Share

Balas dendam

Author: Emmy Liana
last update Last Updated: 2022-11-23 19:53:41

Tanpa menjawab pertanyaan Zaneta, pria berwajah dingin dan arogan itu mendekatinya.

Menatap wajah Zaneta lekat, dari kepala lalu di bagian bibir Zaneta yang menggoda dengan polesan lipstik berwana pink glosy, lalu turun ke dadanya.

Lama dia menatap bagian tubuh Zaneta itu, membuat Zaneta merasa tak nyaman. Dan memundurkan tubuhnya. Dalam pikirannya dia sedang tak berada pada tempat yang tak aman baginya.

Zaneta berniat pergi dan keluar dari kamar itu. Sayang, pintu kamar itu terkunci dari luar.

Keringat dingin membasahi kening Zaneta. Sedang senyum seringai sang pria di hadapannya sungguh sangat menakutkan baginya.

Tangan kekar pria itu meraih lengan Zaneta, dan menyeretnya paksa, membuat lengan Zaneta memerah.

"Apa yang sedang kau lakukan tuan?!" Zaneta berteriak, membuat pria itu emosi.

"Huh, ternyata kelinci kecil ini mempunyai suara yang sangat indah. Berteriaklah semau kamu nona Dawson, aku ingin melihat sampai di mana keberanian kamu menantang aku," ucap pria itu kasar dan arogan.

"Siapa kamu? Apa mau kamu? Jika kamu pikir kamu bisa membeli aku karena Isabel, kamu salah! Aku bukan wanita murahan seperti yang kau pikirkan. Bebaskan aku dari sini, dan aku akan membayar kamu dua kali lipat dari apa yang sudah kamu berikan pada Isabel."

"Dasar wanita angkuh! Kamu pikir akan semudah itu? Sudah bertahun-tahun aku menantikan momen ini. Pembalasanku untuk keluarga Dawson, akan berakhir di hari ini."

"Apa maksud kamu dengan pembalasan?" tanya Zaneta berteriak dia tak mengerti ke arah mana pembicaraan pria di hadapannya.

"Tanyakan pada nyonya Viona Dawson! Ini pembalasan dendam yang sudah aku simpan bertahun-tahun. Dan saat inilah yang aku tunggu. Aku ingin melihat reaksi nyonya Dawson merasakan akibat atas perbuatannya. Bagaimana jika putrinya yang polos ini akan mendapatkan ganjaran perbuatannya dua puluh tahun yang lalu?"

"Aku tak mengerti apa tujuan kamu mengatakan balas dendam kamu dan mommy Viona, aku tak ada hubungannya dengan itu."

"ADA!" jawab pria itu kasar dan keras di hadapan wajah Zaneta, hingga Zaneta bisa merasakan hembusan napas emosi darinya.

"Keluarkan aku dari sini tuan," Zaneta memohon.

Pria arogan itu tak lagi berbicara. Dengan kasar, dia mendorong Zaneta dia atas ranjang mewah miliknya. Dada Zaneta berguncang hebat karena ketakutan. Pria itu dengan kasar menindih tubuh ramping Zaneta, dengan kasar mencumbui wajah gadis cantik itu.

Zaneta berusaha keras mendorong tubuh kekar pria yang sedang menindihnya. Sekuat tenaga dia berusaha keluar dari kungkungan jerat hasrat pria arogan ini.

"Hentikan!" Zaneta terus berteriak, "Tolong, seseorang di luar sana tolong aku!"

"Berteriaklah sepuas kamu nona. Sebab, tak akan ada yang akan mendengarkan jeritanmu. Menjeritlah dengan nyaring, agar aku semakin menikmati permainan kita."

Pria itu semakin liar menyentuh tubuh Zaneta.

Air mata yang seharusnya tak tumpah kini mengalir begitu saja di pipi Zaneta.

Teriakan minta tolong, semakin membuat pria arogan itu semakin bersemangat.

Tangannya yang besar, tak membutuhkan waktu yang lama untuk menyobek-nyobek gaun satin mewah milik Zaneta. Hingga hanya tersisa pakaian dalam saja.

Malam sepi di tengah laut, ditemani deburan ombak. Hanya terdengar suara Zaneta yang terdengar berteriak histeris, merasakan kesuciannya dikoyak berulang kali tanpa ampun. Tangisnya yang menyayat hati tak mampu untuk meluluhkan hati pria arogan itu.

Kamar mewah itu menjadi saksi.

Senyum kepuasan berulang kali terpancar di wajah pria arogan itu.

Hingga pagi menjemput, baru dia menghentikan aktivitasnya.

Pria itu bangun dan melepaskan tubuh Zaneta di atas ranjang.

Gadis. Ah, tidak! Wanita itu telah pingsan sejak semalam tak sadarkan diri.

Tanpa belas kasihan, dia juga meninggalkan Zaneta tertidur tanpa busana di atas ranjangnya.

Dengan santai, dia masuk ke kamar mandi, berendam di air hangat.

Sambil menutup mata, kembali dia mengingat bayangan perbuatannya semalam. Nikmat yang tiada duanya dia dapatkan dari gadis itu.

Selain kenikmatan, ada rasa hangat menggelayar di dalam hatinya.

"Tidak!" gumam pria itu menggelengkan kepalanya. Tak akan boleh ada rasa apa pun pada putri wanita yang dibenci olehnya seumur hidup.

Balas dendam akan selalu menjadi tujuan utamanya. Tak peduli kesakitan yang akan ditimbulkan setelah itu.

Wanita dari keluarga Dawson itu harus merasakan betapa sakitnya yang dia rasakan bertahun-tahun. Wanita dari keluarga Dawson itu telah merenggut cinta pertamanya. Ibunya harus berakhir di rumah sakit jiwa dengan terus menyebut Viona Dawson di mulutnya.

Sepanjang hidupnya, dia telah menantikan moment ini. Kini usianya menginjak 29 tahun, putri kesayangan Viona Dawson telah didapatkannya dengan mudah.

Seseorang mata-mata datang kepadanya, mengatakan jika seorang wanita muda menjual saudaranya dengan tawaran tertinggi. Sebab, dia yakin dengan harganya karena gadis yang dijual olehnya masih perawan.

Awalnya, dia tak berminat dengan tawaran receh gadis-gadis muda di bisnis dunia hitam yang dijalaninya selama ini secara diam-diam. Namun, saat mereka menyebutkan namanya Zaneta Dawson, pria arogan itu langsung menyuruh mencari tahu latar belakang kedua gadis itu.

Dan benar saja, keluarga Dawson itulah yang diinginkannya tanpa berpikir panjang dia melakukan transaksi itu dan meminta gadis itu dibawa ke hadapannya.

Cukup menarik, kisah gadis itu, dikhianati kekasihnya lalu dijual saudari tirinya dan kini berakhir di atas ranjang miliknya.

Pria arogan itu lalu keluar dari bathroom miliknya.

Kemudian, dia memakai handuk dan dililitkan di pinggangnya--menampakan dadanya yang bidang dan tubuh yang kekar, sudah pasti akan digilai semua wanita.

Dia tersenyum ke arah ranjang, tubuh polos gadis Dawson itu sungguh buat ranjang mewahnya pagi ini berbeda. Jika malam-malam sebelumnya para wanita dari kalangan atas berlomba-lomba mencari cara agar bisa menaklukkan hatinya dan dia tak pernah mengizinkannya, entah kenapa dia berubah pikiran pada gadis Dawson ini.

Saat akan membalaskan dendamnya, dia malah memilih ranjangnya sebagai tempat dia menodai putri musuhnya itu.

Sekelebat rasa hangat di hatinya, saat melihat sprei putih miliknya. Ada bercak merah pekat di atasnya, ternyata benar gadis ini baru merasakan yang pertama, sama seperti dirinya juga.

Tok tok tok!

Pintu kamar pria itu diketuk.

"Masuk." Seorang pria berjas hitam masuk ke kamarnya, namun saat masuk ke ruangan tuannya dan tanpa sengaja melihat ke arah ranjang, dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ada apa, Robert?"

"Tuan Alden, maaf saya harus membawa berita buruk ini pada Anda."

"Katakan!"

"Dengan berat hati, saya ingin menyampaikan bahwa ibu anda telah meninggal dunia di Rumah Sakit St. Michkael di Spanyol. Pihak Rumah Sakit mengabarkan jika satu minggu sebelum nyonya meninggal dunia, dia dinyatakan sembuh. Dan sempat menuliskan sebuah surat pada anda."

Pria itu menghela napas panjang dan mengusap wajahnya kasar.

"Setelah aku membalaskan dendam untukmu, apa kau merasa bahagia ibu?" gumam pria arogan itu dengan mata yang sayu.

"Atur kapal ini berhenti di pelabuhan terdekat, dan siapkan pesawat bagiku!" perintahnya lagi.

"Baik tuan."

"Lalu, bagaimana dengan dia? Apa dia sudah mati? Apa yang harus saya lakukan, tuan?" tanya Robert yang adalah asisten pribadi pria arogan itu.

Alden menatap tubuh polos milik Zaneta.

"Terserah kau saja," jawabnya singkat.

"Lima jam lagi kapal ini akan masuk ke pelabuhan negara Yunani, setelah Anda turun anda bisa langsung menuju ke bandara terdekat," jelas Robert padanya diikuti oleh anggukan kepala tanda mengerti pria arogan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Aku Tertarik

    Zanet berusaha melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bukan saja pada pribadi sang pemiliknya, bagaimana mobil yang dia buat aman dan nyaman bagi keluarga. Edric membiarkan Zanet bekerja sendiri di ruangannya. Dia memilih tak menganggu Zanet. Sesekali dia mengunjungi Zanet untuk melihat sejauh apa yang sudah dia kerjakan."Bagaimana Zayn?""Aku sangat suka melakukan pekerjaan ini Edric, ini sangat menyenangkan bagiku."Zanet memulai memilih dan membentuk mesin-mesin. Di tangan Zanet yang begitu cekatan melakukannya, walau sudah lama tak memegang mesin lagi.Tapi bagi Zanet, semuanya begitu sangat mudah. Edric tak henti menggelengkan kepala. Bagaimana seorang wanita seperti Zanet lebih menyukai mesin dari pada menyukai barang-barang fashion pada umumnya. Sebuah hal langka.Setiap hari, nyonya Grasia dan tuan Marko bergantian datang melihat perkembangan pekerjaan Zanet. Keduanya sangat takjub, bagaimana Zanet begitu sangat senang dengan pekerjaannya. Beberapa barang juga didatangkan dar

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mulai bekerja

    "Tapi kau tak bercanda kan, Zayn?"Edric masih tak percaya dengan pendengarannya barusan."Jika kau tak percaya, kau bisa menghubungi kampusku dahulu. Aku yakin informasi tentangku masih ada di sana.".Tanpa berpikir panjang, Edric mengetikkan nama kampus yang disebut oleh Zanet. Dan meminta seseorang mencari tahu.TringLima belas menit kemudian seseorang mengirimkan informasi data lengkap milik Zanet dari kampusnya dahulu. Semuanya membuat Edric benar-benar tercengang. Tak menyangka jika Zanet memang lulusan terbaik seperti apa yang dikatakan olehnya."Kau benar Zayn, maaf jika aku sempat meragukanmu.""Tak apa-apa Edric, memang seharusnya begitu," jawab Zanet."Bagaimana kalau kau ikut dengan aku memulai sebuah bisnis yang tidak saja akan menyenangkan bagimu, tapi memang karena kau lulusan terbaik dan buktikan dirimu."Zanet terlihat berpikir sebentar, memandang langit malam yang semakin gelap, dan hanya api unggun di depan mereka yang masih menyala sebagai penerangan bagi mereka.

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tawaran Edric

    "Lelucon apa yang kalian buat? Sepertinya mommy sangat cemburu pada kalian," ucap Zanet berpura-pura memicingkan matanya."Ini urusan pria, mommy dilarang masuk."Axel tertawa bersama Edric. Keduanya sangat menikmati permainan yang mereka lakukan setengah jam yang lalu..Zanet sudah menyiapkan teh untuk Edric, dan segelas susu coklat untuk putranya. Ditambah biskuit kacang, buatan nyonya Grasia. Mereka menikmati senja di balkon vila . Dia tersenyum melihat ke dia pria di hadapannya. Rasanya sudah sempurna kebahagian yang dia rasakan."Bagaimana akhir pekan besok kita berkemah?" Usul Edric membuat Axel langsung antusias."Berkemah daddy? Aku suka. Kapan kita akan berangkat."Axel adalah anak laki-laki yang penuh kreatif. Dia suka jika di akhir pekan Edric mengajaknya dan Zanet untuk ke hutan yang tak jauh dari vila mereka. Di sana Axel bisa mengenal beberapa tumbuhan liar, dan jika beruntung mereka bisa melihat dengan jarak yang sangat dekat hewan hewan liar berkeliaran.Zanet menggele

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Kejutan

    Setiap bulan rutinitas Edric kini ada perubahan. Mengantar Zanet ke praktek dokter Gina. Menemaninya berjalan-jalan. Dan juga selalu mengawasi Zanet. Khawatir traumanya akan kambuh lagi, sesekali Edric membawa Zanet ke tempat Katy. Awalnya Zanet merasa canggung. Sesekali sikapnya berubah-ubah. Kadang dia menjadi Zanet yang penurut dan lembut. Tapi tiba-tiba akan berubah menjadi ganas dan mengamuk, lalu ketakutan sendiri. Edric sudah terbiasa dengan semua yang dilalui oleh Zanet. Dengan sabar dia menemani Zanet. Khawatir jika terjadi sesuatu pada kandungan Zanet.Dan kini kandungan Zanet masuk minggu yang ke 37. Kesehatannya stabil, dan semuanya berkat mommy Grasia yang selalu mengawasi perkembangan kandungannya. Jika dia tak bisa ikut memeriksakan kandungan Zanet, Dia akan bertanya pada Edric bahkan tak jarang menelpon dokter Gina. Apa yang harus dimakan dan yang tidak harus dimakan oleh Zanet. Hingga sedetail itu, mommy Grasia tak ingin kandungan Zanet bermasalah.Jadi Zanet tak me

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tak merasa lapar

    "Alden?""Apa ada yang bisa aku bantu?"Alden mendekati kamar itu dan melihat ke dalam. Entah kenapa Alden sangat tertarik terus memperhatikan kamar itu. Seperti daya tarik seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya saat itu sangat mengganggu pikirannya."Apa ada orang yang menempati kamar ini?"Alden menyusuri semua sudut di ruangan kamar ini. Tak ada apa-apa, apa yang dia inginkan dari kamar ini, dia juga tak mengerti."Ayo kita makan, perutku sudah sangat lapar," ajak Edric mengalihkan pembicaraan agar Alden tak berusaha masuk ke dalam kamar itu. Di dalam hati Edric merasa ingin sekali melindungi wanita di dalam kamar itu dari orang luar. Mengingat dia mulai trauma dengan keberadaan pria di hadapannya."Tidak Edric, aku hanya ingin mengatakan padamu, jadwal penerbangan sudah disiapkan oleh Robert untukku, satu jam lagi aku akan kembali pulang."Edric mengernyitkan dahinya."Secepat ini, apa kau sadar kita belum menyelesaikan urusan bisnis kita.""Aku memiliki urusan lain saat ini Ed

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Merasa lega

    "Zanet sayang, jangan takut. Katy adalah sahabat mommy," ucap nyonya Grasia yang melihat kekhawatiran di mata Zanet."Mari kita mulai," ajak Katy mulai mendekati Zanet.Nyonya Grasia memilih mundur dan duduk agak jauh dari mereka."Mommy," lirih Zanet."Tak apa-apa sayang, percayalah Katy tak akan menyakitimu."Walau pun Zanet duduk tenang, tapi dalam hatinya dia sangat ketakutan. Tapi karena nyonya Grasia selalu tersenyum ke arahnya, Zanet mencoba lebih tenang lagi.Katy memulai mendekati Zanet, dan mengajaknya berbicara. Sebisa mungkin, Katy berusaha untuk membuat Zanet merasa rileks. Tapi tak semudah itu, berulang kali Zanet menolak. Apa pun yang Katy katakan, tak bisa dimengerti oleh Zanet. Hampir saja Katy sudah mulai putus asa. Seorang psikolog handal seperti Katy selalu memilik banyak cara untuk memenangkan hati pasiennya.Melihat wajah nyonya Grasia yang mengiba, Katy tak sampai hati. Dia kemudian berusaha kembali memberi ketenangan pada Zaneta. Mencoba mengajaknya berbicara p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status