Semenjak insiden cium-mencium, Saka tidak mau lagi berkendara dengan mobil itu. Sungguh aneh, kan? Ini juga menyinggung hati Rani. Ia jadi merasa sakit hati. Apa sebegitu tidak inginnya Saka ciuman dengannya?
Bahkan keesokan hari setelah mereka ciuman itu, Saka berangkat sangat pagi, sekitar pukul empat. Gila kan? Apa yang pria itu ingin lakukan sepagi itu?
Rani malah lebih khawatir, apakah istirahat pria itu cukup? Kalau begini caranya pria itu bisa kecapekan karena terlalu menekan diri seperti itu.Lagi pula, apa yang salah hanya dari ciuman? Kenapa harus seperti itu sih?Rani menekuk wajahnya sendiri, dan beralih ke lemarinya.
Di dalam lemarinya ini ada laci, di dalam laci itu ada semua barang yang bersangkutan dengan Saka.Dari Rani kecil, ia memang sudah mencintai Saka. Seperti Saka ya g pernah mengajarinya di selembaran kertas, kertas tersebut sudah ia laminating dan simpan baik-baik. Pensil, penghapus dan lain-lain yang dipakai Saka untuk m
"Jadi gitu, Ca. Ih, Rani seneng banget tau!"Aca hanya mendengarkan cerita Rani yang panjang, tidak padat, dan tidak jelas sambil menyedot segelas kopi serta tangan memangku dagunya."Apanya yang gitu-gitu. Cerita yang jelas jangan kesana kesini tiba-tiba akhirnya seneng doank.""Ih! Kayak ga ngerti aja deh. Biasanya juga Rani gini kan kalo cerita. Aca kayak baru kenal Rani sehari aja."Aca berhenti menyedot dan menatap Rani dengan sengit."Bahasa lu ya, kenal sehari kenal sehari. Lu tuh aneh, kalo ceritain yang lain bisa tuh jelas, ceritain lagi galau, dan lain-lain. Pas seneng dibuat baper dikit aja sama Saka. Ngomong aja ga jelas, sakit kuping gua."Rani mencebikkan bibirnya."Nah, nah, nah. Gausah kek gitu. Sebel gua liatnya."Barulah Rani tersenyum lagi dan meminum minumannya,strawberry milkshake,semua yang terjadi pada dirinya, sudah pasti Aca tahu. Aca memang buku diary berjal
Rani sudah bangun sejak pagi, suasana hatinya terlalu bagus untuk tidak berbuat apa-apa, jadilah sejak pagi ia sudah beraktivitas, dari yoga, membuat kue, memasak dan juga mencuci hingga mengurus semua pakaian. Pernah tidak, kalian terpikir bahwa menjadi pembantu dari seorang Rani enak sekali. Gadis itu mengerjakan apapun sendiri. dari pakaian miliknya hingga suaminya, bagian masak-memasak pun juga. Paling, ia hanya meminta pembantu untuk membersihkan rumah saja. Mbok? Apa yang orang tua itu lakukan? Hanya membantu Rani sedikit-sedikit saja, lalu wanita tua ini juga lah yang menjadi ketua divisi kebersihan di rumah ini ya walaupun hanya ada penjaga rumah dan Mbok sih kan pembersih lain hanya berdatangan saja.Maka dari itu, Mbok sangat menyayangi Rani. Bawahan mana yang tidak akan mendoakan kebahagiaan atasannya jika atasannya sebaik Rani?Melihat seorang Maharani bisa secerah ini di pagi hari, walaupun biasanya ia memang selalu gembira tapi hari
"Maharani Aqila Dewi, sosok anak Dewangga Jaya yang selalu memiliki kehidupan tersembunyi dari publik kini tersorot kamera dengan Airlangga Soebandono. Apakah keduanya memiliki hubungan spesial walaupun Maharani sudah menikah?"Kabar terkini meluncur kemana-mana, dari televisi hingga koran dan juga lain-lain.Saka yang berada di kantor pun, di hari itu juga ia menonton berita tentang istrinya sendiri.Ia sudah tahu, suatu saat pasti akan terjadi seperti ini.Dimana, dirinya yang bukan apa-apa ini akan terbuang begitu saja.Malam ini, ia juga memiliki acara besar antara kolega-kolega lain dan terdapat Dewangga, Pak Tua yang pasti akan ikut serta menyindirnya kembali.Rasa-rasanya ia ingin menghilang dari permukaan bumi ini."Bagaimana jika kamu saja yang datang, katakan saja bahwa saya sedang sakit. Entah apalah itu, buat alasan lain saja bisa?"Nego Saka terhadap Arif, sekretarisnya y
Saka terbangun dengan keadaan Rani di pelukannya. Kepalanya cukup berat.Namun lebih berat lagi ketika ia sadar, dirinya dan Rani dalam keadaan tidak berpakaian.Belum lagi, tubuh Rani memiliki bekas-bekas biru-keunguan yang sudah pasti itu dikarenakan oleh perbuatannya.Saka melepaskan Rani pelan-pelan, dengan keadaan masih duduk di ranjang.Ia memegang kepalanya sendiri yang berdenyut.Beruntunglah, istrinya selalu menyiapkan teko serta gelas air yang siap sedia untuk diminum oleh Saka.Harusnya ia bersyukur, betapa beruntungnya ia memiliki istri seperti Rani.Namun, ia langsung terburu-buru membersihkan diri serta pergi dari kamar Rani. Meninggalkan istrinya seperti meninggalkan perempuan jalang yang habis digunakan oleh pria-pria laknat.Berbeda dengan Rani, ia sudah menantikan malam pertama sejak pertama kali pernikahannya ada.Malam pertama yang ternyata memang seindah itu. Malam yang ternyata mampu menggantikan rasa res
Sepanjang perjalanan Aca mendengarkan Rani yang menangis sambil terisak, tampaknya saki sekali kali ini yang diperbuat oleh Saka.Aca tahu hari ini akan tiba, di saat ia akan menemani temannya hingga nangis tersedu-sedu. Namun ia tidak tahu bahwa hari itu akan datang secepat ini."Udah, Ran. Lu jangan nangisin dia. Dari awal gua udah... Ah, yaudah lah pokoknya ga usah ditangisin orang begitu."Rani hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.Ia masih tidak sanggup membayangkan bahwa ternyata sebegitunyakah tingkah Raysaka kepadanya selama ini.Ia tersadar bahwa, selama ini seorang Raysaka yamg mencintainya dalam diam hanya terjadi di dalam pikirannya.Ia tersadar bahwa selama ini, hanya ada kepura-puraan di dalam diri Saka terhadapnya.Selama ini... Rani memejamkan mata untuk memikirkan semua yang ia sadari.Begitu baru saja sampai rumah, Rani langsung turun dari mobil diikuti oleh Aca tentunya,"Udah, Ca. Gausah, balik aja gih. Rani mau se
Dewangga tidak pernah membayangkan situasi ini akan terjadi, ia pikir, seorang Raysaka akan berujung mencintai putrinya. Karena ia tahu bagaimana cara Raysaka menjaga dan bahkan menatap putri semata wayangnya. Ia tidak menyangka betapa kerasnya seorang Raysaka melawan kehendak dirinya sendiri.Ia mengelus dahi putrinya, betapa malang anaknya ini. Ia juga turut menyalahkan dirinya.Ia tahu apa yang dimaksud oleh perkataan Rani tadi.Tentu saja itu berarti Rani tahu bahwa semua ini perbuatannya.Untung saja, putrinya ini berhati mulia dan masih berpikiran lurus terhadapnya. Tidak habis pikir bahwa Rani akan menyalahkannya, namun jika itu terjadi, ia akan siap menerima konsekuensi itu. Ia telah merusak kehidupan putrinya, terutama hati anaknya sendiri."Ayah..."Dewangga pun langsung menatap putrinya."Rani sayang sama ayah."Bagaimana pun, Dewangga hanyalah seorang ayah yang menghidupi anaknya sendirian tanpa bantuan istri
Sederhananya, kau adalah apa yang aku tulis, dan aku hanyalah apa yang tak pernah kau baca.Semakin dibayangkan semakin miris rasanya.Setelah tiga hari berturut-turut Rani pergi sepagi mungkin tanpa bertemu Saka dan pulang tanpa menyapa pria itu.Sempat sekali ia pulang terlebih dahulu dan pria itu tampak memberitahu keberadaannya."Aku pulang."Masih ingat betul Rani dengan ucapan pria itu.Dulu mana pernah pria itu mengucapkan kata yang bersikap memberitahu dan menganggap keberadaan Rani.Ia lah yang harus bersemangat sendirian, menerima kedatangan dengan rasa hangat di hati dan melayani dengan rasa cinta.Rani menghela napasnya untuk kesekian kalinya.Jika memang benar satu helaan napas bisa mengurangi umur manusia tiga detik, mungkin umurnya sudah tak lama lagi.Pada hari ini, akan menjadi puncak dari semuanya.Ia pun menyuruh Mbok memasak dan memberi tahu bahwa ia akan pulang sebelum makan malam.I
Disinilah Saka berdiri.Ia menatap rumah? Rumah yang seperti istana itu tepat di depannya.Mau tidak mau, suka tidak suka.Ia sudah mempersiapkan segalanya.Ia memang harus menemui calon mantan mertuanya atau apapun itu nantinya, semua tergantung padanya.Ah, entahlah, yang jelas ia sudah siap bertemu pada hari ini.Ia sudah memikirkan cukup lama dan matang untuk hal yang akan ia perbuat setelah ini.Ia pun masuk, kali ini ia tidak membuat janji atau apapun itu dengan Dewangga.Karena, ia datang sebagai menantu, ya memang masih menantu untuk saat ini.Begitu ia masuk pun ia langsung di arahkan ke ruang kerja Dewangga,Pria tua itu sudah menanti kedatangan Saka sejak beberapa minggu yang lalu.Raysaka pun tunduk hormat saat melihat Dewangga berada di pandangannya.Ayah dari gadis manja itu pun memberikan kode untuk duduk kepadanya.Bahkan mere