya.

"Halo tuan."

"Katakan padaku, di mana posisi Diamond Cruises sekarang!"

"Sepertinya, setelah Anda turun dari kapal, Diamond Cruises langsung berlabuh kembali tuan."

"Segera siapkan helikopter, bawa aku ke sana," perintahnya dingin.

"Ada apa tuan, apa ada masalah?"

"Lakukan perintahku, atau aku akan memukulmu dengan tanganku," teriak Alden dengan keras penuh emosi.

"Baik, tuan. Akan saya lakukan."

Robert sudah sangat mengenal sikap arogan dan kasar sang tuannya. Dia tetap tenang menyikapi perintah tuannya itu.

Satu jam kemudian, Alden Barnett telah berada di sebuah helikopter menuju kapal pesiar mewah yang sedang berada di tengah samudera--membawa para penumpangnya menuju keliling dunia impian dengan kemewahan yang disajikan.

Sepanjang perjalanan, hatinya merasa tak tenang.

Dia terus menggigit jarinya. Baru pertama kalinya dia merasa gugup, apa yang harus dia lakukan jika bertemu wanita yang terakhir kalinya dia biarkan begitu saja terbaring tanpa busana di atas ranjangnya?

Kalimat permintaan maaf seperti apa yang harus dia katakan jika akan berhadapan kembali dengan gadis itu?

Seumur hidupnya, dia tak pernah mengucapkan permintaan maaf pada siapapun. Bahkan, pada sang ibu yang sangat dia cintai sekali pun.

"Jadilah wanitaku, dan aku akan membantumu membalaskan dendam kamu pada saudari tiri yang telah menjualmu padaku," lirih Alden seolah latihan.

"Ya, tepat!" teriaknya mendapat ide.

"Tuan, apa ada masalah?" Robert bertanya tak mengerti dengan teriakan tuannya.

Namun, pria arogan itu hanya mengangguk, tersenyum, lalu menjentikkan jarinya ke kursi tempat duduknya.

Merasa ada jalan keluar untuknya saat ini, dia bisa memejamkan matanya walau untuk sebentar.

Perasaan opitimis untuk bisa memperbaiki keadaan.

****

Helikopternya sudah mendarat dia atas landasan milik Diamond Cruises.

Alden Barnett turun lalu berniat menuju kamar royal suite milik pribadinya. Dimana gadis yang dinodainya tiga malam yang lalu berada.

"Robert, siapkan bagiku makan malam romantis dan jangan ada satu pun kesalahan yang kau buat," pintanya pada asisten kepercayaannya sejak dia berusia 17 tahun.

Robert hanya mengangguk patuh dan menuruti keinginan tuannya.

Saat Alden Barnett membuka pintu kamarnya, tak ada tampak apa pun di sana.

"Robert, tanyakan pada pelayan di mana gadis yang berada di kamar ini berada. Apa dia sedang jalan-jalan mengelilingi kapal?"

Tanpa bersuara Robert lalu memanggil bawahannya.

"Maaf tuan, apa gadis yang tuan maksud adalah gadis yang melompat terjun ke laut saat kapal mulai berlabuh kembali di pelabuhan Yunani?"

Suara pelayan itu langsung mengganggu pikiran seorang Alden Barnett, yang secara langsung mendengarnya.

Robert hanya mengendikkan bahunya. "Bukankah, saat aku bertanya apa yang harus aku lakukan pada gadis itu, tuan tak ingin memperdulikannya lagi?"

Mata Alden Barnett mendadak menjadi merah menyala, menahan amarah. "Apa kau bilang?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Aku Tertarik

    Zanet berusaha melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bukan saja pada pribadi sang pemiliknya, bagaimana mobil yang dia buat aman dan nyaman bagi keluarga. Edric membiarkan Zanet bekerja sendiri di ruangannya. Dia memilih tak menganggu Zanet. Sesekali dia mengunjungi Zanet untuk melihat sejauh apa yang sudah dia kerjakan."Bagaimana Zayn?""Aku sangat suka melakukan pekerjaan ini Edric, ini sangat menyenangkan bagiku."Zanet memulai memilih dan membentuk mesin-mesin. Di tangan Zanet yang begitu cekatan melakukannya, walau sudah lama tak memegang mesin lagi.Tapi bagi Zanet, semuanya begitu sangat mudah. Edric tak henti menggelengkan kepala. Bagaimana seorang wanita seperti Zanet lebih menyukai mesin dari pada menyukai barang-barang fashion pada umumnya. Sebuah hal langka.Setiap hari, nyonya Grasia dan tuan Marko bergantian datang melihat perkembangan pekerjaan Zanet. Keduanya sangat takjub, bagaimana Zanet begitu sangat senang dengan pekerjaannya. Beberapa barang juga didatangkan dar

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mulai bekerja

    "Tapi kau tak bercanda kan, Zayn?"Edric masih tak percaya dengan pendengarannya barusan."Jika kau tak percaya, kau bisa menghubungi kampusku dahulu. Aku yakin informasi tentangku masih ada di sana.".Tanpa berpikir panjang, Edric mengetikkan nama kampus yang disebut oleh Zanet. Dan meminta seseorang mencari tahu.TringLima belas menit kemudian seseorang mengirimkan informasi data lengkap milik Zanet dari kampusnya dahulu. Semuanya membuat Edric benar-benar tercengang. Tak menyangka jika Zanet memang lulusan terbaik seperti apa yang dikatakan olehnya."Kau benar Zayn, maaf jika aku sempat meragukanmu.""Tak apa-apa Edric, memang seharusnya begitu," jawab Zanet."Bagaimana kalau kau ikut dengan aku memulai sebuah bisnis yang tidak saja akan menyenangkan bagimu, tapi memang karena kau lulusan terbaik dan buktikan dirimu."Zanet terlihat berpikir sebentar, memandang langit malam yang semakin gelap, dan hanya api unggun di depan mereka yang masih menyala sebagai penerangan bagi mereka.

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tawaran Edric

    "Lelucon apa yang kalian buat? Sepertinya mommy sangat cemburu pada kalian," ucap Zanet berpura-pura memicingkan matanya."Ini urusan pria, mommy dilarang masuk."Axel tertawa bersama Edric. Keduanya sangat menikmati permainan yang mereka lakukan setengah jam yang lalu..Zanet sudah menyiapkan teh untuk Edric, dan segelas susu coklat untuk putranya. Ditambah biskuit kacang, buatan nyonya Grasia. Mereka menikmati senja di balkon vila . Dia tersenyum melihat ke dia pria di hadapannya. Rasanya sudah sempurna kebahagian yang dia rasakan."Bagaimana akhir pekan besok kita berkemah?" Usul Edric membuat Axel langsung antusias."Berkemah daddy? Aku suka. Kapan kita akan berangkat."Axel adalah anak laki-laki yang penuh kreatif. Dia suka jika di akhir pekan Edric mengajaknya dan Zanet untuk ke hutan yang tak jauh dari vila mereka. Di sana Axel bisa mengenal beberapa tumbuhan liar, dan jika beruntung mereka bisa melihat dengan jarak yang sangat dekat hewan hewan liar berkeliaran.Zanet menggele

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Kejutan

    Setiap bulan rutinitas Edric kini ada perubahan. Mengantar Zanet ke praktek dokter Gina. Menemaninya berjalan-jalan. Dan juga selalu mengawasi Zanet. Khawatir traumanya akan kambuh lagi, sesekali Edric membawa Zanet ke tempat Katy. Awalnya Zanet merasa canggung. Sesekali sikapnya berubah-ubah. Kadang dia menjadi Zanet yang penurut dan lembut. Tapi tiba-tiba akan berubah menjadi ganas dan mengamuk, lalu ketakutan sendiri. Edric sudah terbiasa dengan semua yang dilalui oleh Zanet. Dengan sabar dia menemani Zanet. Khawatir jika terjadi sesuatu pada kandungan Zanet.Dan kini kandungan Zanet masuk minggu yang ke 37. Kesehatannya stabil, dan semuanya berkat mommy Grasia yang selalu mengawasi perkembangan kandungannya. Jika dia tak bisa ikut memeriksakan kandungan Zanet, Dia akan bertanya pada Edric bahkan tak jarang menelpon dokter Gina. Apa yang harus dimakan dan yang tidak harus dimakan oleh Zanet. Hingga sedetail itu, mommy Grasia tak ingin kandungan Zanet bermasalah.Jadi Zanet tak me

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tak merasa lapar

    "Alden?""Apa ada yang bisa aku bantu?"Alden mendekati kamar itu dan melihat ke dalam. Entah kenapa Alden sangat tertarik terus memperhatikan kamar itu. Seperti daya tarik seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya saat itu sangat mengganggu pikirannya."Apa ada orang yang menempati kamar ini?"Alden menyusuri semua sudut di ruangan kamar ini. Tak ada apa-apa, apa yang dia inginkan dari kamar ini, dia juga tak mengerti."Ayo kita makan, perutku sudah sangat lapar," ajak Edric mengalihkan pembicaraan agar Alden tak berusaha masuk ke dalam kamar itu. Di dalam hati Edric merasa ingin sekali melindungi wanita di dalam kamar itu dari orang luar. Mengingat dia mulai trauma dengan keberadaan pria di hadapannya."Tidak Edric, aku hanya ingin mengatakan padamu, jadwal penerbangan sudah disiapkan oleh Robert untukku, satu jam lagi aku akan kembali pulang."Edric mengernyitkan dahinya."Secepat ini, apa kau sadar kita belum menyelesaikan urusan bisnis kita.""Aku memiliki urusan lain saat ini Ed

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Merasa lega

    "Zanet sayang, jangan takut. Katy adalah sahabat mommy," ucap nyonya Grasia yang melihat kekhawatiran di mata Zanet."Mari kita mulai," ajak Katy mulai mendekati Zanet.Nyonya Grasia memilih mundur dan duduk agak jauh dari mereka."Mommy," lirih Zanet."Tak apa-apa sayang, percayalah Katy tak akan menyakitimu."Walau pun Zanet duduk tenang, tapi dalam hatinya dia sangat ketakutan. Tapi karena nyonya Grasia selalu tersenyum ke arahnya, Zanet mencoba lebih tenang lagi.Katy memulai mendekati Zanet, dan mengajaknya berbicara. Sebisa mungkin, Katy berusaha untuk membuat Zanet merasa rileks. Tapi tak semudah itu, berulang kali Zanet menolak. Apa pun yang Katy katakan, tak bisa dimengerti oleh Zanet. Hampir saja Katy sudah mulai putus asa. Seorang psikolog handal seperti Katy selalu memilik banyak cara untuk memenangkan hati pasiennya.Melihat wajah nyonya Grasia yang mengiba, Katy tak sampai hati. Dia kemudian berusaha kembali memberi ketenangan pada Zaneta. Mencoba mengajaknya berbicara p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status