Share

BAB 2

Author: Aerina Ay
last update Last Updated: 2021-06-05 00:19:45

Kyara sudah mulai bisa menguasai dirinya. Ia harus bisa membalaskan dendam gadis ini, bisa-bisanya ia adalah seorang CEO ternama bisa ditindas. Namun, kali ini tidak lagi, dia sudah berpindah jadi dia harus merubah segalannya. Jika, bukan karena adik dan kekasih bajingannya itu, dia tidak akan mati seperti ini.

Hal ini membuat Kyara rasa-rasanya ingin mencekik seseorang tanpa ia sadari ia mengeluarkan aura membunuh yang begitu kental. Jangan salah, selain seorang CEO dia juga seorang tentara bayaran, berterima kasihlah dengan almarhum kakek Kyara yang menerjunkannya di dunia gelap hingga banyak yang menakutinya sehingga ia tak mudah untuk digertak.

Sedangkan, pelayan itu sudah pingsan karena tidak kuat menahan aura itimidasi dengan niat membunuh yang begitu kental. Melihat pelayan telah pingsan, Kyara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena dia kelepasan dan tidak menyadari keberadaan pelayan itu.

“Pelayan!” panggil Kyara kepada seorang pelayan.

“Ada apa Nona?” tanya seorang pelayan muda seraya menunduk jejak ejekan tidak tersembunyi di balik suarannya.

‘Hanya pelayan rendahan dan dia berani berucap seperti itu! Untung aku masih lemah dan tidak ingin mengambil perkara berkara dengannya,’ ucap Kyara dalam hati. Ia menatap pelayan itu dingin.

“Angkat pelayan ini, dia pingsan!” pinta Kyara setelah beberapa saat bungkam.

“Kenapa tidak Nona saja yang mengangkatnya,” balas pelayan itu lancang sembari menatap Kyara tanpa rasa takut. Seketika nyalinya ciut melihat tatapan dingin Kyara yang seakan-akan sedang mengikutinya hidup.

“Kualivikasi apa yang Anda miliki, begitu lancang menentang perintah dari majikanmu. Dirmu hanyalah seorang pelayan rendahan apa yang patut Anda banggakan dari itu!” papar Kyara dingin menjelaskan status pelayan dengan dirinya yang seperti langit dan bumi, ia mulai mendekati pelayan itu selangkah demi selangkah.

Pelayan itu mengigil mendengar ucapan Kyara yang benar adanya. Dia pun kaget kenapa Kyara tiba-tiba berubah dengan cepat.

‘Dia hanya Nona muda yang terbuang tidak ada yang bisa menghukumku,’ batin pelayan itu sehingga ketakutan yang sempat menderah hilang tanpa jejak.

“Kamu hanya Nona yang terbuang, Tuan besar saja tidak mempedulikanmu, kenapa aku harus takut,” ucap pelayan itu berani. Namun, tanpa ia sadari ia melangkah mundur selangkah demi selangkah.

Sampai …!

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi pelayan itu sehingga membuatnya harus menoleh ke samping saking kerasnya tamparan yang Kyara layangkan.

“Kamu ... kamu ....” Pelayan itu tidak melanjutkan ucapannya dia memegangi pipinya yang merah akibat tamparan Kyara.

“Pelayan rendahan sepertimu tidak pantas untuk diberikan rasa simpati. Jadi, Anda ingin membereskan ini atau ....” Kyara menjeda ucapannya sembari menatap pelayan itu dengan niat membunuh.

Pelayan itu menatap kesal Kyara dengan amarah yang tak bisa dia lampiaskan akhirnya melakukan perintah Kyara. Setelah itu, Kyara meninggalkan tempat tersebut tanpa menatap keberadaan pelayan itu lagi.

Kyara mulai menelusuri rumah besar itu lebih tepatnya bisa disebut mension ketimbang rumah. Kyara memegang keningnya yang berdarah, ia hanya berdesir dingin. Luka itu ia dapatkan dari saudara tirinya. Oh tidak, mereka tidak ada hubungan darah dengannya, mereka hanya orang luar yang merebut kebahagian Kyara.

“Sepertinya aku harus mengobati luka dan lebam ini,” guman Kyara dan mulai melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Di tengah perjalanan Kyara menuju lantai dua, ia berpapasan dengan seorang gadis yang lebih mudah darinya. Seketika tatapan Kyara berubah dingin ia ingat dari ingatan pemilik sebelumnya gadis di depanya itu sering sekali menggertaknya.

“Ha? K-kamu masih hidup?” tanya gadis itu terbata seakan tidak percaya dengan penglihatannya.

Kyara tersenyum miring sebelum menjawab. “Apakah Adik perempuan mendoakan Nona sah rumah ini untuk segera menemui ajalnya? Ataukah ada sesuatu yang Adik perempuan lakukan?”

“Ka-kamu … kamu dasar menjijikkan, kamu tidak punya hak untuk menggertakku, dasar sampah busuk!” teriak gadis bernama Alexina Aprili Ambar.

Kyara memiringkan kepalanya seakan tidak mengerti dengan perkataan Alexina, jejak mengejek tercetak jelas di matanya. Alexina sempat terkejut dengan sikap yang ditunjukkan oleh Kyara. Biasanya gadis itu hanya akan menunduk dan tidak dapat melawanya. Namun, kali ini seakan permainan ada di gengaman gadis itu.

“Aku punya! Kamu tentu tahu statusku adalah Nona muda sah di kelurga Wijaya. Jadi, aku punya hak mengertakkmu, bahkan ....” Kyara mengantung ucapannya sembari menarik pelan rambut panjang Alexina. “Bahkan jika aku membunuhmu, itu sangat mudah,” lanjut Kyara dengan suara rendah. Namun, niat membunuh jelas di dalam nada suaranya.

“Kakak perempuan, a-aku hanya ingin mengetahui keadaanmu seperti apa,” lirih Alexina dengan berderai air mata seakan dia sedang diganggu.

Kyara sempat mengeryit, kerutan sedikit tercetak di wajahnya. Sebelum dia tersenyum mengejek.

‘Dasar lotus putih,’ cibir Kyara dalam hati, senyum mengejek mulai terbit di bibir pinknya.

“Ada apa ini,” sela sebuah suarah.

‘Kita tunggu drama apa lagi yang ingin dia lakukan.’ Kyara berucap dalam hati sembari menatap remeh Alexina.

Alexina makin berderai air mata. Namun, jika kalian teliti jejak mengejek tercetak di matanya yang pastinya ditujukan untuk Kyara.

“Xina, kamu kenapa, Sayang?” tanya seorang laki-laki paruh baya. Bram nama pria paruh baya itu yang memiliki wajah mirip dengan Kyara. Dia menghampiri putri tirinya yang sedang dianiayah.

“Ayah, Ky-kyara membentakku, padahal aku hanya bertanya bagaimana keadaanya,” jawab Alexina berderai air mata. Matanya memerah jejak keluhan jelas terpacar di raut wajahnya.

“Apa?! Anak sialan kenapa kamu membentak adikmu, ha?!” geram tuan Bram suarahnya naik satu oktaf.

Alexina menyeringai kemenangan, lamat-lamat dia melihat Kyara merasa bahwa Kyara akan takut dan menangis minta maaf padanya. Namun, tidak ada rasa takut di mata Kyara yang ada hanya tatapan dingin menusuk tulang, hingga tuan Bram sendiri heran melihat perubahan putrinya itu. Namun, ia buru-buru menetralkan ekspresinya.

“A-Ayah, Kak Ara tidak salah apa-apa jangan menghukumnya, Xina yang salah.” Alexina bertindak sebagai adik yang mulia.

“Kamu terlalu baik, Sayang. Anak sialan ini harus diberi pelajaran,” ujar tuan Bram seraya menatap tajam Kyara.

‘Orang tua macam apa ini? Gadis ini saja yang terluka tidak dia pikirkan, malang sekali nasibmu Kyara, tapi tenang saja aku akan membalas mereka untukmu.’ Kyara berucap dalam hati tidak habis pikir dengan sikap yang ditunjukkan oleh ayah Kyara. Dia menatap penuh benci ke arah ayahnya sebelum mengubah kembali ekspresinya.

“Aku ... aku tidak membentaknya,” jawab Kyara polos kelopak matanya t’lah digenangi air mata yang akan tumpah kapan saja. Jika, Alexina bisa berakting kenapa dia tidak berakting juga? Lebih baik menamparnya dengan permainan emosi daripada memakai kekerasan.

Tatapannya telah berubah dari dingin menjadi tatapan teraniayah. Hingga siapa saja yang melihatnya pasti akan langsung menculiknya. Karena, saking mengemaskannya sikap Kyara.

“Hm, kamu jangan bohong!” bentak tuan Bram.

“Kalau Ayah tidak percaya, Ayah bisa tanya sama Alexina sendiri,” papar Kyara dengan mata yang jernih dan berair tidak ada kebohongan di mata jernih itu.

Alexina yang namanya disebut gelagapan. Dia sampai melongo melihat perubahan sikap Kyara yang wajib diacungkan jempol. Jadi, siapa yang dianiayah di sini.

‘Dasar sialan. Sampah busuk,’ batin Alexina tidak suka.

“Kenapa kamu tanya aku? Jelas-jelas kamu yang membentakku,” jawab Alexina dengan suara naik satu oktaf karena tidak tahan menahan amarah dan rasa jijiknya hingga Bram ikut terlonjat kaget di sampingnya.

“E-eh maaf Ayah, aku tidak bermaksud, aku hanya ingin membentak jalang kecil ini,” sambar Alexina cepat merasa bersalah telah membentak ayahnya secara tidak sengaja. Dia sudah melupakan. Jika saat ini, dia berperan sebagai putri teraniayah. Sungguh, Kyara memang hebat memutar keadaan.

“Ayah, dengar ‘kan, Xina yang bentak Ara? Jadi, Ara enggak bentak Xina,” tutur Kyara dengan mata berkaca-kaca. Bram saja sudah tak tahan ingin mencubit pipi Kyara yang tembem.

“Ehem ...!” Bram berdehem untuk mentralkan suasan hatinya.

“Sudah, Ayah akan pergi dulu, kalian selesaikan urusan kalian,” ujar tuan Bram tenang tanpa menatap Kyara takut dia akan kelepasan. Setelah kepergian Bram, Alexina menatap nyalang Kyara yang hanya memasang ekspresi acuh tak acuhnya.

“Dasar jalang sialan akan aku adukan kamu sama Mama dan Kak Alexa,” geram Alexina sebelum berlalu.

Kyara hanya tersenyum miring dan berucap, “Aku tunggu, sekalian bawa keluarga tak bergunamu tidak takut,” ucap Kyara dingin dan kembali melangkah menuju kamarnya.

...

Kyara sudah berada di kamar dan luka-lukanya telah diperban oleh pelayan.

“Oh, dia beneran datang ya? Eum, menarik yosh kita hadapi mereka,” gumam Kyara bersorak senang.

Tak lama kemudian pintu kamar Kyara dibuka dengan kasar. Muncullah Alexa, Alexina dan juga seorang wanita paruh baya, mungkin dia ibunya.

Kyara hanya menatap mereka datar seakan kedatangan mereka adalah hal yang sangat menjijikkan.

“Ma, jalang kecil ini yang telah membuatku dimarahai oleh Ayah. " Alexina mengaduh kepada Dira dengan manja tak lupa tatapan menjijikkannya ia lontarkan kepada Kyara.

Wanita paruh bayah itu langsung maju dan mencengkram tengkuk Kyara tidak ada rasa takut sedikitpun di mata jernih Kyara, dia hanya menatap datar ibu tirinya.

Plak!

Kyara malah langsung menampar wajah ibu tirinya itu yang membuat Alexa dan Alexina membeku. Begitu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi kepada ibunya. 

“Ahkh! Beraninya ka—” Perkataan Dira terhenti karena disela oleh Kyara.

“Kenapa aku harus tidak berani dengan orang sepertimu. Anda di sini hanya Ibu tiri saya dan Anda tidak punya hak untuk menggertak, ingat itu baik-baik di otak kecil Anda!” tekan Kyara pada ibu tirinya. “Aku Putri sah di rumah ini dan kalian hanya penghancur kebahagiaanku, jadi berhentilah sok berani di depanku!” lanjut Kyara datar. Dia benar-benar muak dengan keluarga ini terutama ketiga manusia laknat di depannya itu.

“Ma-ma sebaiknya kita pergi dulu, pipimu memerah,” usul Alexa dengan suara terbata. Sebenarnya dia takut akan tatapan Kyara jadi hanya alibinya saja dia mengajak sang ibu ‘tuk pergi.

“Ck, ini belum seberapa tunggu saja pembalasanku, aku akan balas semua rasa sakit yang pernah kalian torehkan pada diri Kyara baik secara fisik maupun batin. Camkan itu.” Kyara berucap sinis menatap kepergian para tikus keparat itu.

Aerina Ay

Jan lupa tap bintang ya. Biar ceritanya bisa dikenal ma orang. ⭐ makasih😊

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reborn Change Destiny   BAB 42

    Setelah mendapatkan kejutan yang sangat membahagiakan Al tak henti - hentinya tersenyum walaupun hanya senyum tipis yang membuat semua karyawan meleleh karenanya. "Feb, jam berapa saya akan bertemu dengan dia?" tanya Al dengan menekan kata dia pada ucapannya. "Saat jam makan siang," jawab Febian sekertaris sekaligus tangan kanan Al. "Baiklah, kau sudah menemukan bukti-bukti yang akan menyudutkannya?" tanya Al lagi dengan seringaian yang tersunging di bibir tipisnya. "Sudah, saya pastikan dia tidak bisa berkutik," tutur Febian ikut tersenyum. 'Tunggu dan lihat saja, ini sangat menyenangkan.' *** Di sebuah kamar nan mewah terlihat seorang wanita yang sedang memerah menatap layar monitor komputer. Entah apa yang dia lihat sehingga menimbulkan fantasi aneh di sekitarnya. "Ah, ya ampun Al kau membuatku bergairah," ujar wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Tessa saudari kandung dari Kyara. Tessa menatap layar monitor komputer yang menampakkan tubuh atletis Al yang dibalut ja

  • Reborn Change Destiny   BAB 41

    Al mengeram frustasi akibat apa yang dia alami. Lama berdiam diri mengontrol emosinya benda pipih di sampinya yang tadi sempat ia lempar kini berdering. Langsung saja Al mengambil benda pipih persegi empat itu untuk mejawab telepon yang masuk. "Iya, apa kau sudah mendapatkan kabarnya?" tanya Al to the point. "Ck, kenapa kerja kalian tidak ada yang becus." Setelah mengatakan hal itu Al mematikan telephone sepihak. Mengacak rambutnya frustasi karena tidak bisa mendapatkan kabar tentang sang istri. Sementara itu, ada tatapan khawatir yang menatapnya dari kejauhan. Jam sudah menunjukkan 11 : 57 dan Al belum beranjak dari sofa itu. Seketika lampu padam tidak ada penerangan di ruangan itu. Al mencoba mencari ponselnya sebagai penerangan. Belum lagi Al mengambil ponselnya di depan sana sudah ada cahaya temaran dari arah dapur. Di tengah ruangan lilin kecil menyala satu persatu hingga membentuk kata 'Happy Berstday Al' melihat hal itu Al baru paham belum lagi Al sempat tertegun. Semua lampu

  • Reborn Change Destiny   BAB 40

    Arkg! “Kenapa bisa begini!” Seorang pria tampan menggeram frustasi di ruangannya. Pria itu mengamuk karena semua penginvestasi menolak bekerjasama dengan perusahaannya lagi. Jadi, perusahaannya berada dalam masa yang sulit. Tok! Tok! Tok! “Masuk!” seru Daniel. Ya, pria itu adalah Daniel mantan kekasih dari Kyara di masa lalu. Sepertinya Al dan Kyara telah bergerak—Daniel akan mendapatkan hukuman berat karena telah mengkhianati Kyara di masa lalu. Masuklah seorang wanita yang merupakan sekertaris Daniel, seperinya dia ingin melaporkan sesuatu kepada atasannya. “Maaf Pak,” ujar sekertaris Daniel dengan hati-hati karena ia tahu suasana hati bosnya tidak dalam kondisi yang baik. “Iya, ada apa Bella?” tanya Daniel to the point. “Begini Pak, perusahaan TU Company menerima bekerjasama dengan Anda dengan syarat Anda mau bertemu dengan pemimpin dari TU Company,” jelas wanita itu yang bername tag Bella. Bagaikan d

  • Reborn Change Destiny   BAB 39

    “Alfiano Arga Dinata, CEO INC Group. Pria muda berumur 28 tahun ini sukses membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan.” Tessa membaca profil Al. Ia sudah jatuh cinta pada pria itu pada saat bertemu di mall kemarin.‘Oh, beruntung sekali aku jika bisa bersading dengannya masih muda, tampan dan yang lebih penting sukses. Al tidak ada tandingannya. Apa lagi ANS Grub dalam masa yang sulit saat ini tiba-tiba saham turun drastis walaupun itu perusahaan Kakakku yang bodoh, tapi masa bodohlah aku tidak ingin ambil pusing yang terpenting aku harus bisa menarik perhatian Al,’ pikir Tessa berfantasi sendiri mengenai Al. Pikirannya telah kacau akibat fantasi liar yang ia ciptakan sendiri. Tidak mengetahui bahwa Al sendiri tak terlalu menempatkan dirinya di pandangan Al.Tessa yang sedang berfantasi tentang Al. Sosok tampan itu sekarang malah memandang sosok jelita di sampingnya.Menurut Al, Kyara adalah anugrah terin

  • Reborn Change Destiny   BAB 38

    “Ada apa ini?” Terdengar sebuah suara bas nan seksi menghentikan pembicaraan mereka.Tessa tertegun menatap sosok tampan di depannya itu.‘Omg! Tampannya, Daniel saja akan kalah dengan ketampanan pria ini. Astaga! Dia ... dia adalah Alviano Arga Dinata dari INC Group. Ternyata aslinya sangatlah tampan,’ ujar Tessa membatin. Netranya menatap Al dengan sangat intens seakan jika ia berkedip, maka Al akan hilang dari pandangannya.“Dady!” teriak Angel yang langsung membuyarkan fantasi Tessa tentang Al. Angel langsung saja memeluk sang dady di hadapan semua orang.Orang-orang yang melihat kedatangan salah satu pengusaha sukses itu lantas memotretnya. Blis camera mengenai sosok mereka tanpa jedah. Tempat itu, semakin ramai sejak kedatangan Al.Al langsung saja mengkode Febian agar membubarkan massa tersebut yang mulai menatap mereka penuh minat.Sedangkan Tessa dibuat terkejut, karena

  • Reborn Change Destiny   BAB 37

    Bias cahaya matahari tampak malu-malu memasuki kuseng-kuseng jendela sebuah kamar. Di sana dua insan masih terlelap dalam tidurnya. Jam pada dinding kamar sudah menunjukkan pukul setegah tujuh. Namun, masih belum ada tanda-tanda dari kedua insan itu untuk bangun. “Engh ...!” Lenguhan kecil keluar dari bibir sang wanita. Perlahan, tapi pasti matanya mulai mengerjap ‘tuk menyesuaikan cahaya yang masuk di netranya. Pupil mata yang berwarna coklat terang itu menyapa dunia, bulu matanya yang lentik tampak bergerak-gerak tak kala anila menerpanya. Wanita itu bernama Kyara Angela Wijaya—pandangannya menyapu area kamar. Sampai tatapannya jatuh pada seorang pria tampan berkulit putih dan memiliki rambut hitam legam yang sehalus sutra. Kyara menyelusuri wajah suaminya yang tanpah celah itu. Suami? Ya, mereka telah menikah lima tahun lalu. Di mana sebuah insiden berdarah terjadi yang membuat hari bahagia itu menjadi hari yang penuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status