Rayhan yang tadi nya berpura pura tidur malah tidur beneran. Sedangkan si papa muda sedari tadi tak beranjak dari sofa tempat ia duduk.
Dinda yang baru saja pulang dari sekolah tadi ia mampir untuk membeli kue dan juga hadiah kecil untuk Rayhan.
Memang baik Dinda mau pun raka ini adalah pertama kalinya mereka merayakan ulang tahun Rayhan, meskipun dulu saat mereka masih bisa bertemu dengan Rayhan sewaktu kecil tapi mereka berdua tak pernah datang di hari spesial Rayhan.
Bukan menghindar hanya saja ada suatu hal yang membuat mereka tak bisa melakukan nya.
Bersalah?
Tentu saja. mereka berdua selalu merasa bersalah pada malaikat kecil yang di titip kan tuhan kepada mereka, harus berpisah dengan rayhan ketika masih bayi, orang tua mana yang akan sanggup melihat putranya di rawat oleh orang lain, dan karena itu lah baik raka mau pun dinda selalu berpikir tak akan p
Ini ulang tahun Rayhan."Kita emang bukan orang tua yg baik buat lo Ray tapi kita akan terus berusaha."14 mei 2021.Sejak kejadian semalam, kini Rayhan dan Raka udah baikan, dan menjadi lebih akrab dari sebelum nya. Namun meskipun demikian, Rayhan selalu saja memikirkan perkataan papanya itu dengan dokter David. Seolah kata kata itu tak akan bisa hilang dari pikirannya."Apa selama ini Ray di titipin sama tante dan om karena mereka yang tak menginginkan Rayhan ya? Apa mereka masih belum siap buat menerima Ray sepenuh hati?" batin Rayhan sambil berfokus menatap papanya itu.Karena hari ini libur, Keluarga kecil Raka berencana untuk sekedar jalan jalan sore di sekitaran kompleks. Tak jauh, hanya untuk menikmati waktu bersama keluarga.Secara sekilas, mereka tak tampak seperti keluarga melainkan seperti sahabat yang sedang berjalan jalan sore sambil mengobrol r
Sampai di apartement, Rayhan segera masuk ke dalam kamar di sebabkan kepala nya yang semakin pusing.Dinda dan Raka di buat bingung dengan tingkah Rayhan yang sedari tadi hanya diam, rasa khawatir tentu saja mereka rasakan karena tak biasanya Rayhan bersikap demikian.Namun lagi lagi mereka bersikap acuh dan memutuskan untuk menonton tv di ruang keluarga.Di dalam kamar, Rayhan segera berbaring dengan posisimeringkuk menahan sakit pada perut nya. Ia tak tahu apa yang salah mungkin itu adalah karma karena pernah berpura pura sakit.Kalo itu benar, Rayhan tak akan mau berbohong lagi.dua jam berlalu.Namun tak ada tanda tanda Rayhan keluar dari kamar, mereka pun memutuskan masuk ke kamar untuk memastikan apa yang di lakukan anak itu.Ceklek.Suara pintu yang terbuka, dan yang mereka lihat adala
Jika dinda sedang bersama Rayhan di dalam salah satu ruangan yang ada di rumah sakit ini, maka lain halnya dengan Raka, pria berkepala tiga itu tengah asik mengobrol dengan seseorang.Tadinya, ia akan ikut masuk ke dalam. hanya saja, ada seseorang yang memanggil nya, membuat ia harus mengurungkan niat nya untuk melihat keadaan putranya. Meladeni seseorang itu dulu padahal tadi dirinya begitu panik melihat Ray yang merintih kesakitan."Lu Raka kan?" tanya pria asing itu.Raka mengernyitkan keningnya bingung, "gue? Lo nanya sama gue? Tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri."Iya, gue nanya sama lo," balas pria itu.Batin raka berkata "nih orang siapa deh, napa mengenal gue. Gue aja kagak kenal sama tuh orang asing.""Iya. Gue Raka," kata raka masih berusaha sopan. Ia memandangi wajah pria yang cukup tampan tapi Raka lebih tampan tentunya. Pria i
Seperti janjinya kemarin, Arziel kini datang ke ruang rawat anaknya Raka. Baru akan membuka pintu, raka muncul dari belakangnya dan menghentikan aksinya itu."Mau ngapain lo?" tanya Raka setelah arziel berbalik menghadap nya."Mau jenguk in dede gemes, pasti gemesin banget kayak gue, kan gue imut," katanya.Raka memutar bola matanya, mendengar kalimat yang keluar dari mulut sahabat nya itu. Ingatkan lah arziel jika ia sudah berumur 30-an."Lo dari mana Rak?""Nganter istri gue pulang."Arziel langsung panik mendengar penjelasan Raka."Terus anak lo, lo tinggal sendiri disini, gak takut jika ada yang nyulik.""Anak gue gak akan ada yang nyulik, dia bisa jaga diri sendiri. Lagian waktu gue tinggal ia masih tidur," balas Raka."Terus kalo dia bangun, nangis nyari elu atau
Raka maupun Arziel tampak serius berbincang, mereka membicarakan dari hal yang penting sampai yang gak berfaedah, dan Rayhan hanya bisa menjadi saksi bisu diantara mereka.Rayhan sedang sakit, sedang si dua pria dewasa itu malah ketawa ketiwi tak jelas."Lo ingat gak, dulu sepatu lo sering banget kecebur di kolam ikan yang ada di sekolah," kata Arziel mengingat kenangan ketika mereka masih kecil."Hahah lucu bet kalo di ceritain," sahut Raka tertawa."Gue heran kok bisa ya, sepatu lo hampir setiap hari jatuh di kolam ikan.""Gimana gak jatuh. Orang kita berdua kalo semua siswa udah pulang, eh kita malah lari ke kolam ikan buat main bentar dan berakhir sepatu gue jadi santapan tuh ikan ikan.""Lu yang goblok, ngapain coba mancing tuh ikan pake sepatu, yah di santap lah tuh sepatu, mereka ngiranya lo ngasih makan mereka," kata Arziel.
Galaxi internasional school.Seorang wanita cantik yang masih terlihat muda, sedang memasuki kelas X MIPA 1A. Wanita itu dengan langkah anggun bejalan menuju meja guru."Assalamualaikum," salam Dinda yang memasuki kelas.Semua murid langsung duduk rapi di tempatnya "waalaikum salam, kak Dinda," jawab mereka serentak."Berhubung saya tidak lama disini, saya hanya akan memberikan kalian tugas,"ucap nya sambil memperhatikan murid didiknya itu."Iya kak," kata murid murid."Silahkan kalian membentuk sebuah kelompok, minggu depan kita akan melakukan sebuah pertunjukan menyanyi dan dance, kalian bisa cari teman kalian sendiri, dan yang paling menarik penampilan nya akan mendapatkan nilai plus dari saya," jelas Dinda menjelaskan apa tugas mereka.Semua murid tampak antusias dengan itu, kapan lagi mereka bisa men
Bertemu di rumah sakitDinda tiba di rumah sakit saat pukul 10.00 pagi. Setelah dari sekolah ia ke rumah sakit dengan menggunakan taksi karena tak mungkin ia meminta Raka untuk menjemput nya.Saat membuka pintu, dapat di lihat nya Raka yang terkapar di atas lantai bersama seorang dokter yang tak di ketahui nya.Dinda lantas melewati Raka begitu saja tanpa rasa kasihan atau pun prihatin pada Raka yang seperti kehabisan nafas itu."Si Raka kenapa deh?" tanya dinda pada Rayhan. Heran juga ngapain dua pria itu malah berbaring di lantai seperti tak punya kesibukan aja."Tadi Papa sama dokter Arziel push up 50 kali, Ray yang di suruh ngitung," jawab Rayhan polos.Dinda mengernyitkan kening nya bingung dengan jawaban yang di berikan oleh Rayhan. Setau nya Raka bukan tipikal orang yang akan melakukan hal itu, dulu di sekolah saja Raka selalu
Setelah kepergian Aldi, Dinda di kejutkan dengan seseorang yang menepuk punggung nya dari belakang.Ia pun refleks menoleh dan mendapati dua remaja kembar yang tampak cengengesan karena berhasil membuat Dinda terkejut.Siapa lagi, jika bukan Rafa dan Rafi, si duo kembar, keponakan Dinda dan Raka, yang sangat jahil itu."Lo kalian? Kok bisa disini?" kaget Dinda pada kedua remaja itu. Gak mungkinkan mereka datang sendiri, pasti mereka bersama kakak iparnya."Ya bisa lah tan. Kita kan punya kaki buat jalan," kata Rafi sewot."Emang lo jalan kaki ke sini nya? Hebat banget lo bisa jalan sejauh itu," kata Rafa sambil mengeleng gelengkan kepalanya dengan pandangan takjub."Maksud gue gak gitu juga kali, tau ah bicara sama lo gak ada gunanya," balad Rafi sambil merajuk tak tahu tempat."Jangan berisik, ini rumah sakit bukan rumah ka