Home / Romansa / Rantai Hasrat (Oliver&Nicole) / Bab 2. Sebuah Permainan  

Share

Bab 2. Sebuah Permainan  

last update Last Updated: 2023-10-03 21:55:40

Nicole merasakan pusing luar biasa kala membuka mata. Tubuh gadis itu terasa remuk seperti tengah melakukan aktivitas berat. Sesekali, Nicole meringis merasakan titik sensitive-nya begitu perih dan sangat sakit. Gadis itu seakan mendapatkan pukulan keras hingga menimbulkan rasa sakit luar biasa.

Perlahan ketika mata Nicole mulai terbuka, tatapan gadis itu terkejut melihat dirinya berada di sebuah kamar asing yang tak pernah dikenalinya. Raut wajah Nicole menegang penuh ketakutan. Detik selanjutnya, Nicole memberanikan diri melihat tubuhnya sendiri.

Bagai tersambar petir, betapa terkejutnya Nicole mendapati tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Nicole melihat ke samping—menatap di sampingnya sudah kosong. Tak ada siapa pun di sana. Napasnya memberat. Debar jantungnya semakin berpacu kencang.

Raut wajah Nicole pucat pasi. Ingatan gadis itu tergali mengingat dirinya mendatangi pesta, dan Oliver menghampirinya. Nicole meremas-remas rambutnya. Ingatan lainnya muncul di mana dirinya meminum minuman alkohol milik Oliver.

“Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?” Nicole panik. Rasanya dia ingin menangis sekeras mungkin, tapi tak mungkin dia menangis dan tetap berada di sini. Dia meneguhkan hatinya untuk berusaha tenang.

Nicole menyibak selimut, turun dari ranjang dan langsung memakai dress-nya yang tergeletak sembarangan di lantai. Dengan menahan rasa perih dan sakit di titik sensitive-nya, Nicole berjalan meninggalkan kamar itu.

Di depan kamar, tepatnya di ujung sana, tatapan Nicole teralih pada tiga laki-laki yang nampak tengah membicarakan sesuatu hal yang sangat penting. Mata Nicole menyipit tajam, seperti mengenali punggung salah satu laki-laki itu.

Nicole hendak mengabaikan, tapi entah kenapa hati Nicole mendorongnya untuk melangkah menuju ke arah sana. Akhirnya, dia memutuskan untuk melangkah mendekat pada kumpulan tiga pria yang tengah berbicara penting.

Well, Oliver Maxton jadi kau berhasil meniduri Nicole Tristan?” ujar Matthew seraya menatap Oliver.

Oliver tersenyum sinis. “Aku yakin kau melihatku membawa Nicole meninggalkan pesta, kan?”

“Tapi kami tetap butuh bukti, Oliver. Permainan akan dikatakan kau pemenangnya, jika kau menunjukan bukti video kau meniduri Nicole,” sambung Carlos menantang Oliver untuk menyerahkan bukti padanya.

Oliver dengan santai memberikan video yang ada di ponselnya pada kedua temannya itu. “Kalian bisa melihat sendiri. Aku bukanlah pembual. Jika aku berhasil, maka aku akan mengatakan yang sebenarnya.”

Carlos dan Matthew mengambil ponsel Oliver itu, dan segera memutar video yang ada di sana. Terlihat seringai di wajah Carlos dan Matthew terlukis melihat video di mana Oliver meniduri Nicole. Tubuh keduanya terbalut oleh selimut, hanya bagian atas terlihat sedikit mereka tak memakai apa pun.

Suara desahan Nicole terdengar merdu. Carlos dan Matthew nampak puas kala Oliver berhasil memenangkan permainan. Ya, mereka tak menyangka Oliver akan mampu memenangkan permainan ini.

“Luar biasa, Oliver. Kau berhasil meniduri Nicole Tristan.” Carlos dan Matthew tertawa puas kala sudah melihat video itu.

“Jadi kalian menjadikanku barang taruhan?” Tubuh Nicole membeku di tempatnya. Air mata gadis itu berlinang deras menyentuh pipinya. Semua percakapan Oliver dengan kedua temannya telah Nicole dengar. Hati Nicole bagaikan tercabik-cabik mendengar dirinya dijadikan taruhan oleh tiga laki-laki yang merupakan kakak kelasnya tu.

“Nicole?” Carlos dan Matthew terkejut melihat Nicole. Dua laki-laki itu sedikit kikuk, karena terpergok oleh Nicole. Sedangkan Oliver hanya diam di tempatnya, menatap wajah Nicole hancur penuh dengan air mata.

“Kenapa kalian jahat padaku?! Kenapa?” teriak Nicole begitu keras.

Oh, come on, Nicole. Ini hanya permainan. Nanti kau juga pasti akan melakukannya dengan kekasihmu. Jangan terlalu dianggap serius.” Matthew berkata dengan tanpa dosa, seakan bahwa tindakan yang dilakukan sama sekali tak bersalah.

Mata Nicole menatap Carlos dan Matthew dengan tatapan memerah penuh amarah kebencian. “Di mana hati kalian, menjadikan kehormatan seorang gadis untuk sebuah bahan permainan?”

Carlos mendekat, dan menarik dagu Nicole. Pemuda itu mendekatkan bibirnya ke bibir Nicole sambil berbisik, “Relaks, Nicole. Tidak perlu berlebihan. Permainanmu dengan Oliver cukup memuaskan. Suara desahanmu merdu. Andai saja aku yang ada dalam permainan itu, maka aku tidak akan membiarkanmu tidur sepanjang malam.”

“Berengsek!” Nicole memukul lengan kekar Carlos.

Carlos dan Matthew tertawa melihat kemarahan Nicole.

“Pergilah. Aku akan mengurusnya,” ucap Oliver dingin pada kedua temannya.

Carlos dan Matthew mengangkat bahu mereka. Kemudian, mereka menatap Oliver dan berkata bersamaan. “Baiklah, kami pergi dulu. Besok hadiahmu akan kami kirimkan.” Lalu, Carlos dan Matthew melangkah pergi meninggalkan tempat itu. 

Nicole menatap Oliver dengan tatapan memerah, akibat tangis yang tak kunjung reda. Dia mendekat, dan menatap Oliver penuh kebencian. “Kau puas? Semoga kau bisa tidur nyenyak bersama hadiah yang kau dapatkan.”

“Tentu saja aku puas, aku mendapatkan dua kesenangan malam ini.” Oliver mendekat membelai pipi Nicole dengan dua jarinya.

Plakkk

Nicole menampar Oliver keras. Bahu gadis itu bergetar. Air matanya semakin mendera mendengar apa yang Oliver katakan padanya. Kilat matanya memancarkan jelas sebuah dendam dan kebencian mendalam.

Oliver menyentuh pipi kanannya, menatap dingin Nicole. “Berani sekali kau menamparku,” geramnya, menahan amarah dalam dirinya.

“Tamparan itu tidak sebanding dengan apa yang kau lakukan, Oliver! Di mana hati nuranimu?! Kau tega menjadikan kehormatan seorang gadis, demi sebuah permainan!” teriak Nicole keras.

“Perempuan sepertimu itu dari luarnya saja naif, aku tahu kamu menikmati sentuhanku, jadi jangan munafik!”  seru Oliver dingin.

Nicole menyeka air matanya dengan wajah penuh kemarahan. “Laki-laki sepertimu tidak akan pernah tahu, bagaimana hancurnya ketika dijadikan sebuah permainan Oliver Maxton, aku bukan barang yang bisa dijadikan barang taruhan!”

Nicole melangkah mundur menjauh dari Oliver. Matanya nampak nanar dan rapuh. Rasa sakit sangat jelas terpancar dari mata gadis itu. Tatapan Nicole sukses membuat Oliver bergeming di tempatnya tak berkutik sedikit pun.

“Selamat, Oliver Maxton. Kau telah menghancurkan hidupku. Mulai detik ini, aku tidak akan pernah mau lagi melihatmu apalagi menyebut namamu. Demi Tuhan, aku membencimu. Aku sangat membencimu!”

Nicole berlari pergi meninggalkan Oliver yang masih bergeming di tempatnya. Suara tangis gadis itu terdengar begitu menderita. Sorot mata Oliver terus menatap dalam dan dingin Nicole yang telah pergi. Entah kenapa hati Oliver terusik mendengar apa yang Nicole katakan padanya.

Beberapa tahun berlalu …

Nicole menatap jalanan perkotaan London. Mata Nicole begitu lemah di balik sikapnya yang tegar. Kepingan memori buruk akan masa lalu, muncul di pikirannya di kala wanita itu melihat hamparan kota London. Memori yang telah dia buang jauh-jauh, dan berharap tidak lagi bertemu dengan sosok pria yang menghancurkanya.

Mobil berhenti tepat di lampu merah. Banyak orang menyeberang lewat zebra cross. Namun, tiba-tiba di saat lampu hijau, sosok pria tak asing berada di dalam mobil, melewati Nicole. Sosok yang sangat tak asing di matanya.

“Tidak! Dia bukan pria berengsek itu!” Nicole terkejut dan buru-buru menepis pikirannya. Wanita cantik itu yakin bahwa apa yang dia lihat adalah salah. Dia menarik kembali pandangannya, dengan jantung yang kini berdebar tak karuan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 206. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan berlalu … Wengen, Switzerland. Tiga pengasuh dibuat pusing luar biasa oleh Olivia yang begitu aktif. Balita kecil itu terus berlari-lari sambil bermain bola kecil yang sejak tadi dia lempar-lempar. Tiga pengawal sudah siap siaga melihat setiap gerak Olivia yang sangat cepat. Entah dulu Nicole mengidam apa sampai membuat Olivia selincah ini. Baik pengasuh dan pengawal tidak bisa santai dalam menjaga balita kecil itu. Sedikit saja terabaikan, pasti Olivia sudah berulah.Tindakan Olivia memang kerap membuat Nicole sakit kepala. Apalagi waktu ketika Nicole masih hamil besar. Dia dibuat pusing luar biasa dengan tindakan putri kecilnya yang sangat aktif. Olivia sering susah diberi tahu Nicole. Balita kecil itu paling tunduk pada ayahnya. Hal tersebut yang membuat Nicole terkadang jengkel.“Olivia, pelan-pelan, Nak. Jangan berlari seperti itu,” ucap Nicole berseru dengan nada sedikit keras, tapi sayangnya tak menghentikan balita kecil yang sangat aktif itu. Nicole sampai men

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 205. Extra Part VI

    Oliver berlari menelusuri koridor rumah sakit. Raut wajah pria itu tampak sangat panik dan penuh khawatir. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, dia tak henti mengumpati kebodohannya. Harusnya hari ini dia tak pergi ke mana-mana. Jika sampai ada hal buruk yang menimpa istri dan anaknya, maka dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri. Saat Oliver sudah dekat dengan ruang persalinan, langkah kakinya terhenti melihat Joice mondar-mandir di depan ruangan persalinan. Raut wajah Oliver berubah, menatap lekat dan tegas sepupunya itu.“Joice?” tegur Oliver.Joice yang sejak tadi mondar-mandir tak jelas, terkejut melihat Oliver ada di hadapannya. “Oliver? Astaga, akhirnya kau muncul,” serunya bahagia melihat Oliver sudah datang. Sejak tadi dia sudah panik karena Oliver tak kunjung datang.“Di mana Nicole?” tanya Oliver cepat.Joice menyentuh lengan Oliver sambil berkata cemas, “Nicole ada di dalam. Segera kau masuk. Dari tadi dia terus menjerit kesakitan.” Oliver mengangguk, dan

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 204. Extra Part V

    *Nicole, aku pergi sebentar ingin bertemu ayahku. Ada kasus rumit yang sedang aku tangani dan aku membutuhkan pendapat ayahku. Aku tidak akan lama. Aku akan segera pulang. Kau jangan ke mana-mana. Your husband—Oliver.* Nicole mengembuskan napas panjang membaca note dari suaminya itu. Raut wajahnya nampak kesal. Pagi ini, Nicole bangun terlambat sedangkan Oliver bangun lebih awal. Dia yakin Oliver tak membangunkannya, karena tidak mau mengganggunya. Sungguh, itu sangat menyebalkan. Nicole mengikat rambut asal, dan meminum susu hangat yang baru saja diantarkan. Hari ini, Nicole terbebas dari menjaga Olivia, karena putri kecilnya itu sedang diculik keluarganya. Well, Olivia memang kerap menjadi rebutan. Wajar saja, karena Olivia adalah cucu pertama di keluarga Nicole dan juga cucu pertama di keluarga Oliver. Hal tersebut yang menjadikan Olivia kerap sekali diculik sana sini.“Lebih baik aku mandi,” gumam Nicole yang memutuskan ingin mandi. Meskipun kesal masih ada, tapi dia tidak mau k

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 203. Extra Part IV 

    “Nicole, pakailah gaun ini.” Oliver menunjuk sebuah kotak yang berisikan sebuah gaun indah yang ada di hadapannya. Pria itu sengaja menyiapkan gaun cantik untuk sang istri tercinta.Nicole mengalihkan pandangannya, menatap gaun yang ditunjuk Oliver. “Sayang, kau ingin mengajakku ke mana sampai aku harus memakai gaun seindah itu?” tanyanya lembut. Jika hanya pergi ke tempat-tempat terdekat saja, mana mungkin Oliver memintanya memakai gaun secantik yang ada di hadapannya itu.Oliver mendekat dan memberikan kecupan di kening sang istri. “Aku akan mengajakmu dan Olivia makan malam di luar. Gantilah segera pakaianmu.” “Kau akan mengajakku dan Olivia makan malam di luar?” ulang Nicole begitu antusias bahagia.“Ya, kita akan makan malam di luar. Bersiaplah.” Oliver membelai lembut pipi Nicole.Nicole tersenyum bahagia. Detik selanjutnya, Nicole menggenggam tangan Olivia—mengajak putrinya untuk mengganti pakaian. Gaun yang dibelikan Oliver sangatlah cantik. Bahkan gaun Nicole itu kembaran d

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 202. Extra Part III

    Oliver meminta Nicole untuk tak lagi mengingat tentang masalah Joice dan Marcel. Pria itu tak ingin istrinya sampai terlalu kepikiran dan berdampak pada tumbuh kembang anak mereka. Usia kandungan Nicole sudah besar. Sebentar lagi anak kedua mereka akan lahir ke dunia. Yang Oliver inginkan adalah Nicole hanya fokus pada anak-anak mereka saja. Pun berita tentang Marcel sudah Oliver bungkam. Media dilarang lagi untuk memberitakan tentang salah satu anggota keluarganya.Pagi menyapa Nicole sudah bersiap-siap. Hari ini dia dan Oliver akan periksa kandungan. Wanita itu tampil sangat cantik dengan balutan dress khusus ibu hamil berwarna navy. Rambut panjang Nicole tergerai sempurna. Riasan tipis membuatnya semakin cantik. Meski hanya memakai lip balm tapi bibir penuh Nicole tampak sangat seksi.Nicole dianugerahi paras yang luar biasa cantik. Dia tak perlu memakai riasan tebal, karena wanita itu sudah sangat cantik. Hamil membuatnya bahkan bertambah cantik meskipun bentuk tubuhnya sudah mela

  • Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)   Bab 201. Extra Part II

    Nicole merasakan kebebasan di kala Selena dan Samuel menculik Olivia. Well, Olivia menjadi cucu pertama di keluarga Maxton—membuat Olivia benar-benar seperti anak emas. Selena dan Samuel kerap sekali membawa Olivia ke rumah mereka untuk menginap. Mengingat tiga adik kandung Oliver yang lain berada di luar negeri—membuat kehadiran Olivia menjadi warna yang baru di keluarga Maxton.“Ah, perutku kenyang sekali.” Nicole mengusap-usap perut buncitnya di kala baru saja selesai menikmati tiramisu cake yang diantarkan oleh sang pelayan.Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tak banyak aktivitas Nicole selain bersantai. Pekerjaannya sudah ditangani oleh asistennya. Sejak di mana dia hamil lagi, Oliver meminta Nicole menyerahkan pekerjaannya pada sang asisten.Jarak kehamilan pertama dan kehamilan kedua tidak jauh. Bisa dikatakan kehamilan kedua ini memang tak Nicole sangka. Nicole pikir dia tidak akan langsung hamil, karena baru saja melahirkan. Jadi setiap berhubungan badan dengan sang suami—

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status