Rayhan tampak mendusel manja pada dada bidang kakak galak nya. Daniel sendiri tidak masalah ia malah senang jika anak nakal ini manja pada nya. Lengan nya sibuk menopang tubuh mungil itu di pangkuannya.
"Prince kenapa?? " Tanya Daniel pelan.
"Nggak papa kak prince cuma lagi lapar" jawab Rayhan pelan. Mata bulat itu kini mulai menerawang langit yang mulai menghitam.
Angin juga mulai berhembus membuatnya sedikit kedinginan. Posisi mereka kini ada di sebuah taman kecil di sudut kota. Suasana nya juga sepi mungkin efek mendung.
Daniel terkekeh pelan padahal anak itu baru makan 3 porsi mie ayam dan itu belum ada 2 jam pantas saja perut nya buncit.
"Prince mau makan apa lagi?? "Tanya Daniel lembut.
"Mau boba kak Boleh nggak??"
Daniel mengangguk" Boleh tunggu sini atau mau ikut?? "tanyanya.
"Sini aja kak."
Siang ini Rayhan sudah di perbolehkan pulang lagipula anak itu juga sudah rewel ingin pulang sejak kemarin. Padahal baru 2 hari di rumah sakit.Sekarang ia sedang bergelung nyaman di kasurnya Rafka juga sibuk bersiap untuk sekolah sebenarnya ia tak ingin berangkat dulu mengingat adiknya itu masih sakit.Tapi ada beberapa pelajaran yang harus ia ikuti apalagi ia sudah hampir lulus. kakaknya juga harus menyelesaikan beberapa tugas dosen nya dan sudah berangkat lebih dulu tadi. Jadi dengan berat hati mereka harus meninggalkan Rayhan sendiri."Adek beneran nggak papa sendirian?? " Tanya Rafka khawatir.Rayhan yang masih terbungkus selimut mengangguk imut"Huum gege nggak usah khawatir" Katanya pelan.Rafka mengangguk paham walau ada sedikit rasa tak enak dalam dirinya. Melihat keraguan gege nya Rayhan lalu bangkit mendudukkan dirinya lalu memeluk pinggang gege nya yang b
Rayhan masih terus menempel pada Daniel saat ini masuk takut karena menonton tadi. Daniel merutuki dirinya yang mengiyakan permintaan anak itu.Kini anak itu sedang duduk di pangkuan Daniel tak peduli dengan tatapan orang orang di sekitar mereka. Tapi untung saja taman dekat mall ini tak terlalu ramai.Tangan Daniel mengusap rambut anak itu yang terlihat lepek akibat berkeringat. Rayhan tak peduli ia malah menyamankan dirinya."Prince nggak mau minum hm?? " Tanya Daniel yang kini beralih mengusap pipi gembul Rayhan."Eung.... " Rayhan menggeleng tanda menolak."Mau turun" Lanjutnya pelan.Daniel menurut tangannya membantu anak itu turun dan duduk di sampingnya. Rayhan juga sudah tampak tenang saat ini."Mau apa hm?? " Tanya Daniel lembut matanya menatap Rayhan dengan lembut. Anak itu kini melihat ja
"Mau ikut ge!! " Teriak Rayhan kesal.Pagi ini kembali di awali dengan keributan dan pelaku utama nya tentu saja anak bungsu kavendra.Kondisi Rayhan sudah lebih baik dari kemarin apalagi setelah makan mie ayam kemarin. Bahkan anak itu sudah teriak teriak tidak jelas. Dafka yang mendengar nya hanya dapat menyumpal telinganya dengan earphones sambil memakan sarapannya dengan khidmat.Rafka yang malah sibuk menenangkan Rayhan yang kini menolak sarapan ingin ikut ke sekolah nya katanya."Tapi nanti nggak ada yang jagain kamu dek nanti kakak banyak ulangan" Bujuk Rafka.Pusing menghadapi bocah kesayangan nya. Ingin meninggalkan nya di rumah takut anak itu kembali kabur. Jadi jalan satu satunya biar ikut kakaknya dulu saja.Dafka menoleh tak terima "Enak aja nanti gue ada kencan ya ntar kalo tuh bocah ikut dikira gue melihara tuyul lagi ihh ogah."
Mata tajam itu masih terus menatap sang adik yang kini tertidur dengan lelap di kamarnya. Tangan besar nya tak berhenti mengusap surai gelap adiknya yang berbaring di sampingnya. Selama ini tak banyak yang ia harapkan dari adik manisnya.Ia tak pernah menuntut banyak hal pada adik nya. Adiknya tak harus pintar dan ranking satu. Baginya selama adiknya bahagia ia tak keberatan. Kebahagiaan adiknya itu segalanya baginya.Yang selalu ia tekan kan hanya adiknya harus jadi anak yang baik tak banyak membangkang apalagi melawan. Anak yang jujur.Ia bukan orang yang memiliki batas kesabaran yang besar. Ia akui ia mudah emosi tak berbeda dari abangnya. Tapi setidaknya ia bisa menahan amarahnya di depan bungsu nya."Adek harus sehat terus ya gege nggak mau liat kamu sakit sayang" Kata rafka lembut.Cup.Satu kecupan lembut ia bubuhkan di kening adiknya mem
Sagara berdiri sambil menatap langit gelap di balik kaca ruangan nya. Sudah pukul 7 malam harusnya ia sudah pulang tapi entahlah ia masih belum siap bertemu adik bungsunya."Andai mama ada di sini" GumamnyaFlashback On:Usianya masih 7 tahun saat mama nya mengandung adik ketiganya. Papa mereka tampak begitu bahagia saat itu. Mama nya juga begitu ia masih ingat jelas senyum manis mama nya saat itu.Walaupun ia baru 7 tahun tapi ia lebih dewasa dari teman seusianya. Tuntutan sebagai anak pertama agar menjadi panutan adik adiknya saat itu. Dafka bahkan masih berusia 4 tahun.Sagara kecil saat itu bahkan terlihat tak peduli dengan kehamilan mama nya berbeda dengan Dafka yang tampak begitu riang.Sampai 9 bulan berlalu mama nya mengalami pendarahan hebat saat sedang menemani Rafka bermain papa nya juga masih di kantor. Terpaksa para pengawal d
Dafka berjalan tergesa mengikuti tarikan adiknya ditangan nya. Anak itu terlihat begitu semangat saat Dafka bilang akan menemani nya bertemu.Dafka jadi heran setampan apa orang itu sampai sampai Rayhan begitu semangat bertemu dengan nya. Paling juga lebih tampan dia."Kakak cepet elah!! " Kesal Rayhan sambil terus menarik tangan Dafka.Dafka memutar bola matanya malas. Malu juga di lihat banyak pengunjung restoran lain. Lalu langkah Rayhan berhenti di sebuah ruang private khusus vvip di sana. Dafka yang menyarankannya."Kakak galak!! " Teriak Rayhan senang. Ia langsung menubruk kan tubuh gembul nya ke Daniel. Abai dengan Dafka yang melongo.Kok nggak remuk tuh badan dia di timpa kelinci gemuk gitu Batin Dafka bergidik ngeri.Daniel menyambut Rayhan dengan tenang "Ssst prince kangen banget ya" Tanya nya pada Rayhan yang kini duduk di pangk
Dafka mengangkat ponselnya saat dirasa ponsel nya terus berdering. Ia kesal mengganggu saja acara kencan nya."Oy siapa lo?? " Tanya Dafka malas."....... ""Hah napa nomer lo ganti dah raf?? cukup gue aja ganti ganti cewek lo jangan" Kata dafka mengabaikan salah satu pacarnya yang di depannya."...... ""Rayhan?? bukannya lo yang jemput gimana sih?? ""...... ""Bego yaudah gue coba cari."".......""Oke adek ku sayang tapi pelit."Dafka menutup ponselnya lalu tersenyum ke wanita di depan nya. Tangannya mengusap punggung tangan wanita itu."Sayang ku, istri ku, wanitaku, kakanda mau ijin mencari adik setan tercinta ku dulu ya" ijin Dafka.Wanita itu mendengus "Terus aku gimana dong
"KALIAN BODOH!!" Bentak Rafka pada semua pengawalnya. Adiknya belum ketemu dan ini bahkan sudah pukul 6 sore. Entah berada di mana sekarang. Rafka takut terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya. Ponsel adiknya juga tidak aktif.Apa adiknya sudah makan?? apa adiknya mencarinya?? apa adiknya baik baik saja??"Udah Raf lo tenang dulu percaya adek baik baik aja kok" Bujuk Dafka. Takut jika Rafka kelepasan.Walaupun sesungguhnya ia tak kalah panik dengan adiknya. Ia hanya berharap semoga adiknya bersama kudaniel jadi ia bisa tenang.Tau begitu ia meminta nomer nya saja waktu itu sialan memang. Pikir Dafka."Gimana gue bisa tenang kalo nggak ada kabar apapun dari adek kita kak" Kata Rafka gusar."Kita berdoa Raf lo marah juga percuma.""Gue... "Cklek...Pintu ut