Share

Cari gadis itu

Penulis: Emmy Liana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-01 20:18:52

Alden mengeratkan rahangnya menahan amarah. Bagaimana pun ini di luar dugaannya. Bagaimana seorang gadis bisa berani melompat ke laut dengan ketinggian kapal lebih dari 50 meter. Alden mengacak rambutnya frustasi. Sambil berteriak meluapkan emosinya.

Robert hanya menatap bingung pria 29 tahun di hadapannya. Tiga hari yang lalu dengan arogannya dia tak memperdulikan gadis itu, apa lagi saat dia meninggalkannya gadis itu dalam keadaan memprihatinkan.

"Tuan, meja makan malam anda sudah di siapkan. Apa anda perlu penambahan fasilitas lagi?"

Seorang pelayan restoran VIP datang menghamoiri Alden. Karena dia tak ingin sesuatu kesalahan akan terjadi. Jadi, dia ingin memastikan apa yang dia siapkan sudah seperti keinginan sang Tuan.

"Batalkan semuanya!"

Teriak Alden penuh emosi.

Tanpa berkata lagi, pelayan itu memundurkan tubuhnya lalu berbalik pergi. Tak ingin mengambil resiko menjadi tujuan pelampiasan emosi sang Tuan.

"Tenanglah Alden, apa yang kau lakukan? Hanya karena gadis eh, bukan wanita itu kau bersikap kasar pada orang lain."

Robert mencoba menenangkan tuannya itu.

"Tutup mulutmu Robert! Apa kau tak tahu aku sudah melakukan kejahatan terbesar dalam hidup gadis Dawson itu?"

Robert mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Apa maksudmu tuan Alden?"

"Bertahun-tahun hidupku dipenuhi dendam di masa lalu ibuku. Jika aku bertanya apa ibu sakit, jawabannya hanya Viona, Viona, dan Viona. 20 tahun aku hidup dengan kebencian pada seorang wanita yang bernama Viona. Sejak umur 9 tahun aku memikirkan balas dendam yang paling sakit untuknya. Namun apa yang aku dapatkan, setelah aku bisa membalaskan dendamku. Ternyata nama Viona yang di sebut ibuku adalah korbannya, bahkan putrinya kini menjadi korban karena ulahku. Selama 20 tahun hatiku buta akan dendam yang aku buat," ucap Alden berteriak dan suara berapi-api.

Mulut Robert kelu, tak mampu menjawab semua pengakuan Alden. Dia hanya bisa menghela napas panjang. Bahkan kini dia kehilangan kata-kata untuk meluruskan situasi.

Hening.

Arrrrggggggghhhh

Alden berteriak penuh emosi. Dia membanting dan memecahkan semua pajangan di royal suite room miliknya. Tak perduli betapa langka dan mahal harganya.

Robert hanya berdiri terpaku di sudut ruangan itu. Menenangkan Alden dalam keadaan emosi bukan solusi yang terbaik saat ini. Robert sangat mengenal betul sifat arogan tuannya. Tempramentalnya yang buruk, jika dia dalam keadaan emosi. Tak akan ada satu pun yang bisa menenangkannya.

Napas Alden tersenggal-senggal saat semua barang telah dipecahkan olehnya. Lelah yang dia rasakan, membuat dia mengeluarkan jas biru navy dari tubuhnya lalu membuangnya begitu saja.

Karena kelelahan akhirnya Alden tertidur di sofa. Sebab ranjang mewahnya sudah berantakan tak beraturan lagi. Sedang Robert hanya menggeleng saja melihat tingkah tuannya. Dia sudah sangat mengenal tuannya itu, sehingga dia tahu apa yang harus dia lakukan.

Tak membutuhkan waktu yang lama, suara dengkuran halus terdengar dari tuannya itu. Robert mengambil selimut dari atas ranjang lalu menutupi tubuh tuannya itu.

Sebenarnya Robert merasa iba pada tuan Alden. Sejak kecil dia hidup dalam kesendirian tanpa kasih sayang. Ayahnya terlalu sibuk dengan perjalanan bisnis ke seluruh dunia, sedang ibunya depresi lalu masuk ke rumah sakit jiwa. Namun ayahnya seakan tak perduli dengan penderitaan ibunya.

Kini dia tahu jawabannya. Tak ada cinta di antara ke dua orang tuanya. Hingga tak saling memperdulikan.

****

Tubuh Alden menggeliat. Matanya tanpa sengaja menatap ke arah ranjang miliknya. Alden kembali menutup matanya, mengingat kembali setiap detik yang dia habiskan di malam itu. Bagaimana setiap sikap agresif dan penyiksaan kasar, yang pastinya menyakitkan bagi gadis Dawson itu.

Setiap rintihan dan erangan gadis itu bahkan setiap tetes air mata yang dia keluarkan semuanya terekam jelas di dalam otak Alden.

Rasa bersalah kini mengusik dalam hatinya.

Sejak berusia 9 tahun, setiap kekesalan melanda dirinya dia terus menyalahkan nama Viona. Semakin hari semakin rasa bencinya pada Viona dia pupuk. Sehingga terbentuk sebuah dendam dalam hatinya, agar suatu saat dia bisa membalaskan rasa sakitnya.

"Kau harus membayar mahal, atas apa yang sudah terjadi pada ibuku, Viona. Dan aku pastikan aku akan merenggut segalanya darimu."

Itulah kata-kata yang terus diucapkannya setiap hari, demi untuk membalaskan dendamnya pada Viona.

Namun kenyataannya, hari ini dia dihukum. Atas segala rasa dendam tak beralasanya. Dia telah menyakiti hati seorang gadis yang bahkan tak tahu menahu apa sebabnya pelampiasan dendamnya.

"Tuan," panggil Robert namun diacuhkan olehnya.

"Hari ini anda memiliki jadwal yang padat. Setelah selesai sarapan, silahkan tuan masuk ke ballroom mengikuti seminar para pengusaha sukses di seluruh dunia."

Alden tak menyahut, pikirannya terus saja terbang entah kemana. Nafsu makannya kini hilang.

"Tuan?"

Robert menepuk pundak tuannya, membuat Alden menoleh.

"Apa ada masalah?"

"Batalkan seminarnya!"

Perintahnya dingin.

"Tapi tuan, bagaimana bisa anda membatalkan secara sepihak. Para konglomerat dari seluruh dunia telah menantikan momen ini, apa lagi tuan adalah pembicara yang mereka nantikan."

"Aku bilang batalkan Robert!"

Teriak Alden emosi.

Tak ada yang bisa melakukan apa pun jika Alden sudah berteriak penuh emosi.

Dia tak akan segan untuk mencabik-cabik tubuhmu saat kau membantah keinginannya.

Robert memilih mundur, memberikan waktu pada tuannya untuk menjernihkan pikirannya.

****

"Tuan, seminar anda sudah tertunda dua jam lebih. Para undangan tak ingin meninggalkan ballroom sebelum anda datang pada mereka."

Robert mendatangi royal suite room milik Alden dengan membawa sejuta harapan para pengusaha yang sedang menunggu kedatangannya.

"Tolonglah tuan, untuk kali ini saja anda mengesampingkan perasan pribadi anda. Setelah anda melanjutkannya, aku berjanji akan melakukan apa saja yang tuan perintahkan," ucap Robert mengiba.

Bagaimana tidak seminar ini bernilai ratusan milyar bagi Diamond Corp, jika Alden membatalkannya otomatis para konglomerat itu akan membatalkan kerja sama mereka. Robert tak ingin mengambil resiko yang terlalu besar untuk ini.

"Ayolah tuan," bujuknya lagi.

Alden lalu menatap tajam pria yang sudah menjadi asistennya itu penuh arti. Dia tersenyum menyeringai, membuat Robert menggelengkan kepalanya.

"Ya, tuan aku akan melakukannya untukmu. Tapi tolonglah segera masuk ke ruang seminar."

"Robert," panggil Alden.

"Cari gadis Dawson itu sampai dapat, bahkan jika kamu harus merangkak masuk lubang semut sekali pun, aku tak perduli. Asalkan kau bisa membawanya kembali padaku."

Robert membulatkan matanya, tapi demi seminar yang sudah di ujung tanduk itu pun dengan sangat terpaksa Robert menganggukan kepalanya tanda setuju.

"Apa sekarang tuan sudah bersedia menuju ke ruang seminar bersama denganku?"

Tanya Robert hati-hati, sebab Robert sangat tahu kadang-kadang Alden suka mempermainkannya.

Wajah Robert menegang, menunggu persetujuan Alden, yang mungkin saja dia menolaknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Aku Tertarik

    Zanet berusaha melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bukan saja pada pribadi sang pemiliknya, bagaimana mobil yang dia buat aman dan nyaman bagi keluarga. Edric membiarkan Zanet bekerja sendiri di ruangannya. Dia memilih tak menganggu Zanet. Sesekali dia mengunjungi Zanet untuk melihat sejauh apa yang sudah dia kerjakan."Bagaimana Zayn?""Aku sangat suka melakukan pekerjaan ini Edric, ini sangat menyenangkan bagiku."Zanet memulai memilih dan membentuk mesin-mesin. Di tangan Zanet yang begitu cekatan melakukannya, walau sudah lama tak memegang mesin lagi.Tapi bagi Zanet, semuanya begitu sangat mudah. Edric tak henti menggelengkan kepala. Bagaimana seorang wanita seperti Zanet lebih menyukai mesin dari pada menyukai barang-barang fashion pada umumnya. Sebuah hal langka.Setiap hari, nyonya Grasia dan tuan Marko bergantian datang melihat perkembangan pekerjaan Zanet. Keduanya sangat takjub, bagaimana Zanet begitu sangat senang dengan pekerjaannya. Beberapa barang juga didatangkan dar

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mulai bekerja

    "Tapi kau tak bercanda kan, Zayn?"Edric masih tak percaya dengan pendengarannya barusan."Jika kau tak percaya, kau bisa menghubungi kampusku dahulu. Aku yakin informasi tentangku masih ada di sana.".Tanpa berpikir panjang, Edric mengetikkan nama kampus yang disebut oleh Zanet. Dan meminta seseorang mencari tahu.TringLima belas menit kemudian seseorang mengirimkan informasi data lengkap milik Zanet dari kampusnya dahulu. Semuanya membuat Edric benar-benar tercengang. Tak menyangka jika Zanet memang lulusan terbaik seperti apa yang dikatakan olehnya."Kau benar Zayn, maaf jika aku sempat meragukanmu.""Tak apa-apa Edric, memang seharusnya begitu," jawab Zanet."Bagaimana kalau kau ikut dengan aku memulai sebuah bisnis yang tidak saja akan menyenangkan bagimu, tapi memang karena kau lulusan terbaik dan buktikan dirimu."Zanet terlihat berpikir sebentar, memandang langit malam yang semakin gelap, dan hanya api unggun di depan mereka yang masih menyala sebagai penerangan bagi mereka.

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tawaran Edric

    "Lelucon apa yang kalian buat? Sepertinya mommy sangat cemburu pada kalian," ucap Zanet berpura-pura memicingkan matanya."Ini urusan pria, mommy dilarang masuk."Axel tertawa bersama Edric. Keduanya sangat menikmati permainan yang mereka lakukan setengah jam yang lalu..Zanet sudah menyiapkan teh untuk Edric, dan segelas susu coklat untuk putranya. Ditambah biskuit kacang, buatan nyonya Grasia. Mereka menikmati senja di balkon vila . Dia tersenyum melihat ke dia pria di hadapannya. Rasanya sudah sempurna kebahagian yang dia rasakan."Bagaimana akhir pekan besok kita berkemah?" Usul Edric membuat Axel langsung antusias."Berkemah daddy? Aku suka. Kapan kita akan berangkat."Axel adalah anak laki-laki yang penuh kreatif. Dia suka jika di akhir pekan Edric mengajaknya dan Zanet untuk ke hutan yang tak jauh dari vila mereka. Di sana Axel bisa mengenal beberapa tumbuhan liar, dan jika beruntung mereka bisa melihat dengan jarak yang sangat dekat hewan hewan liar berkeliaran.Zanet menggele

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Kejutan

    Setiap bulan rutinitas Edric kini ada perubahan. Mengantar Zanet ke praktek dokter Gina. Menemaninya berjalan-jalan. Dan juga selalu mengawasi Zanet. Khawatir traumanya akan kambuh lagi, sesekali Edric membawa Zanet ke tempat Katy. Awalnya Zanet merasa canggung. Sesekali sikapnya berubah-ubah. Kadang dia menjadi Zanet yang penurut dan lembut. Tapi tiba-tiba akan berubah menjadi ganas dan mengamuk, lalu ketakutan sendiri. Edric sudah terbiasa dengan semua yang dilalui oleh Zanet. Dengan sabar dia menemani Zanet. Khawatir jika terjadi sesuatu pada kandungan Zanet.Dan kini kandungan Zanet masuk minggu yang ke 37. Kesehatannya stabil, dan semuanya berkat mommy Grasia yang selalu mengawasi perkembangan kandungannya. Jika dia tak bisa ikut memeriksakan kandungan Zanet, Dia akan bertanya pada Edric bahkan tak jarang menelpon dokter Gina. Apa yang harus dimakan dan yang tidak harus dimakan oleh Zanet. Hingga sedetail itu, mommy Grasia tak ingin kandungan Zanet bermasalah.Jadi Zanet tak me

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tak merasa lapar

    "Alden?""Apa ada yang bisa aku bantu?"Alden mendekati kamar itu dan melihat ke dalam. Entah kenapa Alden sangat tertarik terus memperhatikan kamar itu. Seperti daya tarik seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya saat itu sangat mengganggu pikirannya."Apa ada orang yang menempati kamar ini?"Alden menyusuri semua sudut di ruangan kamar ini. Tak ada apa-apa, apa yang dia inginkan dari kamar ini, dia juga tak mengerti."Ayo kita makan, perutku sudah sangat lapar," ajak Edric mengalihkan pembicaraan agar Alden tak berusaha masuk ke dalam kamar itu. Di dalam hati Edric merasa ingin sekali melindungi wanita di dalam kamar itu dari orang luar. Mengingat dia mulai trauma dengan keberadaan pria di hadapannya."Tidak Edric, aku hanya ingin mengatakan padamu, jadwal penerbangan sudah disiapkan oleh Robert untukku, satu jam lagi aku akan kembali pulang."Edric mengernyitkan dahinya."Secepat ini, apa kau sadar kita belum menyelesaikan urusan bisnis kita.""Aku memiliki urusan lain saat ini Ed

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Merasa lega

    "Zanet sayang, jangan takut. Katy adalah sahabat mommy," ucap nyonya Grasia yang melihat kekhawatiran di mata Zanet."Mari kita mulai," ajak Katy mulai mendekati Zanet.Nyonya Grasia memilih mundur dan duduk agak jauh dari mereka."Mommy," lirih Zanet."Tak apa-apa sayang, percayalah Katy tak akan menyakitimu."Walau pun Zanet duduk tenang, tapi dalam hatinya dia sangat ketakutan. Tapi karena nyonya Grasia selalu tersenyum ke arahnya, Zanet mencoba lebih tenang lagi.Katy memulai mendekati Zanet, dan mengajaknya berbicara. Sebisa mungkin, Katy berusaha untuk membuat Zanet merasa rileks. Tapi tak semudah itu, berulang kali Zanet menolak. Apa pun yang Katy katakan, tak bisa dimengerti oleh Zanet. Hampir saja Katy sudah mulai putus asa. Seorang psikolog handal seperti Katy selalu memilik banyak cara untuk memenangkan hati pasiennya.Melihat wajah nyonya Grasia yang mengiba, Katy tak sampai hati. Dia kemudian berusaha kembali memberi ketenangan pada Zaneta. Mencoba mengajaknya berbicara p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status