Share

bab 8

Penulis: Kalana senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 21:07:42

Yang pertama kali bangun adalah Raya, ia terkejut saat pertama kali membuka mata yang di lihatnya adalah Raga yang tidur menghadap dirinya dan tangannya yang melingkar di perut.

Sebenarnya ia mau marah, tapi mengingat Raga semalam yang bahkan tidak istirahat mengemudi ia menjadi sedikit kasihan. Ia pindahkan perlahan tangan Raga lalu turun pelan-pelan.

Ia menghampiri Liam yang masih terlelap lalu meletakkan tangannya di atas kening sang putra, setelah di rasa cukup membaik ia lalu ke kamar mandi membersihkan diri. Selesai mandi ia masih menggunakan pakaian yang sama karna hanya Liam saja yang membawa beberapa baju ganti, Raga pun tak membawa.

Saat Raya keluar ia melihat Raga sedang berbaring di samping Liam sambil memeluk anaknya mungkin menidurkan kembali. Liam ini akan bersikap lebih manja jika sedang tak enak badan.

"Kenapa?" Raya bertanya setengah berbisik takut menganggu tidur Liam.

"Lagi manja anaknya, udah biar tidur dulu, masih setengah 6 nanti aja pas sarapan baru di bangunin!"

"Kakak nggak ke kamar mandi"

"Enggak, mau tidur lagi, satu jam lagi tolong bangunin ya dek!''

Raya membuka gorden lalu duduk sofa yang ada di sebelahnya dan mulai membuka handphonenya, banyak pesan dari teman-teman kerjanya menanyakan keberadaannya namun ada satu pesan yang membuatnya penasaran.

Pesan yang menanyakan keberadaan Raga, tak ada nama kontak dalam pesan itu hanya berupa angka saja. Ia tahu pasti pesan dari bu Gendis, kapan sih wanita itu membuatnya tenang.

Dalam pesan itu bu Gendis bukan hanya menannyakan keberadaan Raga, namun juga mengatakan jika kebersamaan Raya dan Raga hanya membuat pekerjaan Raga semakin banyak dan membuat kerugian untuk kantor.

Raya merasa kesal dengan pesan itu lalu tatapannya beralih pada Raga yang masih terlelap sambil memeluk Liam, ia jadi penasaran apa bu Gendis juga mengirim pesan yang sama pada Raga. Bergegas ia mengambil ponsel Raga yang ada di nakas lalu membukanya, password nya masih sama tidak ada yang berubah bahkan walpapernya masih menggunakan potret kebersamaan mereka saat merayakan ulang tahun Liam yang ke-2.

Kembali duduk di sofa dekat jendela, Raya mulai membuka aplikasi pesan dan membacanya satu persatu. Ada beberapa pesan dari group sesama teman kerjanya, pesan dari ayah dan ibu mertuanya, dari Liam juga darinya, setelah melihat beberapa waktu muncullah satu pesan yang baru terkirim.

Dari kontak yang bernama GULA, Raya nampak berpikir siapa GULA ini, apa jangan-jangan Raga sedang dekat dengan perempuan lain atau teman kerjanya namun jika itu teman kerjanya Raya pasti tahu siapa itu, atau mungkin dari teman kuliahnya tapi biasanya Raga akan berkomunikasi dengan teman kuliahnya dulu lewat obrolan group alumni mereka, karna penasaran akhirnya Raya membuka pesan itu.

Selamat pagi Pak Raga..!!

jangan lupa pak hari ini ada Rapat untuk membahas sarana dan prasarana kantor yang di ajukan tim lapangan, Bapak datang kan hari ini? saya boleh nebeng nggak pak ? katanya rapat di adakan di kantor pusat?

Loh pak Raga nggak masuk hari ini? kenapa pak? sakit kah? mau di jenguk atau di bawakan makanan apa gitu pak? saya khawatir lho pak!

pak kenapa nggak masuknya barengan sama mantan istri bapak? bapak nggak di ajakin bolos kerja kan pak? kalo iya kayaknya pak Raga harus jaga jarak dari si Raya! mantan istri bapak itu sepertinya membawa pengaruh buruk untuk bapak!!

Cukup Raya tak sanggup membacanya lagi, kurang ajar sekali pengirim pesan itu. Raya menebak pengirim pesan itu pasti bu Gendis tapi kenapa Raga menamai kontaknya GULA, jangan-jangan selama ini mereka ada hubungan di belakang Raya.

Jika benar mereka ada hubungan ini tak bisa di biarkan, Raga tidak boleh menjalin hubungan dengan wanita manapun lagipula bukankah Liam sudah memperingatinya, keras kepala sekali mantan suaminya ini.

Oke Raya tetap tenang dan pertahankan harga dirinya, pertama-tama pikirkan bagaimana cara membalas nenek lampir itu, urusan membalas Raga bisa di atur belakangan .

Raya bergegas menghampiri Raga yang sekarang sudah berganti posisi tidur ganti memunggungi putranya, Raya mendekat setelah sebelumnya membuka aplikasi pesan si nenek, berusaha berbaring di samping Raga meskipun ranjangnya sangat sempit.

"kak aku juga mau tidur lagi!" Raya sedikit mendorong tubuh Raga agar tergeser ke belakang.

berhasil, ia berbaring dengan Raga yang memeluknya erat, saat nya pembalasan di mulai.

cekrek

cekrek

cekrek

dan send

gambar pertama tangan Raga memeluk erat pinggangnya.

Gambar ke-2 Raya menghadapkann wajah Raga tepat di depan lehernya.

Gambar ke-2 Raya mencium kening Raga.

Setelah semuanya terkirim ia lalu menghapus pesan gambar tersebut setelah itu bangkit dan berniat memesan sarapan.

Lalu sekarang saatnya membangunkam Liam, putra tampannya ini sangat susah sekali bangun, butuh waktu beberapa menit untuk membuka mata dengan sempurna maka dari itu ia membangunkan terlebih dulu.

"Liam bangun nak!" Raya membangunkan Liam dengan mengoyang-goyangkan bahu Liam.

"Ayo nak bangun dulu, kita siap-siap dulu"

"Hemmmm masih ngantuk mami!"

"Ya kalo nggak di buka matanya bakalan ngantuk terus dong!" Raya mencoba mendudukkan Liam walaupun matanya masih tertutup.

"Ayah aja belum bangun loh mam! kok aku yang di suruh bangun dulu sih!"

"Ayah kan capek nak! semalam kan nyetir terus, udah ayo mandi siap-siap sarapan terus pulang!"

" Pulang kemana? ini di mana, kok kamar Liam jadi gini ?"

" Ini di hotel, kan semalem kita nggak jadi pulang nginep di hotel soalnya ayah udah capek nyetirnya!''

"Kok aku nggak tahu mam?"

" Ya gimana mau tahu, orang kamu tidurnya pulas banget nggak tega dong mami bangunin kamu! udah ayo bangun mandi biar gantian sama ayah!"

Liam sudah menuruti perintah ibunya, anak itu masuk ke kamar mandi dan Raya menyiapkan pakaian ganti anaknya.

"Mami... gimana ini nyalain showernya? showernya masih di cantolan mami...aku nggak sampai mau ambil!" Teriakan Liam menggema di kamar mandi sampai membuat Raga bangun.

"Kenapa sih itu anak, kalo mandi nggak pernah bisa anteng!" Raga terbangun dari tidurnya dan menggerutu.

"Iya bentar nak...mami kesitu tunggu bentar jangan loncat-loncat!" Raya segera menghampiri Liam setelah mendengar suara gedebukan di kamar mandi.

"Kak, bangun udaj jam 7 loh!"

Raya membangunkan Raga yang sebenarnya sudah bangun tapi nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

" Udah sana mandi sekalian bareng anaknya!" Raya menggoyang-goyangkan lengan Raga.

Tiba-tiba Raga menarik tangan Raya dan mendekapnya lalu berusaha mencium pipi Raya

"Duh kak.... apaan sih lepas!"

"Kenapa minta di lepas? tadi aja minta dempet-dempetan tidurnya!"

"Dih...! siapa yang minta dempet-dempetan, kakak pikir aku nggak tahu kalo semalam kakak pindahin aku !"

"Ya semalam memang kakak yang pindahin, kamu nggak sadar hampir jatuh dari ranjang?"

"Mana ada aku hampir jatuh, udah nggak usah modus mending sekarang kakak mandi sambil bantuin Liam, anak itu bisa sampek besok kalo mainan air!"

" Hah....oke sayang!" Raga beranjak dari posisinya tak lupa ia mencuri satu kecupan di pipi kanan Raya.

"Ih..bau jigong!" teriak Raya yang keget karna perbuatan tiba-tiba Raga.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 19

    "ya tadi yang marah-marah sama Liam tadi !” “ Tadi namanya Tante Gendhis , teman kerja ayah. “ “ Kalau tante itu teman kerja ayah kok dia nggak tahu Liam , ? “ “ Kan, Memang Liam sama tante gendhis nggak pernah ketemu, dia itu adiknya Om Cakra.” “ Om Cakra baik kok adiknya kayak mak lampir ! “ Liam masih menjawab seenaknya, ternyata ia masih menyimpan rasa kesal pada Gendhis. Raga jadi ragu untuk bertanya lebih detail permasalahan tadi, tapi jika tidak segera bertanya Raga takut Liam akan mengadu pada Raya karena jika liam mengadu pada Raya dia pasti bertambah benci pada Gendhis mengingat Raya dan Gendhis memiliki hubungan yang sangat tak baik dan sudah pasti Raga juga akan terkena amukan dari Raya. “ Jadi gimana awalnya kok tante Gendhis bisa marah-marah sama kamu ? “ “ Bentar habisin susu dulu ! “ Raga masih memperhatikan Liam yang sudah menyedot habis susu pisangnya dengan sangat semangat. “ Hah.. enaknya ! “ “ Jadi gimana awalnya ? “ “ Kan aku lari dari tama

  • Rayuan cinta mantan suami   18

    Karena tak sabar ingin segera kembali pada ayahnya Liam bahkan tak memperhatikan kanan-kiri, Ia terus berlari sampai tiba-tiba terdengar suara seorang wanita kesakitan karena tertabrak olehnya. “ Aduh….. sakit !! “ Seorang perempuan dalam posisi terduduk sedang menjerit kesakitan. Liam yang masih kaget ia tetap terdiam dalam posisi tengkurap dan makanan yang di bawanya jatuh sebagian dari kantongnya. Semua orang yang sedang berada disitu nampak kaget mendengar suara jeritan perempuan tadi, terlebih yang mengalami kejadian tadi adalah cucu dan anak boss mereka. Para karyawan segera membantu Liam berdiri dan sebagian lagi memunguti makanan Liam yang jatuh tadi.Liam berdiri namun masih diam belum bisa menjawab pertanyaan para karyawan ayahnya yang menanyakan keadaanya, Nampaknya rasa kaget nya belum hilang , Ia di tuntun untuk duduk terlebih dahulu. “ Heh bocah kalau mau lari-larian jangan di sini, Di sini itu tempat orang kerja bukan arena bermain, Lagian kalau mau lari-larian

  • Rayuan cinta mantan suami   17

    Raga dan Liam Di dalam ruangan wakil direktur ada ayah dan anak dengan kesibukan masing-masing, tak ada suara sejak tadi, keduanya sangat fokus dengan kegiatan masing-masing. Raga masih fokus dengan layar laptopnya dan Liam masih fokus dengan tabletnya. Sejak pulang sekolah tadi Liam merengek ingin ikut ayahnya bekerja, hingga akhirnya ia berada di sini sejak 2 jam lalu. Raga sudah pasti mengizinkan asal dengan satu syarat tidak boleh berisik saat ayahnya bekerja, lagipula Liam tadi sudah meminta supir kantor ayahnya untuk langsung di antar ke kantor saja, dengan begitu ia tidak perlu meminta izin pada pada sang ibu. “ Yah Liam lapar! “ Raga mengalihkan fokusnya pada laptop di depan nya dan menatap sang putra. “ Kamu tadi nggak di bekali mami ? ‘’ ‘’Udah habis, hari inikan pulang cepat jadi mama Cuma bekal jajan doang .” Raga menghela nafas kasar, sebenarnya ia pun merasa lapar dari tadi pagi ia hanya minum sereal sachet tanpa terlebih dahulu sarapan. Ia merogoh kantong cel

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 16

    Cakra mendatangi Raga di kantor barunya, Ia masih tak terima dengan keputusan Raga yang tiba-tiba memutuskan sebagian kerja sama dengan perusahaan miliknya. Laki-laki bertubuh kurus itu meminta penjelasan karna merasa tak melakukan kesalahan pada perjanjian kerja sama yang mereka setujui."Silahkan pak!" Sekretaris Raga yang baru membuka pintu mempersilahkan Cakra masuk setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari atasannya."Nggak usah basa-basi kamu tahu kan maksud kedatanganku kesini!" Cakra langsung pada inti permasalahan."Apalagi masalahnya? bukannya udah jelas alasannya apa?" "Kalau cuma itu alasannya aku yakin kerja sama kita masih bisa di lanjutkan Raga!""Sayangnya memang itu alasannya, kamu tahu sendiri posisi aku udah nggak mungkin menangani sendiri kerja sama ini, sedangkan kamu bilang sendiri kalo bukan aku yang handle sendiri kamu nggak mau lanjut karna pesimis akan gagal?""Kamu pikir aku percaya gitu aja, kita udah sering kerja sama bareng Raga dan ini bukan masalah

  • Rayuan cinta mantan suami   Bab 15

    Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 14

    2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status