Share

bab 8

Yang pertama kali bangun adalah Raya, ia terkejut saat pertama kali membuka mata yang di lihatnya adalah Raga yang tidur menghadap dirinya dan tangannya yang melingkar di perut.

Sebenarnya ia mau marah, tapi mengingat Raga semalam yang bahkan tidak istirahat mengemudi ia menjadi sedikit kasihan. Ia pindahkan perlahan tangan Raga lalu turun pelan-pelan.

Ia menghampiri Liam yang masih terlelap lalu meletakkan tangannya di atas kening sang putra, setelah di rasa cukup membaik ia lalu ke kamar mandi membersihkan diri. Selesai mandi ia masih menggunakan pakaian yang sama karna hanya Liam saja yang membawa beberapa baju ganti, Raga pun tak membawa.

Saat Raya keluar ia melihat Raga sedang berbaring di samping Liam sambil memeluk anaknya mungkin menidurkan kembali. Liam ini akan bersikap lebih manja jika sedang tak enak badan.

"Kenapa?" Raya bertanya setengah berbisik takut menganggu tidur Liam.

"Lagi manja anaknya, udah biar tidur dulu, masih setengah 6 nanti aja pas sarapan baru di bangunin!"

"Kakak nggak ke kamar mandi"

"Enggak, mau tidur lagi, satu jam lagi tolong bangunin ya dek!''

Raya membuka gorden lalu duduk sofa yang ada di sebelahnya dan mulai membuka handphonenya, banyak pesan dari teman-teman kerjanya menanyakan keberadaannya namun ada satu pesan yang membuatnya penasaran.

Pesan yang menanyakan keberadaan Raga, tak ada nama kontak dalam pesan itu hanya berupa angka saja. Ia tahu pasti pesan dari bu Gendis, kapan sih wanita itu membuatnya tenang.

Dalam pesan itu bu Gendis bukan hanya menannyakan keberadaan Raga, namun juga mengatakan jika kebersamaan Raya dan Raga hanya membuat pekerjaan Raga semakin banyak dan membuat kerugian untuk kantor.

Raya merasa kesal dengan pesan itu lalu tatapannya beralih pada Raga yang masih terlelap sambil memeluk Liam, ia jadi penasaran apa bu Gendis juga mengirim pesan yang sama pada Raga. Bergegas ia mengambil ponsel Raga yang ada di nakas lalu membukanya, password nya masih sama tidak ada yang berubah bahkan walpapernya masih menggunakan potret kebersamaan mereka saat merayakan ulang tahun Liam yang ke-2.

Kembali duduk di sofa dekat jendela, Raya mulai membuka aplikasi pesan dan membacanya satu persatu. Ada beberapa pesan dari group sesama teman kerjanya, pesan dari ayah dan ibu mertuanya, dari Liam juga darinya, setelah melihat beberapa waktu muncullah satu pesan yang baru terkirim.

Dari kontak yang bernama GULA, Raya nampak berpikir siapa GULA ini, apa jangan-jangan Raga sedang dekat dengan perempuan lain atau teman kerjanya namun jika itu teman kerjanya Raya pasti tahu siapa itu, atau mungkin dari teman kuliahnya tapi biasanya Raga akan berkomunikasi dengan teman kuliahnya dulu lewat obrolan group alumni mereka, karna penasaran akhirnya Raya membuka pesan itu.

Selamat pagi Pak Raga..!!

jangan lupa pak hari ini ada Rapat untuk membahas sarana dan prasarana kantor yang di ajukan tim lapangan, Bapak datang kan hari ini? saya boleh nebeng nggak pak ? katanya rapat di adakan di kantor pusat?

Loh pak Raga nggak masuk hari ini? kenapa pak? sakit kah? mau di jenguk atau di bawakan makanan apa gitu pak? saya khawatir lho pak!

pak kenapa nggak masuknya barengan sama mantan istri bapak? bapak nggak di ajakin bolos kerja kan pak? kalo iya kayaknya pak Raga harus jaga jarak dari si Raya! mantan istri bapak itu sepertinya membawa pengaruh buruk untuk bapak!!

Cukup Raya tak sanggup membacanya lagi, kurang ajar sekali pengirim pesan itu. Raya menebak pengirim pesan itu pasti bu Gendis tapi kenapa Raga menamai kontaknya GULA, jangan-jangan selama ini mereka ada hubungan di belakang Raya.

Jika benar mereka ada hubungan ini tak bisa di biarkan, Raga tidak boleh menjalin hubungan dengan wanita manapun lagipula bukankah Liam sudah memperingatinya, keras kepala sekali mantan suaminya ini.

Oke Raya tetap tenang dan pertahankan harga dirinya, pertama-tama pikirkan bagaimana cara membalas nenek lampir itu, urusan membalas Raga bisa di atur belakangan .

Raya bergegas menghampiri Raga yang sekarang sudah berganti posisi tidur ganti memunggungi putranya, Raya mendekat setelah sebelumnya membuka aplikasi pesan si nenek, berusaha berbaring di samping Raga meskipun ranjangnya sangat sempit.

"kak aku juga mau tidur lagi!" Raya sedikit mendorong tubuh Raga agar tergeser ke belakang.

berhasil, ia berbaring dengan Raga yang memeluknya erat, saat nya pembalasan di mulai.

cekrek

cekrek

cekrek

dan send

gambar pertama tangan Raga memeluk erat pinggangnya.

Gambar ke-2 Raya menghadapkann wajah Raga tepat di depan lehernya.

Gambar ke-2 Raya mencium kening Raga.

Setelah semuanya terkirim ia lalu menghapus pesan gambar tersebut setelah itu bangkit dan berniat memesan sarapan.

Lalu sekarang saatnya membangunkam Liam, putra tampannya ini sangat susah sekali bangun, butuh waktu beberapa menit untuk membuka mata dengan sempurna maka dari itu ia membangunkan terlebih dulu.

"Liam bangun nak!" Raya membangunkan Liam dengan mengoyang-goyangkan bahu Liam.

"Ayo nak bangun dulu, kita siap-siap dulu"

"Hemmmm masih ngantuk mami!"

"Ya kalo nggak di buka matanya bakalan ngantuk terus dong!" Raya mencoba mendudukkan Liam walaupun matanya masih tertutup.

"Ayah aja belum bangun loh mam! kok aku yang di suruh bangun dulu sih!"

"Ayah kan capek nak! semalam kan nyetir terus, udah ayo mandi siap-siap sarapan terus pulang!"

" Pulang kemana? ini di mana, kok kamar Liam jadi gini ?"

" Ini di hotel, kan semalem kita nggak jadi pulang nginep di hotel soalnya ayah udah capek nyetirnya!''

"Kok aku nggak tahu mam?"

" Ya gimana mau tahu, orang kamu tidurnya pulas banget nggak tega dong mami bangunin kamu! udah ayo bangun mandi biar gantian sama ayah!"

Liam sudah menuruti perintah ibunya, anak itu masuk ke kamar mandi dan Raya menyiapkan pakaian ganti anaknya.

"Mami... gimana ini nyalain showernya? showernya masih di cantolan mami...aku nggak sampai mau ambil!" Teriakan Liam menggema di kamar mandi sampai membuat Raga bangun.

"Kenapa sih itu anak, kalo mandi nggak pernah bisa anteng!" Raga terbangun dari tidurnya dan menggerutu.

"Iya bentar nak...mami kesitu tunggu bentar jangan loncat-loncat!" Raya segera menghampiri Liam setelah mendengar suara gedebukan di kamar mandi.

"Kak, bangun udaj jam 7 loh!"

Raya membangunkan Raga yang sebenarnya sudah bangun tapi nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

" Udah sana mandi sekalian bareng anaknya!" Raya menggoyang-goyangkan lengan Raga.

Tiba-tiba Raga menarik tangan Raya dan mendekapnya lalu berusaha mencium pipi Raya

"Duh kak.... apaan sih lepas!"

"Kenapa minta di lepas? tadi aja minta dempet-dempetan tidurnya!"

"Dih...! siapa yang minta dempet-dempetan, kakak pikir aku nggak tahu kalo semalam kakak pindahin aku !"

"Ya semalam memang kakak yang pindahin, kamu nggak sadar hampir jatuh dari ranjang?"

"Mana ada aku hampir jatuh, udah nggak usah modus mending sekarang kakak mandi sambil bantuin Liam, anak itu bisa sampek besok kalo mainan air!"

" Hah....oke sayang!" Raga beranjak dari posisinya tak lupa ia mencuri satu kecupan di pipi kanan Raya.

"Ih..bau jigong!" teriak Raya yang keget karna perbuatan tiba-tiba Raga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status